Anda di halaman 1dari 41

MTE OSTEOARTHRITIS

GENU

Fathoni Akbar 1810311045 


DEFINISI
• Osteoarthritis (OA) adalah suatu penyakit kronis yang melibatkan cairan
sinovial dan tulang rawan sendi, terutama pada sendi lutut, panggul,
verterba, dan tangan.
• Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama disabilitas secara
global yang ditandai dengan adanya penyempitan celah sendi, sklerosis
tulang subkondral, pembentukan osteofit, dan berkurangnya cairan sendi.
• Sebanyak 80% orang dengan OA mengalami gangguan pergerakan sendi
Anatomi
Sendi genu merupakan bagian Terdapat 3 sendi yang
dari ekstremitas inferior yang mendukung lutut
menghubungkan tungkai atas 1) Sendi fibrosa (sinartrodial),
dengan tungkai bawah, sendi
genu adalah sendi paling besar merupakan sendi yang tidak
dalam tubuh, sangat komplek dapat bergerak.
mempunyai otot fleksor dan 2) Sendi kartilaginosa
ekstensor yang kuat serta (amfiartrodial), merupakan
mempunyai ligamen yang kuat. sendi yang dapat sedikit
Fungsi dari sendi genu ini adalah bergerak.
untuk mengatur pergerakan dari 3) Sendi sinovial (diartrodial),
kaki, tulang-tulang dipadukan merupakan sendi yang dapa
dengan berbagai cara misalnya tdigerakkan dengan bebas
dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligamen, tendon, fasia, atau otot.
Tulang Pembentuk
Ligamen dan Jaringan Lunak
Otot-Otot Pada Lutut
 Otot Fleksor Genu
Kelompok otot fleksorgenu adalah
hamstring yang terdiri dari biceps
femoris, semitendinosus,
dansemimembranosus, selain itu juga di
bantu otot-otot gracilis, sartorius,
gastrocnemius, popliteus dan plantaris.
 Otot Ekstensor Genu
Kelompok otot ekstensor genu
adalah quadriceps yang terdiri dari
rectus femoris, vastus medialis,
vastus intermedius, dan vastus
lateralis, keeempat otot
quadricepsbersatu membentuk
tendon dan melekat pada tulang
tibia(tuberositas tibialis) melalui
ligamenpatella.
Bursa
Bursa adalah suatu kantung tertutup
dari jaringan areolar, dindingnya
lembek saling terpisah oleh suatu
lapisan cairan licin yang menyerupai
putih telur, sebagian suatu pelumas
dan untuk mengurangi gesekan antara
tulang, otot, tendon serta
memungkinkan gerakan lebih bebas.
Persyarafan
N. Femoralis
N. Obturatorius.
N. peroneus communis
N. Tibialis
Meniskus
Meniscus adalah lempeng berbentuk
sabit fibrocartilagopada permukaan
artikulartibia, batas perifernya tebal dan
cembung, melekat pada bursa, batas
dalamnya cekung dan membentuk tepian
bebas, permukaan atasnya cekung dan
berhubungan langsung dengan condylus
femoris, fungsi meniscus ini adalah
memperdalam fascies artikularis
condylustibialisuntuk menerima condylus
femoris yang cekung.
Kapsul Sendi
Kapsul sendi merupakan pengikat kedua tulang yang bersendi agar
tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu terjadi gerakan,
tersusun atas fibrosisdan membran synovialinternal yang melapisi
semua permukaan internal cavitas artikularis yang tidak di lapisi
kartilago artikularis, kapsul sendi, terdiri dari:
a.Lapisan luar Di sebut juga fibrous capsul, terdiri dari jaringan
penghubung yang kuat yang tidak teratur, dan akan berlanjut menjadi
lapisan fibrous dari periosteum yang menutupi bagian tulang, dan
sebagian lagi akan menebal dan membentuk ligamentum.
b.Lapisan dalam Di sebut juga synovial membran, bagian dalam
membatasi cavum sendi dan bagian luar merupakan bagian dari
artikular kartilago,membran ini menghasilkan cairan synovial yang
terdiri dari serum darah dan cairan sekresi dari selsynovial, cairan
synovial ini merupakan campuran yang kompleks dari polisakarida
protein, lemak dan sel-sel lainnya, polisakaridaini mengandung
hyaluronicacid yang merupakan penentu kualitas dari cairan synovial
dan berfungsi sebagai pelumas dari permukaan sendi sehingga sendi
mudah digerakkan.
EPIDEMIOLOGI
Osteoarthritis (OA) adalah Osteoarthritis (OA) : lebih tinggi
salah satu dari 10 penyebab pada usia tua
utama kelumpuhan dan laki-laki > 60 tahun >>wanita dalam
gangguan pergerakan sendi. kelompok usia yang sama.

Amerika Serikat : >30 juta orang memiliki OA. WHO : 9,6% laki-laki dan
Inggris : +- 8 juta orang mengalami OA. 18,0% wanita > 60 tahun
memiliki OA simtomatik. 
PATOFISIOLOGI

a) Kerusakan Kartilago
b) Pembentukan osteofit
c) Sklerosis subkondral
d) Kista subkondral
KLASIFIKASI OSTEOARTHRITIS
Berdasarkan Etiologi
1)OA Primer (Idiopatik)
2)OA Sekunder
KLASIFIKASI OSTEOARTHRITIS
Berdasarkan lokasi sendi yang terkena
ETIOLOGI
Terjadinya osteoartritis disebabkan karena beberapa hal :
a. Perubahan metabolik seperti akibat dari penyakit wilson, artritis kristal, akromegali, hemokromatosis.

b. Kelainan anatomi atau struktur sendi seperti panjang tungkai tidak sama, deformitas valgus atau
varus, dislokasi koksa kongenital.

c. Trauma: trauma sendi mayor, fraktur pada sendi atau osteonekrosis, akibat bedah tulang.

d. Inflamasi: semua artropati inflamasi dan artritis septik.


FAKTOR RISIKO
• Hipertensi
• usia lebih dari 50 tahun
• Hiperurisemi
• jenis kelamin perempuan
• ras / etnis • Histerektomi

• Genetik • Menisektomi
• kebiasaan merokok • riwayat trauma lutut
• konsumsi vitamin D • kelainan anatomis
• Obesitas • kebiasaan bekerja dengan beban berat
• Osteoporosis
• aktivitas fisik berat
• Diabetes mellitus
• kebiasaan olah raga.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS :
• Nyeri dirasakan berangsur-angsur (onset gradual)
• Tidak disertai adanya inflamasi (kaku sendi dirasakan < 30 menit, bila disertai inflamasi, umumnya
dengan perabaan hangat, bengkak yang minimal, dan tidak disertai kemerahan pada kulit)
• Tidak disertai gejala sistemik
• Nyeri sendi saat beraktivitas
• Sendi yang sering terkena: Sendi tangan: carpo-metacarpal (CMC I), Proksimal interfalang (PIP) dan
distal interfalang (DIP), dan Sendi kaki: Metatarsofalang (MTP) pertama. Sendi lain: lutut, V. servikal,
lumbal, dan hip.
• Tanyakan penyakit lain yang menyertai, untuk pertimbangan pemberian terapi.
Faktor risiko penyakit :
• Bertambahnya usia
• Riwayat keluarga dengan OA generalisata
• Aktivitas fisik yang berat
• Obesitas
• Trauma sebelumnya atau adanya deformitas pada sendi yang bersangkutan.
PEMERIKSAAN FISIK
 Antopometri: IMT > 25 kg/m2

 GALS (Gait, Arm, Leg, Spine) : antalgic gait

 Look / inspeksi, : keterlibatan sendi asimetris, deformitas seperti atrofi otot, bengkak (efusi),
ataupun penonjolan tulang (nodus Heberden dan Bouchard)

 Feel / palpasi, : nyeri tekan sendi, periarticular/tepi tulang, tidak teraba panas, teraba krepitus,
dan teraba tonjolan/perbesaran tulang (Nodul Bouchards’s dan Heberden’s)

 Move / gerakan, : bunyi krepitus, nyeri saat digerakkan, dan limitasi ROM

 Tes spesial: patellar tap untuk melihat adanya efusi sendi


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
 LED serum: umumnya ditemukan normal
 CRP (C-reactive protein) serum: normal RF: negatif
 Antibody anti-CCP (cyclic citrullinated peptide): negatif
Radiologi
 X-ray: osteofit, penyempitan ruang sendi, sklerosis subkondral, kista
tulang subkondral
 MRI: penyempitan ruang sendi, perubahan subkondral, osteofit, efusi,
kerusakan meniskus, tendon, dan otot.
 Artrosentesis (analisa cairan sinovial): pada OA ditemukan leukosit <
2000 u/L dengan dominasi mononuklear, tidak terdapat deposit kristal,
tidak ditemukan patogen
Kriteria Diagnosis Lutut
Grade OA

Grade 0 : Normal, Tidak tampak adanya tanda-


tanda Osteoarthritis pada radiologis.
Grade 1: Curiga terdapat osteofit dan
penyempitan sendi.
Grade 2: Ringan, osteofit yang jelas, terdapat
sedikit penyempitan pada anteroposterior genu.
Grade 3: Sedang, osteofit sedang, deformitas ruang
antar sendi yang cukup besar.
Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat
deformitas ruang antar sendi yang berat dengan
sklerosis pada tulang subkondral.
Grade OA
DIAGNOSIS BANDING
Rheumatologi : 
Infeksi :
• Gout dan pseudogout • Artritits septik
• Artritis reumatik/rheumatoid arthritits (RA) • Artritits pasca-infeksi
Ortopedi :
• Artritits reaktif • Artropati neuropatik (sendi Charcot)
• Fibromialgia • Sindrom patellofemoral

• Tendonitis
• Artritis psoriatic
• Bursitis (prepatela dan trochanter)
• Nekrosis avascular

• Spondylitis ankilosing
Tatalaksana
Tindakan Preventif
1. Pencegahan Primer
Beberapa faktor risiko OA, meliputi:
a. Faktor Risiko Sistemik
1) Genetik
2) Penuaan
3) Jenis Kelalamin (dominan wanita)
b. Faktor Risiko Lokal
1) Obesitas
2) Cedera/operasi
3) Cedera stres repetisi
2. Pencegahan Sekunder
a. Latihan terapeutik dengan beban yang ringan direkomendasikan
untuk mempertahankan luas gerak sendi dan menguatkan otot-
otot disekeliling sendi.
b. Untuk OA lutut direkomedasikan penurunan berat badan. Hal ini
berguna untuk mengurangi progresivitas OA sekaligus juga berguna
untuk kesehatan
c. Edukasi pasien untuk dapat memahami kondisi penyakit mereka,
dan menganjurkan untuk terus aktif dan mempertahankan
mobilitasnya, karena bila sendi tidak digunakan akan dapat
menyebabkan imobilitas lebih lanjut.
Tindakan Non-Operatif
1. Fisioterapi dan Terapi Fisik
Dasar tata laksana pada kasus awal adalah fisioterapi, yang
ditujukan untuk menjaga mobilitas sendi dan meningkatkan
kekuatan otot. Program yang diberikan dapat berupa latihan
aerobik dan latihan penguatan otot lokal. Modalitas lain dapat
berupa pemijatan dan pemberian energi panas. Namun modalitas
ini hanya dapat mengurangi nyeri dan bertahan untuk waktu
singkat, sehingga terapi perlu dilakukan berulang.
Hal-hal penting yang berhubungan dengan latihan fisik terapeutik untuk pasien
OA lutut adalah:
(1) terapi latihan fisik harus disesuaikan secara individu dan terpusat pada pasien
dengan mengingat faktor usia, komorbiditas, dan mobilitas keseluruhan;
(2) agar efektif, program latihan harus meliputi edukasi untuk mendukung
perubahan pola hidup positif dengan peningkatan aktivitas fisik;
(3) latihan fisik berkelompok atau individual terhitung sama efektif, tergantung
kenyamanan pasien;
(4) kepatuhan merupakan prediktor utama outcome jangka panjang; (5) strategi
untuk meningkatkan dan menjaga kepatuhan harus digunakan; dan
(6) peningkatan kekuatan otot dan proprioseptif karena program latihan dapat
memperlambat progresi OA
2. Mengurangi Beban
Kondisi overweight atau obese merupakan faktor risiko penting
terjadinya OA pada ekstremitas bawah. Melindungi sendi dari beban
yang berlebihan dapat memperlambat rusaknya kartilago. Hal ini juga
efektif untuk mengurangi nyeri. Tindakan yang dapat dilakukan adalah
mengurangi berat badan pada pasien obese, menggunakan sepatu
dengan shock-absorbent, dan menghindari aktivitas naik tangga.
3.Terapi Intra-Artikuler
Prinsip dasar terapi intrasinovial pada OA adalah memasuki ruang
sendi, aspirasi cairan, dan memasukkan suspensi kortikosteroid yang
menekan inflamasi dan sangat efektif memberikan rasa nyaman pada
pasien untuk jangka waktu yang panjang. Pemberian terapi intra-
artikuler, sebaiknya diikuti dengan istirahat total selama 3 hari dan
diikuti dengan penggunaan alat bantu berjalan (tongkat, kruk, atau
walker) selama 3 minggu untuk jalan jarak jauh. Mengurangi nyeri
dengan mempertahankan atau mengembalikan fungsi gerak sendi
merupakan tujuan utama terapi.
Indikasi
1. Untuk meringankan nyeri dan menekan inflamasi sinovitis.
2. Untuk memberikan terapi tambahan pada satu atau dua sendi yang tidak
responsif terhadap terapi sistemik lain
3. Untuk memfasilitasi program terapi fisik dan rehabilitatif atau prosedur
orthopaedi korektif.
4. Untuk mencegah laksitas kapsuler dan ligamen (efusi lutut masif).
5. Untuk memberikan efek sinovektomi medis.
6. Untuk mengobati pasien yang unresponsif atau intoleran terhadap terapi
sistemik oral.
7. Untuk mengobati efusi akut yang timbul karena deposisi kristal.
Kontraindikasi
1. Infeksi (lokal atau sistemik)
2. Terapi antikoagulan
3. Efusi hemoragik
4. Dibetes melitus tidak terkontrol
5. Destruksi dan/atau deformitas sendi tingkat lanjut
6. Overnutrisi ekstrim
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai