Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK B-4

• Amayliah (1102018241)
• Tiara mutia (1102018213)
• Shierly bionada q (1102018294)
• Natasya fadia haya (1102018256)
• Zsazsa taqi iwari (1102018309)
• Puja khairunisa (1102018355)
• Sintia pramudia w (1102018277)
• Sendang tri winayu (1102018229)
• Rafi nail raditya (1102018251)
SKENARIO

NYERI LUTUT
Seorang perempuan berumur 56 tahun datang ke Poliklinik RS
dengan keluhan nyeri pada lutut kanan. Terutama timbul ketika
berjalan jauh dan berdiri lama. Kekakuan pada lutut juga dialami
terutama pagi hari. Dari pemeriksaan fisik didapat tekanan darah
dan nadi normal, berat badan 80 kg dengan tinggi badan 155 cm
(kesan obesitas). Dijumpai juga krepitasi dan sedikit keterbatasan
gerak (ROM) pada lutut kanan. Tidak ditemukan kemerahan atau
bengkak pada kedua lutut
◦ 1.1 Makro

◦ Persendian adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan
melalui jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam. Pada articulatio terdapat rongga
sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan.
◦ Articulatio Genus (Sendi Lutut)
 Terletak pada ekstremitas inferior yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. ada dasarnya
sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis dan
lateralis dan condylus tibiae yang terkait dan sebuah sendi pelana, diantara patella dan facies
patellaris femoris.
◦ Tulang- tulang pembentuk articulatio genus adalah:
◦ Os. Femur
◦ Os. Tibia
◦ Os. Patella
Otot – otot yang mempunyai fungsi pada sendi lutut
◦ Flexi – flexor
◦ Extensi - extensor
◦ Rotasi Medial
◦ Rotasi Lateral
◦ Ligamentum Cruciatum Posterior
Ligamentum pada persendian lutut

Ligamentum Extracapsularis
◦ Ligamentum Patellae
◦ Ligamentum Collaterale Laterale (Collaterale Fibulae)
◦ Ligamentum Collaterale Mediale (Collaterale Tibiae)
◦ Ligamentum Popliteum Obliquum
◦ Ligamentum Transversum Genus
 Ligamentum Intra Capsular
 Cartilago Semilunaris (Meniscus)
◦ Ligamentum Cruciatum Anterior
◦ Cartilago Semilunaris Medialis
◦ Ligamentum Cruciatum Posterior
◦ Cartilago Semilunaris Lateralis
Mikroskopis
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi bersifat permanen, dan dapat
digolongkan berdasarkan ciri susunannya menjadi 3 golongan utama:
◦ Sendi fibrosa
◦ Sendi tulang rawan (kartilaginosa)
◦ Sendi Sinovial
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu:
◦ Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung70-80% air,
hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan
sendi elastis
◦ Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangattahan
terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal,sehingga rawan
sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan.Disamping itu matriks
juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain sepertienzim
Definisi Osteoatritis
◦ Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif non inflamasi
yang ditandai dengan degenerasi tulang sendi, hipertrofi tulang
pada tepinya dan perubahan pada membran sinovial serta
nyeri setelah aktifitas berkepanjangan dan kekakuan khususnya
pada pagi hari atau setelah inaktivitas (Dorlan)
Etiologi
◦ Penekanan secara terus menerus dititik

◦ tertentu

◦ Penyakit asam urat

◦ Tulang rawan yang terkikis

◦ Kurang asupan vitamin D dan kalsium

◦ Beban yang terlalu berat


Klasifikasi
◦ Klasifikasi
◦ Menurut Kellgren dan Lawrence osteoartritis dalam
◦ pemeriksaan radiologis diklasifikasikan sebagai berikut:
◦ Grade 0: Normal, Tidak tampak adanya tanda-tanda OA pada radiologis.
◦ Grade 1: Ragu-ragu, tanpa osteofit.
◦ Grade 2: Ringan, osteofit yang pasti, tidak terdapat ruang antar sendi.
◦ Grade 3: Sedang, osteofit sedang, terdapat ruang antar sendi yang cukup besar.
◦ Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat ruang antar sendi yang lebar
dengan sklerosis
◦ pada tulang subkondral.
Patofisiologi
1) Fase 1 2) Fase 2
Terjadinya penguraian proteolitik pada Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi
matriks kartilago. Metabolisme kondrosit dari permukaan kartilago, disertai
menjadi terpengaruh dan adanya pelepasan proteoglikan dan
meningkatkan produksi enzim seperti fragmen kolagen ke dalam cairan
metalloproteinases yang kemudian sinovia.
hancur dalam matriks kartilago.
Kondrosit juga memproduksi
penghambat protease yang
mempengaruhi proteolitik. Kondisi ini
memberikan manifestasi pada
penipisan kartilago.
◦ 3) Fase 3

Proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respons inflamasi pada sinovia.
Produksi magrofag sinovia seperti interleukin 1 (IL-1), tumor necrosis factor-alpha (TNF-α), dan
metalloproteinase menjadi meningkat. Kondisi ini memberikan manifestasi balik pada kartilago
dan secara langsung memberikan dampak adanya destruksi pada kartilago. Molekul-molekul
pro- inflamasi lainnya seperti nitric oxide (NO) juga ikut terlibat. Kondisi ini memberikan
manifestasi perubahan arsitektur sendi dan memberikan dampak terhadap pertumbuhan
tulang akibat stabilitas sendi. Perubahan arsitektur sendi dan stress inflamasi memberikan
Patofisiologi Rheumatoid
Atritis
◦ RA merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang
sendi. Reaksi autoimun terjadi dalam
jaringan sinovial. Kerusakan sendi mulai terjadi dari proliferasi
makrofag dan fibroblas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah
perivaskular dan terjadi proliferasi sel-sel endotel kemudian terjadi
neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang terlibat
mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel-sel inflamasi.
Terbentuknya pannus akibat terjadinya pertumbuhan yang
iregular pada jaringan sinovial yang mengalami inflamasi. Pannus
kemudian menginvasi dan merusak rawan sendi dan tulang
Respon imunologi melibatkan peran sitokin, interleukin, proteinase
dan faktor pertumbuhan.
Manifestasi Klinis
◦ Nyeri Sendi
◦ Keluhan utama yang sering membawa pasien ke dokter.
◦ Kekakuan
◦ Dapat timbul setelah duduk lama atau bangun dari tidur.
◦ Krepitasi
◦ Terdengar bunyi gemeretak sendi saat bergerak
◦ Pembengkakan sendi
◦ Sendi membesar bisa disebabkan oleh radang sendi dan bertambahnya cairan
◦ sendi atau keduanya.
◦ Kemerahan pada sendi
◦ Kemerahan pada sendi merupakan salah satu tanda peradangan sendi.
Faktor Resiko
◦ Jenis kelamin
Angka kejadian osteoartritis berdasarkan jenis kelamin didapatkan lebih tinggi pada
perempuan
◦ Obesitas
Membawa beban lebih berat akan membuat sendi sambungan tulang bekerja dengan
lebih berat
◦ Usia
Osteoarthritis biasanya terjadi pada usia lanjut.
◦ Riwayat Trauma
Cedera sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi.
◦ Riwayat Genetik
Adanya mutasi dalam gen prokolagen berperan dalam timbulnya osteoarthritis.
◦ Kelainan pertumbuhan tulang
kelainan kongenital atau pertumbuhan tulang berperan pada timbulnya
osteoarthritis pada usia muda.
Pemeriksaan Penunjang
◦ Untuk menentukan diagnostik OA selain melalui pemeriksaan fisik juga
diperlukan pemeriksaan penunjang seperti radiologis dan pemeriksaan
laboratorium. Foto polos dapat digunakan untuk membantu penegakan
diagnosis OA walaupun sensivitasnya rendah terutama pada OA tahap awal.
USG juga menjadi pilihan untuk menegakkan diagnosis OA karena selain
murah, mudah diakses serta lebih aman dibanding sinar-X, CT-scan atau MRI
Pemeriksaan Fisik
◦ Pada perabaan dapat dirasakan peningkatan suhu pada sendi.
Otot-otot sekitar sendi yang atrofi dapat terjadi karena tidak
digunakan atau karena hambatan reflek dari kontraksi otot.
Pada tingkat lanjut osteoartritis, dapat terjadi deformitas berat (
misal pada osteoartritis lutut, kaki menjadi berbentuk O atau X),
hipertrofi (pembesaran) tulang, subluksasi, dan kehilangan
pergerakan sendi (Range of Motion,ROM). Pada saat
melakukan gerakan aktif atau digerakkan secara pasif. Adapun
predileksi osteoartritis adalah pada sendi-sendi tertentu seperti
carpometacarpal I, matatarsophalangeal I, sendi apofiseal
tulang belakang, lutut (tersering) dan paha.
Tatalaksana
a. Terapi konservatif yang bisa dilakukan meliputi edukasi kepada
pasien, pengaturan gaya hidup, apabila pasien termasuk
obesitas harus mengurangi berat badan, jika memungkinkan
tetap berolah raga (pilihan olah raga yang ringan seperti
bersepeda, berenang)
b. Fisioterapi untuk pasien OA termasuk traksi, stretching, akupuntur,
transverse friction (tehnik pemijatan khusus untuk penderita OA),
latihan stimulasi otot, elektroterapi.
c. Pertolongan ortopediPertolongan ortopedi kadang-kadang
penting dilakukan seperti sepatu yang bagian dalam dan luar
didesain khusus pasien OA, ortosis juga digunakan untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi (Michael et. al,
2010).
d. Farmakoterapi
-Analgesik / anti-inflammatory agents.
Pencegahan
◦ Melakukan olahraga secara rutin untuk menguatkan otot dan sendi.
◦ Menjaga postur tubuh saat duduk atau berdiri. Pastikan Anda meregangkan
otot tubuh sesering mungkin.
◦ Menjaga berat badan agar tidak mengalami obesitas.
Diagnosa & Diagnosa
Banding

AR
◦ Nyeri pada lutut setidaknya 1 bulan
◦ Krepitasi pada sendi lutut saat nergerak aktif
◦ Kaku pagi dialami selama 30 menit
◦ Usia diatas 38 tahun
◦ Pembesaran ukuran tulang distal femur atau proximal tibia
pada pemeriksaan
Diagnosis & Diagnosis
Banding OA
◦ Nyeri lutut ampir setiap hari dalam 1 bulan dijumpai
osteofit(spur) pada sendi
◦ Pemeriksaan cairan synovial mendukung satu osteoarthritis
◦ Usia >40 tahun
◦ Kaku pada pagi hari
◦ Krepitasi pada gerak sendi
Prognosis
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif, maka dapat dipahami
bahwa penyakit ini bersifat progresif sesuai dengan usia penderita.
Namun apabila diketahui secara dini dan belum menimbulkan
deformitas (valgus atauvarus), maka perjalanan penyakit dapat
dihambat dengan cara membuat atau berusaha memperbaiki
stabilitas sendi. Berikut merupakan prognosis untuk kasusOA :
Komplikasi
Osteoarthritis yang tidak mendapat penanganan yang baik dan tepat,
akan menimbulkan berbagai masalah baru yang terjadi akibat proses
penyakit itu sendiri, seperti adanya osteofit sehingga terjadi proses
penghancuran tulang rawan sendi. Tulang subkondral lama kelamaan
dapat menusuk pada metafisis dari tulang tibia dan tulang femur.
Sebagai akibatnya, terjadi komplikasi seperti nyeri, kaki

Anda mungkin juga menyukai