Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

Skizofrenia Paranoid
Oleh: Imam Hamdan (2017730144)

Pembimbing: dr. Erie Dharma Irawan, Sp. KJ

KEPANITRAAN KLINIK STASE PSIKIATRI


RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Tn. J
● Jenis kelamin : Laki-laki
● Alamat : Kranggan, Bekasi
● Usia : 39 Tahun
● Status perkawinan : Menikah
● Pendidikan : SD
● Pekerjaan : Kuli Bangunan
● Suku/Warganegara : Betawi/Indonesia
● Agama : Islam
● Tanggal masuk RS : Rabu, 04 Agustus 2021, 11:00 WIB
● Rujukan/sendiri/keluarga : Diantar keluarga yaitu istri dan
saudara
RIWAYAT PSIKIATRI
● Autoanamnesis:
Kamis, 05 Agustus 2021, pukul 13.00 WIB, di Ruang Bangsal laki-laki RS Jiwa Islam
Klender.
● Alloanamnesis:
Kamis, 05 Agustus 2021, pukul 14.30 WIB, melalui telepon dengan isteri pasien

KELUHAN UTAMA :
● Autoanamnesis:
Pasien merasa dadanya terasa nyeri dan sesak.
● Alloanamnesis:
Menurut keterangan dari isteri pasien, pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender
karna mengamuk di rumah kakaknya dengan membanting-banting barang dan menyerang
keluarganya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Dua minggu SMRS pasien sempat berseteru dengan saudara / kakak pasien yang ke-empat. Pasien adalah anak ke-
enam dari tujuh bersaudara, pasien memiliki hubungan yang tidak akur dengan kakak yang ke-empat. Pasien sempat
bertengkar dengan saudara ke-empat karena tidak terima dijelek-jelekkan oleh saudaranya tersebut. Menurut
pengakuan pasien kepada isterinya, kakaknya tidak sayang dan tidak peduli dengan ayah mereka. Namun, pasien sayang
terhadap kakak ke-empat yang mana bila kakak pasien sakit pasien sangat perhatian terhadap kakaknya.
Sebelum Satu minggu SMRS pasien pergi ke banten untuk melayat almarhum sepupu isteri pasien yang telah
meninggal, padahal pasien sedang bekerja sebagai kuli bangunan namun masih menyempatkan untuk melayat katanya
karna mempunyai kesalahan kepada almarhum. Hubungan pasien dengan almarhum cukup tidak baik, karna almarhum
dikenal oleh pasien dan isterinya seseorang yang membanggakan dirinya dan suka merendahkan orang lain.
Satu minggu SMRS atau setelah pulang dari melayat almarhum, pasien sering mengeluhkan dadanya terasa sakit
dan terasa sesak dan sehari-harinya selalu menyenderi, melamun, bicara sendiri, tidak nafsu makan ,dan sulit tidur.
Pasien menjadi gelisah dan takut sehingga sulit tidur karena sering mendengar suara-suara atau bisikan laki-laki dan
perempuan yang akan membunuhnya, kadang bisikan tersebut menyuruh pasien untuk marah-marah. Pasien juga sulit
tidur karena selalu kepikiran dengan almarhum sepupu isteri pasien karna marasa punya salah dan pasien memikirkan
kesehatan dari kakak ke-empatnya yang sedang sakit. Pasien meyakini ada beberapa orang ingin menyakiti dan
membunuhnya, namun tidak mengetahui orang-orang tersebut. Pasien merasa tetangga dekat rumahnya ingin
membunuhnya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Tiga hari SMRS Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap kali pasien mencium bau makanan selalu
mual karena seperti mencium bau bangkai. Disaat pasien tertidur beberapa menit saja pasien mengaku bahwa
memimpikan seorang kakek tua yang dahulu pernah memberikan jimat kepada pasien, yang mana mimpinya pasien
disuruh untuk marah-marah terhadap seseorang, lalu pasien mengikuti suruhan mimpi tersebut dan terdapat bisikan
yang menyuruh pasien memukul, membanting barang, dan sebagainya.
Satu hari SMRS pada malamnya pasien tiba-tiba mengamuk dan memukuli setiap orang yang dia temui di
rumahnya termasuk istrinya, kemudian pasien berlari keluar rumah sambil berteriak. Lalu istrinya meminta kepada
sepupu pasien yang laki-laki untuk membawa pasien kembali ke rumah. Setelah dibawa oleh sepupu pasien kerumah,
karena pasien masih mengamuk dan cenderung dapat melukai orang sekitar, sepupu pasien mengikat kedua tangan dan
kaki pasien dengan tali dan diikatkan ke ranjang rumah pasien.
Pasien saat datang ke RSJ Islam Klender diantar oleh istri dan sepupunya dengan keadaan gaduh gelisah dan
mengamuk. Sesaat sampai di rumah sakit, pasien kemudian dirawat inap untuk mendapat terapi lebih lanjut. Pasien saat
datang ke RSJ Islam Klender diantar oleh istri dan sepupunya dengan keadaan gaduh gelisah dan mengamuk. Sesaat
sampai di rumah sakit, pasien kemudian dirawat inap untuk mendapat terapi lebih lanjut. Setelah di rawat inap di RSJ
Islam Klender pasien meyakini beberapa orang di kamar rawat inap mempunyai niat jahat dan memfitnah pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
a. Psikiatrik
Sembilan tahun sebelumnya pasien dipecat oleh atasannya, pasien merasa dipecatnya itu karena difitnah oleh
beberapa rekan kerjanya karna mereka iri dengan pasien. Setelah kejadian tersebut pasien mulai muncul keluhan seperti
selalu menyenderi, melamun, bicara sendiri, tidak nafsu makan, hilang minat, sulit tidur karena kecewa dipecat atasannya
dan difitnah oleh rekan kerjanya, pasien juga gelisah karna mengaku dadanya sakit dan terasa sesak, pasien juga suka
mendengar suara-suara atau bisikan yang akan membunuhnya. Pasien sangat takut terhadap sesuatu warna hitam, sampai
baju dan celana pasien yang berwarna hitam langsung dibakar olehnya. Setelah kejadian ini isteri pasien membawa suaminya
ke tempat orang pintar di subang untuk meminta disembuhkan dengan di ruqyah. Pasien mulai membaik setelah mendapatkan
pengobatan ruqyah.
Tiga tahun sebelumnya pasien sempat bercerita pada isterinya bahwa beliau sangat capek dengan pekerjaannya saat
itu, dimana pasien sebagai kurir angkut barang dimana setiap harinya mengangkut barang dari lantai 1 sampai lantai 7.
Setelah kejadian tersebut isteri pasien bercerita keluhan yang 9 tahun SMRS itu muncul kembali. Pasien dibawa ke Rumah
sakit jiwa dan sempat dirawat inap. Ketika dirawat inap di rumah sakit jiwa kondisi pasien membaik dan gejala ngamuk-
ngamuk menghilang.
b. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir dan Riwayat kejang demam (-), riwayat epilepsi (-), riwayat trauma
kepala (-), riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-), riwayat nyeri dada/ sakit jantung (-), riwayat nyeri ulu hati/
sakit maag (-), riwayat pingsan/ kehilangan kesadaran sebelumnya (-).
c. Penggunaan Alkohol dan NAPZA
Pasien seorang perokok aktif sejak masa remaja, namun sejak seminggu yang lalu pasien dapat merokok 4 bungkus
dalam sehari. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang namun dulu pernah minum-minuman beralkohol bila kumpul
dengan teman-temannya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
● Riwayat Prenatal dan Perinatal.

Pasien lahir dari pernikahan yang sah dan merupakan anak ke-enam dari tujuh
bersaudara dan merupakan anak yang diharapkan. Pasien lahir dilahirkan secara normal.
Selama kehamilan ibu pasien tidak ada Riwayat penyakit apapun dan tidak merokok,
minum alkohol atau mengonsumsi obat-obatan terlarang.

● Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)

Pasien dirawat oleh ayah dan ibunya. Pasien masih dirawat dan diasuh ibu sampai usia
3 tahun. Ketika usia pasien masih 3 tahun, ibu pasien meninggal karena penyakit dan
meninggalkan pasien bersama ayahnya. Selama masa kanak awal pasien tidak ada riwayat
kejang atau trauma kepala.
● Masa Kanak-Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal seperti anak seusianya. Keluarga pasien
tidak terlalu memaksa pasien untuk menimba ilmu pendidikan dan agama. Selama masa kanak
pertengahan pasien tidak ada masalah disekolah dan tidak ada perilaku buruk kepada guru
maupun temannya. Pada masa ini ayah pasien menikah lagi dengan ibu tirinya dan lebih banyak
meluangkan waktu dengan ibu tirinya daripada pasien dan saudaranya yang lain.

● Masa Remaja (11-18 tahun)


Pasien hanya tamat sekolah sampai SD, pasien tidak lanjut sekolah karna keinginannya
dan lebih suka bermain, bukan karna masalah kecerdasan pasien atau ekonomi keluarga, pasien
diasuh oleh kakak pertamanya. Pada masa ini pasien sudah mulai mencoba minum alkohol dan
merokok dengan teman-temannya.
RIWAYAT DEWASA
● Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai supir pengantar barang, kuli pengangkut barang, dan
terakhir menjadi kuli bangunan.

● Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dan belum dikaruniai anak.

● Riwayat Agama/Kehidupan Beragama


Pasien beragama islam dari lahir sampai sekarang. Pasien masih belum konsisten
menjalankan sholat lima waktu dan masih terputus-putus.

● Riwayat Aktivitas Sosial


Selama masa sekolah pasien tidak bermasalah dengan guru maupun teman-temannya
di sekolah. Pasien juga dikenal seseorang yang baik dan peduli pada orang lain oleh
teman-temannya dan saudara-saudaranya hingga saat ini.
● Riwayat Kemiliteran
Pasien belum pernah mengikuti kegiatan kemiliteran.

● Riwayat Pelanggaran Hukum


Pernah terlibat pelanggaran hukum, perihal Surat Izin Mengemudi (SIM).

● Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja seusianya. Pasien memiliki ketertarikan
dengan lawan jenis. Pasien tidak pernah mempunyai pengalaman pelecehan seksual
sebagai korban atau menjadi pelaku.

● Situasi, kehidupan Sosio-Ekonomi Sekarang


Saat ini pasien tinggal serumah dengan isteri dan ibu mertuanya. 8 hari SMRS pasien
masih bekerja sebagai kuli bangunan. Isteri pasien bekerja sebagai pedagang kue.
Biaya hidup ditanggung oleh pasien dan isterinya.

● Mimpi, Fantasi dan Nilai


Pasien menginginkan hidup bahagia bersama isteri meskipun tidak mempunyai anak.
Pasien juga ingin membahagiakan ibu mertuanya dan adik perempuan pasien. Pasien
menginginkan kesembuhan akan dirinya agar dapat bekerja kembali dan bisa kembali
menjalani hidup bersama isterinya.
GENOGRAM
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
● Penampilan
Pasien laki-laki berusia 39 tahun berpenampilan sesuai usianya. Pasien mengenakan baju dan
celana dari rumah sakit. Pasien terlihat rapi, rambut hitam pendek lurus, badan tampak berisi
dan tidak terlalu tinggi, kulit sawo matang dan kebersihan diri cukup baik.
● Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama pemeriksaan, pasien hanya berbaring di ranjang bangsal sambil mengeluh
kesakitan pada dadanya dan terasa sesak. Perilaku pasien gaduh gelisah sambil memegang
dadanya yang terasa sakit namun pasien ke pemeriksa tidak ada melakukan penyerangan
secara fisik.
● Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien jarang melakukan kontak mata dengan pemeriksa, mata pasien lebih sering
dipejamkan. Pasien kurang kooperatif saat diajak bicara dan sesekali pasien tidak menjawab
pertanyaan pemeriksa karna mengeluhkan dadanya yg terasa sakit. Pasien kurang kooperatif
saat diajak bicara dan sesekali pasien tidak menjawab pertanyaan pemeriksa karna
mengeluhkan dadanya yg terasa sakit.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Persepsi
Pembicaraan
Kuantitas : Kurang ● Halusinasi
Volume : Sedang Auditorik : Ada (pasien mengaku mendengar
Irama : Irama teratur suara atau bisikan yang mau membunuhnya dan
Kelancaran : Kurang, artikulasi kurang jelas menyuruh-nyuruh pasien)
Kecepatan : Cukup Olfaktorik : Ada (pasien mengatakan semua nasi
Kesan : Artikulasi kurang jelas, namun berbau seperti bangkai)
pembicaraan masih dapat dipahami ● Ilusi : tidak ada
Mood dan Afek ● Depersonalisasi : tidak ada
Mood : Irritabel ● Derealisasi : tidak ada
Afek : Sempit
Keserasian Afek : Serasi
Proses Pikiran
● Arus Pikir : Asosiasi longgar
● Isi Pikir : Waham (Kejaran, Rujukan,
Dikendalikan)
Sensorium dan Kognisi

● Kesadaran : Delirium ● Daya ingat :


● Orientasi Segera : kurang, pasien lupa nama 3 orang
Waktu : Kurang, pasien tidak tau waktu saat pemeriksa yang telah dikenalkan kepadanya.
ditanya. Pendek : kurang, pasien lupa menu makan
Tempat : Kurang, pasien tidak tau tempatnya sarapan pagi pada hari itu.
sekarang saat ditanya. Panjang : cukup, pasien tau dirinya diantar oleh
Orang : Baik, pasien tau dirinya diantar oleh isterinya.
isterinya.
● Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi buruk karna tidak dapat
menjawab seven serial test, perhatian buruk
karna tidak dapat mengeja kata DUNIA dari
belakang.
● Kemampuan Membaca dan Menulis ● Pengendalian Impuls
Kemampuan membaca baik ketika disuruh Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya
untuk membaca nama pemeriksa, namun dengan tidak membahayakan dirinya dan orang
kemampuan menulis tidak dapat dinilai. lain.

● Kemampuan Visuospasial ● Daya Nilai


Daya nilai sosial : kurang, pasien tidak
Tidak dapat dinilai.
mampu berinteraksi dengan baik dengan
teman di rawat inapnya.
● Pikiran Abstrak Uji daya nilai : Tidak dapat dinilai
Kurang, pasien tidak dapat mengerti makna
‘berakit-rakit ke hulu berenang renang ke ● Reality Testing Ability (RTA)
tepian’ RTA terganggu (perilaku yang kacau,
halusinasi, dan waham)
● Kemampuan Informasi dan Intelegensia
● Tilikan
Baik, pasien tahu sekarang sedang pandemi
Tilikan Derajat 2 (Ambivalensi penyakit
covid 19.
pasien).

● Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Delirium
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Status internis
Ekstremitas : Adanya sikatriks dan udema di kedua
pergelangan tangan dan kedua kaki
IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Telah dilakukan wawancara dan pemeriksaan terhadap Tn. J, usia 39 tahun, alamat Bekasi, agama Islam, status pasien menikah,
tidak memiliki anak, dan untuk sekarang ini pasien bekerja kuli bangunan. Menurut keterangan dari isteri pasien, pasien dibawa ke
Rumah Sakit Jiwa Islam Klender untuk di rawat inap karna mengamuk di rumah kakaknya dengan membanting-banting barang dan
menyerang keluarganya. pasien sering mengeluhkan dadanya terasa sakit dan terasa sesak dan sehari-harinya selalu menyenderi,
melamun, bicara sendiri, tidak nafsu makan ,dan sulit tidur. Pasien menjadi gelisah dan takut sehingga sulit tidur karena sering
mendengar suara-suara atau bisikan laki-laki dan perempuan yang akan membunuhnya, kadang bisikan tersebut menyuruh pasien untuk
marah-marah. Pasien juga sulit tidur karena selalu kepikiran dengan almarhum sepupu isteri pasien karna marasa punya salah dan pasien
memikirkan kesehatan dari kakak ke-empatnya yang sedang sakit. Pasien meyakini ada beberapa orang ingin menyakiti dan
membunuhnya, namun tidak mengetahui orang-orang tersebut. Pasien merasa tetangga dekat rumahnya ingin membunuhnya (muncul
sejak satu minggu SMRS setelah pulang dari banten sehabis melayat sepupu isteri pasien).
Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap kali pasien mencium bau makanan selalu mual karena seperti mencium bau
bangkai. Disaat pasien tertidur beberapa menit saja pasien mengaku bahwa memimpikan seorang kakek tua yang dahulu pernah
memberikan jimat kepada pasien, yang mana mimpinya pasien disuruh untuk marah-marah terhadap seseorang, lalu pasien mengikuti
suruhan mimpi tersebut dan terdapat bisikan yang menyuruh pasien memukul, membanting barang, dan sebagainya. (muncul sejak Tiga
hari SMRS). pada malamnya pasien tiba-tiba mengamuk dan memukuli setiap orang yang dia temui di rumahnya termasuk istrinya,
kemudian pasien berlari keluar rumah sambil berteriak. Lalu istrinya meminta kepada sepupu pasien yang laki-laki untuk membawa
pasien kembali ke rumah. Setelah dibawa oleh sepupu pasien kerumah, karena pasien masih mengamuk dan cenderung dapat melukai
orang sekitar, sepupu pasien mengikat kedua tangan dan kaki pasien dengan tali dan diikatkan ke ranjang rumah pasien. (muncul satu
hari SMRS). Pasien saat datang ke RSJ Islam Klender diantar oleh istri dan sepupunya dengan keadaan gaduh gelisah dan mengamuk.
Sesaat sampai di rumah sakit, pasien kemudian dirawat inap untuk mendapat terapi lebih lanjut. Setelah di rawat inap di RSJ Islam
Klender pasien meyakini beberapa orang di kamar rawat inap mempunyai niat jahat dan memfitnah pasien.
IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Dari pemeriksaan status mental didapatkan Pasien laki-laki berusia 39 tahun berpenampilan sesuai usianya. Pasien mengenakan
baju dan celana dari rumah sakit. Pasien terlihat rapi, rambut hitam pendek lurus, badan tampak berisi dan tidak terlalu tinggi, kulit
sawo matang dan kebersihan diri cukup baik, saat diwawancara pasien kurang kooperatif dengan pemeriksa, mood irritabel dan afek
sempit dan serasi, pembicaraan artikulasi kurang jelas namun dapat dimengerti, terdapat gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik
dan olfaktorik, terdapat gangguan pada arus pikir yaitu asosiasi longgar, gangguan isi pikir ditemukan adanya waham paranoid (kejaran,
rujukan, dikendalikan), didapatkan daya ingat pendek dan panjang, konsentrasi, perhatian, dan pikiran abstrak kurang baik, RTA pasien
terganggu, tilikan derajat I dan taraf reabilitas dapat dipercaya.
Sembilan dan tiga tahun sebelumnya pasien muncul keluhan seperti selalu menyenderi, melamun, bicara sendiri, tidak nafsu
makan, hilang minat, sulit tidur karena kecewa dipecat atasannya dan difitnah oleh rekan kerjanya, pasien juga gelisah karna mengaku
dadanya sakit dan terasa sesak, pasien juga suka mendengar suara-suara atau bisikan yang akan membunuhnya. Pasien sangat takut
terhadap sesuatu warna hitam, sampai baju dan celana pasien yang berwarna hitam langsung dibakar olehnya
DAFTAR MASALAH
Psikologik: Lingkungan dan Faktor Sosial:
● Mood Irritabel ● Ketika ibu pasien meninggal, ayang
● Afek Sempit pasien menikah lagi, pasien tinggal
● Asosiasi longgar dengan kakak pertamanya sejak usia 3
● Halusinasi auditorik dan olfaktorik tahun. Pasien mempunyai hubungan yang
● Waham kejar, rujukan, dan tidak baik dengan kakak ke-empat dan
dikendalikan
sepupu isteri pasien.
● Gangguan daya ingat segera dan
● Pasien bila memiliki masalah yang
pendek
menjadi beban yang amat berat untuk
● konsentrasi, perhatian, dan pikiran
dirinya keluhan jiwa pasien mulai
abstrak kurang baik
● RTA terganggu kambuh
● Tilikan Derajat 2 ● Pasien sulit mengendalikan emosi bila
keluhan jiwa pasien kambuh
FORMULASI DIAGNOSIS
● AKSIS 1 (gangguan klinis dan kondisi yang menjadi fokus perhatian klinis)
Berdasarkan riwayat penyakit pasien didapatkan adanya pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna berkaitan dengan gejala yang menimbulkan suatu penderitaan
(distress) maupun hendaya (disability) dalam fungsi psikososial dan pekerjaan. Dapat
disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.
Pada status interna dan neurologi tidak ditemukan kelainan gangguan medis umum
yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak dan mengakibatkan gangguan jiwa yang
diderita pasien sehingga gangguan mental organik bisa disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental pasien ditemukan
permasalahan berupa gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan penciuman, gangguan
isi piker seperti waham kejaran, rujukan, dan dikendalikan, gangguan kognisi berupa
disorientasi waktu dan tempat, kemampuan daya ingat, konsentrasi, perhatian, dan pikiran
abstrak kurang, RTA terganggu dan tilikan derajat I. Berdasarkan kasus ini memenuhi kriteria
umum diagnosis F20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid.
Kriteria Diagnosis Hasil

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Terpenuhi

Sebagai tambahan:  
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol  
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa Terpenuhi
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);  
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;  
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol; Terpenuhi
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi  
(delusion of influence), atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang   
beraneka ragam, adalah yang paling khas. Terpenuhi
FORMULASI DIAGNOSIS
● AKSIS II (gangguan keperibadian dan retardasi mental)
F60.0 = Gangguan kepribadian paranoid
● AKSIS III (Kondisi medis umum)
S00-T98 Cedera akibat kausa eksternal
● AKSIS IV (Problem psikososial dan lingkungan)
Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
● AKSIS V (Penilaian fungsi secara global)
- GAF satu tahun terakhir: 40-31 = beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita
& komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
- GAF saat masuk rumah sakit : 20-11 = bahaya mencederai diri/orang lain,
disabilitas sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri.
- GAF saat diperiksa : 70-61 = beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
Penatalaksanaan
● Farmakoterapi
○ Risperidone 2x2 mg/hari
● Non-farmakoterapi
○ Psikoterapi suportif
■ Pengenalan dan menerangkan penyakitnya, manfaat pengobatan dan cara pengobatan
■ Menanamkan pikiran positif kepada pasien dan membangkitkan kepercayaan bahwa gejala tersebut
dapat berkurang jika pasien minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
■ Membantu pasien untuk menerima realitas dan menghadapinya
○ Psikoterapi edukatif
■ Memotivasi pasien untuk berobat teratur.
■ Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien, kemungkinan yang
mungkin terjadi, rencana tatalaksana, pilihan pengobatan dan efek samping yang mungkin terjadi, juga
menjelaskan mengenai pentingnya minum obat dan control yang teratur ke dokter.
Prognosis
Faktor Baik Buruk
Usia Dewasa Muda
Genetik Tidak ada Ada
Pencetus Stressor : jelas Stressor : tidak jelas

Status Marital Menikah Belum menikah


Status Ekonomi Cukup Kurang
Kekambuhan Tidak ada kekambuhan Kekambuhan

Gejala Gejala (+) menonjol Gejala (-) menonjol

Riwayat Pramorbid Tidak ada Ada

Support lingkungan Baik kurang

Onset Akut Kronik


● Baik 8/10

Anda mungkin juga menyukai