Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

SKIKZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh:
Amayliah
1102018241

Pembimbing:
Kombes Pol dr. Karjana, Sp.KJ
dr. Henny Riana, Sp.KJ (K)
dr. Witri Narhadiningsih, Sp.KJ
dr. Esther Margaretha Livida Sinsuw, Sp.KJ
dr. Hening Madonna, Sp.KJ

Kepanitraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
28 Maret 2022 – 30 April 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
“SKIKZOFRENIA PARANOID”

Diajukan Sebagai Pemenuhan Persyaratan Ujian


Kepaniteraan Klinik Departemen Jiwa
RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto

Disusun Oleh :
Amayliah
2010221051

Jakarta, 8 April 2022


Telah dibimbing dan disahkan oleh :

Pembimbing :
Kombes Pol dr. Karjana, Sp.KJ
dr. Henny Riana, Sp.KJ (K)
dr. Witri Nurhadiningsih, Sp.KJ
dr. Esther Margaritha Livida Sinsuw, Sp.KJ
dr. Hening Madonna, Sp.KJ
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga laporan kasus ujian yang berjudul “Skizofrenia Paranoid” ini telah
berhasil diselesaikan. Laporan kasus ini adalah ujian kepaniteraan klinik pendidikan Profesi
Dokter di KSM Ilmu Kesehatan Jiwa RS Bhayangkara Tingkat I R. Said Sukanto Kramat
Jati, Jakarta Timur.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing-pembimbing di KSM


Ilmu Kesehatan Jiwa yang telah sabar membimbing dan mengarahkan laporan kasus ujian ini.
Tidak ada hasil yang baik tanpa dukungan dari pihak-pihak yang memberi pertolongan
sehingga tersusunlah dan terselesaikannya laporan kasus ini.

Penulis menyadari laporan kasus ujian ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan dan segala kritik dan saran sangat penulis
terima dengan terbuka. Penulis berharap laporan kasus ujian ini dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 31 Maret 2022

Amayliah

3
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan …………………………….…………………………………….. 2
Kata Pengantar ……………………………..….……………………………………….3
Daftar Isi …………………………………..……………………………..…………… 4

4
I. LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien

Nama : Sri Kusni Rahayu


Usia : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 22 April 1968
Alamat : Asrama Polri Ciracas 005/005
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status : Sudah Menikah

1.2 Riwayat Psikiatri


Autoanamnesis : Wawancara dengan pasien di Bangsal Dahlia RS TK 1 Bhayangkara
Said Sukanto pada tanggal 2 Maret 2022
Alloanamnesa : Wawancara kepada Ny. M dan Tn. W sebagai kaka iparnya dan anak
kandung pasien via telepon pada tanggal 4 April 2022

1.2.1 Keluhan Utama


Pada tanggal 14 Maret 2022 Pasien perempuan berusia 53 tahun dibawa
oleh keluarganya ke RS Bhayangkara Tk. I R.S Sukanto karena gelisah sampai meracau,
mengamuk sampai membanting barang sejak kemaren sore.

5
1.2.2. Keluhan Tambahan
Saat di wawancara kembali pasien mengaku melihat ayahnya yang sudah meninggal
ketika hendak tidur yang akhirnya membuat pasien gelisah dan sulit tidur.

1.2.3 Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien perempuan berusia 53 tahun dibawa oleh kakanya ke IGD RS Bhayangkara
TK. I. R. Said Sukanto dengan keluhan menurut kaka iparnya merasa gelisah, sempat
memukul kaka kandungnya ke-2 yang bernama Ny. N lalu anak laki-laki dari Ny. N tidak
terima bahwa ibunya dipukul oleh pasien akhirnya anak laki-laki ini membalas dengan
memukulnya lalu pasien mengamuk. Menurut kaka iparnya ibu RT dan warga setempat
merasa terganggu dengan perilaku pasien yang kadang memberhentikan motor di tengah
jalan lalu tidak boleh lewat tanpa sebab yang akhirnya warga setempat merasa takut dan
merasa bahwa pasien mempunyai kelainan jiwa.
Pasien mengatakan bahwa kaka iparnya memberi alasan ia di bawa ke IGD
dikarenakan sering merokok selain itu pasien tidak mengetahui alasan mengapa ia dibawa
ke IGD, dan itu dibenarkan oleh kaka iparnya karena jika diberitahu alasan untuk
memeriksa kesehetan jiwa pasien tidak mau ke IGD. Menurut anak pasien yang bernama
Tn. W, saat di IGD sedang di infus pasien melakukan pelarian atau kabur-kabur terus, dan
pasien mengaku ia kabur ke rooftop untuk merokok, lalu saat di rooftop pasien merasa
bingung kenapa harus dibawa ke IGD karena sering merokok lalu pasien kabur lagi dari
rooftop dan akhirnya berhasil di tangkap sehingga dibawa ke ruang dahlia.
Dari pengakuan pasien ia kadang merasa cemas dan gelisah karena pikiran yang
berulang-ulang dari kejadian tahun 2007 sebagai karwayan swasta, dimana BPKB mobil itu
hilang diambil orang asing sehingga harus ganti rugi sekitar 100jt, dan itu benarkan oleh
kaka iparnya. Keluhan ini tidak dirasakan pasien setiap hari, namun tahun 2008-2009
keluhan ini hampir pasien rasakan setiap hari dikarenakan pasien menderita baby blues dan
itu dibenarkan oleh kaka iparnya dimana setelah kejadian itu pasien merasakan kecemasan
yang berlebihan dan sempat dibawa ke RS Polri untuk dirawat masalah kesehatan jiwanya
lalu sekitar awal tahun 2010 pasien dinyatakan membaik dan hidup seperti normal seperti
biasanya.
Setalah dinyatakan sembuh pada tahun 2010, tahun 2022 tepatnya pada tanggal 14
Maret keluarga sepakat membawa pasien ke IGD RS Bhayangkara TK. I. R. Said Sukanto
lagi dikarenakan alasan yang tertera diatas yaitu warga setempat merasa terganggu dengan
perilaku pasien.
6
Saat ini, pasien mengatakan bahwa dia sering melihat ayahnya yang sudah meninggal,
pasien mendengar suara ayahnya mengatakan bahwa dia merindukannya, namun pasien coba
mengabaikannya tetapi ayahnya selalu muncul dan seolah-olah seperti dikejar lalu ayahnya
mengatakan juga tidak ingin berpisah dengan pasien, ini sudah berlangsung 1 bulan. Pasien
mengatakan sangat ingin pulang bertemu keluarganya. Berdasarkan keterangan perawat dan
teman-teman seruangannya pasien aktif bersosialisasi dan suka berbicara sendiri. Pasien
mempunyai pengetahuan yang luas dan itu dibenarkan oleh kaka iparnya yang pernah satu
sekolah SMP-SMA dengan pasien, pasien memang merupakan orang yang selalu
mendapatkan ranking di kelas nya selain itu pasien aktif dalam berbagai organisasi seperti
menjabat wakil OSIS.

A. Riwayat Gangguan Psikiatri


Menurut kaka iparnya, pasien juga pernah berobat ke poli jiwa sebelumnya pada
tahun 2007 saat kehilangan BPKB mobil ia merasa depresi dan tidak bisa menahan emosi,
lalu tahun 2008-2009 menderita baby blues, pasien merasa cobaan yang diberi tak kunjung
reda yang akhirnya membuat pasien di bawa ke RS Bhayangkara TK. I. R. Said Sukanto
untuk mengatasi masalah kesehatan mentalnya, karena sudah berhari-hari tidak bisa tidur dan
gelisah lalu diberi obat tidur oleh dokter pihak RS Bhayangkara TK. I. R. Said Sukanto dan
sempat dirawat. Di keluarga pasien juga tidak ada riwayat gangguan jiwa.

B. Grafik Perjalanan Penyakit

Chart Title
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
2007 2008 2009 2010- 2021 2022

Series1

Grafik 1. Perjalanan Penyakit

7
Keterangan:

0 : baseline, tidak ada gejala pada pasien.

1 : terdapat gejala minimal

2 : muncul gejala sedang yang cukup mengganggu kehidupan pasien

3: muncul gejala berat yang mengganggu kehidupan pasien

2007 : Pasien terdapat adanya pemicu kegelisahan yaitu pasien kehilangan berkas BPKB
mobil, dan tidak tidur berhari-hari.
2008 : Pasien merasakan sangat gelisah setelah mengalami baby blues pada kehamilan ke-3
2009 : Pasien menjalan terapi di RS Bhayangkara TK. I. R. Said Sukanto untuk mengatasi
masalah kesehatan mentalnya, karena sudah berhari-hari tidak bisa tidur dan gelisah lalu
diberi obat tidur oleh dokter pihak RS Bhayangkara TK. I. R. Said Sukanto dan sempat
dirawat sehingga gejala yang muncul itu berkurang.
2010-2021 : Pasien membaik namun belum sembuh total.
2022 : Keluhan pasien memberat sehingga merasa gelisah diikuti dengan adanya halusinasi
visual (melihat ayahnya yang sudah meninggal)

C. Riwayat Gangguan Medis Umum


1. Riwayat kelainan bawaan ada yaitu rhematoid atau rematik.
2. Riwayat penyakit kronik disangkal.
3. Riwayat trauma kepala dengan nyeri kepala hebat disertai muntah menyembur
ataupun disertai pandangan ganda disangkal.
4. Riwayat demam dengan kejang disangkal.
5. Riwayat kejang dan penurunan kesadaran tiba-tiba disangkal.
6. Riwayat penyakit infeksi otak dengan kaku kuduk, penurunan kesadaran disangkal.

D. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif, Alkohol dan Merokok

8
Pasien mengatakan sudah merokok sejak tahun 1994 kadang sehari itu bisa 3
bungkus rokok. Riwayat minum-minuman beralkohol dan penggunaan zat psikoaktif
disangkal.

1.2.4 Riwayat Kehidupan Pribadi


A. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak dari perkawinan sah, anak yang diinginkan, dan
anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien lahir secara normal dibantu dengan
dokter di Rumah Sakit, cukup bulan, dan tidak ada penyulit. Cacat bawaan pada
pasien saat lahir disangkal.

B. Riwayat Perkembangan Pasien


1. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Proses tumbuh kembang pasien baik sesuai anak seusianya dan pasien
mendapatkan ASI, susu formula, dan imunisasi lengkap. Pasien tidak pernah
mengalami sakit berat seperti demam tinggi, kejang dan sakit kepala

2. Masa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)


Pasien tinggal bersama orang tuanya dan dapat bersosialisasi dengan baik
dengan teman-teman dan keluarganya. Suka diajarin membaca oleh ayahnya dan
ibunya setelah pulang sekolah. Ia menempuh pendidikan TK dilanjutkan SD
dimana sangat aktif mengikuti kegiatan di sekolahnya. Suka menonton tv dengan
ayahnya. Pasien tidak mengalami kendala yang berarti dalam lingkungan sosialnya.

3. Masa kanak-kanak akhir (12-18 tahun)


Pasien melanjutkan pendidikan SMP dan SMA. Saat SMP pasien tidak
mengalami kendala yang berarti dan mengatakan aktif mengikuti organisasi seperti
OSIS.
Saat SMA pasien juga merupakan siswa yang aktif. Suka belajar memasak
dengan tantenya setiap hari setelah pulang sekolah.

C. Riwayat Pendidikan
SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD dengan tuntas
SMP : Pasien menyelesaikan pendidikan SMP dengan tuntas
9
SMA : Pasien menyelesaikan pendidikan SMA dengan tuntas

D. Riwayat Pekerjaan
Saat ini pasien sebagai ibu rumah tangga, namun pasien pernah kerja sebagai
karyawan swasta pada tahun 1995.

E. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai ketentuan agama.
Pasien sholat lima waktu dan mengaji hampir setiap hari.

F. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah terlibat dengan pelanggaran hukum sebelumnya. Namun
ada pelanggaran sosial seperti mengganggu kenyamanan warga setempat.

G. Riwayat Sosial dan Keluarga


Pasien sudah menikah di saat umur 26 tahun lalu bercerai pada tahun 2010
dan pasien sering berinteraksi dan bersosialisasi. Hubungan pasien dengan
seluruh anggota keluarganya baik terutama dengan ayah dan ibu pasien.

H. Genogram

Keterangan :
: laki-laki

10
: perempuan

: pasien

: meninggal

: tinggal satu rumah

I. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien menyangkal bahwa pasien sakit dan pasien tidak mengetahui mengapa
ia dibawa ke rumah sakit dan ia merasakan bai-baik saja dalam kehidupannya.

J. Impian, Fantasi dan Cita-Cita


Pasien mengatakan bahwa cita-citanya adalah mengelilingi Indonesia dan
menjadi seorang guru.

1.3 Status Mental


1.3.1 Deskripsi Umum
A. Penampilan
Pasien wanita usia 53 tahun, penampakan fisik sesuai dengan usianya, pasien
memakai berhijab dan kadang tidak, memakai kacamata, kulit sawo matang, Saat
anamnesis, pasien menggunakan baju hitam dilapisi sweater dan tampak peduli
dengan penampilannya.
B. Kesadaran
Composmentis

C. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


1. Sebelum wawancara : pasien tampak sedang menonton tv di Bangsal Dahlia
2. Saat wawancara : pasien tenang, kooperatif dalam menjawab pertanyaan.
3. Setelah wawancara : Pasien jalan-jalan di Bangsal Dahlia

D. Sikap terhadap Pemeriksa

11
Selama proses anamnesis pasien tenang dan kooperatif dalam menceritakan
hal yang dirasakan pasien.

E. Pembicaraan
Saat pasien dapat berbicara dengan spontan, fasih, dan intonasi pasien baik.
Pasien dapat menjawab pertanyaan sesuai yang diajukan. Pasien berbicara dengan
lancar dan mudah dimengerti. Pasien dapat menunjukkan perasaannya dengan
baik.

I.3.2 Mood dan Afek


a. Mood : Hipertim
b. Afek : Luas
c. Keserasian : Serasi

1.3.3 Gangguan Persepsi


a. Halusinasi
Halusinasi audiotorik : ada (mendengar suara ayahnya)
Halusinasi visual : ada (seperti melihat ayahnya yang sudah meninggal)
b. Ilusi : tidak ada.
c. Depersonalisasi : tidak ada.
d. Derealisasi : tidak ada.

1.3.4 Sensorium dan Kognisi


a. Taraf Pendidikan
Pendidikan terakhir SMA
b. Pengetahuan Umum
Baik, karena pasien dapat menyebutkan nama presiden yang sedang dan
sebelumnya menjabat di Indonesia.
c. Konsentrasi dan perhatian
Pasien dapat melakukan pengurangan 7 dari angka seratus secara serial dan
pasien dapat mengeja kata DUNIA secara terbalik.
d. Orientasi

12
Waktu : Baik. Pasien dapat menyebutkan waktu saat pemeriksaan pada pagi
hari.
Tempat : Baik. Pasien dapat mengetahui dan menyebutkan tempat saat
dilakukan wawancara.
Orang : Baik. Pasien dapat mengenali dirinya, orang sekitarnya dan
pemeriksa.

e. Daya ingat
Jangka segera : Baik. Pasien dapat menyebutkan ulang 3 benda yang
sebelumnya disebutkan oleh pemeriksa.
Jangka pendek : Baik. Pasien dapat mengingat menu sarapan pagi hari.
Jangka panjang : Baik. Pasien dapat mengingat darimana asalnya

f. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat membedakan apel dan pir
.
g. Bakat kreatif
Memainkan alat musik suling, pianika.

h. Kemampuan menolong diri sendiri


ADL (activity of daily living) baik, pasien dapat melakukan kegiatan
sehari-hari sendiri dan merawat dirinya sendiri

1.3.5 Proses Pikir


a. Arus Pikir
1. Produktivitas : Dapat berbicara spontan
2. Kontinuitas : Koheren
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada
b. Isi Pikir
Terdapat “throught broadcasting” dimana pasien merasa isi pikirannya tersiar
keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.
 Miskin isi pikir : Tidak.

13
 Waham : Ada, waham kejar (ayahnya yang sudah meninggal
selalu muncul dan seperti dikejar ketika pasien mencoba menghiraukannya)
 Obsesi : Tidak ada.
 Kompulsi : Tidak ada.
 Fobia : Tidak ada

1.3.6 Pengendalian Impuls


Selama wawancara, pasien bersikap tenang, koperatif dan dapat
mengendalikan diri.

1.3.7 Daya Nilai


a. Daya Nilai Sosial
Baik, pasien mampu menilai hal baik dan buruk saat ditanya mengenai
norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti mencuri merupakan
perbuatan yang tidak baik.

b. Uji Daya Nilai


Baik, saat pasien diberi ilustrasi kasus ada seorang lansia yang
kesulitan menyebrang jalan, pasien akan membantu lansia tersebut untuk
menyebrang.

c. Daya Nilai Realita


Terganggu, karena pasien mengalami halusinasi

1.3.8 Tilikan
Pasien memiliki nilai tilikan derajat 1 karena ada penyangkalan total terhadap
penyakit

1.3.9. Taraf Dapat Dipercaya


Tidak dapat dipercaya karena semua hal yang ditanyakan ke pasien di
konfirmasi melalui alloanamnesa adanya sebagian perbedaan contohnya seperti punya
teman professor di Germany.

14
1.4 Pemeriksaan Fisik
1.4.1 Status Internus
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda vital :
Tekanan darah : 110/80
Laju Nadi : 90x/menit
Laju pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 °C
d) Status Generalis :
 Kepala : Bentuk kepala normocephal, simetris, alopesia (-)
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), Reaksi cahaya
langsung (+/+), RCTL (+/+), pupil bulat isokor diameter 3mm/3mm.
 Telinga : Othorrea (-/-), deformitas (-/-)
 Hidung : Napas cuping hidung (-/-), rhinorrhea (-/-), septum deviasi (-)
 Mulut : Bibir sianosis (-), atrofi papil lidah (-), faring hiperemis (-)
 Leher : Deviasi trakea (-), KGB dan Thyroid tidak teraba.
 Sistem Kardiovaskuler: Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Sistem Respiratorius: Suara napas vesicular (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
 Sistem Gastrointestinal: Bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
 Ekstremitas: Akral hangat, sianosis (-), edema (-)
 Sistem Urogenital: Tidak diperiksa

1.4.2 Status Neurologis


a) GCS : 15 (E4M6V5)
b) Kekuatan motorik : Tidak dilakukan

1.4.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.

I.4 Ikhtisar Penemuan Bermakna

15
a. Pada tanggal 14 Maret 2022 Pasien perempuan berusia 53 tahun dibawa oleh
keluarganya ke RS Bhayangkara Tk. I R.S Sukanto karena gelisah sampai
meracau, mengamuk sejak kemaren sore.
b. Mood hipertimia, karena pasien dalam suasana perasaan yang secara pervasif yang
memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai
aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak energik secara
berlebihan.
c. Afek luas, karena ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah variasi yang beragam
dalam ekspresi wajah.
d. Terdapat halusinasi auditorik berupa mendengar suara ayahnya
e. Terdapat halusinasi visual berupa melihat ayahnya yang sudah meninggal
f. Tidak terdapat gangguan ADL karena bisa melakukan kegiatan sehari-hari dan
merawat dirinya sendiri
g. Terdapat “throught broadcasting” dimana pasien merasa isi pikirannya tersiar
keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.
h. Terdapat waham kejar yaitu ayahnya yang sudah meninggal selalu muncul dan
seperti dikejar-kejar ketika pasien mencoba menghiraukannya

1.6 Formulasi Diagnosis


Setelah wawancara dengan pasien ditemukan adanya psikopatologi yang
menyebabkan distres dan disabilitas dalam fungsi dan aktivitasnya sehari-
hari. Oleh karena itu dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa
yang sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III :

A. Aksis I: Gangguan klinis dan gangguan lain yang menjadi focus


perhatian klinis

1. Gangguan Mental Organik (F0)


Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala, kejang
berulang atau epilepsi, penurunan kesadaran mendadak, maupun
gejala-gejala adanya peningkatan tekanan intrakranial.

2. Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Zat Psikoaktif (F1)

16
Pasien mengkonsumsi rokok. Pasien menyangkal konsumsi
alkohol, dan penggunaan zat psikoaktif seperti narkoba.

3. Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (F2)


Berasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan status mental,
didapatkan pasien, diagnosis Skizofrenia Paranoid (F20.1).
Ditemukan gejala yang sesuai dengan skizofrenia berupa thought
broadcasting, halusinasi dan waham.

4. Gangguan suasana perasaan (F3)


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental
tidak didapatkan perubahan mood yang memenuhi secara spesifik
dalam kriteria diagnosis pada gangguan suasana perasaan (F3)

5. Gangguan neurotik, somatoform dan gangguan stres (F4)


Dapat disingkirkan karena pasien pasien tidak memenuhi
kriteria untuk diagnosis

B. Aksis II: Gangguan kepribadian dan retardasi mental


Pada pasien tidak ditemukan adanya manifestasi yang mengarah
kepada gangguan kepribadian. Sehingga tidak didapatkan diagnosis aksis
II.

C. Aksis III: Kondisi medis umum


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak terdapat
kondisi medis abnormal. Maka diagnosis aksis III tidak ada.

D. Aksis IV: Masalah psikososial dan lingkungan


Pasien terdapat masalah yang berkaitan dengan lingkungan sosial.

E. Aksis V: Penilaian fungsi secara global


Pada pasien ini didapatkan Global Assessment of Functioning
(GAF) scale 70-61 yaitu beberapa geala ringan & menetap. Disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
17
1.7 Evaluasi Multiaksial
a. Aksis I : (F20.1) Skizofrenia Paranoid

b. Aksis II : Tidak ada

c. Aksis III : Tidak ada

d. Aksis IV : Masalah lingkungan sosial

e. Aksis V : GAF = 70 – 61

1.8 Diagnosis Banding


F25.0 Skizoafektif

1.9 PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam

1.10 RENCANA TERAPI


Psikofarmaka
 Qpin XR 1x300 mg
Psikoterapi
A. Psikoterapi Suportif
 Ventilasi: Meminta pasien untuk menarik nafas dan memberikan kesempatan
pada pasien untuk menceritakan masalah dan keluhannya.
 Sugesti: Menanamkan kepada pasien bahwa keluhan yang dialami dan
gangguannya dapat dikendalikan.
 Reassurance: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien bahwa
minum obat sangat penting untuk mengendalikan atau menghilangkan
keluhan yang dialami.
B. Psikoedukasi (pada keluarga pasien)
 Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit dan gangguan yang
dialami oleh pasien

18
 Menjelaskan dan mengingatkan kepada keluarga pasien mengenai
pentingnya keteraturan minum obat pada pasien secara rutin dan tepat waktu,
sesuai dengan aturan dokter.
 Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa dukungan (support) keluarga
akan sangat membantu keadaan pasien.

19

Anda mungkin juga menyukai