Anda di halaman 1dari 32

MODUL 1

“MATA MERAH”
Tutor : DR. dr. Ferial H,Sp.RM(K), M.Kes
Kelompok 1

Adeta Yuniza M 2015730002


Ari Aripin 2015730014
Daramuna 2015730027
Esy Risdianti 2015730039
Hanifa Fajrin 2015730053
Jermansyah Dd 2015730065
Linda Tri L 2015730078
M. Fadel Aulia 2015730090
Nurulia Rizki 2015730105
Saarah Khansa 2015730116
Skenario
 Seorang perempuan umur 25 tahun datang ke poliklinik
mata dengan keluhan mata merah disertai nyeri dan
penglihatan buram. Keadaan dialami sudah 2 hari.
Kata Sulit :
-

Kata/ Kalimat Kunci :

1. Perempuan 25 tahun
2. Mata merah, nyeri, dan penglihatan buram
3. Dialami sudah 2 hari
Mind Map
Anatomi
Histologi Mata Etiologi
Fisiologi
Mata Merah dan Buram

Klasifikasi Patomekanisme Alur Diagnosis

Anamnesis Pemfis

DD
Tatalaksana

Komplikasi Pemeriksaan Penunjang


Prognosis

Pencegahan WD
Pertanyaan
1. Apa saja anatomi mata?
2. Apa saja histologi mata?
3. Bagaimana fisiologi dari mata?
4. Apa saja etiologi mata merah?
5. Bagaimana patomekanisme mata merah, nyeri, dan pengelihatan
buram?
6. Bagaimana anamnesis dan pemfis kasus di skenario? Dan
membuat tabel DD
7. Bagaimana uraian penyakit dari DD 1 dan 2?
8. Bagaimana uraian penyakit dari DD 3 dan 4?
9. Bagaimana tatalaksana, komplikasi, dan prognosis dari WD?
ANATOMI
• Palpebra:
• Superior
• Pars
supratarsal
• Pars tarsalis
• Inferior
• Konjungtiva
• Konjungtiva
palpebra
• Konjungtiva fornix
• Konjungtiva bulbi
Fisiologi Penglihatan
Fisiologi Aqueous humor
Fungsi : Memberi nutrisi dan
membersihkan lensa dan kornea

Guyton. Hall. 2010. Fisiologi


Kedokteran. Jakarta: EGC.
FISIOLOGI PUPIL
SAAT MIOSIS DAN MIDRIASIS

Miosis Midriasis

Guyton. Hall. 2010. Fisiologi


Kedokteran. Jakarta: EGC.
Fisiologi Akomodasi Lensa

Guyton. Hall. 2010. Fisiologi


Kedokteran. Jakarta: EGC.
Miopi

Hipermetrop

Guyton. Hall. 2010. Fisiologi


Kedokteran. Jakarta: EGC.
Fisiologi Retina

Guyton. Hall. 2010. Fisiologi


Kedokteran. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: EGC.
Fisiologi Kelenjar Lakrimal

Gerard. Bryan 2014. Peinciples of Anatomy


and Physiologi Ed4. Jakarta: WILEY.
Etiologi Mata Merah
Bakteri
Steptococus, E. Coli,
Staphylococcus, • Conjunctivitis bacterial
Neisseria, Pseudomonas • Bacterial keratitis
• Bacterial uveitis
C. Diphteriae,
Enterobacteriacea,
Mycobacterium

Virus • Herpes zoster ophtalmicus


Herpes zoster • Herpetik keratitis
Herpes simplex • Conjungtivitis varicella-
Adenovirus zoster
• Adenoviral conjunctivitis
Jamur
• Candida keratitis
Candida • Fungal uveitis
Histoplasma
capsulatum
Candida keratitis

• Konjungtivitis alergi
Alergi • Keratitis alergi
• Ulkus kornea

• Periocular haematoma
• Endoftalmitis
Trauma • Ecchymosis
• Oftalmika simpatika
Patomekanisme Mata Merah dan
Nyeri Pada Mata
A. Ciliaris anterior

A. Conjungtivalis Benda Asing


anterior

Circulus arteriosus
iridis major
Reaksi Inflamasi
Circulus arteriosus
iridis minor
Keluarnya Mediator Inflamasi Prostaglandin, Kinin

Pembuluh darah dilatasi Sebabkan Nyeri Pada Mata

Mata Merah
Alur Diagnosis
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK

KU • Mata merah, sejak 2 hari yang lalu

1. Pemeriksaan Visus :
• Nyeri
KT • Penglihatan buram
 Snellen Chart

 Riwayat penyakit
Uji pemeriksaan sentral • TIDAK ADA
dahulu
2. Uji pemeriksaan perifer dengan uji konfrontasi : Lapang pandang
Riwayat • TIDAK ADA
keluarga - motilitas
3. Uji gerak ekstraokular mata

4. Aktifitas Pupil dengan uji senter


Riwayat psikososial • TIDAK ADA

Riwayat pengobatan • TIDAK ADA


dan alergi

Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum. Edisi 17. EGC. Halaman 28-34
URAIAN KERATITIS
Definisi
Klasifikasi 1.Keratitis adalah
Distribusi peradangan
(difus, atau inflamasi yang terjadi pada salah
fokal, multifokal)
2.satu/lebih lapisan
Kedalaman kornea mata.
(epitelial, subepitelial, stroma, endhotelial)
Epidemiologi 3.• Lokasi (sentral,
Bisa terjadi pada perifer)
anak-anak maupun dewasa
4.• Bentuk (dendritik,
> 90% keratitis discifom)
karena bakteri.
5. Kausa (bakteri, virus, jamur, parasit, defisiensi vitamin A)
Etiologi Patogen:
• Infeksi eksogen oleh organisme piogenik, yaitu Staphylococcus
aureus, Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus pneumoniae,
Neisseria gonorrhoeae, Streptococcus hemolyticus, dan
Moraxella
Predisposisi:
• Trauma, benda asing, memakai lensa kontak, penggunaan
kortikosteroid.

Gejala Rasa sakit, sensasi pasir, kemerahan, lakrimasi, fotofobia,


blepharospasm, penurunan penglihatan, duh purulen.
Pemeriksaan • Kultur bakteri
Penunjang • Pewarnaan Gram maupun Giemsa
• Pemulasan fluorescein

Gambar

Lang, Gerhard K. et al. 2000. Ophtalmology A Short Textbook. Stuttgart: Georg Thieme Verlag. Hal 128-131
HV Nema, Nitin Nema. 2008 Textbook of Ophthalmology, Hal 143-148
Vaughan D. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Hal 125-126
URAIAN SKLERITIS
Definisi Radang kronis sklera yang sering dikaitkan dengan penyakit
sistemik.
Etiologi • Proses imunologi yang bisa menyebabkan kerusakan vaskular dari
sklera yang berhubungan dengan kompleks (reaksihipersensitivitas
tipe III) yang diikuti oleh granulomatous respon (reaksi
hipersensitivitas tipe IV)
• Herpes zoster
• Penyakit autoimun, terutama rheumatoid arthritis (1: 200 pasien)
• Sarcoidosis, gout, tuberculosis dan sifilis.
• Inflamasi bakterial dan virus
Faktor Risiko • Cedera fisik
• Cedera kimia atau mekanis

Epidemiolgi • Terjadi pada kelompok usia tua


• Peremuan lebih sering terjadi daripada laki-laki
Klasifikasi • Skleritis anterior
1. Skleritis nonnekrotik (nodular dan difus)
2. Skleritis nekrotik (dengan peradangan dan tanpa peradangan
• B. Skleritis posterior.

Gejala Klinis Nyeri, kemerahan, fotofobia, lakrimasi dan pengurangan penglihatan.

Pemeriksaan • Slitlamp dengan filter bebas


Penunjang merah
• CT-scan atau MRI

Gambar

HV Nema, Nitin Nema. 2008 Textbook of Ophthalmology, Hal 177-179


Vaughan D. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Hal 166-167
Uraian Uveitis Anterior
Definisi Inflamasi traktus uvea (iris, badan siliaris dan koroid), proses inflamasi biasanya
melibatkan uvea secara keseluruhan
Epidemiologi Insidens uveitis sekitar 15/100.000 orang. 75% merupakan uveitis anterior . Sekitar
50% pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik terkait.
Etiologi • Infeksi virus, bakteri dan parasit
Infeksi eksogen : organisme yang menginfeksi langsung masuk ke mata
dari luar.
Infeksi sekunder : terjadi penyebaran dari bagian yang lain; konjungtivitis purulen
akut, keratitis, skleritis.
Infeksi endogen : disebabkan oleh organisme yang masuk dari beberapa sumber yang
berada di tempat lain di dalam tubuh, dengan cara aliran darah.
• Penyakit autoimun
Gejala klinis • Mata merah
• Nyeri
• Berair
• fotopobia
• Penglihatan menurun
• Buram
Komplikasi • Glaukoma sudut terbuka dengan peningkatan tekanan intraokular.
• Adhesi antara iris dan permukaan posterior kornea (anterior
synechiae).
• Adhesi antara iris dan lensa
Textbook Comprehensive Ophtalmology 1996, A K Khurana, New Age International (P) Ltd., Publishers
Lang, Gerhard K. [Augenheilkunde. English] Ophthalmology : a short textbook / Gerhard K. Lang ; with contributions by J. Amann.
Ilmu Penyakit Mata UI
Uraian Glaukoma Akut
Definisi Suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan trabekular pada sudut bilik
mata yang menyebabkan outflow humor aquos akan terhambat, keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan intraokular.
Epidemiologi Glaukoma adalah penyebab kebutaan paling umum kedua di dunia negara berkembang
setelah diabetes melitus. 15 %- 20% orang buta kehilangan penglihatan karena
glaukoma. Dari populasi Jerman, 8 juta orang berisiko mengalami glaukoma, 80.000
orang berisiko menjadi buta jika glaukoma tidak didiagnosis dan diobati pada
waktunya. Terjadi pada pasien usia >40 tahun dengan angka kejadian bertambah
sesuai usia dengan sudut bilik mata tertutup.

Etiologi Belum diketahui dengan pasti


Gejala klinis Nyeri mata mendadak, hilang saat tidur, sakit kepala, mual muntah, penglihatan
menurun, mata menunjukan tanda-tanda kongestif berupa :
- kelopak mata bengkak
- Mata merah
- Pupil melebar
- Kornea suram dan edem
- Iris sembab meradang
- Papil saraf optik hiperemis
- Edem dan lapang pandan menciut berat
Komplikasi Terjadi perlengketan antara pangkal iris dan kornea (goniosikenia)
Textbook Comprehensive Ophtalmology 1996, A K Khurana, New Age International (P) Ltd., Publishers
Lang, Gerhard K. [Augenheilkunde. English] Ophthalmology : a short textbook / Gerhard K. Lang ; with contributions by J. Amann.
Ilmu Penyakit Mata UI
Tatalaksana farmakologi keratitis
Etiologi Nama Obat Dosis Efek Samping
Bakteri kokus gram • Vancomycin • 30 mg/kg/hari (3 • Gangguan
(+) atau 2 dosis pendengaran,dema
terbagi) – IV / m, mengigil,
parenteral reaksi
hipersensitivitas
Bakteri kokus gram (- • Ciprofloksaxin • Larutan 0,3% • Mual muntah,
) gangguan GI.
• Ceftriaxone • 0,6 mg/kg/hari • Reaksi
Hipersensitivitas
Bakteri Batang gram • gentamycin • Dosis muatan 2 • Toksisitas
(-) mg/kg kemudian vestibular, tosisitas
3-5 mg/kg/hari koklea
(IV/parenteral)
mycobacterium • Amikasin • 15 mg/kg/hari • Gangguan
dalam 3 atau 4 pendengeran,
dosis terbagi (IV) nefrotoksisitas
Nocardia Spp • sulfoksazol • 6-8 mg/hari • Hematuria,
kristauria
Jamur • Natamycin • larutan topical 5 % • Edema mata, iritasi mata
• Amphotericin • larutan topical 1 % • Sakit kepala, demam,
B rasa panas pada kulit
• larutan topical 1 % • Sensasi terbakar, gatal,
• ekonazol eritema

Protozoa • propamidin • Larutan 0,1 % Iritasi mata, reaksi


isethionat (oftalmus) hipersensitivitas
Virus • • Salep (0,3 %) setiap
asiklovir Pruritus, edema mata,
4 jam inflamasi
• idoksuridin • Larutan 1 %/ jam
atau salep o,5% /4
jam
Analgesik  paracetamol Oral 500 mg/4 atau 6 jam Muncul ruam, hipotensi,
takikardi
Tatalaksana Non Farmakologi :
• instruksikan pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit.
• Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah memegang bagian mata yang sakit
• Memakai pelindung mata
• Hindari/hentikan penggunaan lensa kontak

2011. Laurence B, dkk. Pharmatocology and Therapeutics. Hal 1047-1049


2007. A K Khurana dkk. Comprehensive Oftalmology text book. Ed 4.
KOMPLIKASI KERATITIS

 Kebutaan
 Gangguan refraksi
 Ulkus kornea
 Glaukoma sekunder PROGNOSIS KERATITIS
 Perforasi kornea :
 Endoftalmitis Prognosis baik apabila keratitis
 Panoftalmitis ditangani dan diobati dengan baik serta
 Ptisis bulbi luas kornea yang terkena kecil.
 Sinekia anterior Prognosis buruk bila keratitis tidak
 Prolaps iris diobati dengan baik, area kerusakan
kornea luas, telah menimbulkan ulkus
dan dapat menyebabkan kebutaan.

Textbook Comprehensive Ophtalmology 1996, A K Khurana, New Age International (P) Ltd., Publishers
Lang, Gerhard K. [Augenheilkunde. English] Ophthalmology : a short textbook / Gerhard K. Lang ; with contributions by J. Amann.
Ilmu Penyakit Mata UI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kami, perempuan umur 25 tahun dengan
keluhan mata merah disertai nyeri dan penglihatan buram. Keadaan
dialami sudah 2 hari. Kami menduga pasien tersebut menderita
keratitits. Namun dibutuhkan anamnesis lebih dalam serta dilakukan
pemeriksaan penunjang kerokan kornea dan pewarnaan gram untuk
mengetahui etiologi dari keluhan pasien.
Terima Kasih
Wassalamualaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai