Skizofrenia Paranoid
Oleh: Imam Hamdan (2017730144)
KELUHAN UTAMA :
● Autoanamnesis:
Pasien merasa dadanya terasa nyeri dan sesak.
● Alloanamnesis:
Menurut keterangan dari isteri pasien, pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender
karna mengamuk di rumah kakaknya dengan membanting-banting barang dan menyerang
keluarganya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Dua minggu SMRS pasien sempat berseteru dengan saudara / kakak pasien yang ke-empat. Pasien adalah anak ke-
enam dari tujuh bersaudara, pasien memiliki hubungan yang tidak akur dengan kakak yang ke-empat. Pasien sempat
bertengkar dengan saudara ke-empat karena tidak terima dijelek-jelekkan oleh saudaranya tersebut. Menurut
pengakuan pasien kepada isterinya, kakaknya tidak sayang dan tidak peduli dengan ayah mereka. Namun, pasien sayang
terhadap kakak ke-empat yang mana bila kakak pasien sakit pasien sangat perhatian terhadap kakaknya.
Sebelum Satu minggu SMRS pasien pergi ke banten untuk melayat almarhum sepupu isteri pasien yang telah
meninggal, padahal pasien sedang bekerja sebagai kuli bangunan namun masih menyempatkan untuk melayat katanya
karna mempunyai kesalahan kepada almarhum. Hubungan pasien dengan almarhum cukup tidak baik, karna almarhum
dikenal oleh pasien dan isterinya seseorang yang membanggakan dirinya dan suka merendahkan orang lain.
Satu minggu SMRS atau setelah pulang dari melayat almarhum, pasien sering mengeluhkan dadanya terasa sakit
dan terasa sesak dan sehari-harinya selalu menyenderi, melamun, bicara sendiri, tidak nafsu makan ,dan sulit tidur.
Pasien menjadi gelisah dan takut sehingga sulit tidur karena sering mendengar suara-suara atau bisikan laki-laki dan
perempuan yang akan membunuhnya, kadang bisikan tersebut menyuruh pasien untuk marah-marah. Pasien juga sulit
tidur karena selalu kepikiran dengan almarhum sepupu isteri pasien karna marasa punya salah dan pasien memikirkan
kesehatan dari kakak ke-empatnya yang sedang sakit. Pasien meyakini ada beberapa orang ingin menyakiti dan
membunuhnya, namun tidak mengetahui orang-orang tersebut. Pasien merasa tetangga dekat rumahnya ingin
membunuhnya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Tiga hari SMRS Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap kali pasien mencium bau makanan selalu
mual karena seperti mencium bau bangkai. Disaat pasien tertidur beberapa menit saja pasien mengaku bahwa
memimpikan seorang kakek tua yang dahulu pernah memberikan jimat kepada pasien, yang mana mimpinya pasien
disuruh untuk marah-marah terhadap seseorang, lalu pasien mengikuti suruhan mimpi tersebut dan terdapat bisikan
yang menyuruh pasien memukul, membanting barang, dan sebagainya.
Satu hari SMRS pada malamnya pasien tiba-tiba mengamuk dan memukuli setiap orang yang dia temui di
rumahnya termasuk istrinya, kemudian pasien berlari keluar rumah sambil berteriak. Lalu istrinya meminta kepada
sepupu pasien yang laki-laki untuk membawa pasien kembali ke rumah. Setelah dibawa oleh sepupu pasien kerumah,
karena pasien masih mengamuk dan cenderung dapat melukai orang sekitar, sepupu pasien mengikat kedua tangan dan
kaki pasien dengan tali dan diikatkan ke ranjang rumah pasien.
Pasien saat datang ke RSJ Islam Klender diantar oleh istri dan sepupunya dengan keadaan gaduh gelisah dan
mengamuk. Sesaat sampai di rumah sakit, pasien kemudian dirawat inap untuk mendapat terapi lebih lanjut. Pasien saat
datang ke RSJ Islam Klender diantar oleh istri dan sepupunya dengan keadaan gaduh gelisah dan mengamuk. Sesaat
sampai di rumah sakit, pasien kemudian dirawat inap untuk mendapat terapi lebih lanjut. Setelah di rawat inap di RSJ
Islam Klender pasien meyakini beberapa orang di kamar rawat inap mempunyai niat jahat dan memfitnah pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
a. Psikiatrik
Sembilan tahun sebelumnya pasien dipecat oleh atasannya, pasien merasa dipecatnya itu karena difitnah oleh
beberapa rekan kerjanya karna mereka iri dengan pasien. Setelah kejadian tersebut pasien mulai muncul keluhan seperti
selalu menyenderi, melamun, bicara sendiri, tidak nafsu makan, hilang minat, sulit tidur karena kecewa dipecat atasannya
dan difitnah oleh rekan kerjanya, pasien juga gelisah karna mengaku dadanya sakit dan terasa sesak, pasien juga suka
mendengar suara-suara atau bisikan yang akan membunuhnya. Pasien sangat takut terhadap sesuatu warna hitam, sampai
baju dan celana pasien yang berwarna hitam langsung dibakar olehnya. Setelah kejadian ini isteri pasien membawa suaminya
ke tempat orang pintar di subang untuk meminta disembuhkan dengan di ruqyah. Pasien mulai membaik setelah mendapatkan
pengobatan ruqyah.
Tiga tahun sebelumnya pasien sempat bercerita pada isterinya bahwa beliau sangat capek dengan pekerjaannya saat
itu, dimana pasien sebagai kurir angkut barang dimana setiap harinya mengangkut barang dari lantai 1 sampai lantai 7.
Setelah kejadian tersebut isteri pasien bercerita keluhan yang 9 tahun SMRS itu muncul kembali. Pasien dibawa ke Rumah
sakit jiwa dan sempat dirawat inap. Ketika dirawat inap di rumah sakit jiwa kondisi pasien membaik dan gejala ngamuk-
ngamuk menghilang.
b. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir dan Riwayat kejang demam (-), riwayat epilepsi (-), riwayat trauma
kepala (-), riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-), riwayat nyeri dada/ sakit jantung (-), riwayat nyeri ulu hati/
sakit maag (-), riwayat pingsan/ kehilangan kesadaran sebelumnya (-).
c. Penggunaan Alkohol dan NAPZA
Pasien seorang perokok aktif sejak masa remaja, namun sejak seminggu yang lalu pasien dapat merokok 4 bungkus
dalam sehari. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang namun dulu pernah minum-minuman beralkohol bila kumpul
dengan teman-temannya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
● Riwayat Prenatal dan Perinatal.
Pasien lahir dari pernikahan yang sah dan merupakan anak ke-enam dari tujuh
bersaudara dan merupakan anak yang diharapkan. Pasien lahir dilahirkan secara normal.
Selama kehamilan ibu pasien tidak ada Riwayat penyakit apapun dan tidak merokok,
minum alkohol atau mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Pasien dirawat oleh ayah dan ibunya. Pasien masih dirawat dan diasuh ibu sampai usia
3 tahun. Ketika usia pasien masih 3 tahun, ibu pasien meninggal karena penyakit dan
meninggalkan pasien bersama ayahnya. Selama masa kanak awal pasien tidak ada riwayat
kejang atau trauma kepala.
● Masa Kanak-Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal seperti anak seusianya. Keluarga pasien
tidak terlalu memaksa pasien untuk menimba ilmu pendidikan dan agama. Selama masa kanak
pertengahan pasien tidak ada masalah disekolah dan tidak ada perilaku buruk kepada guru
maupun temannya. Pada masa ini ayah pasien menikah lagi dengan ibu tirinya dan lebih banyak
meluangkan waktu dengan ibu tirinya daripada pasien dan saudaranya yang lain.
● Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dan belum dikaruniai anak.
● Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja seusianya. Pasien memiliki ketertarikan
dengan lawan jenis. Pasien tidak pernah mempunyai pengalaman pelecehan seksual
sebagai korban atau menjadi pelaku.
Sebagai tambahan:
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa Terpenuhi
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol; Terpenuhi
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi
(delusion of influence), atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas. Terpenuhi
FORMULASI DIAGNOSIS
● AKSIS II (gangguan keperibadian dan retardasi mental)
F60.0 = Gangguan kepribadian paranoid
● AKSIS III (Kondisi medis umum)
S00-T98 Cedera akibat kausa eksternal
● AKSIS IV (Problem psikososial dan lingkungan)
Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
● AKSIS V (Penilaian fungsi secara global)
- GAF satu tahun terakhir: 40-31 = beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita
& komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
- GAF saat masuk rumah sakit : 20-11 = bahaya mencederai diri/orang lain,
disabilitas sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri.
- GAF saat diperiksa : 70-61 = beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
Penatalaksanaan
● Farmakoterapi
○ Risperidone 2x2 mg/hari
● Non-farmakoterapi
○ Psikoterapi suportif
■ Pengenalan dan menerangkan penyakitnya, manfaat pengobatan dan cara pengobatan
■ Menanamkan pikiran positif kepada pasien dan membangkitkan kepercayaan bahwa gejala tersebut
dapat berkurang jika pasien minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
■ Membantu pasien untuk menerima realitas dan menghadapinya
○ Psikoterapi edukatif
■ Memotivasi pasien untuk berobat teratur.
■ Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien, kemungkinan yang
mungkin terjadi, rencana tatalaksana, pilihan pengobatan dan efek samping yang mungkin terjadi, juga
menjelaskan mengenai pentingnya minum obat dan control yang teratur ke dokter.
Prognosis
Faktor Baik Buruk
Usia Dewasa Muda
Genetik Tidak ada Ada
Pencetus Stressor : jelas Stressor : tidak jelas