Anda di halaman 1dari 10

2.1.5.

Patoflowdiagram

A. Osteoartritis
B. osteoporosis
2.1.6. Manifestasi klinik

A. Osteoartritis

Manifestasi klinis dari OA biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya


persendian akan terasa nyeri di persendian, kemudian nyeri tersebut akan menjadi
persisten atau menetap, kemudian diikuti dengan kekakuan sendi terutama saat
pagi hari atau pada posisi tertentu pada waktu yang lama (Subagjo, 2000).
Tanda kardinal dari OA adalah kekakuan dari persendian setelah bangun
dari tidur atau duduk dalam waktu yang lama, swelling (bengkak) pada satu atau
lebih persendian, terdengar bunyi atau gesekan (krepitasi) ketika persendian
digerakkan(Subagjo, 2000)..
Pada kasus-kasus yang lanjut terdapat pengurangan massa otot. Terdapatnya
luka mencerminkan kelainan sebelumnya. Perlunakan sering ditemukan, dan
dalam cairan sendi superfisial, penebalan sinovial atau osteofit dapat teraba
(Hoaglund, 2001).
Pergerakan selalu terbatas, tetapi sering dirasakan tidak sakit pada jarak
tertentu; hal ini mungkin disertai dengan krepitasi.Beberapa gerakan lebih terbatas
dari yang lainnya oleh karena itu, pada ekstensi panggul, abduksi dan rotasi
interna biasanya merupakan gerakan yang paling terbatas. Pada stadium lanjut
ketidakstabilan sendi dapat muncul dikarenakan tiga alasan: berkurangnya
kartilago dan tulang, kontraktur kapsuler asimetris, dan kelemahan otot (Hoaglund,
2001).

B. osteoporosis

a,  Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat fraktur kompressi pada vertebra (paling
sering Th 11 dan 12 ) adalah:
b.  Nyeri timbul mendadak
c.  Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
d.  Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
f.  Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan  dan akan bertambah oleh karena melakukan aktivitas
g. Deformitas vertebra thorakalis à Penurunan tinggi badan

2.1.7. Komplikasi

A. Osteoartritis

IDIOPATIK SEKUNDER
Setempat Trauma
Tangan: − akut
- nodus Heberden dan Bouchard (nodal) − kronik (okupasional, port)
- artritis erosif interfalang Kongenital atau
- karpal-metakarpal I developmental:
Gangguan setempat:
Kaki: − Penyakit Leg-Calve-Perthes
- haluks valgus − Dislokasi koksa kongenital
- haluks rigidus − Slipped epiphysis
- jari kontraktur (hammer/cock-up toes)
- talonavikulare Faktor mekanik
− Panjang tungkai tidak sama
Coxa − Deformitas valgus / varus
- eksentrik (superior) − Sindroma hipermobilitas
- konsentrik (aksial, medial)
- difus (koksa senilis) Metabolik
− Okronosis (alkaptonuria)
Vertebra − Hemokromatosis
- sendi apofiseal − Penyakit Wilson
- sendi intervertebral − Penyakit Gaucher
- spondilosis (osteofit)
- ligamentum (hiperostosis, penyakit Endokrin
Forestier, diffuse idiopathic skeletal − Akromegali
hyperostosis=DISH) − Hiperparatiroidisme
− Diabetes melitus
Tempat lainnya: − Obesitas
- glenohumeral − Hipotiroidisme
- akromioklavikular
- tibiotalar Penyakit Deposit
- sakroiliaka Kalsium
- temporomandibular − deposit kalsium
pirofosfat dihidrat
Menyeluruh: − artropati hidroksiapatit
Meliputi 3 atau lebih daerah yang
tersebut diatas (Kellgren-Moore) Penyakit Tulang dan
Sendi lainnya
Setempat:
− Fraktur
−Nekrosis avaskular
Tabel 2.1 Osteoartritis idiopatik dan sekunder, (Setyohadi, 2000)

B. osteoporosis

1. Patah tulang

Salah satu komplikasi dari osteoporosis yang paling sering terjadi adalah patah tulang. Area tulang yang
kehilangan kepadatan mineralnya lama-lama akan patah secara bertahap. Tulang belakang, tulang pinggul,
dan pergelangan tangan merupakan area tulang yang paling sering patah ketika terkena osteoporosis.

Patah tulang belakang

Patah tulang belakang adalah kondisi saat tulang-tulang kecil di area punggung patah baik satu ataupun lebih.
Jika Anda sudah terkena osteoporosis, patah tulang menjadi komplikasi yang sangat rentan terjadi. Bahkan,
membungkuk atau batuk yang keras saja bisa langsung mematahkan tulang belakang Anda.

Ketika tulang belakang patah, biasanya disertai dengan rasa nyeri pada area sepanjang tulang belakang dari
punggung bawah ke tengah. Bahkan, kondisinya sering kali memburuk ketika Anda duduk atau berdiri dalam
waktu yang lama.

Patah pergelangan tangan

Patah pergelangan tangan termasuk salah satu komplikasi dari osteoporosis yang juga kerap dialami. Kondisi
ini biasanya terpicu ketika penderita osteoporosis menjadikan telapak tangan sebagai tumpuan saat terjatuh.
Akibatnya, area pergelangan tangan memikul beban tubuh yang terlalu berat bagi orang dengan osteoporosis.

Ketika pergelangan tangan patah, ada beberapa gejala yang akan muncul seperti:

 Nyeri, bengkak, dan memar pada pergelangan tangan atau pangkal ibu jari.
 Pergelangan tangan Anda tertekuk pada sudut yang tidak wajar.
 Muncul sensasi sakit ketika mencoba menggenggam sesuatu pada area tangan yang terluka.

2.1.8. Pemeriksaan

A. osteoarthritis

a) Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan
gambaran radiologis.
Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA, ialah:
 Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada daerah
yang menanggung beban)
 Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
 Kista tulang
 Osteofit pada pinggir sendi
 Perubahan struktur anatomi sendi
Berdasarkan perubahan-perubahan radiologis diatas, secara radiografi OA
dapat digradasi menjadi ringan sampai berat; yaitu menurut Kellgren dan
Lawrence. Harus diingat bahwa pada awal penyakit, seringkali radiografi
sendi masih normal. (Milne dkk, 2007)
b) Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA, biasanya tidak banyak berguna.
Pemeriksaan laboratorium akan membantu dalam mengidentifikasi penyebab
pokok pada OA sekunder. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah)
dalam batas normal kecuali OA generalisata yang harus dibedakan dengan
arthritis peradangan. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor rhematoid dan

komplemen) juga normal. Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan


penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan
(<8000/m) dan peningkatan protein. (Soeroso, 2009)
c) Pemeriksaan Marker
Destruksi rawan sendi pada OA melibatkan proses degradasi matriks
molekul yang akan dilepaskan kedalam cairan tubuh, seperti dalam cairan sendi,
darah, dan urin. Beberapa marker molekuler dari rawan sendi dapat digunakan
dalam diagnosis, prognostik dan monitor penyakit sendi seperti RA dan OA dan
dapat digunakan pula mengidentifikasi mekanisme penyakit pada tingkat
molekuler.

B.osteoporosis

  Pemeriksaan non-invasif yaitu ;


aPemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan massa tulang.
b. Pemeriksaan absorpsiometri
c. Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
d. Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan
osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang
sternum atau krista iliaka.
e. Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia urine biasanya dalam batas
normal.sehingga pemeriksaan ini tidak banyak membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein
(GIA protein).
2.1.9. Penatalaksanaan medis

A. Osteoartritis

Penatalaksanaan OA pada pasien berdasarkan atas distribusinya (sendi mana


yang terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena. Pengelolaannya terdiri
dari 3 hal:
 Terapi non-farmakologis:
 Edukasi : memberitahukan tetang penyakitnya, bagaimana menjaganya
agar penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat
dipakai
 Menurunkan berat badan : Berat badan berlebih merupakan faktor
resiko dan faktor yang akan memperberat penyakit OA. Oleh karenanya
berat badan harus selalu dijaga agar tidak berlebihan. Apabila berat
badan berlebihan, maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila
mungkin mendekati berat badan ideal.
 Terapi fisik dan Rehabilitasi medik/fisioterapi
o Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap
dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungu sendi
yang sakit.
o Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri,
menguatkan otot, dan menambah luas pergerakan sendi.
 Terapi Farmakologis:
A. Obat Sistemik
1. Analgesik oral
o Non narkotik: parasetamol
o Opioid (kodein, tramadol)

B. osteoporosis

Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita
osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca
menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan
progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga
digunakan untuk mengobati osteoporosis.

 Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika
hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi.
Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.

Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan
pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps
tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive
back brace dan dilakukan terapi fisik.
Penanganan yang dapat di lakukan pada klien osteoporosis meliputi :

a. Diet
b. Pemberian kalsium dosis tinggi
c. Pemberian vitamin D dosis tinggi
d. Pemasangan penyangga tulang belakang (spina brace) untuk mengurangi nyeri punggung.
e. Pencegahan dengan menghindari faktor resiko osteoporosis (mis. Rokok, mengurangi
 konsumsi alkohol, berhati-hati dalam aktifitas fisik).
f. Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai