Tahun 2020
I. Latar Belakang
Adanya pandemi Covid-19 membuat para pekerja mengharuskan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. Tidak heran jika hal ini membuat
beberapa perusahaan menjaga produktivitas karyawannya. Harvard Business Review (2020) mengemukakan bahwa adanya WFH membuat karyawan tidak
memiliki batasan durasi kerja yang jelas. Ketidakjelasan durasi kerja membuat karyawan tidak menemukan batasan yang sehat antara kehidupan profesional
dan kehidupan pribadi mereka. Penjelasan yang dikemukakan oleh Harvard Business Review (2020) banyak karyawan yang merasa bahwa hari kerja terasa
berbaur dengan akhir pekan karena kapasitas pekerjaan yang meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Business Review (2020) menunjukkan
bahwa pekerja sering kali secara tidak sengaja mempersulit supervisor, kolega dan karyawan mereka untuk menjaga batasan. Dengan demikian, hal-hal yang
dirasakan oleh pekerja dapat memunculkan situasi burnout.
Definisi burnout menurut World Health Organization (WHO) (2012) sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stress kronis pada
pekerjaan yang belum berhasil dikelola oleh individu. Lebih lanjut, burnout dapat diartikan sebagai gejala psikologis yang dirasakan oleh individu, yang
ditandai dengan stress berkepanjangan yang mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Ciri-ciri burnout menurut (Sutjipto, 2001) merasa lelah sepanjang
waktu, selalu menghindari pekerjaan serta merasa cemas. Beberapa hal yang dapat menyebabkan burnout antara lain adalah pekerja tidak mempunyai kendali
atas waktu dan kehidupannya (Swasti, Ekowati, Rahmawati, 2018), serta tidak memiliki dukungan sosial dari orang sekitar (Alarcon, 2011), merasa
terbengkalai dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena terlalu banyak sehingga mengakibatkan kinerja menurun (Swasti, dkk., 2018). Dampak yang
ditimbulkan oleh burnout dapat berupa berkurangnya efektivitas serta efisiensi kerja (Hanna, 2015).
Keadaan pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin susah untuk menjangkau bantuan profesional secara fisik. Salah satu potensial kegunaan
telehealth pada saat seperti ini adalah memastikan pasien mendapat pelayan esensial pada saat pandemi ini. Menurut Centers of Disease Control (CDC)
(2020) telehealth dapat mencegah akibat buruk dari penundaan pelayanan preventif, kronik, atau rutin selama pandemi. Telehealth juga dapat memitigasi
kelainan mental yang terjadi akibat pandemi Covid-19.
Menurut WHO (2016) telehealth adalah pemberian layanan kesehatan dimana pasien dan penyedia dipisahkan oleh jarak. Telehealth menggunakan
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk pertukaran informasi untuk diagnosis, pengobatan penyakit dan cedera, penelitian evaluasi serta untuk
melanjutkan pendidikan profesional kesehatan. Telehealth dapat berkontribusi untuk mencapai cakupan kesehatan universal dengan meningkatkan akses
pasien ke layanan kesehatan yang berkualitas, hemat biaya, dimanapun mereka berada. Salah satu cabang dari telehealth ialah telemedicine diamana ia dibagi
menjadi tele-konsultasi, tele-diagnostik, dan terakhir tele-care (Welsh, T.S, 2002).
Solusi telediagnostik yang kami tawarkan bertujuan untuk mengukur kondisi fisik dan psikis yang diakibatkan oleh burnout yang dialami oleh para
pekerja selama WFH. Kondisi WFH mengharuskan pekerja untuk selalu berada di depan komputer dan tidak jarang kondisi ini berlangsung selama sehari
penuh. Dengan teknologi yang dikembangkan, pekerja dapat melakukan self-assesment terhadap kondisi pribadi masing-masing. Selain itu, akan diberikan
solusi dan tindakan yang sesuai berdasarkan laporan kondisi fisik dan psikis pekerja.
Aplikasi ini bertujuan untuk mengukur kondisi harian pekerja yang tercatat dan terukur melalui rekam medis. Pekerja dapat melakukan self-
assessment untuk dapat mengukur rekam medis tersebut. Pekerja dapat mengetahui solusi dan tindakan berdasarkan laporan kondisi fisik dan psikis pekerja
yang diberikan oleh tim medis. Pekerja juga mendapatkan informasi mengenai gaya hidup sehat. Aplikasi ini ditujukan bagi pekerja di berbagai segmen
bidang pekerjaan.
III.Uraian Teknis
Aplikasi yang ditawarkan berbasis mobile yang berfungsi untuk mengukur tingkat kecemasan, stress dan depresi yang dialami oleh
pekerja. Aplikasi ini memiliki tiga fitur utama, diantaranya adalah pengukuran psikis pekerja dengan menggunakan alat ukur DASS-21 yang
dapat mengetahui tingkat kecemasan, stress dan depresi dari pekerja. Selain itu, fitur yang ada dalam aplikasi ini adalah mengukur kebugaran
pekerja menggunakan alat ukur IPAQ-SF. Fitur ketiga yang ada di dalam aplikasi ini adalah beberapa artikel gaya hidup sehat yang dispesifikasi
untuk pekerja.
Aplikasi yang serupa di pasaran hanya menyajikan hasil yang tidak memiliki spesifikasi dalam hal demografis. Sedangkan, aplikasi yang
ditawarkan dikhususkan bagi pekerja. Aplikasi ini diharapkan untuk dapat diterima baik oleh konsumen serta dapat diberfungsikan secara baik.
Adanya aplikasi ini dapat menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini karena, perusahaan dapat melakukan screening terhadap pekerjanya sehingga
dapat mengetahui report psikis dan fisik dari pekerjanya. Ketika perusahaan mengetahui kondisi fisik dan psikis para pekerjanya, maka dapat
menindaklanjuti apabila ada hal-hal yang sekiranya dapat merugikan perusahaan. Belum ada inovasi yang diterapkan pada aplikasi yang
menggabungkan dua alat ukur guna hasil data yang tersaji.
Untuk merealisasikan aplikasi tersebut, diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten dan ahli di bidangnya. Maka dari itu, kami
mengadakan pelatihan satu tahun setelah masa rekrutmen. Pelatihan diadakan satu tahun sekali, tujuan diadakan pelatihan guna mempersiapkan
sumber daya manusia (SDM) dalam menciptakan inovasi terbaru dari aplikasi yang kami tawarkan.
ANALISIS PRODUK/TEKNOLOGI
A1. Deskripsi Invensi / Produk
Uraikan secara singkat (1) inovasi apa digunakan pada produk yang akan dibuat; (2) desain/ foto contoh produk, spesifikasi, fungsi dan fiturnya;
(3) mengapa produk ini diperlukan
Aplikasi ini mempunyai 3 fitur yaitu pertama mengukur depresi, kecemasan, dan stres pada individu menggunakan DASS-21.
Kedua mengukur kebugaran Individu menggunakan IPAQ SF, Ketiga memberikan informasi gaya hidup sehat untuk pekerja.
Produk ini dapat bermanfaat bagi perusahaan atau instansi, hal ini karena perusahaan/instansi dapat memudahkan perusahaan
untuk mengetahui kondisi fisik dan psikis dari pekerja mereka. Lebih lanjut, ketika perusahaan memiliki karyawan dengan
kondisi fisik dan psikis yang baik dari hasil pekerjaan merekapun dapat bermanfaat dan bernilai bagi perusahaan.
A2. Kegunaan
Uraikan dengan singkat Kegunaan Produk Inovasi yang dimiliki
Aplikasi ini berguna untuk mengukur kondisi fisik dan psikis pekerja melalui self-
assessment serta pekerja mendapatkan informasi mengenai gaya hidup sehat.
Aplikasi tersedia di platform yang mudah untuk digunakan, dalam hal ini ponsel pintar
dengan basis android, harga yang sesuai dengan tools yang tersedia di dalam aplikasi.
Keunggulan Kompetitor:
1. Ruang lingkup sistem terlalu luas dan kurang spesifik dalam hal demografis,
aplikasi ini dikhususkan untuk pekerja.
2. Pemakaian aplikasi sangat bergantung pada jadwal pemberi jasa (tidak dapat
digunakan setiap saat).
A5. Tingkat kesiapan teknologi (TKT) dan status perlindungan Kekayaan Intelektual
Sebutkan nilai tingkat kesiapan teknologi dan status kekayaan intelektual dari teknologi berkaitan dengan produk. Misal paten
terdaftar/tersertifikasi, desain industri. (wajib melampirkan borang penilaian mandiri yang dapat dilihat melalui tautan berikut
bit.ly/penilaianTKT)
Tingkat Kesiapan Teknologi berada pada tahap dua.
ANALISIS PASAR
B1. Deskripsi Kebutuhan Konsumen
Uraikan secara singkat persoalan apa yang dihadapi oleh konsumen atau produk yang sudah ada saat ini dan solusi yang diberikan oleh produk
yang ditawarkan; Apa bedanya dengan solusi yang ditawarkan oleh produk yang sudah ada.
Adanya pandemi Covid-19 membuat para perusahaan harus menjaga produktivitas
karyawannya guna memenuhi target perusahaan karna pola kerja dan sistem kerja dari jarak
yang jauh (work from home). Dengan tantangan seperti ini kami mencoba menjawab
kegelisahan para penggiat usaha atau bisnis yang harus tetap memantau dan menjaga
kestabilan kesehatan karyawan fisik maupun psikis karyawan. Bedanya dengan kompetitor
data yang di sajikan sangat aktual dengan kondisi perusahaan dan budaya kerja setiap
perusahaan.
Berpatokan pada data yang dikeluarkan BPS tahun 2020 jumlah angka pekerja di indonesia
berjumlah 89.960.000 pekerja. Dan jumlah unduh aplikasi kompetitor sebanyak 5.000.000.
melihat hal ini belum optimalnya kompetitor. Sehingga banyak kemungkinan untuk dapat
bersaing atau menentukan market size seperti apa berdasarkan perhitungan penetrasi pasar
(PP).
Asumsikan 55% dari jumlah pekerja di Indonesia yang hanya mengunduh aplikasi kami dan
belum maksimal menggunakan, Dan 40% yang sadar benar – benar membutuhkan aplikasi
kami untuk dirinya. Maka jumlah permintaan pasar potensial (JPP)
Jumlah penjualan pada saat awal aplikasi kami ini akan langsung dimanfaatkan dan di
unduh oleh pekerja sebanyak 150.000. dan kompetitor sudah diketahui di atas jumlah
unduhnya 5.000.000 namun sudah diketahui jumlah ini bukan hanya spesifik
demografisnya sebagai pekerja. Maka Jumlah penjualan (JP) kompetitor sebanyak
5.000.000 dan dari aplikasi kami 150.000
Maka perhitungan penetrasi pasar yang bisa dijadikan patokan untuk menentukan market
size sebagai berikut :
PP = JP : JPP x 100%
= (150.000 + 5.000.000) : 19.712.000 x 100% = 26%. Karena hasil PP sebesar 26% market
tersebut belum jenuh dan masih bisa dan sangat memungkinkan untuk masuk kedalam
persaingan pasar sempurna.
B3. Pertumbuhan Pasar
Uraikan pertumbuhan pasar untuk produk yang diajukan lima tahun ke depan. Misalnya pertumbuhan produk diperkirakan di atas 15% per tahun.
(bila diketahui)
Untuk pertumbuhan yang diajukan lima tahun kedepan berpatokan pada bonus demografis
di Indonesia, agar meningkatkan produktivitasnya harus memantau tingkat burnout setiap
pekerja agar bonus demografis ini tidak sia sia.
Diawal peluncuran aplikasi di unduh sebanyak 150.000, maka target harga pokok produksi
(HPP) produk aplikasi ini sebesar = 11.000.000 : 150.000 = 73.000
Deskripsikan secara singkat mengenai langkah-langkah, cara kerja alat/sistem produk inovasi
berdasarkan yang ada dalam video.
1. Produk yang kami usulkan dalam proposal ini merupakan produk yang diciptakan oleh kami
sendiri. Apabila ada gugatan terhadap kepemilikan produk yang dimaksud di kemudian hari, kami
bersedia bertanggung jawab dan tidak akan melibatkan Universitas Indonesia, dalam hal ini
IMERI FKUI;
2. Bersedia untuk ikut serta sebagai peserta 4th Open Innovation dan bersedia meluangkan waktu
untuk berkontribusi pada pengembangan inovasi yang diusulkan;
3. Jika diumumkan menjadi pemenang dalam kompetisi 4th Open Innovation (Juara 1, 2 dan 3),
bersedia sharing intellectual property antara UI dan asal institusi, serta bersedia melakukan
komersialisasi atas Hak Kekayaan Intelektual dengan perjanjian lisensi dari Universitas Indonesia;
4. Bersedia video pitching-nya dipublikasikan dalam kanal youtube milik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;
5. Bersedia mengikuti kegiatan pelatihan alat kesehatan (Gakeslab) secara penuh;
6. Menjalani tata tertib dan peraturan yang telah dibuat oleh Panitia 4th Open Innovation.
Demikianlah pernyataan ini kami buat dengan kesadaran penuh, dalam keadaan sehat, dan tidak di
bawah paksaan siapapun juga. Apabila keterangan yang kami buat ini ternyata tidak benar dan atau
kami langgar, kami bersedia diberhentikan pada Kegiatan 4th Open Innovation dan bertanggung
jawab sesuai ketentuan yang berlaku.