Anda di halaman 1dari 20

STATUS UJIAN

SKIZOFRENIA TAK TERINCI

Pembimbing
dr. Hj. Prasila Darwin Sp.KJ

Penulis
Abie Kanzy
1102018281

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN JIWA


PERIODE 28 MARET 2022 – 28 APRIL 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI
RSI JIWA KLENDER
JAKARTA TIMUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan kekuasaan dan kehendakNya
laporan status kasus ini dapat terlaksana dan terselesaikan pada waktunya. Shalawat serta salam
juga penulis ucapkan kepada baginda besar nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliya menuji zaman yang penuh rahmat bagi umat yang bertaqwa kepada-
Nya
Status ujian yang berjudul “Skizofrenia Tak Terinci” ini disusun sebagai saah satu tugas
kepiniteraan klinik stase Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas YARSI di RS Jiwa
Islam Klender dan juga agar dapat tercipta hubungan harmonis antara ilmu teori yang
saya dapat dengan aplikasi nyata dalam praktek klinis kehidupan sehari-hari.
Rasa terimakasih yang sangat banyak ingin Penulis sampaikan kepada pembimbimbing
saya, dr. Prasila Darwin, Sp. KJ, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk meberikan
tauladan serta nasehat kepada penulis.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam membuat status kasus ini. Untuk itu saya
sangat mengharapkan saran, kritik, dan koreksi untuk perbaikan. Semoga status kasus ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
Akhirnya, dengan mengucapkan Allhamdulillahirabil’alamin laporan status ini telah
selesai dan semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 25 April 2022

Abie Kanzy

BAB I
STATUS PSIKIATRI

1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 14 September 2005
Usia : 17 Tahun
Alamat : Semper
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Buruh
Suku Bangsa : Banten
Agama : Islam
Datang ke Rumah Sakit : 23 April 2022
Tanngal Pemeriksaan : 24 April 2022
1.2 ANAMNESIS PSIKIATRI
● Autoanamnesis
24 April 2022 pukul 10.30 WIB di ruang bangsal RS Jiwa Islam Klender.
● Alloanamnesis
24 April 2022 pukul 13.00 WIB dari telfon dengan Orang tua pasien.
1.2.1 Keluhan Utama Pasien
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender bersama bapaknya dikarenakan
pasien menjadi lebih sering mengamuk. Pasien berkata dirinya mengamuk dikarenakan dia
diguna-guna oleh salah satu tetangganya. Bapak pasien mengkhawatirkan perubahan sifatnya
akan melukai orang sekitar seperti dahulu
1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Satu Minggu SMRS, Pasien menolak untuk makan dan lebih memilih untuk meminum kopi.
Pasien mengeluhkan mual ketika makan. Pasien mengatakan kondisinya ini disebabkan karena ia
diguna-guna oleh tetangganya. Selain itu, pasien juga mulai meninggi nadanya jika keinginan
yang ia mau tidak dipenuhi. Pasien mengancam kepada kedua orang tua nya akan kecelakaan
jika tidak menuruti apa yang ia inginkan. Pasien yakin bahwa dia memiliki ilmu yang tinggi dan
tuhan menjawab keinginanya.
Enam Hari SMRS, Pasien pergi menginap ke rumah saudaranya. Pasien merasa di rumah
saudaranya lebih bebas. Ketika pasien sedang minum kopi dengan keponakanya, pasien
mencampurkan minuman berenergi dengan kopi. Setelah itu pasien mulai merasakan denyut
jantungnya meningkat. Pasien mulai marah-marah dan mengamuk. Pasien mengatakan bahwa ia
diguna-guna kembali oleh tetangganya. Setelah itu pasien kembali tenang. Ketika pasien
memainkan HP-nya tiba-tiba HP pasien terkunci. Pasien kembali mengamuk dan mulai
menyalahkan keponakanya. Pasien berkata bahwa keponakanya melalui ilmu hitam mengunci
HP-nya. Akhirnya pasien bisa ditenangkan.
Lima Hari SMRS, Kondisi Pasien semakin memburuk. Perasaan mualnya menjadi semakin
hebat oleh karena itu nafsu makan pasien semakin menurun. Pasien berkata untuk mengurangi
rasa mualnya dia harus merokok dan minum yang manis. Pasien juga menjadi tidak mau
meminum obat yang sebelumnya diresepkan oleh dokter. Orang tua pasien mengaku bahwa
pasien menjadi lebih sering marah – marah.
Tiga Hari SMRS, Pasien menjadi semakin banyak berbicara. Selain itu, pasien mulai
mengamuk. Pasien merasakan tetangganya mencoba untuk membunuhnya dalam tidurnya.
Pasien mengatakan bahwa tetangganya mengirimkan guna-guna ketika ia tidur sehingga kakinya
terasa dingin. Selain itu, pasien juga melihat kuntilanak. Pasien menginginkan tetangganya untuk
dipenjara karena sudah mengguna-guna dirinya.
Dua Hari SMRS, Orang tua menyuruh pasien untuk tidur. Tetapi, pasien menolak. Akhirnya
pasien pura-pura tidur, dan kembali bermain HP ketika orang tua tidak melihat. Selain itu, Pasien
menjadi lebih sering mengamuk. Dia sampai ingin menghampiri tetangganya yang ia tuduh telah
mengguna-guna dirinya. Oleh karena itu, orang tua pasien mengunci seluruh kendaraan pasien
karena takut pasien akan memukuli tetangganya.
Satu hari SMRS, Keluarga pasien sudah tidak tahan dengan perubahan perilaku pasien dan
takut pasien akan melukai orang sekitar. Oleh karena itu, ayah pasien memutuskan untuk
membawa pasien ke rumah sakit jiwa islam klender. Pasien mengatakan kedua orang tuanya
ingin mencelakai dirinya dikarenakan ingin mengirimkan dirinya ke rumah sakit padahal ia
sedang tidak sakit.
1.2.3 Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Psikiatri
Dua Tahun SMRS, Pasien sering ditinggal sendiri di kontrakan. Pasien menunjukan perilaku
yang aneh yaitu ia seperti orang kerasukan. Pasien mengakui bahwa yang merasukinya adalah
seorang perempuan. Ketika mendengar adzan pasien, pasien gelisah dan berteriak bahwa ia
kepanasan. Selain itu, Pasien mulai menuduh tetangga sekitarnya bahwa merekalah yang sudah
mencelakai dirinya. Suatu saat pasien pernah menguncikan ibunya di dalam kamar dikarenakan
ia merasa tetangganya akan mencelakai keluarganya. Bahkan suatu saat pasien mendatangi salah
satu tetangganya dan memukulinya. Orang tua pasien sempat mencoba meruqyah pasien. Setelah
diruqyah menunjukan kemajuan tetapi tidak berlangsung lama. Akhirnya, tante pasien
menyarankan pasien untuk dirawat ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender. Setelah dirawat pasien
menjalani rawat jalan di rumah sakit persahabatan. Pasien
Satu Tahun SMRS, Tingginya angka covid 19 menyebabkan pasien tidak mengambil obat ke
rumah sakit. Perilaku pasien mulai berubah dikarenakan mulai tidak minum obat. Pasien menjadi
lebih banyak berbicara. Perilaku pasien makin lama makin menjadi agresif. Pasien sempat
dipindahkan ke rumah bibinya. Ketika dipindahkan, pasien tidak menunjukan perubahan oleh
karena itu ayah pasien dan bibi pasien setuju untuk memasukan pasien kembali ke rumah sakit
jiwa islam klender. Ketika pasien sudah keluar. Pasien melakukan rawat jalan di rumah sakit
Koja.
2. Medis
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit fisik yang serius dengan gangguan jiwanya
3. Gangguan Zat psikoaktif
Pasien menghabiskan lebih dari dua rokok per hari. Pasien pernah mencoba alkohol dan
tidak menyukainya. Pasien tidak pernah menggunakan narkotika
1.2.4 Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Pasien lahir dari kehamilan yang
direncanakan, Ibu pasien rutin mengontrolkan kehamilannya ke puskesmas. Selama kehamilan
ibu pasien tidak mengkonsumsi jamu atau obat yang dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
Pasien lahir cukup bulan melewat kelahiran normal. Ketika lahir pasien tidak memiliki kecacatan
dan pasien menangis secara spontan dan langsung diberi ASI.

b. Masa Kanak Awal (sampai usia 3 tahun)


Pada masa kanak-kanak pasien mendapatkan ASI eksklusif dan riwayat imunisasi pasien
lengkap. Tumbuh kembang dan perilaku pasien sama dengan anak-anak seusianya dan tidak ada
perilaku yang menonjol dan berbeda. Pasien diasuh dan disayang oleh kedua orang tuanya.
c. Masa anak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien memiliki pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seumuranya. Pasien
suka bermain dengan teman seusianya. Pasien memiliki banyak teman. Pasien memiliki interaksi
yang baik dengan keluarganya. Pasien sering merengek kepada orang tuanya jika ada temanya
yang jahat. Pasien pernah mengikuti pelatihan tae-kwon do tetapi berhenti.
d. Masa anak akhir dan remaja
Ketika memasuki bangku SMP perilaku pasien berubah. Pasien menjadi sering bolos
sekolah dan bermain dengan temannya. Orang tua pasien sudah mencoba untuk menasehati
pasien dan memberitahu pentingnya sekolah tetapi pasien ngeyel dan lebih memilih bergaul
bersama teman-temanya. Pasien sering mendapati laporan baik dari guru maupun dari tetangga
sekitar bahwa pasien bolos sekolah. Orang tua berkata bahwa anaknya mengikuti pengaruh dari
teman-temanya. Ketika menginjak kelas tiga pasien memutuskan untuk berhenti dari sekolah.
Orang tua pasien mencoba untuk membujuk pasien tetapi pasien berkata bahwa untuk sukses
tidak perlu menempuh jenjang pendidikan.
e. Masa Dewasa
1. Riwayat Pendidikan
Pasien masuk TK pada usia 4 tahun, pasien dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan temanya. Setelah itu pasien melanjutkan
pendidikan ke bangku SD. Pasien bersekolah SD Negeri 04. Pasien dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Pasien memiliki banyak teman. Selanjutnya pasien memasuki SMP
Undaturasikin. Ketika SMP pasien menjadi sering membolos dan tidak mengikuti pembelajaran.
Orang tua pasien sering mendapat teguran dari gurunya sehingga orang tua pasien memindahkan
pasien ke banten untuk melanjutkan SMP-nya. Tetapi, pasien masih saja suka membolos. Ketika
memasuki kelas 3 pasien memutuskan untuk keluar dari sekolah karena dia menganggap sekolah
tidak penting dan lebih baik untuk bekerja.

2. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai tukang banunan.. Pasien memiliki hubungan yang baik
dengan teman kerjanya. Tetapi, pasien sering berpindah-pindah kontrakan
3. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama islam. Pasien diajarkan agama oleh ayahnya. Pasien jarang
menunaikan ibadah sholat. Tetapi, keluarga pasien berkata ketika sifat pasien menjadi lebih
agesif, pasien menjadi lebih rajin untuk menunaikan ibadah solat ke masjid dan lebih sering
untuk membaca al-quran. Pasien merasa ketika rajin beribadah ilmu kebalnya semakin hebat.
4. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah. Pasien kurang memiliki keinginan untuk menjalin
hubungan dikarenakan pasien ingin menjadi lebih sukses terlebih dahulu.
5. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
6. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam pelanggaran hukum
7. Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien memiliki hubungan yang baik terhadap keluarga maupun tetangga. Pasien
sering menyapa tetangga di sekitar rumahnya.
8. Situasi Hidup Sekarang
Pasien tingga di rumah milik ayahnya bersama kedua orang tuanya.pasien
memiliki seorang kakak perempuan yang sudah menikah. Di rumah terdapat 2 kamar tidur.
Pasien memiliki kamar tidur sendiri. Dinding rumah pasien bertembok semen dan berlantai
keramik. Pasien mendapatkan biaya hidup sehari-hari dari ayahnya yang bekerja menjadi
seorang buruh bangunan dan biaya pengobatan ditanggung BPJS
9. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenis. Pasien tidak pernah mengalami kekerasan maupun
penyimpangan seksual
10.Mimpi, fantasi, dan nilai-nilai
Pasien ingin menjadi seorang yang sukses dengan mempunyai pekerjaan yang
stabil.

11. Riwayat Keluarga


Adik dari ibu beliau pernah terdiagnosis gangguan depresi.

1.3.5 Silsilah Keluarga

Pasien Merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pasien tinggal bersama ayah dan
ibunya. Salah satu keluarga pasien menderita penyakit jiwa yaitu adalah adik dari ibu pasien.
Saudaranya pasien sudah pernah berkonsultasi ke psikiater

Genogram
BAB II
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
2.1 Deskripsi Umum
A. Penampilan
Laki-laki berusia 17 tahun berpenampilan rapih mengenakan seragam RSIJ.
Pasien memiliki kulit berwarna sawo matang, tinggi, badan berisi, dan penampilan pasien sesuai
dengan umur pasien
B. Kesadaran
● Neurologis : Compos Mentis.
● Psikiatrik : Tidak terganggu.
C. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
● Sebelum Wawancara: Pasien mondar-mandir dari kamar
● Selama Wawancara : Pasien duduk dengan tegang, Pasien tampak tidak
nyaman, pasien tampak curuga
● Setelah Wawancara : Pasien berjalan kembali ke kamar.
a. Sikap Terhadap Pemeriksa : Saat diajak berbicara pasien kurang kooperatif. Pasien
dapat menanggapi pertanyaan dengan baik
2.2 Pembicaraan
a. Kuantitas : Cukup.
b. Volume : Cukup.
c. Irama : Teratur
d. Kelancaran : Lancar.
e. Kecepatan : Normal.
f. Gangguan Bicara : Tidak ada afasia maupun disartria.
2.3 Mood dan Afek
a. Mood : Disforik
b. Afek : Sempit
c. Keserasian : Serasi.

2.4 Persepsi
a. Halusinasi
● Auditorik : Tidak ada
● Visual : Ada.Pasien melihat Kuntilanak ketika ia lagi sendiri
● Taktil : Ada. Pasien merasakan ada yang menaruh batu es di kaki pasien
● Olfaktorik : Tidak ada.
● Gustatorik : Tidak ada.
b. Ilusi : Tidak ada.
c. Depersonalisasi : Tidak ada.
d. Derealisasi : Tidak ada
2.5 Proses Pikir
a. Arus Pikir
● Blocking : Tidak ada.
● Asosiasi Longgar : Tidak ada.
● Inkoherensi : Tidak ada.
● Neologisme : Tidak ada.
● Flight of Ideas : Tidak ada.
● Sirkumstansial : Tidak ada.
● Tangensial : Tidak ada.
b. Isi Pikir
● Preokupasi : Tidak ada.
● Fobia : Tidak ada.
● Obsesi : Tidak Ada.
● Kompulsi : Tidak ada
c. Waham
● Waham bizarre : Tidak ada
● Waham sistematik : Tidak ada.
● Waham nihilistik : Tidak ada
● Waham somatik : Tidak ada.
● Waham paranoid
- Waham kebesaran : Ada. Pasien yakin dirinya memiliki ilmu kebal dan
siapapun yang menjahati dirinya akan terkena imbasnya dari tuhan
- Waham kejar : Ada. Pasien merasa tetangganya mengguna-
gunanya, serta pasien merasa kedua orang tua pasien ingin menjahati
pasien dengan mengirimnya ke Rumah Sakit Jiwa
- Waham rujukan : Tidak ada.
- Waham dikendalikan: Tidak ada.
- Thought of control : Tidak ada.
- Thought of insertion : Tidak ada
- Thought broadcasting: Tidak ada
- Thought withdrawal : Tidak ada
2.6 Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran
GCS: E4M6V5 (Compos Mentis)
b. Orientasi
● Waktu : Baik, Pasien dapat menyebutkan hari dan tanggal saat dilakukan
wawancara.
● Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RSJI Klender.
● Orang : Baik. Pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter muda YARSI.
c. Daya Ingat
● Segera : Baik, Pasien dapat menyebutkan 3 benda yang pemeriksa
sebutkan.
● Pendek : Baik, Pasien dapat mengingat menu sahur beliau.
● Panjang : Baik, Karena pasien dapat mengingat masa kecilnya.
d. Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi dan Perhatian pasien baik karena dapat menghitung mundur 100-7.
e. Kemampuan Membaca dan Menulis
Kemampuan membaca dan menulis pasien baik baik, pasien dapat membaca dan menulis
kalimat yang pemeriksa ajukan.
f. Kemampuan Visuospasial
Baik, pasien dapat menggambarkan segilima bertumpuk.
g. Pikiran Abstrak
Baik, Pasien dapat menyebutkan perbedaan antara buah apel dan jeruk.
h. Kemampuan Informasi dan Intelegensia
Baik, pasien mampu menyebutkan nama presiden saat ini
2.7 Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
2.8 Daya Nilai
● Daya Nilai Sosial : Baik, Pasien dapat bersosialisasi dengan pasien RSJI Klender.
● Uji Daya Nilai : Baik, bila pasien menemukan dompet di tengah jalan ia akan
membawanya ke tempat polisi.
2.9 Reality Testing Ability (RTA)
Terganggu.
2.10 Tilikan
Derajat 1, Pasien tidak mengetahui bahwa dirinya sakit
2.11 Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya.
BAB III
PEMERIKSAAN FISIK
3.1 Status Generalis
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda vital
a. Tekanan darah : 131/83 mmHg
b. Nadi : 80x per Menit
c. Respirasi : 20x per menit
d. Suhu : 36,5 C
4. Kepala : Normocephal
5. Thorax
a. Paru : Simetris, Vesicular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
b. Jantung : BJ 1 dan BJ 2 Regular, murmur (-), Gallop (-)
6. Abdomen : Bising Usus (+), Nyeri tekan epigastrium (-)
7. Extremitas : Hangat, Sianosis (-), Edema (-), CRT < 2 detik
3.2 Status Neurologis
1. Gangguan rangsang meningeal : Tidak ada
2. Mata
a.Gerakan : Baik ke segala arah
b. Bentuk pupil : Bulat 3mm, isokor
c. Refleks cahaya : RCL +/+, RTL+/+
3. Motorik
a. Tonus otot : Dalam batas normal
b. Kekuatan : Dalam batas normal
c. Koordinasi : Dalam batas normal
d. Refleks : Dalam batas normal
4. Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal
a. Tremor tangan : Negatif
b. Akatisia : Negatif
c. Bradikinesia : Negatif
d. Cara brjalan : normal
e. Keseimbangan : Baik
f. Rigiditas : Negatif
4. Kesan : Tidak ada kelainan Neurologis
BAB IV

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

4.1 IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah dilakukan pemeriksaan atas nama Tn S, Pria berusia 17 tahun saat ini tinggal di
Jakarta, dan beragama islam. Pasien berpenampilan rapi dan terawat, tampak menggunakan
pakaian yang rapi, dan alas kaki. Pasien tampak tinggi, berkulit sawo matang, dan sesuai dengan
usianya. Pasien datang dibawa oleh bapaknya ke rumah sakit pada tanggal 25 April 2022 dan
dirawat dengan keluhan Pasien menunjukan perubahan perilaku dan menjadi curigaan terhadap
tetangga.

Dari pemeriksaan status mental ditemui adanya kegelisahan pada pasien. Pasien tampak
tidak nyaman dan tidak kooperatif selama wawancara. Pasien menjawab pertanyaan dengan baik.
Pasien mempunyai mood disforik, afek menyempit, dan serasi. Terdapat gangguan persepsi yaitu
halusinasi visual dimana pasien melihat kuntilanak dan pasien merasakan ada yang memberikan
es batu pada kakinya ketika ia tidur. Pasien mempunyai keyakinan bahwa tetangganya telah
mengguna-guna dirinya karena merasa iri dengan ilmu yang dia miliki. Pasien juga mengatakan
bahwa dirinya memiliki ilmu kebal dan siapapun yang menjahati dirinya akan menerima
balasannya dari Allah SWT.

4.2 DAFTAR MASALAH

4.2.1 Organobiologik

Dalam Keluarga pasien memiliki riwayat gangguan kejiwaan yaitu adik dari ibu
pasien

4.2.2 Psikologik

● Gangguan mood: mood irritable dengan afek menyempit dan serasi

● Gangguan Persepsi: Terdapat Halusinasi visual berupa pasien dapat melihat


kuntilanak dan halusinasi taktil dimana pasien merasa ada yang menaruh es
batu di kaki pasien
● Gangguan Isi pikir : Terdapat waham kejar dimana pasien merasa tetangga
pasien ingin mengguna-guna pasien dan waham kebesaran dimana pasien
yakin dirinya memiliki ilmu kebal dan orang yang menyakitinya pasti celaka

● RTA terganggu

4.2.3 Lingkungan dan Faktor Sosial

● Masalah dalam Lingkungan Sosial: Pasien merasa malu saat reuni


dikarenakan tidak menyelesaikan pendidikan profesi

● Masalah dalam pendidikan: Pasien tidak menyelesaikan pendidikan profesi


kedokteran.

● Masalah dalam ekonomi : pendapatan pasien kurang untuk mencukupi


kebuthuan keluarganya.

4.3 FORMULASI DIAGNOSIS

4.3.1 AKSIS I

● Berdasarkan riwayat penyakit pasien, didapatkan adanya pola perilaku dan


psikologis yang secara klinis bermakna dan khas berkaitan dengan gejala yang
menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) dalam
fungsi psikososial dan pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami gangguan kejiwaan.

● Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan gangguan medis umum yang
secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan
jiwa yang diderita saat ini, sehingga gangguan mental organik dapat
disingkirkan. Diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif dapat disingkirkan karena pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan
narkotika.

● Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental pasien ditemukan


gejala positif berupa halusinasi visual, dan taktil dan waham kejar dan waham
kebesaran. Berdasarkan PPDGJ-III kasus ini didiagnosis ke dalam F20.3
Skizofrenia tak terinci.
Tabel 1: Panduan diagnostik Skizofrenia

Kriteria Diagnosis Hasil

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat


jelas

1. Thought echo, thought insertion, or thought


Tidak Terpenuhi
broadcasting

2. Delusion of control, delusion of influence,


delusion perception Tidak Terpenuhi

3. Halusinasi Auditorik Tidak Terpenuhi

4. Waham-waham menetap jenis lainya yang


menurut budaya setempat dianggap tidak wajar
dan sesuatu yang mustahil Terpenuhi

Adanya gejala-gejala tersebut di atas telah Terpenuhi


berlangsung selama kurun waktu satu bulan lebih

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan


bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai Terpenuhi
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan
penarikan sosial.

Tabel 2 Pedoman Diagnostik Skizofrenia Tak Terinci

Kriteria Diagnosis Hasil

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia Terpenuhi

Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia Terpenuhi


paranoid, hebefrenik, atau katatonik

Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual Terpenuhi


atau depresi pasca-skizofrenia

4.3.2 AKSIS II

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak terdapat gangguan


kepribadian dan retardasi mental. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya ingat
atau daya konsentrasi, orientasi cenderung masih baik. Sehingga pasien bukan penderita
gangguan kepribadian dan retardasi mental. (Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II)

4.3.3 AKSIS III

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit

4.3.4 AKSIS IV

Pasien tidak memiliki masalah eksternal

4.3.5 AKSIS V

GAF saat masuk RS : 50-41

GAF saat diperiksa : 60-51


GAF satu tahun terakhir : 90-81

4.3.6 DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AXIS 1 : F.20.3 Skizofrenia Tak Terinci

/ AXIS 2 : Z03.2 Tidak ada diagnosis

AXIS 3 : Z03.2 Tidak ada diagnosis

AXIS 4 : Tidak ada masalah

AXIS 5

1. GAF saat masuk RS : 50-41


2. GAF saat diperiksa : 60-51
3. GAD satu tahun terakhir : 90-81

4.4 TATALAKSANA

4.4.1 Farmakoterapi

Risperidone 2mg 2x1

4.4.2 Non Farmakoterapi

Psikoterapi edukasi keluarga untuk mensupport keadaan pasien, mengetahui


keadaan dan penyakit pasien, membawa pasien untuk rutin minum obat dan kontrol ke
dokter untuk mengetahui perkembangan penyakitnya.

4.5 PROGNOSIS

Faktor Baik Buruk

Genetik Tidak ada Ada

Pencetus Stressor : Jelas Stressor : Tidak Jelas

Status Pernikahan Menikah Belum Menikah


Status Ekonomi Cukup Kurang

Kelainan Organik Tidak ada Ada

Gejala Gejala (+) menonjol Gejala (-) menonjol

Support Lingkungan Baik Kurang

Onset Akut Kronik

1. Quo ad vitam : dubia ad bonam


2. Quo ad functionam : dubia ad bonam
3. Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai