Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

GANGGUAN SKIZOFRENIA PARANOID

Pembimbing:
dr. Erie Dharma Irawan, Sp. KJ

Disusun oleh :
Imam Hamdan 2017730144

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 02 AGUSTUS – 05 SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.


Ahmadulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus mengenai
“Gangguan Skizofrenia Paranoid”. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas
kepaniteraan klinik stase psikiatri di RS Jiwa Islam Klender. Rasa terimakasih yang
begitu dalam ingin saya sampaikan kepada :
1. Dr. Erie Dharma Irawan, Sp. Kj, selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama kami bertugas
di RSJI Klender.
2. dr. Zygawidi, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi
arahan dan bimbingan kami selama selama kami bertugas di RSJI Klender.
3. Keluarga pasien
4. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. 
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik  dimasa yang akan
datang.
 

Jakarta, 28 Juli 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
STATUS PSIKIATRIK.................................................................................................1
I. IDENTITAS PASIEN.............................................................................................1
II. ANAMNESIS PSIKIATRI.................................................................................1
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL...............................................................7
IV. PEMERIKSAAN FISIK...................................................................................11
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA.............................................................13
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL.........................................................................13
VII. DAFTAR MASALAH.......................................................................................13
VIII. FORMULASI DIAGNOSIS..........................................................................14

ii
STATUS PSIKIATRIK

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kranggan, Bekasi
Usia : 39 Tahun
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Kuli Bangunan
Suku/Warganegara : Betawi/Indonesia
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : Rabu, 04 Agustus 2021 Jam 11:00 WIB
Rujukan /datang sendiri/keluarga : Diantar keluarga yaitu istri dan saudara

II. ANAMNESIS PSIKIATRI


 Autoanamnesis:
Kamis, 05 Agustus 2021, pukul 13.00 WIB, di Ruang Bangsal laki-laki RS
Jiwa Islam Klender.
 Alloanamnesis:
Kamis, 05 Agustus 2021, pukul 14.30 WIB, melalui telepon dengan isteri
pasien

A. Keluhan Utama
 Autoanamnesis:
Pasien merasa dadanya terasa nyeri dan sesak.
 Alloanamnesis:

1
Menurut keterangan dari isteri pasien, pasien dibawa ke Rumah Sakit
Jiwa Islam Klender karna mengamuk di rumah kakaknya dengan
membanting-banting barang dan menyerang keluarganya.

B. Riwayat Gangguan Sekarang.


Dua minggu SMRS pasien sempat berseteru dengan saudara / kakak
pasien yang ke-empat. Pasien adalah anak ke-enam dari tujuh bersaudara,
pasien memiliki hubungan yang tidak akur dengan kakak yang ke-empat.
Pasien sempat bertengkar dengan saudara ke-empat karena tidak terima
dijelek-jelekkan oleh saudaranya tersebut. Menurut pengakuan pasien kepada
isterinya, kakaknya tidak sayang dan tidak peduli dengan ayah mereka.
Namun, pasien sayang terhadap kakak ke-empat yang mana bila kakak pasien
sakit pasien sangat perhatian terhadap kakaknya.
Sebelum Satu minggu SMRS pasien pergi ke banten untuk melayat
almarhum sepupu isteri pasien yang telah meninggal, padahal pasien sedang
bekerja sebagai kuli bangunan namun masih menyempatkan untuk melayat
katanya karna mempunyai kesalahan kepada almarhum. Hubungan pasien
dengan almarhum cukup tidak baik, karna almarhum dikenal oleh pasien dan
isterinya seseorang yang membanggakan dirinya dan suka merendahkan orang
lain.
Satu minggu SMRS atau setelah pulang dari melayat almarhum, pasien
sering mengeluhkan dadanya terasa sakit dan terasa sesak dan sehari-harinya
selalu menyenderi, melamun, bicara sendiri, tidak nafsu makan ,dan sulit
tidur. Pasien menjadi gelisah dan takut sehingga sulit tidur karena sering
mendengar suara-suara atau bisikan laki-laki dan perempuan yang akan
membunuhnya, kadang bisikan tersebut menyuruh pasien untuk marah-marah.
Pasien juga sulit tidur karena selalu kepikiran dengan almarhum sepupu isteri
pasien karna marasa punya salah dan pasien memikirkan kesehatan dari kakak
ke-empatnya yang sedang sakit. Pasien meyakini ada beberapa orang ingin

2
menyakiti dan membunuhnya, namun tidak mengetahui orang-orang tersebut.
Pasien merasa tetangga dekat rumahnya ingin membunuhnya.
Tiga hari SMRS Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap
kali pasien mencium bau makanan selalu mual karena seperti mencium bau
bangkai. Disaat pasien tertidur beberapa menit saja pasien mengaku bahwa
memimpikan seorang kakek tua yang dahulu pernah memberikan jimat
kepada pasien, yang mana mimpinya pasien disuruh untuk marah-marah
terhadap seseorang, lalu pasien mengikuti suruhan mimpi tersebut dan
terdapat bisikan yang menyuruh pasien memukul, membanting barang, dan
sebagainya.
Satu hari SMRS pada malamnya pasien tiba-tiba mengamuk dan
memukuli setiap orang yang dia temui di rumahnya termasuk istrinya,
kemudian pasien berlari keluar rumah sambil berteriak. Lalu istrinya meminta
kepada sepupu pasien yang laki-laki untuk membawa pasien kembali ke
rumah. Setelah dibawa oleh sepupu pasien kerumah, karena pasien masih
mengamuk dan cenderung dapat melukai orang sekitar, sepupu pasien
mengikat kedua tangan dan kaki pasien dengan tali dan diikatkan ke ranjang
rumah pasien.
Pasien saat datang ke RSJ Islam Klender diantar oleh istri dan
sepupunya dengan keadaan gaduh gelisah dan mengamuk. Sesaat sampai di
rumah sakit, pasien kemudian dirawat inap untuk mendapat terapi lebih lanjut.
Setelah di rawat inap di RSJ Islam Klender pasien meyakini beberapa orang di
kamar rawat inap mempunyai niat jahat dan memfitnah pasien.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

a. Psikiatrik
Sembilan tahun sebelumnya pasien dipecat oleh atasannya, pasien
merasa dipecatnya itu karena difitnah oleh beberapa rekan kerjanya karna

3
mereka iri dengan pasien. Setelah kejadian tersebut pasien mulai muncul
keluhan seperti selalu menyenderi, melamun, bicara sendiri, tidak nafsu
makan, hilang minat, sulit tidur karena kecewa dipecat atasannya dan
difitnah oleh rekan kerjanya, pasien juga gelisah karna mengaku dadanya
sakit dan terasa sesak, pasien juga suka mendengar suara-suara atau
bisikan yang akan membunuhnya. Pasien sangat takut terhadap sesuatu
warna hitam, sampai baju dan celana pasien yang berwarna hitam
langsung dibakar olehnya. Setelah kejadian ini isteri pasien membawa
suaminya ke tempat orang pintar di subang untuk meminta disembuhkan
dengan di ruqyah. Pasien mulai membaik setelah mendapatkan
pengobatan ruqyah.
Tiga tahun sebelumnya pasien sempat bercerita pada isterinya bahwa
beliau sangat capek dengan pekerjaannya saat itu, dimana pasien sebagai
kurir angkut barang dimana setiap harinya mengangkut barang dari lantai
1 sampai lantai 7. Setelah kejadian tersebut isteri pasien bercerita keluhan
yang 9 tahun SMRS itu muncul kembali. Pasien dibawa ke Rumah sakit
jiwa dan sempat dirawat inap. Ketika dirawat inap di rumah sakit jiwa
kondisi pasien membaik dan gejala ngamuk-ngamuk menghilang.
b. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir dan Riwayat kejang
demam (-), riwayat epilepsi (-), riwayat trauma kepala (-), riwayat
hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-), riwayat nyeri dada/ sakit
jantung (-), riwayat nyeri ulu hati/ sakit maag (-), riwayat pingsan/
kehilangan kesadaran sebelumnya (-).

c. Penggunaan Alkohol dan NAPZA


Pasien seorang perokok aktif sejak masa remaja, namun sejak
seminggu yang lalu pasien dapat merokok 4 bungkus dalam sehari. Pasien
tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang namun dulu pernah minum-
minuman beralkohol bila kumpul dengan teman-temannya.

4
D. Riwayat Hidup

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal.


Pasien lahir dari pernikahan yang sah dan merupakan anak ke-enam
dari tujuh bersaudara dan merupakan anak yang diharapkan. Pasien lahir
dilahirkan secara normal. Selama kehamilan ibu pasien tidak ada Riwayat
penyakit apapun dan tidak merokok, minum alkohol atau mengonsumsi
obat-obatan terlarang.
2. Masa Kanak-Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien dirawat oleh ayah dan ibunya. Pasien masih dirawat dan diasuh
ibu sampai usia 3 tahun. Ketika usia pasien masih 3 tahun, ibu pasien
meninggal karena penyakit dan meninggalkan pasien bersama ayahnya.
Selama masa kanak awal pasien tidak ada riwayat kejang atau trauma
kepala.
3. Masa Kanak-Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal seperti anak
seusianya. Keluarga pasien tidak terlalu memaksa pasien untuk menimba
ilmu pendidikan dan agama. Selama masa kanak pertengahan pasien tidak
ada masalah disekolah dan tidak ada perilaku buruk kepada guru maupun
temannya. Pada masa ini ayah pasien menikah lagi dengan ibu tirinya dan
lebih banyak meluangkan waktu dengan ibu tirinya daripada pasien dan
saudaranya yang lain.
4. Masa Kanak-Kanak Akhir dan Remaja (11-18 tahun)
Pasien hanya tamat sekolah sampai SD, pasien tidak lanjut sekolah
karna keinginannya dan lebih suka bermain, bukan karna masalah
kecerdasan pasien atau ekonomi keluarga, pasien diasuh oleh kakak
pertamanya. Pada masa ini pasien sudah mulai mencoba minum alkohol
dan merokok dengan teman-temannya.
5. Masa Dewasa

5
a) Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai supir pengantar barang, kuli pengangkut
barang, dan terakhir menjadi kuli bangunan.

b) Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dan belum dikaruniai anak.
c) Riwayat Agama/Kehidupan Beragama:
Pasien beragama islam dari lahir sampai sekarang. Pasien masih belum
konsisten menjalankan sholat lima waktu dan masih terputus-putus.
d) Riwayat Aktivitas Sosial
Selama masa sekolah pasien tidak bermasalah dengan guru maupun
teman-temannya di sekolah. Pasien juga dikenal seseorang yang baik
dan peduli pada orang lain oleh teman-temannya dan saudara-
saudaranya hingga saat ini.
e) Riwayat Kemiliteran
Pasien belum pernah mengikuti kegiatan kemiliteran.
f) Riwayat Pelanggaran Hukum
Pernah terlibat pelanggaran hukum, perihal Surat Izin Mengemudi
(SIM).
g) Situasi Kehidupan Sosio-Ekonomi Sekarang
Saat ini pasien tinggal serumah dengan isteri dan ibu mertuanya. 8 hari
SMRS pasien masih bekerja sebagai kuli bangunan. Isteri pasien
bekerja sebagai pedagang kue. Biaya hidup ditanggung oleh pasien
dan isterinya.
h) Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja seusianya. Pasien memiliki
ketertarikan dengan lawan jenis. Pasien tidak pernah mempunyai
pengalaman pelecehan seksual sebagai korban atau menjadi pelaku.
i) Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai

6
Pasien menginginkan hidup bahagia bersama isteri meskipun tidak
mempunyai anak. Pasien juga ingin membahagiakan ibu mertuanya
dan adik perempuan pasien. Pasien menginginkan kesembuhan akan
dirinya agar dapat bekerja kembali dan bisa kembali menjalani hidup
bersama isterinya.
E. Riwayat Keluarga

Ayah Ibu

Kakak 1 Kakak 2 Kakak 3 Kakak 4 Kakak 5 Pasien Adik

Genogram

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

: Meninggal

Pasien merupakan anak ke-enam dari tujuh bersaudara, pasien


memiliki enam orang kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Ibu pasien
meninggal saat pasien berusia 3 tahun.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

7
a. Penampilan
Pasien laki-laki berusia 39 tahun berpenampilan sesuai usianya. Pasien
mengenakan baju dan celana dari rumah sakit. Pasien terlihat rapi, rambut hitam
pendek lurus, badan tampak berisi dan tidak terlalu tinggi, kulit sawo matang dan
kebersihan diri cukup baik.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama pemeriksaan, pasien hanya berbaring di ranjang bangsal sambil
mengeluh kesakitan pada dadanya dan terasa sesak. Perilaku pasien gaduh gelisah
sambil memegang dadanya yang terasa sakit namun pasien ke pemeriksa tidak ada
melakukan penyerangan secara fisik.
c. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien jarang melakukan kontak mata dengan pemeriksa, mata pasien lebih
sering dipejamkan. Pasien kurang kooperatif saat diajak bicara dan sesekali pasien
tidak menjawab pertanyaan pemeriksa karna mengeluhkan dadanya yg terasa sakit.

B. Mood dan Afek


a. Mood : irritabel
b. Afek : sempit
c. Keserasian afek : serasi
C. Pembicaraan
a. Kuantitas : kurang
b. Volume : sedang
c. Irama : tidak teratur
d. Kelancaran : kurang, artikulasi kurang jelas
e. Kecepatan : cukup

Kesan : Artikulasi kurang jelas, namun pembicaraan masih dapat dipahami

D. Persepsi
a. Halusinasi

8
 Auditorik : pasien mengaku mendengar suara atau bisikan yang mau
membunuhnya dan menyuruh-nyuruh pasien
 Visual : tidak ada
 Taktil : tidak ada
 Olfaktorik : pasien mengatakan semua nasi berbau seperti bangkai
 Gustatorik : tidak ada
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada

E. Pikiran
a. Proses Pikir
 Asosiasi longgar : ada
 Inkoherensia : tidak ada
 Flight of Ideas : tidak ada
 Sirkumstansial : tidak ada
 Tangensial : tidak ada
 Neologisme : tidak ada

b. Isi Pikir
 Kemiskinan isi pikir : tidak ada
 Waham :
- Waham bizarre : tidak ada
- Waham sistematik : tidak ada
- Waham nihilistic : tidak ada
- Waham somatic : tidak ada
- Waham paranoid :
• Waham kebesaran : Tidak ada

9
• Waham kejaran : Ada = Pasien merasa beberapa
orang ingin menyelakakan pasien dan membunuh pasien,
namun pasien tidak mengetahui orang-orang tersebut
• Waham rujukan : Ada = Pasien merasa tetangga
dekat rumahnya ingin membunuhnya dan beberapa orang di
kamar rawat inap RSJI Klender mempunyai niat jahat dan
memfitnah pasien.
• Waham dikendalikan :
- Thought withdrawal : Tidak ada
- Thought insertion : Tidak ada
- Thought broadcasting : Tidak ada
- Thought control : Ada = pasien mengaku
bisikan yang muncul sering menyuruh-nyuruh pasien
dan membuat pasien bergerak tanpa sadar. Seperti
marah- marah, memukul, dan membanting barang.
 Obsesi : Tidak Ada
 Kompulsi : Tidak Ada
 Fobia : Tidak Ada

F. Sensorium dan Kognisi


1. Kesadaran : Delirium dan Terganggu
2. Orientasi dan daya ingat
a. Orientasi
 Waktu : Kurang, pasien tidak tau waktu saat ditanya
 Tempat : Kurang, pasien tidak tau tempatnya sekarang saat ditanya
 Orang : Baik, pasien tau dirinya diantar oleh isterinya
b. Daya Ingat
 Segera : kurang, pasien lupa nama 3 orang pemeriksa yang telah
dikenalkan kepadanya.

10
 Pendek : kurang, pasien lupa menu makan sarapan pagi pada hari itu.
 Panjang : cukup, pasien tau dirinya diantar oleh isterinya.

3. Konsentrasi dan Perhatian


Konsentrasi buruk karna tidak dapat menjawab seven serial test, perhatian buruk
karna tidak dapat mengeja kata DUNIA dari belakang

4. Kemampuan Membaca dan Menulis


Kemampuan membaca baik ketika disuruh untuk membaca nama pemeriksa,
namun kemampuan menulis tidak dapat dinilai
5. Kemampuan Visuospasial
Tidak dapat dinilai
6. Pikiran Abstrak
Kurang, pasien tidak dapat mengerti makna ‘berakit-rakit ke hulu berenang
renang ke tepian’.
7. Kemampuan Informasi dan Intelegensi
Baik, pasien tahu sekarang sedang pandemi covid 19.
G. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dengan tidak membahayakan dirinya dan
orang lain.

H. Daya Nilai
 Daya nilai sosial : kurang, pasien tidak mampu berinteraksi dengan baik
dengan teman di rawat inapnya
 Uji daya nilai : Tidak dapat dinilai

I. Reality Testing Ability (RTA)


RTA terganggu (perilaku yang kacau, halusinasi, dan waham)

J. Tilikan

11
Derajat II (Ambivalensi penyakit pasien)

K. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Status Internis
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Delirium
 Tanda vital
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 86 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 36,5 0C
 Kepala : Normochepal
 Thorax
 Paru : Tidak dilakukan
 Jantung : Tidak dilakukan
 Abdomen : Tidak dilakukan
 Ekstremitas : Adanya sikatriks dan udema di kedua pergelangan
tangan dan kedua kaki
2. Status neurologis
 Gangguan rangsang meningeal : Tidak dilakukan
 Tanda-tanda efek samping ektrapiramidal :
- Akatisia : Tidak ada
- Distonia akut : Tidak ada
- Parkinsonism : Tidak ada
• Tremor : Tidak ada
• Bradikinesia : Tidak ada

12
• Rigiditas : Tidak ada
- Tardif diskinesia : Tidak ada
 Mata
 Gerakan : Normal
 Bentuk pupil : Isokor
 Refleks cahaya : Tidak dilakukan
 Motorik
 Tonus : Tidak dilakukan
 Kekuatan : Tidak dilakukan
 Koordinasi : Tidak dilakukan
 Refleks : Tidak dilakukan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah dilakukan wawancara dan pemeriksaan terhadap Tn. J, usia 39 tahun, alamat
Bekasi, agama Islam, status pasien menikah, tidak memiliki anak, dan untuk sekarang
ini pasien bekerja kuli bangunan. Menurut keterangan dari isteri pasien, pasien
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender untuk di rawat inap karna mengamuk di
rumah kakaknya dengan membanting-banting barang dan menyerang keluarganya.
Pasien sering mengeluhkan dadanya terasa sakit dan terasa sesak dan kata isteri
pasien sehari-harinya selalu menyenderi, melamun, bicara sendiri, tidak nafsu makan,
dan sulit tidur. Pasien juga menjadi gelisah dan takut karena sering mendengar suara-
suara atau bisikan laki-laki dan perempuan yang akan membunuhnya. Pasien
mengaku merasa bahwa tetangganya berencana untuk membunuhnya. Pasien sulit
tidur karena selalu kepikiran dengan almarhum sepupu isteri pasien karna marasa
punya salah dan pasien memikirkan kesehatan dari kakak ke-empatnya yang sedang
sakit (muncul sejak satu minggu SMRS setelah pulang dari banten sehabis melayat
sepupu isteri pasien). Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap kali pasien
mencium bau makanan selalu mual karena seperti mencium bau bangkai. Disaat
pasien tertidur beberapa menit saja pasien mengaku bahwa memimpikan seorang

13
kakek tua yang dahulu pernah memberikan jimat kepada pasien, yang mana
mimpinya pasien disuruh untuk marah-marah terhadap seseorang dan terdapat bisikan
yang menyuruh pasien memukul, membanting barang, dan sebagainya, lalu pasien
mengikuti suruhan mimpi tersebut (muncul sejak Tiga hari SMRS). Pasien tiba-tiba
mengamuk dan memukuli setiap orang yang dia temui di rumahnya termasuk istrinya,
kemudian pasien berlari keluar rumah sambil berteriak. Lalu istrinya meminta kepada
sepupu pasien yang laki-laki untuk membawa pasien kembali ke rumah. Setelah
dibawa oleh sepupu pasien kerumah, karena pasien masih mengamuk dan cenderung
dapat melukai orang sekitar, sepupu pasien mengikat kedua tangan dan kaki pasien
dengan tali dan diikatkan ke ranjang rumah pasien (muncul satu hari SMRS). Pasien
saat datang ke RSJ Islam Klender diantar oleh istri dan sepupunya dengan keadaan
gaduh gelisah dan mengamuk. Sesaat sampai di rumah sakit, pasien kemudian
dirawat inap untuk mendapat terapi lebih lanjut

Dari pemeriksaan status mental didapatkan Pasien laki-laki berusia 39 tahun


berpenampilan sesuai usianya. Pasien mengenakan baju dan celana dari rumah sakit.
Pasien terlihat rapi, rambut hitam pendek lurus, badan tampak berisi dan tidak terlalu
tinggi, kulit sawo matang dan kebersihan diri cukup baik, saat diwawancara pasien
kurang kooperatif dengan pemeriksa, mood irritabel dan afek sempit dan serasi,
pembicaraan artikulasi kurang jelas namun dapat dimengerti, terdapat gangguan
persepsi yaitu halusinasi auditorik dan olfaktorik, terdapat gangguan pada arus pikir
yaitu asosiasi longgar, gangguan isi pikir ditemukan adanya waham paranoid
(kejaran, rujukan, dikendalikan), didapatkan gangguan daya ingat segera dan pendek,
konsentrasi, perhatian, dan pikiran abstrak kurang baik, RTA pasien terganggu,
tilikan derajat 2 dan taraf reabilitas dapat dipercaya.

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


 Aksis I : F20.0 Gangguan Paranoid.
 Aksis II : F60.0 Gangguan Kepribadian paranoid.
 Aksis III : S00-T98 Cedera akibat kausa eksternal
 Aksis IV : Masalah dengan “primary support group” (keluarga)

14
 Aksis V :
- GAF satu tahun terakhir: 40-31 (beberapa disabilitas dalam
hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat
dalam beberapa fungsi)
- GAF saat masuk RS : 20-11 (bahaya mencederai diri/orang
lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi & mengurus
diri)
- GAF current : 70 -61 (beberapa gejala ringan & menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

VII. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa atau pernah didiagnosis
memiliki gangguan kejiwaan serupa.
2. Psikologik
- Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorik dan Olfaktori
- Gangguan asrus pikir : Asosiasi longgar
- Gangguan isi pikir : Waham kejaran, rujukan, dan dikendalikan
- Gangguan kognisi : Disorientasi waktu dan tempat, daya ingat
pendek dan panjang buruk
- RTA terganggu dengan tilikan derajat 1

3. Lingkungan dan Faktor Sosial


Pasien memiliki hubungan yang tidak baik dengan kakak yang ke-
empat. Aktivitas pasien keseharian sebagai kuli bangunan, tidak mempunyai
permasalahan dengan orang-orang di tempat kerjanya. Menurut istri pasien,
pasien adalah seorang yang tertutup dan enggan membicarakan masalahnya
ke orang lain.

15
VIII. FORMULASI DIAGNOSIS

AKSIS I (Gangguan klinis dan kondisi yang menjadi fokus perhatian klinis)

Berdasarkan riwayat penyakit pasien didapatkan adanya pola perilaku dan


psikologis yang secara klinis bermakna berkaitan dengan gejala yang
menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) dalam
fungsi psikososial dan pekerjaan. Dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan
jiwa.

Pada status interna dan neurologi tidak ditemukan kelainan gangguan medis
umum yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak dan mengakibatkan
gangguan jiwa yang diderita pasien sehingga gangguan mental organik bisa
disingkirkan.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental pasien ditemukan


permasalahan berupa gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan
penciuman, gangguan isi piker seperti waham kejaran, rujukan, dan dikendalikan,
gangguan kognisi berupa disorientasi waktu dan tempat, kemampuan daya ingat,
konsentrasi, perhatian, dan pikiran abstrak kurang, RTA terganggu dan tilikan
derajat I. Berdasarkan kasus ini memenuhi kriteria umum diagnosis F20.0
Gangguan Skizofrenia Paranoid.

Kriteria Diagnosis Hasil


Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Terpenuhi
Sebagai tambahan:
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa Terpenuhi

bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),


mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);

16
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau Terpenuhi
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi Terpenuhi

waham dikendalikan (delusion of control),


dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity
(delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar
yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.

AKSIS II (Gangguan Kepribadian & Retardasi Mental)

F60.0 = Gangguan kepribadian paranoid

AKSIS III (Kondisi Medis Umum)

S00-T98 Cedera akibat kausa eksternal

AKSIS IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan)

Masalah dengan “primary support group” (keluarga)

AKSIS V (Penilaian Fungsi Secara Global)

- GAF satu tahun terakhir: 40-31 = beberapa disabilitas dalam hubungan


dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
- GAF saat masuk rumah sakit : 20-11 = bahaya mencederai diri/orang lain,
disabilitas sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri.
- GAF saat diperiksa : 70-61 = beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

IX. PENATALAKSANAAN

17
 Farmakoterapi
Risperidone 2x2 mg/hari

 Non-farmakoterapi
a. Psikoterapi suportif
 Pengenalan dan menerangkan penyakitnya, manfaat pengobatan
dan cara pengobatan
 Menanamkan pikiran positif kepada pasien dan membangkitkan
kepercayaan bahwa gejala tersebut dapat berkurang jika pasien
minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
 Membantu pasien untuk menerima realitas dan menghadapinya
b. Psikoterapi edukatif
 Memotivasi pasien untuk berobat teratur.
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang
dialami pasien, kemungkinan yang mungkin terjadi, rencana
tatalaksana, pilihan pengobatan dan efek samping yang mungkin
terjadi, juga menjelaskan mengenai pentingnya minum obat dan
control yang teratur ke dokter.

X. PROGNOSIS

Faktor Baik Buruk


Usia Dewasa Muda
Genetik Tidak ada Ada
Pencetus Stressor : jelas Stressor : tidak jelas
Status Marital Menikah Belum menikah

18
Status Ekonomi Cukup Kurang
Kekambuhan Tidak ada kekambuhan Kekambuhan
Gejala Gejala (+) menonjol Gejala (-) menonjol
Riwayat Pramorbid Tidak ada Ada
Support lingkungan Baik kurang
Onset Akut Kronik

Prognosis pasien: Baik (8/10)

19

Anda mungkin juga menyukai