Anda di halaman 1dari 15

UJIAN KASUS

F25 SKIZOAFEKTIF

Disusun Oleh

Febriska Taradipa
I4061202006

Penguji
dr. Edi Hermeni, Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 27 tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh (Pengangkut minyak menggunakan kapal)
Status Pernikahan : Belum Menikah
Status Pasien : BPJS
Ruang : Bangsal UPIP
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 10 Februari 2023

II. RIWAYAT PSIKIATRI


A. Keluhan Utama
Marah-marah
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesis pada tanggal : 13 dan 14 Februari 2023
Pasien dibawa ke IGD menggunakan ambulans dengan keluhan marah-marah
karena dikira gila oleh keluarganya. Pasien marah kepada orang tuanya di
rumah. Pasien mengatakan pasien marah karena merasa lingkungan di rumah
tidak nyaman sehingga membuat pasien emosi. Pasien mengatakan sempat
melempar ponsel. Pasien mengeluarkan kata-kata kasar dan kurang pantas ke
orang tuanya saat marah. Pasien mengatakan sudah marah-marah sejak 1 tahun
ini. Pasien menyangkal pernah memukul atau mendorong lawan bicaranya
ketika marah. Ketika lawan bicara menantang agar pasien memberi pukulan,
pasien mengatakan pasien menahan diri untuk tidak memukul. Pasien
mengatakan pasien kesal dan kecewa kepada keluarganya karena membawanya
ke UPT Klinik Utama Sungai Bangkong karena pasien merasa dirinya tidak
mengalami masalah gangguan jiwa.
Pasien mengatakan dirinya merasa tidak diberi kepercayaan oleh keluarga
terutama soal uang, merasa acuh tak acuh kepada pasien. Pasien merasa

1
keluarga sering memojokan dan menyalahkan pasien. Pasien mengatakan
dirinya memiliki pikiran su’udzon kepada keluarga pasien. Pasien merasa
seperti ada yang ditutup-tutupi oleh keluarganya. Pasien juga merasa keluarga
pasien tidak peduli dan tidak menanggapi pendapat atau keinginan pasien.
Pasien mengatakan dirinya lebih suka menyendiri sejak tidak dipercaya oleh
semua orang sejak 2 tahun lalu. Pasien mengatakan hal ini bermula ketika pasien
menjual barang di rumah, lantas keluarga pasien marah dan mulai tidak
mempercayai pasien, pasien merasa kesal atas hal tersebut, sedangkan teman-
temannya mengira pasien sombong dan tidak acuh terhadap teman karena sering
kali menolak ajakan teman untuk kumpul dengan alasan letih.
Pasien mengatakan dirinya merasa bersalah karena sudah memiliki pikiran
su’udzon dan tidak mempercayai keluarganya. Pasien mengatakan hal itu tidak
membuat pasien memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Pasien mengatakan jika mengingat bagaimana keadaan dirinya dan keluarga
membuatnya sedih. Ketika merasa sedih pasien akan menyendiri dan
mengurung diri di kamar, tidur lebih lama dari biasanya, dan lebih banyak
makan. Sedangkan ketika dalam suasana hati senang pasien akan sering tertawa,
pergi keluar, berbelanja mentraktir teman-teman.
Pasien juga mengeluhkan sulit tidur ketika ada hal yang ingin dilakukan namun
tidak terpenuhi. Pasien mengatakan ketika menginginkan sesuatu pasien ingin
hal tersebut terealisasi, jika tidak tersebut mengganggu pikiran pasien sehingga
pasien merasa gelisah dan akan sulit tidur. Pasien mengatakan pasien suka
merencanakan sesuatu yang bersifat sistematis, pasien juga senang segala
sesuatu yang rapi.
Pasien mengatakan pernah mengalami trauma pada bagian kepala lebih dari 1
tahun lalu karena tertimpa bata, namun pasien tidak sampai pingsan. Pasien
menyangkal adanya riwayat sakit lain sebelumnya.
Pasien menyangkal memiliki pengalaman tidak menyenangkan lainnya yang
dirasa mengganggu kehidupan pasien. mendengar suara atau bisikan yang tidak
dapat didengar oleh orang lain. Pasien menyangkal melihat sesuatu yang tidak
dapat dilihat orang lain. Pasien menyangkal mencium bau-bau yang tidak dapat
dicium orang lain. Pasien menyangkal adanya perasaan seperti diikuti oleh
seseorang atau sesuatu. Pasien menyangkal adanya perasaan seperti dirasuki
sesuatu. Pasien menyangkal perasaaan seperti dikontrol atau dikendalikan oleh
sesuatu. Pasien menyangkal adanya perasaan pikirannya disiarkan sehingga
semua orang dapat mengetahuinya.
Pasien pernah minum alkohol pertama kali saat SMP sebanyak 1 gelas kecil
karena diajak oleh temannya namun sudah berhenti. Pasien menggunakan obat-
obatan terlarang sabu-sabu sejak usia 20 tahunan setelah diajak oleh temannya,
pasien menggunakan sabu sebulan sekali dan terakhir menggunakan 1 bulan
yang lalu. Pasien mengatakan pasien merokok sejak usia 16 tahun.

Alloanamnesis pada tanggal : 13 dan 14 Februari 2023 (Kakak Kandung


Pasien)
Pasien datang ke IGD di bawa oleh dinas sosial dengan keluhan marah-marah.
Pasien marah-marah di rumah, pasien memarahi orang tuanya karena orang tua
pasien. Ketika marah pasien menggunakan tutur kata yang kasar saat marah,
mengancam. merendahkan orang tua, merasa hebat dan jago. Pasien juga pernah
mendorong keponakannya saat marah, membawa senjata tajam berupa arit juga
menyimpan parang di dekat tempat tidurnya. Keluarga pasien mengatakan
keluhan tersebut sudah muncul sejak 1 tahun lalu. Saat malam hari ketika jam
tidur, sering kali pasien terlihat gelisah dan mondar-mandir. Pasien sering kali
menjual barang-barang secara sembunyi-sembunyi namun keluarga pasien tidak
tahu uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk apa. Pasien sering merasa
curiga bahwa pasien dibicarakan oleh orang, pasien mengira dirinya dibenci
oleh keluarga padahal tidak demikian, pasien sangat disayang oleh keluarganya.
Saat sedang ada acara kumpul keluarga pasien lebih memilih untuk mengurung
diri di kamar. Pasien pernah mengurung diri di kamar hingga 3 hari. Pasien juga
sering tertawa secara berlebihan, sering mentertawakan sesuatu yang bagi orang
lain tidak terlihat lucu, ketika sedang dalam suasana hati yang senang pasien
akan bermain gitar, bernyanyi dengan suara yang lantang.
Keluarga pasien mengetahui dari teman pasien bahwa pasien menggunakan obat
terlarang sabu-sabu dan berhenti 1 bulan lalu. Kakak pasien mengatakan saat
SMP pasien mulai merokok dan ngelem, pasien mulai sering bolos sekolah dan
akhirnya pasien putus sekolah. Keluarga pasien mengatakan pernah mendengar
dari paman pasien bahwa pasien sering bersekongkol dengan teman-temannya
untuk membeli dan menggunakan sabu-sabu.
Keluarga pasien mengatakan pendapatan pasien bekerja di kapal terbilang besar
namun pasien terlihat telah menghabiskan semua uangnya namun tidak jelas
dalam bentuk apa uang tersebut digunakan. Saat ini pasien sudah tidak bekerja
kurang lebih 1 tahun. Pasien pernah mencoba bekerja kembali namun selalu
berhenti dalam kurun waktu yang singkat.
Pasien pernah mengalami cedera di kepala karena tertimpa batu bata. Pasien
pernah mengalami kejang demam saat masih bayi. Pasien pernah mengatakan
kepada ibunya untuk melakukan operasi hernia namun tidak dilakukan hingga
saat ini. Pasien juga pernah mengutarakan keinginannya untuk rehabilitasi
kepada sang ibu namun tidak memaparkan lebih lanjut tujuannya apa. Pasien
pernah berkata minta dibunuh kepada ibunya. Kakak pasien mengatakan paman
dan kakek pasien memiliki riwayat gangguan jiwa.
Hubungan pasien dengan tetangga baik, pasien mau mengobrol dan bercanda
dengan tetangga membicarakan kejelekan saudaranya. namun jarang mengikuti
acara di mana orang-orang ramai berkumpul. Sebelum pasien mengalami
keluhan di atas, pasien merupakan pribadi yang berperilaku baik, periang, sering
mengirimkan uang hasil kerjanya kepada orang tua.

C. Riwayat Gangguan Dahulu


1. Riwayat gangguan psikiatri
Riwayat gangguan jiwa sebelumnya disangkal oleh pasien dan keluarga.
2. Kondisi medis umum
Riwayat trauma (+) 1 tahun lalu kepala tertimpa bata, tidak pingsan, dijahit
(-). Riwayat kejang demam (+) saat bayi, jantung (-), paru (-), hati (-),
infeksi (-), riwayat penyakit sistemik lainnya (-).
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien pernah menggunakan alkohol pertama kali saat SMP kelas 2 dengan
jumlah sedikit (1 gelas kecil) dan sesekali. Pasien pernah menggunakan
obat-obatan terlarang berupa sabu-sabu. Pasien menggunakan sabu-sabu
sejak umur 20 tahunan, menggunakan sabu sebulan sekali dan pemakaian
terakhir 1 bulan lalu. Keluarga pasien mengatakan pasien menggunakan obat
terlarang jenis sabu-sabu.

D. Riwayat Keluarga
Pasien anak ke 6 dari 7 bersaudara. Riwayat gangguan jiwa di keluarga (+)
dialami oleh kakek pasien dan paman pasien dari pihak ibu.

Laki-laki

Pasien

Perempuan

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Prenatal dan perinatal
Pasien anak ke enam dari tujuh bersaudara, pasien lahir normal, cukup
bulan, kelahiran pasien diinginkan, pasien lahir sungsang.
2. Masa anak-anak awal (sampai usia 3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak seusianya,
masalah tumbuh kembang disangkal.
3. Masa anak-anak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mulai bersekolah dasar usia 6 tahun lebih tanpa melewati Taman
Kanak-kanak. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien sering main bersama
teman-teman sebayanya.
4. Masa anak-anak akhir (pubertas sampai masa remaja)
Pasien tahu bahwa dirinya seorang laki-laki. Hubungan pertemanan baik,
pasien memiliki teman dekat. Pasien mulai belajar merokok dan ngelem saat
SMP. Pasien juga sering bolos SMP.

F. Riwayat Masa Dewasa


1. Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SD. Pasien sempat bersekolah hingga
jenjang SMP namun berhenti sebelum selesai.
2. Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh pengangkut minyak menggunakan kapal sejak
tahun 2010.
3. Perkawinan
Pasien belum menikah.
4. Agama
Pasien memeluk agama islam. Pasien mengaku kurang dalam beribadah
karena rasa malas.
5. Aktivitas sosial
Pasien mengatakan tidak pernah tergabung dalam organisasi. Pasien mau
mendatangi gotong royong dan menghadiri undangan. Hubungan dengan
tetangga saat ini dirasa baik. Pasien sering mengobrol dengan tetangga.
6. Riwayat militer
Pasien menyangkal pernah mengikuti kegiatan militer.
7. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien mengatakan sering melanggar rambu lalu lintas namun tidak pernah
di denda.
8. Riwayat psikoseksual
Pasien menyadari dirinya seorang laki-laki, tertarik pada wanita. Pasien
mengatakan tidak ada penyimpangan seksual dalam dirinya.

G. Situasi Hidup Sekarang


Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien merasa tertekan karena
permasalahan dalam keluarga sering bertengkar, merasa tidak dipedulikan dan
tidak dipercaya oleh keluarga, masalah ekonomi karena pasien saat ini sudah
tidak bekerja lagi. Kebutuhan ekonomi dipenuhi oleh orang tua pasien. Ketika
pasien memiliki hal yang tidak terealisasi pasien akan menjadi sulit tidur.

H. Impian Fantasi dan Nilai-Nilai


Pasien memiliki cita-cita menjadi nahkoda kapal sehingga pasien saat ini
bekerja di kapal sebagai buruh pengangkut minyak.
I. Persepsi Keluarga tentang Pasien
Pasien sering marah-marah kepada orang tuanya di rumah karena hal sepele,
sering berkata kasar, merendahkan orang tua dan merusak barang sekitar ketika
marah. Pasien senang menyendiri di kamarnya jika ada kumpul keluarga. Pasien
jarang menghadiri undangan acara di mana orang-orang ramai berkumpul.
Namun pasien masih berhubungan baik dengan tetangga, sering mengobrol
dengan tetangga.

III. STATUS MENTAL


Diperiksa pada tanggal 14 Februari 2023
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak tenang. Berpenampilan seperti laki-laki. Rambut pendek berwarna
hitam. Pakaian yang dikenakan baju dan celana training rawat inap UPT
Klinik Utama Sungai Bangkong. Kulit sawo matang. Kuku bersih. Pasien
tampak tenang ketika wawancara namun sering menghindar ketika diberi
pertanyaan yang tidak diinginkan pasien.
2. Konsentrasi dan perhatian
Mampu berkonsentrasi selama wawancara pasien. Kontak mata (+).
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: agitasi (-), bingung (-), kejang (-), tics (-),
rigiditas (-), retardasi (-), menghindar (+) berkurang.
4. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, suka mengelak dan berhati-hati sudah berkurang

B. Pembicaraan
Kontak verbal (+), pembicaraan dapat diselesaikan, relevan, artikulasi jelas,
volume sedang dan intonasi jelas, kecepatan bicara sedang, bicara spontan,
pasien lebih banyak bicara dari sebelumnya, kontak mata (+).

C. Mood, Afek, dan Keserasian


1. Mood : Eutimik, senang
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi (pasien tampak kesal ketika bercerita saat dirinya
dibawa ke rumah sakit, sedih ketika dimintai menceritakan masalah di
keluarganya)

D. Pikiran/Proses Berpikir
1. Bentuk : Realistik
2. Arus : Koheren, suka mengelak menjadi berkurang
3. Isi : Waham curiga (+), obsesi (-), kompulsi (-), ide bunuh diri (-)

E. Persepsi
Halusinasi visual (-), halusinasi auditorik (-), halusinasi penciuman (-)
depersonalisasi (-), derealisasi (-), ilusi (-).

F. Sensorium dan Kognisi


1. Taraf kesadaran
Kuantitas : E4V5M6 (Compos Mentis)
Kualitas : Kesadaran berubah
2. Orientasi
Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan waktu pemeriksaan
siang hari)
Tempat : Baik (pasien dapat menyebutkan saat ini pasien berada
di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong)
Orang : Baik (pasien dapat menyebutkan pemeriksa adalah
seorang dokter muda dan mengetahui yang mengenali ayah dan kakak
kandungnya)
3. Daya ingat
Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengingat usia saat masuk sekolah
dan nama SD tempat pasien dulu bersekolah)
Jangka sedang : Baik (pasien dapat mengingat kapan pasien mulai
bekerja di kapal)
Jangka pendek : Baik (pasien dapat mengingat menu sarapan dan
kendaraan yang digunakan saat datang ke rumah sakit)
Segera : Baik (pasien dapat menyebutkan kembali objek yang
disebutkan pemeriksa: Apel, Sepatu, Jerapah)
4. Pengetahuan umum
Baik (pasien dapat menyebutkan nama Ibu kota Negara Indonesia,
menyebutkan Ideologi Pancasila dengan baik)
5. Kemampuan membaca dan menulis
Baik (pasien dapat menuliskan dan membaca apa yang disebutkan oleh
pemeriksa lalu melakukannya: Angkat tangan kanan anda)

6. Kemampuan visuospasial
Baik (pasien dapat menggambar jam yang menunjukkan pukul 09.50)

7. Kemampuan berpikir abstrak


Baik (pasien dapat menjelaskan arti pribahasa “Buah jatuh tak jauh dari
pohonnya” serta perumpamaan untuk “Orang yang banyak omong namun
tak ada artinya”)
8. Bakat kreatif
Pasien pandai bermain gitar.
9. Kemampuan menolong diri sendiri
Pasien melakukan activitas daily life seperti mandi dan makan sendiri tanpa
bantuan.

G. Pengendalian Impuls
Tidak terganggu (selama pemeriksaan)
H. Daya Nilai dan Tilikan
1. Kesan nilai sosial : Baik (pasien mengatakan ketika menemukan dompet
yang terjatuh di pelabuhan pasien akan melihat siapa pemilik dompet dan
mengembalikannya)
2. Daya nilai realita : Tidak baik (pasien tidak dapat membedakan kenyataan
dan bukan kenyataan: waham curiga (+) dan daya nilai tilikan 1)
3. Tilikan : 1 (penyangkalan penyakit sama sekali)

I. Taraf Dapat Dipercaya (Reliabilitas)


Dapat dipercaya

J. Global Assessment of Functioning (GAF) Scale


40-31 (Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas beratt dalam beberapa fungsi)

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 56 x/m
Frekuensi napas : 18x/m
Suhu : 36,50 C
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 163 cm
Body Mass Index : 21,83 kg/m2
Kesan gizi : Normal

B. Status Generalis
Kulit : Warna kulit sawo matang, eritem (-), sianosis (-)
Kepala : normocephal, deformitas (-), luka lecet (-)
Rambut : hitam, pendek, lurus
Mata : konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)
THT : Sekret (-), nyeri tekan tragus (-), tonsil T1-T1
Gigi dan mulut : Sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), massa (-)
Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Suara napas dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen : Soepl, bising usus (+), nyeri tekan (-), massa (-)
Alat Kelamin : Tidak diperiksa
Anus : Tidak diperiksa
Ekstremitas : CRT <2 detik, nadi kuat angkat, edema tungkai (-)
C. Status Neurologis
1. Glasgow Coma Scale
E4M6V5
2. Pupil
Bentuk : Bulat (+), Isokor (+)
Diameter : 3mm/3mm
Refleks cahaya : Langsung (+/+); Tidak langsung (+/+)
3. Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : Tidak dilakukan pemeriksaan
Brudzinsky I : Tidak dilakukan pemeriksaan
Brudzinsky II : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kernig : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lasegue : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pemeriksaan fungsi motorik

555 555
555 555

5. Pemeriksaan refleks fisiologis


Bicep : +/+
Tricep : +/+
Patella : +/+
Achilles : +/+
6. Pemeriksaan refleks patologis
Babinsky : Tidak dilakukan pemeriksaan
Oppenheim : Tidak dilakukan pemeriksaan
Chaddock : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tromner :-
Hoffman :-
7. Pemeriksaan sensorik
Sensibilitas : Baik
8. Pemeriksaan saraf otonom
Inkontinensia urin : disangkal
Inkontinensia alvi : disangkal

V. IKHTISAR TEMUAN BERMAKNA


Pasien datang ke IGD di bawa oleh keluarga dengan keluhan marah-marah, melempar
barang, dan mengancam orang tua sejak 1 tahun lalu. Pasien mengatakan dirinya tidak
dipercaya, dibenci dan merasa tidak diperdulikan oleh keluarganya. Pasien mengatakan
saat sedih pasien akan menyendiri, mengurung diri, banyak tidur dan banyak makan
sedangkan saat senang pasien akan lebih sering tertawa, pergi keluar, berbelanja
mentraktir teman. Pasien mengeluhkan sulit tidur ketika ada hal yang tidak dapat
direalisasikan, pasien senang merencanakan sesuatu yang sistematis. Pasien
menyangkal pernah mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar, mencium bau
yang tidak dicium oleh orang lain atau melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat. Pasien
menyangkal adanya perasaan seperti diikuti, dimasuki sesuatu, dikontrol atau
dikendalikan. Pasien memiliki riwayat minum alkohol dan obat-obatan terlarang jenis
sabu terakhir 1 bulan lalu. Waham curiga (+), mood euphoria, afek luas, tilikan 1
(pasien menyangkal penyakit sama sekali), kesadaran berubah, sensorium dan kognitif
tidak ditemukan kelainan.

VI. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Pemeriksaan urin untuk penyalahgunaan obat
 Electroencephalography (EEG)

VII. DIAGNOSIS
F25.2 Skizoafektif tipe campuran

VIII. DIAGNOSIS BANDING


F22 Gangguan Waham

IX. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Axis I : F25.2 Skizoafektif tipe campuran
Axis II : Ciri kepribadian disosial
Axis III : Tidak ditemukan data
Axis IV : Pergaulan yang menjerumuskan pasien
Axis V : GAF 41-30 (Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas beratt dalam beberapa fungsi)

X. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologis : Tidak ditemukan kelainan pada fungsi organik
B. Psikologis : Marah, mudah tersinggung, waham curiga (+)
C. Sosial : Pergaulan yang menjerumuskan pasien

XI. PENATALAKSANAAN
a. Perawatan di Rumah Sakit
Dilakukan perawatan inap untuk memastikan diagnosis, stabilisasi medikasi,
menjaga keselamatan penderita dan keluarga, optimalisasi perawatan diri dan
membangun dasar-dasar hubungan penderita dengan sistem dukungan di
masyarakat.
b. Non farmakologis
Dilakukan terapi psikososial untuk menguatkan daya tahan mental yang telah
dimiliki, mempertahankan fungsi pengontrolan diri.
c. Farmakologis
 Antipsikotik: PO Risperidon 2x2 mg
 Antidepresi: PO Sertralin 1x50 mg
 Mood Stabilizer: PO Asam valproate Syr 3x250 mg

XII. PROGNOSIS

Prognosis Baik Prognosis Buruk


Awitan lambat Awitan Muda √
Adanya faktor presipitasi yang Tidak ada faktor presipitasi √
jelas yang jelas
Awitan akut Awitan kronis √
Riwayat social, seksual, √ Riwayat social, seksual,
pekerjaan premorbid baik pekerjaan premorbid buruk
Gejala gangguan mood Perilaku autistic/menarik diri √
(terutama gangguan depresif)
Menikah Lajang, cerai (janda/duda) √
Riwayat keluarga dengan Riwayat keluarga dengan √
gangguan mood skizofrenia
Sistem pendukung baik √ Sistem pendukung buruk
Gejala positif √ Gejala negatif √
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tanpa remisi dalam 3 tahun
Relaps berulang kali
Riwayat melakukan tindakan
penyerangan

Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara di atas adalah


sebagai berikut:
Quo ad vitam : Dubia ad malam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai