Anda di halaman 1dari 45

/LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA


KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


KELUARGA SEMESTER V T.A 2022/2023

NAMA : Melisa Fitri


NIM : P032014401060

CLINICAL TEACHER CLINICAL INSTRUCTUR

( Idayanti , S. Pd, M. Kes ) ( Ns. Yeni Roza S. Kep )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWARAN POLTEKKES
KEMENKES RIAU

TA. 2022/2023
LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang terjadi baik saat
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Peningkatan glukosa darah yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh
darah, mata, ginjal dan saraf (WHO, 2016). Banyak orang yang masih
menganggap penyakit ini merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang
hanya timbul karena faktor keturunan. Banyak orang yang tidak menyadari
dirinya mengidap penyakit ini (Shanty, 2011: 23).
Di dunia sekitar 425 juta orang atau 8,8% dewasa berusia 20-79 tahun
diperkirakan menderita diabetes. Sekitar 79% tinggal di negara berpenghasilan
rendah dan menengah. Jumlah penderita meningkat menjadi 451 juta jika
umurnya bertambah hingga 18-99 tahun. Diperkirakan pada tahun 2045, akan
meningkat menjadi 693 juta orang pada usia 18-99 tahun atau 629 juta orang
pada usia 20-79 tahun (IDF, 2017).
Indonesia menempati peringkat ke tujuh tertinggi bersama dengan
China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko dengan jumlah
penderita diperkirakan sebesar 10 juta (IDF Atlas, 2015)
A. KONSEP MEDIK

1. Definisi
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus
merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin
dan kehilangan toleransi terhadap glukosa (Rab, 2008).

2. Etiologi
Secara garis besar ada 2 tipe Diabetes melitus , yaitu Diabetes tipe I dan
Diabetes tipe II. (Brunner & Suddarth, 2001)
1) Diabetes tipe I
a. Faktor genetik. Penderita Diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I
itu sendiri : tetapi, mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan
genetik ke arah terjadi nya ini diabetes tipe I.
b. Faktor imunologi. Pada Diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu
respon otoimun
c. Faktor-faktor lingkungan.
2) Diabetes tipe 2
a) Usia, Risiko dari diabetes tipe 2 meningkat seiring Anda
bertambah umur, khususnya setelah umur 45 tahun.
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen
diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif
d) Hipertensi
e) Faktor genetic

3. Manifestasi klinis
Menurut Riyadi ,S. dan Sukarmin, (2011) manifestasi klinis dijumpai
pada pasien Diabetes Melitus yaitu :
a) Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )
b) Polidipsi ( peningkatan rasa haus ) akibat volume urin yang sangat
besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.
c) Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada
pasien diabetes lama,katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan
sebagian sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
d) Polifagia ( peningkatan rasa lapar )
e) Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
Pemebentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
mucus,gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada
penderita diabetesn kronik.
f) Kelainan kulit : gatal - gatal, bisul
Kelainan kulit berupa gatal - gatal, biasanya terjadi didaerah ginjal.
Lipatan kulit seperti diketiak dan dibawah payudara. Biasanya akibat
tumbuh jamur.

4. Patofisiologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan Insulin
karena sel sel beta pankreas telah dihancurkan oleh prosesautoimun.
Hiperglikemia terjadi akibat produksi glukosa yang tidak oleh hati.
Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak simpan dalam hati
meskipun tetap berada dalam adarah dan menimbulkan hiperglikemia
postprandial (sesudah makan). Ketika glukosa berlebihan disekresikan ke
dalam urin,ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadaan ini disebut deuresis osmotik. Sebagai akibat dari
kehilangan cairan ,pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih
(poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khususnya pada
permukaan sel. Sebagai akibat dari terikat insulin dengan reseptor tersebut,
terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel.
Resistensi pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intersel ini.
Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
Pengambilan glukosa oleh jaringan.Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin
yang merupakan ciri - ciri khas diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin
yang adekuat untuk pemecahan lemak dan produksi badan keton yang
menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes
tipe II. Meskipun demikian,diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat
menimbulkan masalah akut lainnya yang dianamakan sindrom hiperglikemik
hiperosmoler nonketik ( HHNK). Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat (selama bertahun - tahun ) dan progresif,maka awitan
diabetes (Corwin Elizabeth J, 2011 ).

5. Patoflowdiagram (woc)
6. Klasifikasi
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association's Expert
Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus,
menjabarkan 4 kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009)

a) Tipe 1: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus


tergantung insulin (DMTI)
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel sel
beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh
proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula
darah. Awitannya mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.
b) Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) Diabetes
Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) Sembilan puluh persen sampai
95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini diakibatkan oleh
penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat
penurunan jumlah pembentukan insulin Pengobatan pertama adalah
dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap,
suplemen dengan preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika
preparat oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi paling sering
pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang
obesitas
c) DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat,
infeksi, antibodi sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik
gangguan endokrin.
d) Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM) Diabetes yang
terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes

7. Penatalaksanaan
i. Edukasi, Edukasi tersebut meliputi pemahaman tentang :
a. Definisi penyakit DM.
b. Makan dan perlunya pengendalian serta pemantauan DM.
c. Hal – hal yang menjadi penyakit DM.
d. Hipoglikemia
e. Masalah khusus yang dihadapi
f. Perawatan kaki pada diabetes
g. Cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan ( Atun M, 2010)
ii. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
Nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut
Ini :
a. Memberikan semua unsur makanan esensial ( misalnya : vitamin,
Mineral )
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah flutuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-
cara yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
iii. Latihan jasmani
Kegiatan fisik harian dan kegiatan jasmani ( 3 – 4 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit ), bagus untuk dilakukan. Kegiatan fisik seperti
jalan, bersepeda santai, joging, berenang dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, sehingga memperbaiki
kendali glukosa darah.
iv. Pengobatan Medis
a. Terapi obat hipoglikemik oral (OHO)
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin
c. Penambah alfa glukosidase / acarbos
d. Golongan incretin
e. Terapi Insulin

8. Pemeriksaan Penunjang
a) pemeriksaan darah
1. Pemeriksaan kadar gula darahGula darah puasa disimpulkan
terganggu jika hasil pemeriksaan menunjuk pada kisaran angka ≥110
hingga ≤126 mg/dl. Jika hasil gula darah mencapai angka ≥140
sampai <200 mg/dl pada 2 jam postprandial, dikatakan sebagai
toleransi glukosa terganggu. Pasien dipastikan mengidap DM
seandainya kadar gula darah 2 jam post prandial bernilai ≥200 mg/dl.
(Arisman, 2010).
2. Pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida
3. Pemeriksaan kadar kalsium berguna untuk mengetahui derajat
katabolisme protein.
4. Hasil pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin serum
yang tidak normal menyiratkan nefropati yang membahayakan.
5. Pemeriksaan HbA1C
6. Diabetes gestasional (ibu hamil).
Setelah diberikan glukosa oral 100 g, diabetes getasional dapat
didiagnosi apabila dua nilai glukosa plasma sama atau lebih dari:
puasa:105 mg/dl, satu jam:190 mg/dl, Dua jam:165 mg/dl, Tiga
jam:145 mg/dl. (Baradero, 2009)

b) Pemeriksaan urin
1. Glukosa akan merembes ke dalam urin jika kadar gula darah telah
mencapai ambangnya, pada kisaran angka 150-180 mg/dl.
Pemeriksaan urin dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan
dilaporkan dengan “sistem plus”: 1+ hingga 4+.
2. Keton terutama harus diperiksa selama infeksi, stres emosional, atau
jika terjadi peningkatan kadar gula darah yang sangat tinggi.
3. Protein urin juga harus diperiksa, terutama jika gejala komplikasi
ginjal (nefropati) mulai tampak.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

a. Identifikasi Data

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaaan dan pendidikan

4) Komposisi keluarga

5) Genogram

6) Tipe Keluarga
7) Suku Bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah status ekonomi:

• Berapa jumlah pendapatan per bulan?

• Darimana sumber-sumber pendapatan perbulan?

• Berapa jumlah pengeluaran perbulan?

• Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga?

• Bila tidak, bagaimana keluarga mengaturnya?

10) Rekreasi keluarga

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari


keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh


keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, dijelaskan mulai lahir hingga saat ini yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber
pelayananan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan, termasuk
juga dalam hal ini riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian dan
pengalaman kesehatan yang unik atau yang berkaiatan dengan
kesehatan (perceraian, kematian, hilang, dll) yang terjadi dalam
kehidupan keluarga.

4) Riwayat keluarga sebelumnya/asal

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak


suami dan istri/keluarga asal kedua orang tua seperti apa kehidupan
keluarga asalnya, hubungan masa silam dan saat dengan orang tua
dari ke dua orang tua).
c. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga

• Apa karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan yang paling


dekat dan komunitas yang lebih luas?
• Bagaimana mudahnya sekolah-sekolah di lingkungan atau
komunitas dapat diakses dan bagaimana kondisinya?
• Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini?

• Bagaimana insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas?

• Apakah ada masalah keselamatan yang serius?dan komunitas RW

3) Mobilitas geografi keluarga

• Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini?

• Apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal?

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

• Siapa di dalam keluarga yang sering menggunakan fasilitas


pelayanaan kesehatan?
• Berapa kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan
dan fasilitas?
• Apakah keluarga memanfaatkan lembaga-lembaga
yang adadi komunitas untuk kesehatan keluarga?

• Bagaimana keluarga memandang komunitasnya


5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah


sejumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan.
d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi


antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah
perilaku.
3) Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik cara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga

• Fungsi Afektif

• Fungsi Sosialisasi

• Fungsi Perawatan Kesehatan

Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan


kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat.
• Fungsi Reproduksi

• Fungsi Perawatan Keluarga

e. Stres dan koping keluarga

1) Stresor jangka pendek (<6 bulan)


2) Stresor jangka panjang (>6 bulan)

f. Pemeriksaan Fisik

a) Status kesehatan umum

b) Kepala dan leher

c) Sistem integumen

d) Sistem pernapasan

e) Sistem kardiovaskuler

f) Sistem gastrointestinal

g) Sistem perkemihan

h) Sistem muskuloskeletal

i) Sistem neurologis
Diagnose Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Gangguann intergritas kulit
3. Defisit pengetahuan
Daftar Pustaka

Malo, F. N. (2021). kupang. Asuhan Keperawatan Pada NY. E Dengan Diabetes


Mellitus, 107.
Raharjo, M. (2018). Yogyakarta. Asuhan Keperawatan NY. Y dengan Diabetes
Mellitus, 103.
TIM POKJA SDKI DPP PPNI. (2017). STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
INDONESIA. JAKARTA: dewan pengurus pusat persatuan perawat
nasional indonesia.
TIM POKJA SIKI DPP PPNI. (2018). STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
INDONESIA. JAKRTA: dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional
indonesia.
TIM POKJA SLKI DPP PPNI. (2019). STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
INDINESIA. jakarta: dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional
indonesia.
2. Intervensi Keperawatan
No Diagnose Tujuan Evaluasi Intervensi
Jangka Pendek Jangka Panjang Kriteria Standar
1 Ketidakstabilan Setelah Kestabilan kadar Verbal 1. Diabetes Manajemen hiperglikemi
kadar gula darah dilakukan glukosa darah melitus (1.03115)
berhubungan dengan asuhan (L03022) merupakan
ketidakmampuan keperawatan Setelah dilakukan kondisi kadar Edukasi diet (1.12369)
keluarga dalam 3x1 jam tindakan gula darah
merawat anggota kadar gula keperawatan sewaktu di atas 1. Identifikasi kemungkinan
keluarga yang sakit darah klien 3x24 jam Psikomotor 180 mg/dl dan penyebab hiperglikemi
diabetes mellitus tipe dengan diharapkan gula darah puasa 2. Identifikasi situasi yang
II pada tn. V diabetes kadar glukosa di atas 125 menyebabkan kebutuhan
mellitus darah mg/dl. insulin meningkat
dalam dalam rentang 2. Penyebab DM 3. Identifikasi kebiasaan pola
rentang normal Psikomotor yaitu genetik makan saat ini dan masa
normal (100- dengan kriteria atau keturunan, lalu
200 mg/dL hasil: pola makanan 4. Monitor kadar glukosa
1. Kadar glukosa tidak teratur, darah. jika perlu
dalam darah kurangnya 5. Anjurkan monitor kadar
membaik aktivitas fisik glukosa darah secara
Psikomotor mandiri
2. Pasien dan atau olahraga,
keluarga mampu stres, obesitas 6. Ajarkan pengelolaan
mengontrol atau kegemukan, diabetes (mis. Penggunaan
glukosa darah obat-obatan dan insulin, obat oral, monitor
secara mandiri infeksi asupan cairan, penggantian
3. Jumlah urine 3. Tanda dan karbohidrat, dan bantuan
membaik gejala DM yaitu profesional kesehatan)
sering kencing, 7. Informasikan makanan
sering haus, rasa yang diperbolehkan dan
gatal, mudah dilarang
lelah, luka yang 8. Anjurkan mengganti bahan
sulit sembuh atau makanan sesuai dengan
infeksi pada diet
kulit, pandangan
kabur dan
kesemutan atau
kebas.
4. Pencegahan
diam antara lain
menerapkan pola
hidup sehat
terapkan pola
makan yang baik
dan kuat sehat
jaga kondisi
mental spiritual
melakukan
aktivitas fisik
secara rutin jaga
berat badan ideal
jauhi rokok dan
minuman alkohol
serta konsumsi
berbagai herbal
yang dapat
mencegah DM.
2 Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan Verbal 1. Lakukan penyuluhan
manajemen dilakukan tindakan kesehatan tentang diet DM.
kesehatan asuhan keperawatan 2. Sarankan kontrol gula rutin
keluarga keperawatan 2 manajemen 1 bln sekali.
kali kunjungan kesehatan 3. Sarankan hati-hati saat
1. Menyediakan keluarga di memotong kuku
diet dm. keluarga Tn. V Psikomotor 4. Ajarkansenam kaki
2. Kontrol gula menjadi efektif 5. Sarankan selalu memakai
darah rutin : dengan Kriteria alas kaki.
1 bln sekali. hasil : 6. Sarankan istirahat tepat
3. Minum obat • Gula darah Tn. V pada waktunya.
rutin dengan normal. Psikomotor 7. Sarankan jangan sering
5 benar: • Tidak terjadi begadang.
benar obat, komplikasi DM 8. Motivasi lakukan
orang, cara, intervensi yang di ajarkan.
waktu, Sarankan olahraga yang
dosis. Psikomotor ringan.
4. Kontrol
rutin ke
Puskesmas.
5. Aktifitas
yang tepat
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

1. DATA UMUM
1) Nama kepala keluarga : Tn. V
2) Alamat dan telepon : Jl. Pramuka Komp PLP Blok H (082169498585)
3) Pekerjaan kepala keluarga : pensiunan swasta
4) Pendidikan kepala keluarga : DI
5) Komposisi keluarga : 1 suami, 1 istri, 1 anak

N NAMA STATUS
Hub IMUNISASI
JK Dengan Umur Pendidikan BCG POLIO DPT HEPATITIS KET
O 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 CAMPAK
KK
1. Tn. Vasco Lk Suami 56 DI             Lengkap
2. Ny. suryanti Pr Istri 47 SLTA             Lengkap
3. An. surga lk Anak 21 SMA             Lengkap
Genogram:

Keterangan genogram
....................................................................................................................................................................................................................
....................
....................................................................................................................................................................................................................
....................
........................................................................................................................................

Tipe keluarga
Nucear family (keluarga inti)

Suku bangsa dan agama


suku minang, agama islam
Pendapatan keluarga
Tn. V mengatakan pendapatan bulanan kurang lebih Rp. 2.000.000.

Pengeluaran
Tn. V mmengatakan pengeluaran bulanan dicukup cukupkan, mengingat pendapatan sedikit sedangkan kebutuhan sehari hari
banyak

Aktivitas Rekreasi
Tn. A mengatakan jarang melakukan rekreasi keluarga, kecuali pada hari besar agama seperti Idul Fitri, biasanya keluarga akan
mudik ke kampung.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Tahap perkembangan keluarga saat ini (Tugas, masalah dan yang belum tercapai)
Tahap keluarga Tn. A adalah tahap perkembangan dengan dewasa yang tellah bekerja

Riwayat keluarga inti


Tn. V pernah dirawat di rumah sakit sekitar 5 tahun yang lalu dengan keluhan lemas dan pusing, setelah
di cek GDS Tn. V 455 mg/dL. Sehingga di rawat dirawat inap selama 3 hari dan hingga saat ini masih
mengosumsi obat DM tablet yaitu metfromin, glimepiride serta suntik insulin.
Hasil pengukuran tanda-tanda vital saat pengkajian Tn. V didapatkan TD: 135/100 mmHg, N:
118xmenit, s: 37c, RR: 20xmenit. GDS pukul 10.00 : 292 mg/dL. Dan Tn. V mengaku tidak bisa mengontrol
makanannya. Sedangkan Ny. S tidak terdapat riwayar penyakit menular maupun kronis lainnya, begitu juga
dengan anaknya.
Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. V memilki 5 bersaudara terdiri dari 3 perempuan dan 2 laki-laki.Tn. S mempunyai penyakit DM merupakan
penyakit keturunan dari bapak Tn. S yang kini telah meninggal. Selain Tn.V yang menderita DM, kakak
perempuan Tn. V juga menderita DM.

Selain faktor keturunan dan gaya hidup yang kurang sehat serta kurang berolahraga dan pola istirahat yang
kurang ditambah kebiasaan komsumsi yang manis sebagai faktor pemicu diabetes mellitus. Sedangkan kakak
perempuan Tn. V menderita DM diumur 45 tahun. Tn. V menderita diabetes mellitus sejak 10 th yang lalu

3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN Karakteristik Rumah


Rumah Tn. A adalah rumah permanen, lantai keramik dengan luas 10x15 m dengan atap menggunakan seng. Ada 2 kamar dalam
rumah Tn. A, 1 kamar utama dan 1 lagi kamar anak. Ada 1 dapur dan 1 kamar mandi. Ada jamban di dalam kamar mandi, dapur,
gudang, dan ruang tamu. Saluran pembuangan dialirkan ke tempat pembuangan septi tank. Jarak antara sumur dengan septi tank
kurang lebih 8 meter. Rumah Tn. A mendapat cukup cahaya matahari dan ventilasi karena jendela rumah sering terbuka. Penerangan
di rumah menggunakan listrik. Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka, biasanya sampah-sampah rumah tangga akan
dibuang ke plastik hitam dan akan dibuang ke tempat pembuangan sampah jika sudah penuh. Air yang digunakan untuk makan,
minum dan mandi sehari-hari adalah air sumur. Terdapat fasilitas kesehatan di lingkungan rumah yaitu posyandu, rumah bidan,
praktek dokter, dan puskesmas. Fasilitas kesehatan tersebut dapat dijangkau dengan menggunakan motor.
Rumah depan: tampak bersih.
Ruang tamu: tampak bersih.
Ruang tidur: tempat tidur terbuat dari kayu.
Kamar mandi: kamar mandi terdiri dari 1 bak mandi dan 1 WC.
Jendela: jendela ada di setiap kamar.
Kamar mandi dan dapur: tampak licin

Denah Rumah
Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Tn. V sudah tidak mengikuti kegiatan siskambling tapi turut serta membayar iuran. Hubungan bersama antar tetangga terjalin baik,
saling menghormati dan kerukunan terjalin.

Mobilitas Geografis Keluarga


Tn. V dan Ny. S lahir di Pekanbaru dan dibesarkan di Pekanbaru.

Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Perkumpulan anggota keluarga biasanya dilaksanakan pada malam hari sewaktu makan malam. Dan kegiatan yang ada di
lingkungannya juga sering keluarga Tn. V mengikutinya.

Sistem Pendukung Keluarga


Keluarga Tn. A kalau ada yang sakit, biasanya hanya dibelikan obat warung dan pilihannya. Sesekali dibawa ke puskesmas kalau
tidak kunjung sembuh. Ny. S mengaku jarang memeriksakan penyakitnya ke pelayanan kesehatan.

4. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi
Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Tn. A cukup baik dan terbuka di mana semua dibicarakan dan diselesaikan bersama.

Struktur Kekuatan Keluarga


Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai dan pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama.
Struktur Peran
Tn. V berperan sebagai kepala keluarga, Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga dan An. S berperan sebagai anak dan pencari
nafkah.

Nilai dan Norma Budaya

Keluarga Tn.V menerapkan nilai dan norma keluarga yang berlaku menurut ajaran agama Islam dan budaya yang berlaku dan aturan
yang ada di masyarakat.
5. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif
Keluarga Tn. V saling menyayangi dan saling peduli.
Fungsi Sosialisasi dan Penempatan Sosial
Keluarga Tn. V mengatakan tidak ada masalah dengan tetangga maupun masyarakat sekitar tempat tinggal keluarga Tn. V.
Fungsi Reproduksi
Tn. V mempunyai 1 orang anak laki-laki.
Fungsi Ekonomi
Dalam memmenuhi kebutuhan sehari-hari Tn.v menggunakan penghasilan yang diperoleh oleh anaknya untuk kebutuhan .
Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
Pada saat pengkajian Ny. S belum mampu mengenal masalah kesehatan pada secara rinci dan keseluruhan, ini terbukti pada
saat ditanya pada keluarga penyakit Tn. V, keluarga mampu menjawab bahwa penyakit DM adalah penyakit gula dan belum
mengetahui secara rinci sebab dankomplikasi serta diet makanan tentang DM.

2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.


Jika Tn. V sakit, alternatif yang keluarga lakukan adalah menyuruh Tn. V untuk meminum obat glimepiride, metformin tanpa
resep dokter dan obat warung. Keluarga Ny. S jarang memeriksakan kesehatannya cek gula darah secara teratur.

3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.


Keluarga tidak mampu merawat Tn. S terbuktikeluhan yang dirasakan Tn.V sering lemas, penglihatan sebelah kanan klien
terkadang kabur,serta jarang mengingatkan minum obat DM dan keluarga sering menginjeksi insulin hanya satu tempat saja,
jarang mengganti jarum insulin, sering menginjeksi insulin tanpa diperiksa dulu gula darah Tn.V

4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Kondisi rumah Tn. V cukup bersih, pencahayaan cukup, namun lantai rumah bagian dapur dan kamar mandi Tn. V sering licin karena Tn.
v sering memasak di dapur dan jarang membersihkannya.

5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.


Keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik, terbukti keluarga jarang memeriksakan Tn.V ke fasilitas
kesehatan. Keluarga memberikan pengobatan dengan obat warung dan obat diabetes tanpa resep dokter.

STRES DAN KOPING KELUARGA

Stresor jangka pendek:


Stresor jangka pendek yang dialami keluarga adalah Tn. V mengalami sakit gula.
Stresor jangka panjang:
Stressor jangka panjang yang dihadapi Tn.V adalah takut komplikasi dari diabetes yang akan menganggu kesehatannya dan
ekonomi keluarga.Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Strategi koping yang di gunakan
Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan Tn. V dan keluarga tetap mencari jalan keluar dengan musyawarah dan Ny. S juga
menerima apapun yang terjadi pada dirinya terkait dirinya terkait penyakitnya, karena Tn. V yakin semua diatur oleh Allah SWT.
Strategi adaptasi disfungsional
Apabila banyak permasalahan yang dihadapi keluarga Tn. V akan minta bantuan keluarga terdekat
A. PEMERIKSAAN FISIK

No Yang Diperiksa Bp Ibu An.


1 Keadaan Umum Baik Baik Baik
2 Tanda-tanda Vital:
- Tekanan Darah TD : TD : TD :
- Nadi N: N: N:
- Suhu S: S: S:
RR: RR : RR:
- Pernapasan

3 Tinggi Badan
4 Berat Badan
5 IMT
6 Kepala
7 Rambut
8 Mata:
- Sklera
- konjungtiva

9 Telinga
10 Hidung
11 Mulut/mukosa
12 Gigi
13 Leher
14 Paru-paru:
- Bentuk dada
- Bunyi napas

15 Kardiovaskuler
- Bunyi jantung

16 Perut/bising usus
17 Ekstremitas atas
18 Ekstremitas bawah
19 Turgor kulit

B. HARAPAN KELUARGA
Tn. V dan Ny. S berharap dengan adanya petugas kesehatan yang mengunjunginya, akan ada perubahan tingkah laku yang
dapat dilakukan oleh Ny. S dan keluarga dalam menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
ANALISIS DATA

DATA MASALAH
Data subjektif : Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan ketidakmampuan
1. Tn. V mengatakan mengeluh banyak minum, banyak keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus tipe II
makan dan kencing dalam sehari lebih dari 6 kali disertai pada tn. V
lemas.
2. Tn. V mengatakan jarang mengontrol gula darah ke
fasilitas kesehatan.
3. Keluarga mengatakan dalam mengkonsumsi makanan
tidak ada pantangan makanan keluarga sama dengan
makanan Tn. V yaitu Tn. V sering mengkonsumsi
makanan dan minuman tinggi gula seperti nasi putih,
gorengan, dan kopi.
Data objektif

1. Pada tanggal 25 Oktober 2022 pukul 10.00 hasil GDS :


292 mg/dL
2. TTV pada tanggal 25 Oktober 2022
TD: 135/100 mmHg
N: 118xmenit
S: 37c
RR: 20xmenit.

3. Dalam mengkonsumsi makanan keluarga Tn. V tidak


ada perbedaan.
4. Keluarga Tn. V sering menyuguhkan makanan yang manis untuk
di konsumsi makanan manis tanpa ada takaran.
Data subjektif: Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga, di keluarga.Tn .V
1. Tn. V mengatakan bahwa tidak tahu makanan dan
minuman yang tepat untuk penyakit Dm, persepsi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga dalam hal merawat
hanya mengurangi minum manis-manis. anggota keluarga yang menderita DM.
2.

Data Objektif :
a. GDS : 292 mg/dl
b. Tidak ada Luka di kaki

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Ketidakstabilan Kadar Gula Darah


NO KRITERIA- SKALA BOBOT PEMBENARAN
1 Sifat Masalah................................................(1) 3/3x1 = 1
a. Potensial (1)
b. Risiko (2)
c. Aktual (3)

2 Kemungkinan Masalah untuk di Ubah......(2) 1/2x2 = 1


a. Mudah (2)
b. Sebagian (1)
c. Tidak dapat diubah (0)

3 Potensial Masalah untuk di Cegah.............(1) 2/3x1 = 2/3


a. Tinggi (3)
b. Cukup (2)
c. Rendah (1)

4 Menonojolnya Masalah...............................(1) 2/1x2= 2


a. Segera (2)
b. Tidak Segera (1)
c. Tidak dirasakan (0)
Skor total 14/3
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga


NO KRITERIA- SKALA BOBOT PEMBENARAN
1 Sifat Masalah................................................(1) 3/3x1 = 1 Sifat masalah tidak dapat diubah karena Tn. V
d. Potensial (1) menderita DM .hasil pemeriksaan labor pada tahun 2012
e. Risiko (2) GDS 256 Obat metformin,glimepirid.
f. Aktual (3)
2 Kemungkinan Masalah untuk di Ubah......(2) 0/2x2 = 0 Masalah tidak efektif ,
d. Mudah (2) Tn. V Lansia dan tidak
e. Sebagian (1) mengetahui tentang diet
f. Tidak dapat diubah (0) DM,olah raga,jadi perlu
edukasi.

3 Potensial Masalah untuk di Cegah.............(1) 1/3x1 = 1 Masalah lanjut sudah


d. Tinggi (3) terjadi, membutuhkan
e. Cukup (2) perawatan segera
f. Rendah (1)
4 Menonojolnya Masalah...............................(1) 2/1x1= 1 Tn. V mengatakan bahwa
d. Segera (2) masalah penyakit DM nya
e. Tidak Segera (1) perlu dikendalikan
f. Tidak dirasakan (0)
Skor total 3
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnose Tujuan Evaluasi Intervensi


Jangka Pendek Jangka Panjang Kriteria Standar
1 Ketidakstabilan Setelah Kestabilan kadar Verbal 1. Diabetes Manajemen hiperglikemi
kadar gula darah dilakukan glukosa darah melitus (1.03115)
berhubungan dengan asuhan (L03022) merupakan
ketidakmampuan keperawatan Setelah dilakukan kondisi kadar Edukasi diet (1.12369)
keluarga dalam 3 kali tindakan gula darah
merawat anggota kunjungan keperawatan sewaktu di atas 1. Identifikasi kemungkinan
keluarga yang sakit kadar gula 3x24 jam Psikomotor 180 mg/dl dan penyebab hiperglikemi
diabetes mellitus tipe darah klien diharapkan gula darah puasa 2. Identifikasi situasi yang
II pada tn. V dengan kadar glukosa di atas 125 menyebabkan kebutuhan
diabetes darah mg/dl. insulin meningkat
mellitus dalam rentang 2. Penyebab DM 3. Identifikasi kebiasaan pola
dalam normal Psikomotor yaitu genetik makan saat ini dan masa
rentang dengan kriteria atau keturunan, lalu
normal (100- hasil: pola makanan 4. Monitor kadar glukosa
200 mg/dL 1. Kadar glukosa tidak teratur, darah. jika perlu
dalam darah kurangnya 5. Anjurkan monitor kadar
membaik aktivitas fisik glukosa darah secara
Psikomotor mandiri
2. Pasien dan atau olahraga,
keluarga mampu stres, obesitas 6. Ajarkan pengelolaan
mengontrol atau kegemukan, diabetes (mis. Penggunaan
glukosa darah obat-obatan dan insulin, obat oral, monitor
secara mandiri infeksi asupan cairan,
3. Jumlah urine 3. Tanda dan penggantian karbohidrat,
membaik gejala DM yaitu dan bantuan profesional
sering kencing, kesehatan)
sering haus, rasa 7. Informasikan makanan
gatal, mudah yang diperbolehkan dan
lelah, luka yang dilarang
sulit sembuh atau 8. Anjurkan mengganti
infeksi pada bahan makanan sesuai
kulit, pandangan dengan diet
kabur dan
kesemutan atau
kebas.
4. Pencegahan
diam antara lain
menerapkan pola
hidup sehat
terapkan pola
makan yang baik
dan kuat sehat
jaga kondisi
mental spiritual
melakukan
aktivitas fisik
secara rutin jaga
berat badan ideal
jauhi rokok dan
minuman alkohol
serta konsumsi
berbagai herbal
yang dapat
mencegah DM.
2 Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan Verbal 9. Lakukan penyuluhan
manajemen dilakukan tindakan kesehatan tentang diet DM.
kesehatan asuhan keperawatan 10. Sarankan kontrol gula rutin
keluarga, di keperawatan 2 manajemen 1 bln sekali.
keluarga.Tn .V kali kunjungan kesehatan 11. Sarankan hati-hati saat
berhubungan 6. Menyediakan keluarga di memotong kuku
dengan diet dm. keluarga Tn. V Psikomotor 12. Ajarkansenam kaki
kurangnya 7. Kontrol gula menjadi efektif 13. Sarankan selalu memakai
pengetahuan darah rutin : dengan Kriteria alas kaki.
keluarga dalam 1 bln sekali. hasil : 14. Sarankan istirahat tepat
hal merawat 8. Minum obat • Gula darah Tn. V pada waktunya.
anggota keluarga rutin dengan normal. Psikomotor 15. Sarankan jangan sering
yang menderita 5 benar: • Tidak terjadi begadang.
DM. benar obat, komplikasi DM 16. Motivasi lakukan
orang, cara, intervensi yang di ajarkan.
waktu, Sarankan olahraga yang
dosis. Psikomotor ringan.
9. Kontrol
rutin ke
Puskesmas.
10. Aktifitas
yang tepat
IMPELEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

NO
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI HASIL (FORMATIF) PARAF
DIAGANO
SA
1 Selasa, 25 1. Mengukur tanda tanda vital S:
Oktoer 2022 Hasil :  Keluarga dan pasien mengatakan senang setelah
09.45 TD: 135/100 mmHg diberi penyuluhan
N: 118xmenit,  Keluarga mengatakan akan membimbing Tn.v
S: 37c, untuk melakukan olahraga ringan
RR: 20xmenit. O:
2. Memonitor tanda dan gejala  Tanda tanda vital
hiperglikemia TD: 135/100 mmHg
Hasil : N: 118xmenit,
Tn. V mengatakan sering merasa S: 37c,
haus, sering kencing, cepat lapar RR: 20xmenit.
sehingga pola makan tidak  GDS pukul 10.00 : 292 mg/dL
teratur
 Kadar glukosa darah belum membaik
3. Menginformasikan makanan
yang diperbolehkan dan  Keluhan sering haus belum menurun
dilarang kepada anggota  Keluhan sering lapar/makan belum menurun
keluarga Tn. V A:
Hasil :  Masalah belum teratasi
Anggota keluarga mengatakan P:
mengerti dan akan mencatat  Intervensi dilanjutkan
makanan yang tidak 1. Mengukur tanda tanda vital
diperbolehkan
2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
4. Menganjurkan mempertahankan 3. Menganjurkan monitor kadar glukosa darah.
posisi semi fowler 20-30 menit 4. Menganjurkan monitor kadar glukosa darah.
setelah makan
Hasil :
Pasien dan keluarga mengeri
dan akan menerapkan seperti yg
dianjurkan

5. Menganjurkan anggota keluarga


untuk sesering mungkin
memonitor kadar glukosa darah
tn. V .
Hasil :
Pasien mengatakan akan GDS 2
bulan lalu 350 mg/dL.
GDS hari selasa pukul 10.00 :
292 mg/dL.

6. Menganjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga oleh
Tn. V dan keluarga untuk selalu
mengingatkannya
Hasil :
Tn. V mengatakan akan
mengikuti pantangan tidak
makan-makanan yang manis
supaya gula darahnya tidak
meningkat
Rabu, 26 1. Melakukan pengukuran tanda S:
Oktober 2022 tanda vital  Pasien mengatakan senang bisa melakukan senam
2. Menganjurkan monitor kadar kaki diabetik
glukosa darah.
 keluarga pasien paham tentang manfaat yang
Hasil : dipaparkan.
Pasien mengatakan akan GDS 2  Tn. V mengatakan akan kontrol ke puskesmas
bulan lalu 350 mg/dL.
GDS hari selasa pukul 10.00 :
O:
292 mg/dL.
3. Menganjurkan kepatuhan  Keluarga Tn. V tampak senang
terhadap diet dan olahraga. A:
Hasil :  Masalah teratasi sebagian
Tn. V mengatakan akan P:
mengikuti pantangan tidak  Intervensi dilanjutkan
makan-makanan yang manis 1. Menyarankan istirahat tepat pada waktunya.
supaya gula darahnya tidak 2. Menyarankan istirahat tepat pada waktunya.
meningkat 3. Melatih senam diabetik

Jumat, 28
Oktober 2022
Diagnose ke2

NO
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI HASIL (FORMATIF) PARAF
DIAGANO
SA
1 Selasa, 25 S:
Oktoer 2022 1. Melakukan penyuluhan  Keluarga dan pasien mengatakan senang
09.45 kesehatan tentang diet DM. setelah diberi penyuluhan
Hasil :  Keluarga dan pasien mengatakan akan
Pasien dan keluarga cukup menyiapkan makanan dan minuman seperti
mengerti tentang diet yang yang diajarkan
dijelaskan menggunakan media  Keluarga mengatakan akan membimbing Tn.v
leafleat. untuk melakukan olahraga ringan
O:
2. Menyarankan hati-hati saat  Keluarga Tn. V tampak senang
memotong kuku. A:
Hasil :
 Masalah teratasi sebagian
Pasien mengatakan akan berhati-
P:
hati lagi.
 Intervensi dilanjutkan
1. mengajarkan senam kaki diabetik
3. Menyarankan selalu memakai
alas kaki. 2. Menjelaskan manfaat jika kontrol rutin ke
puskesmas.
Hasil :
3. Menyarankan untuk kontrol rutin ke
Pasien mengatakan memang
puskesmas.
selalu menggunakan alas kaki

4. Menyarankan olah raga yang


ringan-ringan.
Hasil :
Pasien dan keluarga mengatakan
akan melalukan olahraga yang
ringan dan akan didampingi istri.
Rabu, 26 1. Mengajarkan senam kaki diabetik S:
Oktober 2022 Hasil :  Pasien mengatakan senang bisa melakukan senam
Pasien berhasil dibimbing kaki diabetik
melakukan senam kaki  keluarga pasien paham tentang manfaat yang
diabetik,pasien dan keluarga dipaparkan.
mengatakan masih sedikit  Tn. V mengatakan akan kontrol ke puskesmas
binggung dan belu bisa
melakukan sendiri gerakan
O:
senam kaki
2. Menjelaskan manfaat jika kontrol  Keluarga Tn. V tampak senang
rutin ke puskesmas. A:
Hasil :  Masalah teratasi sebagian
keluarga pasien paham tentang P:
manfaat yang dipaparkan.  Intervensi dilanjutkan
3. Menyarankan untuk kontrol rutin 4. Menyarankan istirahat tepat pada waktunya.
ke puskesmas. 5. Menyarankan istirahat tepat pada waktunya.
Hasil : 6. Melatih senam diabetik
Keluarga pasien akan rutin cek
ke puskesmas terdekat.

Jumat, 28 1. Menjelaskan manfaat kurangi


Oktober 2022 gula.
Hasil :
Keluarga pasien mengerti
manfaat mengurangi kosumsi
gula
2. Menyarankan istirahat tepat pada
waktunya.
Hasil :
Pasien mengatakan akan tidur
tepat waktu
3. Melatih senam diabetik
Hasil :
Keluarga dan pasien sudah bisa
melakukan senam diabetik.
Diagsosa ke 2

5. Melakukan pengkuran tanda tanda vital


Hasil :
TD: 135/100 mmHg
N: 118xmenit
S : 37c,
RR: 20xmenit.
EVALUASI PERKEMBANGAN
(SOAP)

NO
WAKTU EVALUASI PERKEMBANGAN PARAF
DIAGANOSA
1 S; Klien mengatakan nyeri berkurang
O; Klien tampak ceria, bergairah
Skala nyeri 3
Tidak dirasakan penyebaran nyeri
Masih mengkonsumsi obat analgetik
A; Nyeri teratasi sebagian
Masalah belum teratasi (X)
P; 1. Optimalkan latihan relaksasi nafas dalam
2. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, skala, penyebaran, penyebab)
3. Pemberian kompres hangat
4. Lakukan masase
5. Kolaborasi pemberian Analgetik
E; Formatif
I; jam ?
R; Re asessesment?
Jika pasien ada keluhahn tambahan
2
3

Anda mungkin juga menyukai