Penguji:
Disusun oleh:
Afrizal Fazza
1102014004
UNIVERSITAS YARSI
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, anugerah serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan status ujian mengenai
Skizofrenia Paranoid dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas di
Kepanitraan Klinik Stase Psikiatri yang bertempat di RS Jiwa Islam Klender Kota Jakarta Timur
serta untuk menambah wawasan bagi penulis. Rasa terima kasih ingin penulis sampaikan
kepada:
1. dr. H. Isa Multazam Noor Sp.KJ (K) selaku penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menjadi penguji serta memberikan bimbingan pada
stase psikiatri di RS Jiwa Islam Klender.
2. dr. Friendy Ahdimar Sp.KJ selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulis bertugas di RS Jiwa Islam
Klender.
3. dr. Zygawindi, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis selama bertugas di RS Jiwa Islam Klender.
4. Seluruh pihak yang telah terlibat dalam penulisan status ujian ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan
status ujian ini, maka dari itu diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan penulisan laporan kasus ini. Harapan penulis yaitu status ujian ini dapat
memberikan manfaat baik bagi diri penulis sendiri maupun bagi pembaca.
Afrizal Fazza
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I STATUS PASIEN..............................................................................................................1
I. DATA PRIBADI....................................................................................................................1
II. RIWAYAT PSIKIATRI.........................................................................................................2
III. RIWAYAT HIDUP................................................................................................................4
BAB II PEMERIKSAAN STATUS MENTAL...........................................................................8
BAB III PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................................12
BAB IV DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA.........................................................................13
ii
BAB I
STATUS PASIEN
I. DATA PRIBADI
Nama : Nn. I
Umur : 17 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Warganegara : WNI
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Pemeriksaan :
1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Pasien menangis hingga berteriak – teriak.
2
bertengkar menyebabkan pasien sedih dan sering menangis bahkan ketika di sekolah.
Pasien menyadari perilaku pacarnya tersebut tidak baik dan memilih untuk berhubungan
dekat dengan 7 orang lainnya untuk menghindari pacar pasien tersebut tetapi pasien
mengaku kesulitan untuk mengakhiri hubungannya karena merasa pikiran pasien
dikendalikan oleh pacarnya tersebut sehingga pasien tidak bisa terlepas darinya. Di
sekolah, pasien juga merasa teman – temannya membicarakan hal yang buruk
tentangnya dan tidak ada yang mau berteman dengannya karena menurut pasien mereka
iri karena pasien merasa ia lebih banyak disukai oleh lawan jenis dan terlalu fokus pada
hubungan dengan pacarnya daripada teman - temannya. (GAF 50 – 41)
2 minggu SMRS, pasien memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan
pacarnya tetapi menurut pasien pacar pasien tidak menerima keputusan tersebut namun
orang tua pasien mengatakan mereka sudah tidak berhubungan karena ayah pasien sudah
pernah meminta pacarnya untuk menjauhi pasien dan disanggupkan oleh pacarnya
karena menurut pacarnya juga pasien telah berselingkuh karena dekat dengan laki – laki
lain. Hal ini juga yang membuat pasien semakin merasa takut pacarnya akan berbuat
jahat kembali kepadanya bahkan sampai ingin membunuhnya, sedih dan juga ada rasa
bersalah. Pasien semakin sering menangis, nafsu makan menurun dan malas beraktivitas.
(GAF 50 – 41)
1 minggu SMRS, pasien mendapatkan kabar bahwa mantan pacar pasien dekat
dengan perempuan yang mirip dengan mantan kekasihnya dulu. Hal ini membuat pasien
kesal karena merasa bahwa mantan pacarnya tersebut belum selesai dengan masa lalunya
dan merasa bahwa dirinya hanya dijadikan pelampiasan. Pasien kemudian menangis
sambil berteriak – teriak. (GAF 50 – 41)
2 hari SMRS, pasien mengatakan semakin sulit untuk mengendalikan dirinya.
Menurut keterangan orang tuanya, pasien di rumah menangis hingga berteriak – teriak
sambil menjambak rambutnya dan pasien jarang keluar dari kamarnya. Pasien mengaku
sering ketakutan dan kesulitan untuk menahan tangis bahkan ketika di sekolah, pasien
juga tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran. (GAF 50 – 41)
Pagi hari SMRS, pasien mengatakan sangat takut dan tidak dapat menahan diri
untuk menangis dan berteriak – teriak ketika di sekolah. Akhirnya pasien meminta untuk
dijemput ayahnya dari sekolah dan meminta untuk dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam
3
Klender karena pasien merasa sudah tidak bisa lagi mengendalikan dirinya dan merasa
perlu diobati. (GAF 40 – 31)
4
3. Masa Anak Pertengahan (3 – 11 Tahun)
Menurut keterngan ibu, pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak
seusianya. Pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan. Tidak ada masalah terkait
perilaku yang dilaporkan guru atau teman – teman di sekolahnya.
5. Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien masih berstatus sebagai pelajar dan belum bekerja.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
5
dekat dengan orang tuanya maupun kakak dan adiknya. Pasien jarang mengobrol
atau bercerita dengan keluarganya. Pasien juga mengaku sering dimarahi hingga
dipukul oleh kedua orang tuanya. Pasien juga jarang mengobrol dengan tetangga
karena pasien jarang keluar rumah.
g. Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien memiliki
ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak pernah mengalami pelecehan seksual
maupun melakukan tindakan pelecehan seksual.
i. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien tinggal dalam satu
rumah bersama ayah, ibu, kakak laki – laki serta adik perempuannya. Tidak ada
riwayat keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien atau memiliki riwayat
gangguan kejiwaan.
6
Bagan 1: Genogram Keluarga
BAB II
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
7
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan berusia 17 tahun, penampilan sesuai usia. Pasien tampak rapih dan
bersih. Pada saat wawancara, pasien mengenakan pakaian seragam dari RS Jiwa
Islam Klender dengan memakai alas kaki.
B. Pembicaraan
1. Volume : Cukup
2. Kuantitas : Cukup
3. Kualitas : Cukup
4. Irama : Teratur
5. Artikulasi : Jelas
6. Intonasi : Jelas
D. Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
8
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
a. Proses Pikir: Koheren
- Flight of ideas : Tidak ada
- Asosiasi longgar : Tidak ada
- Blocking : Tidak ada
- Sirkumstansial : Tidak ada
- Tangensial : Tidak ada
- Inkohorensi : Tidak ada
- Neologisme : Tidak ada
b. Isi pikir
- Kemiskinan isi pikir : Tidak ada
- Waham
Waham bizzare : Tidak ada
Waham sistematik : Tidak ada
Waham nihilistik : Tidak ada
Waham somatik : Tidak ada
Waham paranoid
o Waham kebesaran : Tidak ada
o Waham kejar : Tida ada
o Waham rujukan : Ada, pasien merasa teman – temannya iri
dan membicarakan hal yang buruk tentang
dirinya. Pasien juga merasa pacarnya
sengaja ingin berbuat jahat dan
menyakitinya.
9
o Waham dikendalikan : Ada, pasien merasa pikirannya
dikendalikan oleh pacarnya sehingga
pasien sulit untuk terlepas darinya.
Waham cemburu : Tidak ada
Erotomania : Tidak ada
- Obsesi : Tidak ada
- Kompulsif : Tidak ada
- Fobia : Tidak ada
H. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan pasien lainnya.
Uji Daya Nilai : Baik, apabila menemukan dompet di jalan maka pasien akan
mengembalikannya atau melaporkan ke satpam.
J. Tilikan
Tilikan derajat 3.
Pasien memahami dirinya sakit tetapi menyalahkan faktor dari luar yaitu orang lain.
11
BAB III
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda Vital
Tekanan darah : 103/79 mmHg
Nadi : 108 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36 °C
4. Kepala : Normocephal
5. Thorax
Cor : Tidak dilakukan
Pulmo : Tidak dilakukan
6. Abdomen : Tidak dilakukan
7. Ekstremitas : Tidak dilakukan
B. Status Neurologis
1. GCS : E4M6V5
2. Tanda Rangsang Meningeal : (-)
3. Tanda Ekstrapiramidal
Tremor tangan : Tidak ada
Akatisia : Tidak ada
Bradikinesia : Tidak ada
Cara berjalan : Normal
Keseimbangan : Normal
Rigiditas : Tidak ada
4. Motorik : Dalam batas normal
5. Sensorik : Dalam batas normal
12
BAB IV
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
2. Psikologik
Mood : Hipotimia
Afek : Menyempit
Keserasian afek : Tidak serasi
Proses pikir : Koheren
Isi pikir : Waham dikendalikan dan waham rujukan
Tilikan : Derajat 3
RTA : Terganggu
13
III. FORMULASI DIAGNOSIS
a. Aksis I (Gangguan Klinis dan Kondisi yang menjadi Fokus Perhatian Klinis)
1. Berdasarkan riwayat penyakit pasien, didapatkan adanya pola perilaku dan
psikologis yang bermakna secara klinis dan berkaitan dengan gejala yang
menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi
psikologis dan pekerjaan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
2. Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan gangguan medis umum yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak
serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini sehingga Gangguan
Mental Organik (F0-F09) dapat disingkirkan.
3. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol atau menggunakan NAPZA dan tidak
memiliki kebiasaan merokok sehingga Gangguan Mental dan Perilaku akibat Zat
Psikoaktif atau Alkohol dapat disingkirkan.
Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan permasalahan berupa perilaku pasien
yang menangis sambil berteriak – teriak dan susah dikendalikan. Pada pemeriksaan
status mental ditemukan adanya gangguan isi pikir berupa waham dikendalikan dan
waham rujukan. Berdasarkan PPDGJ – III, kasus ini termasuk dalam kriteria diagnosis
F20.0 Skizofrenia Paranoid.
or withdrawal thought
broadcasting
Ada
b) Delusion of control, delusion of
influence, delusion of passivity,
14
delusional perception
c) Halusinasi auditorik Tidak ada
d) Waham-waham menetap jenis Tidak ada
lainnya
Atau paling sedikit dua gejala di
bawah ini yang harus ada secara
jelas:
Tidak ada
e) Halusinasi yang menetap dari
panca indera apa saja
Tidak ada
f) Arus pikiran yang terputus
(break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation) yang
berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan
atau neologisme Tidak ada
g) Perilaku katatonik seperti
keadaan gaduh-gelisah,
posturing, fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme dan
stupor Tidak ada
h) Gejala-gejala “negatif” seperti
sikap apatis, bicara jarang dan
respon emosional menumpul
atau tidak wajar
15
aspek perilaku pribadi,
bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam
diri sendiri dan penarikan diri secara
sosial.
Sebagai tambahan:
- Gejala depresi harus menonjol,
disertai sedikitnya dua gejala
depresi yang khas dan perubahan
Ada
perilaku.
Ada
a) Afek depresif
Ada
b) Hilangnya minat dan kegembiraan.
c) Berkurangnya energi yang menuju
kepada keadaan mudah Lelah dan
Ada
tidak bersemangat.
d) Konsentrasi dan perhatian
Ada
berkurang
e) Pola tidur dan pola makan
Ada
terganggu
f) Gangguan afektif, dorongan
kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relatif tidak
nyata/tidak menonjol.
16
b. Aksis II (Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental)
Tidak ada diagnosis aksis II.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
DD F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
17
AKSIS II : Tidak ada diagnosis
AKSIS III : Tidak ada diagnosis
AKSIS IV : Masalah berkaitan dengan primary support group dan lingkungan
sosial.
AKSIS V : GAF tertinggi satu tahun terakhir : 90 – 81
GAF masuk Rumah Sakit : 40 – 31
GAF saat ini : 60 – 51
IV. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
Risperidone 2 x 2 mg.
Sertariline 2 x 50 mg.
Termasuk golongan APG II, mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Pasien
mengaku lebih nyaman mengkonsumsi APG II karena minimalnya efek samping
yang ekstrapiramidal misalnya dystonia, parkisonisme dan akatisia. Pada penggunaan
jangka panjang pun lebih sedikit efek samping yang ditimbulkan. Risperidone juga
memiliki respon lebih cepat daripada haloperidol. Pasien dengan gejala skizofrenia
paranoid episode pengamatan kurang dari satu tahun dapat diberikan Risperidone
oral 2 x 1 mg/hari dan pada hari ketiga diberikan dosis 2 x 2 mg/hari. Diharapkan
dapat dengan cepat mengatasi fase akut untuk menghilangkan gejala psikotik,
mencegah kekambuhan dan ketidakpatuhan minum obat karena efek samping yang
disebabkan antipsikotik. Diharapkan hasil pengobatan dapat mengatasi gejala dan
menjadikan kondisi pasien lebih baik.
2. Non-Farmakoterapi
Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai permasalahan yang dialami pasien
dan kemungkinan penyakit yang diderita.
Edukasi kepada pasien mengenai pentingnya minum obat, kontrol teratur serta efek
samping yang dapat terjadi.
18
Edukasi kepada keluarga untuk memberikan perhatian dan dukungan kepada pasien
agar pasien tidak merasa sendiri.
V. PROGNOSIS
Dubia ad malam.
19