TA. 2022/2023
LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang terjadi baik saat
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Peningkatan glukosa darah yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh
darah, mata, ginjal dan saraf (WHO, 2016). Banyak orang yang masih
menganggap penyakit ini merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang
hanya timbul karena faktor keturunan. Banyak orang yang tidak menyadari
dirinya mengidap penyakit ini (Shanty, 2011: 23).
Di dunia sekitar 425 juta orang atau 8,8% dewasa berusia 20-79 tahun
diperkirakan menderita diabetes. Sekitar 79% tinggal di negara berpenghasilan
rendah dan menengah. Jumlah penderita meningkat menjadi 451 juta jika
umurnya bertambah hingga 18-99 tahun. Diperkirakan pada tahun 2045, akan
meningkat menjadi 693 juta orang pada usia 18-99 tahun atau 629 juta orang
pada usia 20-79 tahun (IDF, 2017).
Indonesia menempati peringkat ke tujuh tertinggi bersama dengan
China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko dengan jumlah
penderita diperkirakan sebesar 10 juta (IDF Atlas, 2015)
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus
merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin
dan kehilangan toleransi terhadap glukosa (Rab, 2008).
2. Etiologi
Secara garis besar ada 2 tipe Diabetes melitus , yaitu Diabetes tipe I dan
Diabetes tipe II. (Brunner & Suddarth, 2001)
1) Diabetes tipe I
a. Faktor genetik. Penderita Diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I
itu sendiri : tetapi, mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan
genetik ke arah terjadi nya ini diabetes tipe I.
b. Faktor imunologi. Pada Diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu
respon otoimun
c. Faktor-faktor lingkungan.
2) Diabetes tipe 2
a) Usia, Risiko dari diabetes tipe 2 meningkat seiring Anda
bertambah umur, khususnya setelah umur 45 tahun.
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen
diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif
d) Hipertensi
e) Faktor genetic
3. Manifestasi klinis
Menurut Riyadi ,S. dan Sukarmin, (2011) manifestasi klinis dijumpai
pada pasien Diabetes Melitus yaitu :
a) Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )
b) Polidipsi ( peningkatan rasa haus ) akibat volume urin yang sangat
besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.
c) Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada
pasien diabetes lama,katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan
sebagian sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
d) Polifagia ( peningkatan rasa lapar )
e) Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
Pemebentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
mucus,gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada
penderita diabetesn kronik.
f) Kelainan kulit : gatal - gatal, bisul
Kelainan kulit berupa gatal - gatal, biasanya terjadi didaerah ginjal.
Lipatan kulit seperti diketiak dan dibawah payudara. Biasanya akibat
tumbuh jamur.
4. Patofisiologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan Insulin
karena sel sel beta pankreas telah dihancurkan oleh prosesautoimun.
Hiperglikemia terjadi akibat produksi glukosa yang tidak oleh hati.
Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak simpan dalam hati
meskipun tetap berada dalam adarah dan menimbulkan hiperglikemia
postprandial (sesudah makan). Ketika glukosa berlebihan disekresikan ke
dalam urin,ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadaan ini disebut deuresis osmotik. Sebagai akibat dari
kehilangan cairan ,pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih
(poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khususnya pada
permukaan sel. Sebagai akibat dari terikat insulin dengan reseptor tersebut,
terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel.
Resistensi pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intersel ini.
Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
Pengambilan glukosa oleh jaringan.Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin
yang merupakan ciri - ciri khas diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin
yang adekuat untuk pemecahan lemak dan produksi badan keton yang
menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes
tipe II. Meskipun demikian,diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat
menimbulkan masalah akut lainnya yang dianamakan sindrom hiperglikemik
hiperosmoler nonketik ( HHNK). Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat (selama bertahun - tahun ) dan progresif,maka awitan
diabetes (Corwin Elizabeth J, 2011 ).
5. Patoflowdiagram (woc)
6. Klasifikasi
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association's Expert
Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus,
menjabarkan 4 kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009)
7. Penatalaksanaan
i. Edukasi, Edukasi tersebut meliputi pemahaman tentang :
a. Definisi penyakit DM.
b. Makan dan perlunya pengendalian serta pemantauan DM.
c. Hal – hal yang menjadi penyakit DM.
d. Hipoglikemia
e. Masalah khusus yang dihadapi
f. Perawatan kaki pada diabetes
g. Cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan ( Atun M, 2010)
ii. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
Nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut
Ini :
a. Memberikan semua unsur makanan esensial ( misalnya : vitamin,
Mineral )
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah flutuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-
cara yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
iii. Latihan jasmani
Kegiatan fisik harian dan kegiatan jasmani ( 3 – 4 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit ), bagus untuk dilakukan. Kegiatan fisik seperti
jalan, bersepeda santai, joging, berenang dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, sehingga memperbaiki
kendali glukosa darah.
iv. Pengobatan Medis
a. Terapi obat hipoglikemik oral (OHO)
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin
c. Penambah alfa glukosidase / acarbos
d. Golongan incretin
e. Terapi Insulin
8. Pemeriksaan Penunjang
a) pemeriksaan darah
1. Pemeriksaan kadar gula darahGula darah puasa disimpulkan
terganggu jika hasil pemeriksaan menunjuk pada kisaran angka ≥110
hingga ≤126 mg/dl. Jika hasil gula darah mencapai angka ≥140
sampai <200 mg/dl pada 2 jam postprandial, dikatakan sebagai
toleransi glukosa terganggu. Pasien dipastikan mengidap DM
seandainya kadar gula darah 2 jam post prandial bernilai ≥200 mg/dl.
(Arisman, 2010).
2. Pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida
3. Pemeriksaan kadar kalsium berguna untuk mengetahui derajat
katabolisme protein.
4. Hasil pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin serum
yang tidak normal menyiratkan nefropati yang membahayakan.
5. Pemeriksaan HbA1C
6. Diabetes gestasional (ibu hamil).
Setelah diberikan glukosa oral 100 g, diabetes getasional dapat
didiagnosi apabila dua nilai glukosa plasma sama atau lebih dari:
puasa:105 mg/dl, satu jam:190 mg/dl, Dua jam:165 mg/dl, Tiga
jam:145 mg/dl. (Baradero, 2009)
b) Pemeriksaan urin
1. Glukosa akan merembes ke dalam urin jika kadar gula darah telah
mencapai ambangnya, pada kisaran angka 150-180 mg/dl.
Pemeriksaan urin dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan
dilaporkan dengan “sistem plus”: 1+ hingga 4+.
2. Keton terutama harus diperiksa selama infeksi, stres emosional, atau
jika terjadi peningkatan kadar gula darah yang sangat tinggi.
3. Protein urin juga harus diperiksa, terutama jika gejala komplikasi
ginjal (nefropati) mulai tampak.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Identifikasi Data
4) Komposisi keluarga
5) Genogram
6) Tipe Keluarga
7) Suku Bangsa
8) Agama
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga
• Fungsi Afektif
• Fungsi Sosialisasi
f. Pemeriksaan Fisik
c) Sistem integumen
d) Sistem pernapasan
e) Sistem kardiovaskuler
f) Sistem gastrointestinal
g) Sistem perkemihan
h) Sistem muskuloskeletal
i) Sistem neurologis
Diagnose Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Gangguann intergritas kulit
3. Defisit pengetahuan
Daftar Pustaka
1. DATA UMUM
1) Nama kepala keluarga : Tn. V
2) Alamat dan telepon : Jl. Pramuka Komp PLP Blok H (082169498585)
3) Pekerjaan kepala keluarga : pensiunan swasta
4) Pendidikan kepala keluarga : DI
5) Komposisi keluarga : 1 suami, 1 istri, 1 anak
N NAMA STATUS
Hub IMUNISASI
JK Dengan Umur Pendidikan BCG POLIO DPT HEPATITIS KET
O 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 CAMPAK
KK
1. Tn. Vasco Lk Suami 56 DI Lengkap
2. Ny. suryanti Pr Istri 47 SLTA Lengkap
3. An. surga lk Anak 21 SMA Lengkap
Genogram:
Keterangan genogram
....................................................................................................................................................................................................................
....................
....................................................................................................................................................................................................................
....................
........................................................................................................................................
Tipe keluarga
Nucear family (keluarga inti)
Pengeluaran
Tn. V mmengatakan pengeluaran bulanan dicukup cukupkan, mengingat pendapatan sedikit sedangkan kebutuhan sehari hari
banyak
Aktivitas Rekreasi
Tn. A mengatakan jarang melakukan rekreasi keluarga, kecuali pada hari besar agama seperti Idul Fitri, biasanya keluarga akan
mudik ke kampung.
Tahap perkembangan keluarga saat ini (Tugas, masalah dan yang belum tercapai)
Tahap keluarga Tn. A adalah tahap perkembangan dengan dewasa yang tellah bekerja
Selain faktor keturunan dan gaya hidup yang kurang sehat serta kurang berolahraga dan pola istirahat yang
kurang ditambah kebiasaan komsumsi yang manis sebagai faktor pemicu diabetes mellitus. Sedangkan kakak
perempuan Tn. V menderita DM diumur 45 tahun. Tn. V menderita diabetes mellitus sejak 10 th yang lalu
Denah Rumah
Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Tn. V sudah tidak mengikuti kegiatan siskambling tapi turut serta membayar iuran. Hubungan bersama antar tetangga terjalin baik,
saling menghormati dan kerukunan terjalin.
4. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi
Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Tn. A cukup baik dan terbuka di mana semua dibicarakan dan diselesaikan bersama.
Keluarga Tn.V menerapkan nilai dan norma keluarga yang berlaku menurut ajaran agama Islam dan budaya yang berlaku dan aturan
yang ada di masyarakat.
5. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif
Keluarga Tn. V saling menyayangi dan saling peduli.
Fungsi Sosialisasi dan Penempatan Sosial
Keluarga Tn. V mengatakan tidak ada masalah dengan tetangga maupun masyarakat sekitar tempat tinggal keluarga Tn. V.
Fungsi Reproduksi
Tn. V mempunyai 1 orang anak laki-laki.
Fungsi Ekonomi
Dalam memmenuhi kebutuhan sehari-hari Tn.v menggunakan penghasilan yang diperoleh oleh anaknya untuk kebutuhan .
Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
Pada saat pengkajian Ny. S belum mampu mengenal masalah kesehatan pada secara rinci dan keseluruhan, ini terbukti pada
saat ditanya pada keluarga penyakit Tn. V, keluarga mampu menjawab bahwa penyakit DM adalah penyakit gula dan belum
mengetahui secara rinci sebab dankomplikasi serta diet makanan tentang DM.
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Kondisi rumah Tn. V cukup bersih, pencahayaan cukup, namun lantai rumah bagian dapur dan kamar mandi Tn. V sering licin karena Tn.
v sering memasak di dapur dan jarang membersihkannya.
3 Tinggi Badan
4 Berat Badan
5 IMT
6 Kepala
7 Rambut
8 Mata:
- Sklera
- konjungtiva
9 Telinga
10 Hidung
11 Mulut/mukosa
12 Gigi
13 Leher
14 Paru-paru:
- Bentuk dada
- Bunyi napas
15 Kardiovaskuler
- Bunyi jantung
16 Perut/bising usus
17 Ekstremitas atas
18 Ekstremitas bawah
19 Turgor kulit
B. HARAPAN KELUARGA
Tn. V dan Ny. S berharap dengan adanya petugas kesehatan yang mengunjunginya, akan ada perubahan tingkah laku yang
dapat dilakukan oleh Ny. S dan keluarga dalam menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
ANALISIS DATA
DATA MASALAH
Data subjektif : Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan ketidakmampuan
1. Tn. V mengatakan mengeluh banyak minum, banyak keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus tipe II
makan dan kencing dalam sehari lebih dari 6 kali disertai pada tn. V
lemas.
2. Tn. V mengatakan jarang mengontrol gula darah ke
fasilitas kesehatan.
3. Keluarga mengatakan dalam mengkonsumsi makanan
tidak ada pantangan makanan keluarga sama dengan
makanan Tn. V yaitu Tn. V sering mengkonsumsi
makanan dan minuman tinggi gula seperti nasi putih,
gorengan, dan kopi.
Data objektif
Data Objektif :
a. GDS : 292 mg/dl
b. Tidak ada Luka di kaki
NO
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI HASIL (FORMATIF) PARAF
DIAGANO
SA
1 Selasa, 25 1. Mengukur tanda tanda vital S:
Oktoer 2022 Hasil : Keluarga dan pasien mengatakan senang setelah
09.45 TD: 135/100 mmHg diberi penyuluhan
N: 118xmenit, Keluarga mengatakan akan membimbing Tn.v
S: 37c, untuk melakukan olahraga ringan
RR: 20xmenit. O:
2. Memonitor tanda dan gejala Tanda tanda vital
hiperglikemia TD: 135/100 mmHg
Hasil : N: 118xmenit,
Tn. V mengatakan sering merasa S: 37c,
haus, sering kencing, cepat lapar RR: 20xmenit.
sehingga pola makan tidak GDS pukul 10.00 : 292 mg/dL
teratur
Kadar glukosa darah belum membaik
3. Menginformasikan makanan
yang diperbolehkan dan Keluhan sering haus belum menurun
dilarang kepada anggota Keluhan sering lapar/makan belum menurun
keluarga Tn. V A:
Hasil : Masalah belum teratasi
Anggota keluarga mengatakan P:
mengerti dan akan mencatat Intervensi dilanjutkan
makanan yang tidak 1. Mengukur tanda tanda vital
diperbolehkan
2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
4. Menganjurkan mempertahankan 3. Menganjurkan monitor kadar glukosa darah.
posisi semi fowler 20-30 menit 4. Menganjurkan monitor kadar glukosa darah.
setelah makan
Hasil :
Pasien dan keluarga mengeri
dan akan menerapkan seperti yg
dianjurkan
6. Menganjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga oleh
Tn. V dan keluarga untuk selalu
mengingatkannya
Hasil :
Tn. V mengatakan akan
mengikuti pantangan tidak
makan-makanan yang manis
supaya gula darahnya tidak
meningkat
Rabu, 26 1. Melakukan pengukuran tanda S:
Oktober 2022 tanda vital Pasien mengatakan senang bisa melakukan senam
2. Menganjurkan monitor kadar kaki diabetik
glukosa darah.
keluarga pasien paham tentang manfaat yang
Hasil : dipaparkan.
Pasien mengatakan akan GDS 2 Tn. V mengatakan akan kontrol ke puskesmas
bulan lalu 350 mg/dL.
GDS hari selasa pukul 10.00 :
O:
292 mg/dL.
3. Menganjurkan kepatuhan Keluarga Tn. V tampak senang
terhadap diet dan olahraga. A:
Hasil : Masalah teratasi sebagian
Tn. V mengatakan akan P:
mengikuti pantangan tidak Intervensi dilanjutkan
makan-makanan yang manis 1. Menyarankan istirahat tepat pada waktunya.
supaya gula darahnya tidak 2. Menyarankan istirahat tepat pada waktunya.
meningkat 3. Melatih senam diabetik
Jumat, 28
Oktober 2022
Diagnose ke2
NO
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI HASIL (FORMATIF) PARAF
DIAGANO
SA
1 Selasa, 25 S:
Oktoer 2022 1. Melakukan penyuluhan Keluarga dan pasien mengatakan senang
09.45 kesehatan tentang diet DM. setelah diberi penyuluhan
Hasil : Keluarga dan pasien mengatakan akan
Pasien dan keluarga cukup menyiapkan makanan dan minuman seperti
mengerti tentang diet yang yang diajarkan
dijelaskan menggunakan media Keluarga mengatakan akan membimbing Tn.v
leafleat. untuk melakukan olahraga ringan
O:
2. Menyarankan hati-hati saat Keluarga Tn. V tampak senang
memotong kuku. A:
Hasil :
Masalah teratasi sebagian
Pasien mengatakan akan berhati-
P:
hati lagi.
Intervensi dilanjutkan
1. mengajarkan senam kaki diabetik
3. Menyarankan selalu memakai
alas kaki. 2. Menjelaskan manfaat jika kontrol rutin ke
puskesmas.
Hasil :
3. Menyarankan untuk kontrol rutin ke
Pasien mengatakan memang
puskesmas.
selalu menggunakan alas kaki
NO
WAKTU EVALUASI PERKEMBANGAN PARAF
DIAGANOSA
1 S; Klien mengatakan nyeri berkurang
O; Klien tampak ceria, bergairah
Skala nyeri 3
Tidak dirasakan penyebaran nyeri
Masih mengkonsumsi obat analgetik
A; Nyeri teratasi sebagian
Masalah belum teratasi (X)
P; 1. Optimalkan latihan relaksasi nafas dalam
2. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, skala, penyebaran, penyebab)
3. Pemberian kompres hangat
4. Lakukan masase
5. Kolaborasi pemberian Analgetik
E; Formatif
I; jam ?
R; Re asessesment?
Jika pasien ada keluhahn tambahan
2
3