KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT : KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA
TandaTangan
Anggiriani (11.2016.089 )
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (Inisial) : Tn. HT
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 29 Oktober 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
1
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Belum bekerja
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Jln. Mualim Aminuddin RT/ RW 05/09. Kelurahan Cibubur – Jakarta
Timur.
KELUHAN UTAMA:
Pasien sering marah-marah sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
2
porsi makan pasien menjadi lebih banyak 2 kali lipat dari biasanya. Perilaku yang
menggambarkan suasana hati yang senang disangkal oleh nenek pasien.
Keluarga pasien mengatakan 1 hari SMRS pasien bertengkar dengan ayah tirinya. Pasien
merasa kesal dan akhirnya tidur di teras rumah, namun ayah tirinya menyiramnya dengan air dan
menyuruhnya untuk segera masuk ke dalam. Pada malam itu emosi pasien meledak-ledak dan
pasien berteriak-teriak. Pasien akhirnya dibawa ke rumah neneknya namun nenek pasien
mengatakan pasien membanting-banting barang dan mengamuk sehingga ia menjadi takut.
Nenek pasien akhirnya memutuskan untuk membawa pasien ke RSKO Jakarta dan akhirnya
pasien dirawat.
Nenek pasien mengatakan pasien sering tidak betah di rumah karena situasi rumah yang
tidak tentram, ibu dan ayahnya juga sering bertengkar, ibu pasien juga kurang perhatian kepada
pasien. Pasien pergi ke luar rumah dan pulang larut malam hampir setiap hari namun keluarga
tidak mengetahui pasti kemana pasien pergi. Pasien sering keluar rumah semenjak almarhum
kakek dan ayahnya meninggal.
Pasien membantah ada keluhan lain seperti demam, sesak nafas dan nafsu makan pasien
baik. Pasien tidak didiagnosis menderita penyakit apapun sebelumnya. Pasien juga tidak pernah
mengalami trauma kepala ataupun kekerasan. Pasien mengaku tidak mengkonsumsi zat
psikoaktif apapun namun pasien merokok. Pasien tidak bekerja, pasien hanya di rumah setiap
harinya untuk makan, merokok dan tidur. Pasien tidak aktif dalam kegiatan sosial maupun
keagamaan. Pasien dapat makan, minum, mandi dan melakukan aktivitas sehari-harinya dengan
baik.
3
Pasien tidak memiliki keluhan lainnya.
3. Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien mengaku tidak menggunakan zat psikoaktif namun sudah mulai merokok dan
minum-minuman beralkohol mulai SMP hingga sekarang.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
4
Riwayat pendidikan:
Pendidikan terakhir yang ditempuh pasien adalah SMP. Prestasi pasien buruk sehingga
sempat tidak naik kelas 2x saat duduk di bangku SMP. Pasien tidak melanjutkan
pendidikannya hingga sekarang.
3. Riwayat pekerjaan :
Keluarga pasien mengatakan pasien sempat bekerja di proyek pembangunan di Pulau Seribu
bersama ayahnya sekitar 4 tahun yang lalu dan hanya bekerja sekitar 2 bulan karena
almarhum ayahnya meninggal dan akhirnya pasien kembali ke Jakarta.
RIWAYAT KELUARGA
Keterangan :
Perempuan Meninggal
5
Laki-laki Pasien
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki berusia 23 tahun dengan penampilan fisik sesuai usianya. Rambut pendek
berwarna hitam, kulit kuning langsat, berpakaian rapi. Pada saat wawancara, pasien memakai
baju dan celana koko dan peci berwarna hitam polos. Tercium bau yang menyengat seperti
bau air seni yang sudah lama menempel pada bajunya. Pasien menggunakan sandal jepit.
2. Kesadaran
Kesadaran neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatrik : Tampak tidak terganggu.
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara : Pasien sedang berbaring di kamarnya.
Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang di depan pemeriksa. Pasien
menjawab pertanyaan dengan baik, ada kontak mata.
Tidak terdapat perlambatan gerakan, kejang, maupun
kekakuan gerakan.
Sesudah wawancara : Pasien bersalaman dengan dokter muda dan segera kembali ke
ruang MPE.
5. Pembicaraan
6
a. Cara Berbicara: Pasien kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan diajukan. Pasien
berbicara lancar, spontan tanpa harus ditunggu, suara biasa, dan bahasa mudah dipahami.
b. Gangguan Berbicara : Tidak terdapat gangguan bicara
B. Alam Perasaan
1. Suasana Perasaan (mood) : Hipotimia
2. Afek ekspresi afektif
Arus : Normal
Stabilitas : Stabil
Kedalaman : Dalam
Skala Diferensiasi : Luas
Keserasian : Serasi
Pengendalian : Kurang
Ekspresi : Normal
Dramatisasi : Ada
Empati : Dapat diraba-rasakan
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik dan visual.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
7
wawancara)
b. Tempat : Baik (keberadaan di RSKO)
c. Orang : Baik (tahu sedang berbicara dengan dokter)
d. Situasi : Baik (tahu sedang berbicara dengan dokter)
7. Daya Ingat
a. Tingkat :
Jangka Panjang : Baik (pasien bisa menyebutkan tempat tanggal lahir pasien serta
alamat rumah pasien)
Jangka Pendek : Baik (Pasien dapat menyebutkan nama dokter yang merawatnya).
Segera : Baik (dapat mengulang angka yang disebutkan)
b. Pikiran Abstrak : Baik
c. Visuospasial : Baik
d. Bakat kreatif : Baik (bernyanyi)
e. Kemampuan menolong diri : Baik (pasien mampu mengurus dirinya sendiri seperti
mandi, makan, berpakaian sendiri)
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Baik, inkoherensi (+), flight of ideas (+)
b. Kontinuitas Pikiran :Tidak Baik, kadang menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan
pertanyaan
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Ada (Bizzare)
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. Gagasan Rujukan : Tidak ada
f. Gagasan Pengaruh : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Kurang ( masih tidak bisa menahan emosi )
8
G. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial : Terganggu
2. Uji Daya Nilai : Terganggu
3. Daya Nilai Realitas : Terganggu
H. Tilikan
Derajat 4.
I. Reliabilitas
Tidak dapat dipercaya
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Kompos mentis
3. Tekanan darah : 120/80 mmHg
4. Nadi : 84x/menit
5. Pernapasan : 20x/menit
6. Suhu badan : 36oC
7. Sistem kardiovaskular : tidak tampak kelainan
8. Sistem respiratorius : tidak tampak kelainan
9. Sistem gastro-intestinal : tidak tampak kelainan
10. Sistem musculo-sceletal : tidak tampak kelainan
11. Sistem urogenital : tidak tampak kelainan
STATUS NEUROLOGIK
Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
9
Tidak dilakukan pemeriksaan
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
- Gejala kejiwaan berupa: halusinasi auditorik dan visual dan waham (bizarre)
- Distress/Penderitaan/Keluhan : sering gelisah
2. Gangguan jiwa ini bukan GMNO, karena:
- Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organik pasien.
- Tidak ada gangguan kesadaran neurologis, pasien kompos mentis.
3. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multiple dan penggunaan zat
psikoaktif lainnya
- Pasien mengaku tidak menggunakaan obat-obatan seperti tramadol, hexaimer,
dexometrophan, shabu dan ganja.
10
- Pasien mengaku mengkonsumsi merokok dan minum minuman beralkohol.
Aksis II : Gangguan kepribadian emosional tidak stabil karena pasien mudah sedih
Aksis III : Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan
Aksis IV :
Aksis V : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum baik.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F19. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multiple dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya.
F31.2 Gejala afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
Aksis II : F60.3 gangguan kepribadian emosional tak stabil
Aksis III : tidak ditemukan kelainan
Aksis IV :
Aksis V :
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik : Tidak ada
2. Psikologi/psikiatrik : Halusinasi auditorik dan Ide kebesaran
3. Sosial/ keluarga : Masalah hubungan orang tua - anak
TERAPI
Farmakoterapi
Haloperidol 2x5mg
Olanzapine 10mg 1x1
11
Clozapine 12,5mg 1x1
THP 2mg 1x1
Psikoterapi
1. Memotivasi pasien supaya memiliki kegiatan-kegiatan yang positif
2. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan
pasien bahwa dia dapat mengatasi masalah tersebut.
FOLLOW UP
5 Januari 2017
S: Perilaku kacau dan pasien sering bicara sendiri. Pasien sudah bisa tidur.
O: KU baik, compos mentis, halusinasi auditorik (+) visual (+), bicara inkoheren.
A: Skizofrenia Paranoid
P: Haloperidol 2x5mg
Olanzapine 10mg 1x1
Clozapine 12,5mg 1x1
THP 2mg 1x1
6 Januari 2017
S: Perilaku kacau dan pasien sering bicara sendiri, sering shalat (sujud) dan baca doa dimana-
mana
O: KU baik, compos mentis, halusinasi auditorik (+) visual (+), bicara inkoheren.
A: Skizofrenia Paranoid
P: Haloperidol 2x5mg
Olanzapine 10mg 1x1
Clozapine 12,5mg 1x1
THP 2mg 1x1
9 Januari 2017
S: Perilaku kacau dan pasien sering bicara sendiri. Pasien sering bernyanyi dan menari sendiri.
O: KU baik, compos mentis, halusinasi auditorik (+) visual (-), bicara inkoheren.
12
A: Skizofrenia Paranoid
P: Haloperidol 2x5mg
Olanzapine 10mg 1x1
Clozapine 12,5mg 1x1
THP 2mg 1x1
11 Januari 2017
S: Perilaku kacau dan pasien sering bicara sendiri. Pasien sering bernyanyi dan menari sendiri.
O: KU baik, compos mentis, halusinasi auditorik (-) visual (-), bicara inkoheren.
A: Skizofrenia Paranoid
P: Haloperidol 2x5mg
Olanzapine 10mg 1x1
Clozapine 12,5mg 1x1
THP 2mg 1x1
13