Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK

PENYAKIT KRONIS

Di susun oleh :

Nama : Ferawati Umagami


Kelas : pagi (Ambon)
Semestr : VI (enam)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES MALUKU HUSADA
AMBON 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan komunitas pada kelompok penyakit kronis”. Penyusunan
makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
komunitas.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus adalah  kelainan metabolik yang ditandai dengan 


intoleren glukosa. Penyakit ini dapat dikelola  dengan menyesuaikan
perencanaan makanan , kegiatan jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan
konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan perlunya diadakan
pendekatan  individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan Pentalogi
Terapi DM meliputi :

1. Terapi Primer, yang terdiri dari : Penyuluhan Kesehatan, Diet Diabetes,


Latihan Fisik.
2. Terapi Sekunder, yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi

Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa darah


dan bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat bila tidak dikelola dengan
baik (Soegondo,1999). Komplikasi dapat timbul  oleh karena ketidak patuhan
pasien  dalam menjalankan  program terapi  sebagai berikut : pengaturan diet,
olah raga dan penggunaan obat-obatan (Putra,1995). Berbagai penelitian telah
menunjukan ketidak patuhan pasien DM  terhadap perawatan diri
sendiri( Efendi Z,1991).

Disamping peningkatan prevalensi DM,   penderita memerlukan


perawatan yang komplek  dan perawatan yang lama. Kepatuhan  berobat
merupakan harapan dari setiap penderita DM. Berarti setiap penderita DM
sanggup melaksanakan instruksi–instruksi ataupun anjuran  dokternya agar
penyakit DM nya dapat dikontrol dengan baik(Haznam,1986). Pada
umumnya  penderita DM patuh berobat kepada dokter selama ia masih
1
menderita gejala / yang subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-
hari.  Begitu ia bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka kepatuhannya
untuk berobat berkurang.

Ketidakpatuhan    ini sebagai masalah medis yang sangat berat, Taylor 


[ 1991]. La Greca & Stone  [ 1985] menyatakan bahwa mentaati rekomendasi
pengobatan yang dianjurkan dokter merupakan masalah yang sangat penting .
Tingkat ketidakpatuhan terbukti cukup tinggi  dalam populasi medis yang
kronis.

Walaupun  pasien DM telah mendapatkan pengobatan , masih banyak pasien 


tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain: pengetahuan yang relatif  minim tentang penyakit DM, tidak
menjalankan diet dengan baik dan tidak melakukan latihan fisik secara teratur
(Tjokroprawiro,A.,1991).

Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM  diperlukan


suatu proses yang berkesinambungan  dan sesuai dengan prinsip-prinsip
penatalaksanaan DM. Prinsip tersebut meliputi :

1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.


2. Pemberian informasi secara bertahap.
3. Mulai dengan hal sederhana
4. Penggunaan  alat bantu pandang (audio visual ).
5. Lakukan pendekatan dan stimulasi

Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J : 


jenis, jadwal dan jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM.  Disamping
itu materi penyuluhan difokuskan pada aktifitas fisik secara teratur dan
penggunaan obat anti  diabetik secara realistis. Ketiga hal ini merupakan
kunci pokok   keberhasilan program terapi DM.

2
Dari uraian diatas , maka perlu diadapak penelitian guna mengetahui faktor-
faktor  yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalankan
program terapi, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
perawat khususnya dalam menberikan asuhan keperawatan pada pasien DM.

1.1Tujuan
1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas pada
pasien DM
3. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
4. Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap kepatuhan pasien
DM dalam menjalankan program terapi.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1Pengertian

Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebanyakan


herediter dengan tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut maupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya
insulin efektif maupun insulin absolut dalam tubuh. Gangguan primer terletak
pada metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai juga gangguan
metabolisme protein dan lemak.

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang


ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

3
(Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

2.2Klasifikasi
1. Diabetes tipe 1
- kerusakan sel β mengarah kepada defisiensi insulin absolut
A. Imun
B. Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (80%)
- defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi (tidak tergantung
insulinNIIDM)
3. DM kehamilan (Gestational DM)

2.3Etiologi

DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat


menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya
memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap
sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :

a) Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
b) Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.

4
c) Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas
yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan
mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
d) Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan
jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat
pada membran sel yang responsir terhadap insulin.
e)
2.4Patofisiologi

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah


satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang


mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200
mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai
dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.

Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat


mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal
normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan
timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat  menyerap
kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik
yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan
pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat
glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami

5
keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung
terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi
sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya
penggunaan karbohidrat untuk energi.

Hiperglikemia yang lama  akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan


membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangren.

2.5Tanda dan gejala

Gejala yang sering muncul pada DM, yaitu :

a) Poliuria (banyak dan sering kencing)


b) Polipagia (banyak makan)
c) Polidipsi (banyak minum)

kemudian diringi dengan keluhan-keluhan :

a) Kelemahan tubuh, lesu, tidak bertenaga.


b) Berat badan menurun
c) Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut
saraf
d) Kelainan kulit, gatal-gatal, bisul-bisul
e) Infeksi saluran kencing
f) Kelainan ginjal kalogi: keputihan
g) Infeksi yang sukar sembuh

Pada pemeriksaan laboratorium:

a) Kadar gula darah meningkat

6
b) Peningkatan plasma proinsulin dan plasma C polipeptida
c) Glukosuria
2.6Test diagnosa
a) Test Glukosa darah
b) Gula dalam urine
c) Glukosa toleran test
d) Plasma proinsulin
2.7Pengobatan
a) Diit rendah kalori
b) Exercise untuk meningkatkan jumlah dan fungsi reseptor site
c) Insulin diberikan bila dengan oral tidak efektif
d)
e) Khusus untuk ganggren :
- Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi
luas di OK
- Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1KASUS
Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun terdapat penduduk yang
menderita diabetes melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu
sebanyak 180 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120 orang. Dari jumlah
penduduk yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 150 orang (50
%) usia dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 90 orang, serta 20% ibu hamil
sebanyak 60 orang. Dari data tersebut diketahui Diabetes Melitus dengan
tipe IDDM 25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35% sebanyak 105 orang, dan
DM dengan gangren 30% sebanyak 90 orang, serta DM gestasional

8
sebanyak 30 orang (10 %). Dari penduduk yang menderita DM sangat
sedikit sekali penderita DM yang rutin memeriksakan kadar gula darahnya.
Asuhan keperawatan ini menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi : pengkajian status kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa
keperawatan, dan perencanaan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan
melibatkan kader kesehatan, tokoh masyarakat dan pimpinan wilayah
tersebut.

3.2PENGKAJIAN

Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi :


data inti dan data sub sistem.

3.2.1 Data Inti komunitas meliputi ;


1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
 Lokasi        :

 Propinsi : Jawa Timur


 Kabupaten/ kotamadya : Pacitan
 Kecamatan : Sumber Asri
 Kelurahan : Margorukun
 Rw : 05
 Rt  : 03
 Luas wilayah : 5.220 m2
 Batas wilayah/wilayah

 Utara  : Jalan raya melati


 Selatan : RT 06 /RW 04
 Barat : RT 07
 Timur : RT 18/ RW 03

9
 Keadaan tanah menurut pemanfaatannya

 Pemukiman : 4550 m2
1. Data demografi
1)      Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
2)      Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
3)      Jumlah penderita asma : 20 orang
4)      Jumlah penderita DM : 300 orang
 Berdasarkan kelompok penderita DM
 Anak-anak :-
 Remaja :-
 Dewasa : 150 orang (50 %)
 Lansia : 90 orang (30 %)
 Ibu hamil : 60 orang (20%)
 Berdasarkan agama
 Islam                           : 20 orang (80%)
 Kristen                         : 30 orang (10%)
 Hindu                           : 15 orang (5%)
 Budha                          : 15 orang (5%)
 Konghucu                    :-
 Katolik                         :-
 Berdasarakan suku bangsa
 Jawa : 210 orang (70%)
 Madura : 75 orang (25%)
 Sunda : 9 orang (3%)
 WNI keturunan : 6 orang (2%)

10
 Jumlah penderita DM gangrene : 90 orang
 Status perkawinan
 Kawin : 195 orang (65%)
 Tidak kawin : 60 orang (20%)
 Duda : 30 orang (10%)
 Janda : 15 orang (5%)

3.2.2 Data sub sistem


1. Data lingkungan fisik
a. Sumber air dan air minum
 Penyediaan Air bersih
 PAM : 180 orang (60%)
 Sumur : 120 orang (40%)
 Sungai :-

 Penyediaan air minum

 PAM : 150 orang (50%)


 Sumur : 90 orang (30%)
 Sungai :-
 Lain-lain/air mineral : 60 orang (20%)
 Pengolahan air minum
 Masak : 300 orang (100%)

11
 Tidak dimasak :-
 Pengelolaan air minum
 Selalu dimasak : 300 orang (100%)
 Air mentah :-

b. Saluran pembuangan air/sampah


 Kebiasaan membuang sampah
 Diangkut petugas : 30%
 Dibuang sembarangan : 70%
 Pembuangan air limbah
 Got/parit : 100%
 Sungai :-
 Keadaan pembuangan air limbah
 Baik/lancar : 25%
 Kotor : 75%

c. Jamban
 Kepemilikan jamban
 Memiliki jamban : 80%
 Tidak memiliki jamban : 20%
 Macam jamban yang dimiliki
 Septitank : 75%
 Disungai : 25%
 Keadaan jamban
 Bersih : 45%
 Kotor : 55%

d. Keadaan rumah
 Tipe rumah

12
 Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
 Tipe B/semipermanen :  75 orang (25%)
 tipe C/tidak permanen :  15 orang (5%)
 Status rumah
 Milik rumah sendiri           : 180 orang (60%)
 Kontrak                             : 120 orang (40%)

 Lantai rumah

 Tanah                                : 30 orang (10%)


 Papan                                : 90 orang (30%)
 Tegel/keramik                   : 180 orang (60%)
 Ventilasi

 Ada                                   : 240 orang


(80%)
 Tidak ada                          : 60 orang
(20%)
 Luas kamar tidur

 Memenuhi syarat               : 180


orang (60%)
 Tidak memenuhi syarat     : 120
orang (40%)
 Penerangan rumah oleh matahari
 Baik                                   : 120 orang (40%)
 Cukup                               : 150 orang (50%)
 Kurang                              :  30 orang (10%)

e)      Halaman rumah

13
 Kepemilikan pekarangan
 Memiliki                            : 240 orang (80%)
 Tidak memiliki                  : 60 orang (20%)
 Pemanfaatan pekarangan
 Ya                               : 270 orang (90%)
 Tidak                           : 30 orang (10%)

2. Fasilitas umum dan kesehatan


a) Fasilitas umum
1 Sarana kegiatan kelompok
 Karang taruna                  : 1 kelompok
 Pengajian                         : 2  kelompok
 Ceramah agama               : 1  kelompok
 PKK                                : 1 kali per bulan
2 Tempat perkumpulan umum
 Balai desa : ada (1 buah)
 Dukuh : ada (1 buah)
 RW : ada (1 buah)
 RT : ada (1 buah)
 Masjid/Mushola : ada (2 buah)
b) Fasilitas kesehatan
1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
 Puskesmas : 150 orang (50%)
 Rumah sakit : 50 orang (16,6%)
 Para dokter swasta : 25 orang (8,3%)
 Praktek kesehatan lain : 75 orang (25%)
2. Kebiasaan check up kesehatan

14
 Rutin tiap bulan : 90 orang (30%)
 Jarang : 210 orang (70%)
3. Ekonomi
a. Karekteristik pekerjaan
 PNS/ABRI : 60 orang  (20%)
 Pegawai swasta : 60 orang  (20%)
 Wiraswasta : 30 orang  (10%)
 Buruh tani/pabrik :150 orang (50%)
b. Penghasilan rata-rata perbulan
 <dari UMR : 150 orang (50%)
 UMR  – 1.000.000,00 : 90 orang (30%)
 >dari UMR : 60 orang (20%)
c. Pengeluaran rata-rata perbulan
 <dari UMR : 165 orang (55%)
 UMR  – 1.000.000,00 : 105 orang (35%)
 >dari UMR : 30 orang (10%)

d. Kepemilikan usaha
 Toko : 30 orang (10%)
 Warung makanan : 15 orang (5%)
 UKM : 9 orang (3%)
 Tidak punya : 246 orang (82%)

4. Keamanan dan transportasi


a. Keamanan
1. Diet makan
 Kebiasaan makan makanan manis : 70%   ( 210 org )
 Kebiasaan makan makanan berlemak: 20%   (   60 org )
15
 Lain-lain :10%   (   30 org )
2. Kepatuhan terhadap diet
 Patuh : 25% ( 75 org )
 Kadang-kadang : 30% ( 90 org )
 Tidak patuh : 45% (135 org )
3. Kebiasaan berolah raga
 Sering : 15% (45 org )
 Kadang-kadang : 40% (120 org )
 Tidak pernah : 45% (135 org )
4. Kebiasaan sehari-hari
 Memakai alas kaki
 Setiap saat : 60% ( 180 org )
 Saat di luar rumah : 30% ( 90 org)
 Jarang memakai : 10% ( 30 org )
5. Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
 Sering : 10% ( 30 org )
 Kadang-kadang : 15% ( 40 org )
 Tidak pernah : 75% ( 225 org )
b. Transportasi
1) Fasilitas transportasi : Jalan raya, angkutan umum,
ambulan
2) Alat transportasi yang dimiliki
 Sepeda : 90 orang (30%)
 Motor : 120 orang (40%)
 Mobil : 6 orang (2%)
 Lain-lain/ becak : 84 orang (28%)

16
3) Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
 Angkutan umum : 165 orang (55%)
 Kendaraan pribadi : 135 orang (45%)

5. Politik dan pemerintahan


a) Struktur organisasi : ada
 Terdapat kepala desa dan perangkatnya
 Ada organisasi karang taruna
b) Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti,
posyandu)
c) Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan : ada yaitu
puskesmas
d) Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM : belum ada
e) Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan : belum ada
6. Sistem komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada
 Radio :  225 orang (75 %)
 TV : 165 orang (55 %)
 Telepon/handphone : 120 orang (40 %)
 Majalah/Koran : 135 orang (45%)
b. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
 Poster  tentang diit DM : ada
 Pamflet tentang penanganan DM : ada
 Leaflet tentang penanganan DM : ada
c. Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
 Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas
kesehatan dari Puskesmas             : ada tapi jarang
7. Pendidikan

17
Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal

 SD                                           : 135 orang (45%)


 SLTP                                       : 90 orang (30%)
 SLTA                                      : 60 orang (20%)
 Perguruan tinggi                      : 15 orang (5%)

8. Rekreasi

 Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun – alun.
 Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader
kesehatan RT 05  RW 03 Kelurahan Margo Rukun.
3.3 Analisa Data
No
Pengelompokan Data Etiologi Masalah

Ds  :
1. Dari hasil wawancara di Pengetahuan Ketidakpatuhan
dapat tingkat pendidikan yang kurang terhadap diet Di RT 3
ada 50% warga yang RW 5 kelurahan Margo
tidak patuh menjalankan Rukun
diet
Do  :
- data menyebutkan
bahwa tingkat pendidikan
SD sebanyak 135 orang
(45%)
- penyuluhan kader dari
masyarakat dan petugas
kesehatan dari puskesmas
jarang ada
- kebiasaan masyarakat
makan makanan yang
manis sebanyak 210
orang (70%)
Ds:
2 Dari hasil wawancara Faktor Ketidakpatuhan
didapat ketidak patuhan penghasilan masyarakat/penderita

18
masyarakat untuk
melaksanakan check up yang rendah DM melaksanakan
kesehatan sebanyak 219 check up kesehatan  Di
orang (70%) RT 3 RW 5 kelurahan
Do: Margo Rukun
- sebanyak 210 orang
jarang check up/bulan
- lulusan SD sebanyak
135 orang
- lulusan SLTP sebanyak
90 orang
- penghasilan < UMR
sebanyak 150 orang
- penghasilan UMR-
1.000.000 sebanyak 90
orang
- penghasilan > UMR 60
orang

Ds:
3 Dari hasil wawancara Kurangnya Resiko peningkatan
didapat jumlah penderita pengetahuan penderita ganggren Di
DM 300 orang penderita DM RT 3 RW 5 kelurahan
tentang Margo Rukun
Do: pencegahan
-jumlah penderita DM terjadinya luka
dengan ganggren ganggren
sebanyak 30%  (90 orang)
- distribusi penderita DM
berdasarkan tingkat
pendidikan formal
SD                     :45%
(135 orang)
SLTP                 :30% (90
orang)
SLTA                :20% (60
orang)
Perguruan tinggi:5%(15
orang)
-sebanyak 210 orang
(70%) penderita DM tidak

19
check up secara rutin
- kebiasaan sehari hari
penderita DM yang setiap
saat memakai alas kaki
sebanyak 45 orang
(15%),saat dilauar rumah
75 orang (25%) dan
jarang memakai 180
orang (60%)

3.4 PRIORITAS MASALAH

Diagnosa Pentingnya Perubahan Penelesaian score


keperawatan penyelesaian positif untuk untuk
masalah penyelesaian peningkata
1 : rendah di n kwalitas
2 : sedang komunitas hidup
3 : tinggi 0 : tidak ada 0 : tidak
1 : rendah ada
2 : sedang 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang
3 : tinggi
Ketidakpatuhan
terhadap diit di RT 5
RW 3 kelurahan
Margo Rukun 3 3 3 9
berhubungan dengan 
Pengetahuan yang
kurang
Ketidakpatuhan
masyarakat/penderita
DM melaksanakan
check up kesehatan di
RT 5 RW 3 kelurahan 3 2 1 6
Margo Rukun
berhubungan dengan 
faktor penghasilan
yang rendah
Resiko peningkatan
penderita ganggren di 3 2 2 7

20
RT 5 RW 3 kelurahan
Margo Rukun
berhubungan dengan 
Kurangnya
pengetahuan penderita
DM tenytang
pencegahan terjadinya
luka ganggren

3.5 PERENCANAAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Sasaran Metode


keperawatan

1)      o Tujua1. Bina 1. Kade1. KIE


Ketidakpatuhan n jangka hubungan r kesehatan1. Cera
terhadap diet di pendek: saling percaya masyarakat mah, tanya
RT 5 RW 3 dengan dan jawab,
kelurahan Margo Setelah masyarakat masyarakat diskusi,
Rukun dilakukan 1. Lakuka yang demonstrasi.
berhubungan asuhan n pendidikan menderita
dengan  keperawata kesehatan DM
Pengetahuan n selama 1 tentang diit 1. Sem
yang kurang minggu untuk ua
ditandai dengan : diharapkan penderita DM penderita
o data penderita DM di RT
menyebutkan DM patuh Berikan 5 RW 3
bahwa tingkat tyerhadap penyuluhan kelurahan
pendidikan SD pengobatan tentang margoruku
sebanyak 135 terhadap pentingnya n
orang (45%) diit kepatuhan
o penyuluha pengobatan Semua
n kader dari o Tujua terhadap diit penderita
masyarakat dan n jangka bagi penderita DM di RT
petugas panjang: DM 5 RW 3
kesehatan dari kelurahan
Puskesmas -          margoruku
jarang ada Masyarakat n
mengetahui
tentang diit
untuk
21
kebiasaan penderita
masyarakat DM
makan makanan
yang manis -         
sebanyak 210 Masyarakat
orang (70%) mengetahui
tentang
pentingnya
kepatuahan
pengobatan

2)      Resiko Setelah 1. Berikan1. Selur1. KIE,


peningkatan dilakukan health uh demonstrasi,
penderita asuhan education penderita dan
ganggren di RT 5 keperawata pada penderita DM di RT5 demonstrasi
RW 3 kelurahan n dalam DM tentang RW 3 1. Cera
Margo Rukun waktu 1 cara Kelurahan mah, tanya
berhubungan minggu pencegahan Margo jawab,
dengan tidak terjaditerjadinya Rukun diskusi
Kurangnya peningkatan luka gangren,1. Selur1. Tinda
pengetahuan penderita dan penyebab uh kan
penderita DM DM dengan terjadinya penderita langsung
tenytang ganggren luka gangrene DM dan 1. Cera
pencegahan o Tujua2. Ajarkan keluarga di mah, tanya
terjadinya luka n jangka kepada RT5 RW 3 jawab,
ganggren di pendek : penderita DM diskusi
tandai dengan: maupun
o jumlah - Penderita keluarganya Laptop,
penderita DM DM tentang LCD,
dengan ganggren mengetahui perawatan materi,
sebanyak 30%  cara luka gangrene screen, dan
(90 orang) pencegahan1. Berikan leaflet
o distribusi terjadinya penyuluhan
penderita DM luka tentang
berdasarkan ganggren pentingnya
tingkat check up gula
pendidikan - Penderita darah bagi
formal DM penderita DM
mengerti 1. Lakuka
 SD         : cara n Check up
45% (135 perawatan gula darah
orang) luka gratis pada

22
penderita DM
 SLTP          ganggren
        :30%
(90 orang) - Penderita
 SLTA          DM
       :20% mengetahui
(60 orang) penyebab
 Perguruan terjadinya
tinggi:5%( luka
15 orang) ganggren

o sebanyak o Tujua
210 orang (70%) n jangka
penderita DM panjang:
tidak check up
secara rutin Setelah
dilakukan
kebiasaan sehari asuhan
hari penderita keperawata
DM yang setiap n selama 1
saat memakai minggu
alas kaki diharapkan
sebanyak 45 semua
orang (15%),saat masyarakat
dilauar rumah 75 penderita
orang (25%) dan DM dapat
jarang memakai patuh dalam
180 orang (60%) melaksanak
an check up
gula darah

2. Berikan2. Kelu
3)      - penyuluhan rahan Laptop,
Ketidakpatuhan Masyarakat tentang faktor Margo LCD,
masyarakat/pend penderita resiko tentang Rukun materi,
erita DM DM ketidakpatuha1. Selur screen, dan
melaksanakan mengetahui n penderita uh leafle
check up tentang DM tentang penderita
kesehatan  di RT resiko check up gula DM di RT
5 RW 3 ketidakpetu darah 5 RW 3
kelurahan Margo han untuk kelurahan
Rukun melaksanak margo
23
Rukun
berhubungan an check up 1. Selur
dengan  faktor gula darah uh
penghasilan yang penderita
rendah ditandai DM di RT
dengan: 5 RW 3
kelurahan
o sebanyak margo
210 orang jarang Rukun
check up/bulan
o lulusan SD
sebanyak 135
orang
o lulusan
SLTP sebanyak
90 orang
o penghasila
n < UMR
sebanyak 150
orang
o penghasila
n UMR-
1.000.000
sebanyak 90
orang
o penghasila
n > UMR 60
orang

24
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I
Made Kariasa. (1999).  Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih
bahasa YasminAsih. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta : EGC.

25
26

Anda mungkin juga menyukai