Anda di halaman 1dari 23

Abstract

This study aims to determine the effect of work from home on the productivity of

APP staff at PT Cyberindo Aditama. The method used in this study is to use

quantitative descriptive analysis involving APP staff using a random sampling

technique of a maximum of 30 people.

The data analysis technique used is simple regression analysis. The hypothesis used

is: (1). H1: Work from home can affect employee work productivity (2). H2: There

are several obstacles experienced by employees when working from home.

Keywords: Work from Home, Productivity, Staff APP


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh work from home dengan
produktivitas staff APP di PT Cyberindo Aditama. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan analsa deskriptif kuantitatif yang melibatkan staff
APP dengan menggunakan teknik random sampling maksimal 30 orang .

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana . Hipotesis
yang digunakan : (1). H1: Work from home dapat mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan (2). H2: Terdapat beberapa kendala yang dialami karyawan saat work from
home.

Kata Kunci : Work from Home, Produktivitas, Staff APP


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa bulan belakangan ini, dunia sedang digemparkan dengan virus
mematikan yang membahayakan bagi manusia. Virus tersebut bernama Corona-Virus
(Covid-19). Virus Corona berasal dari Negeri Tirai Bambu dan semakin hari semakin
meluas bahkan sebanyak 22 juta lebih kasus di seluruh dunia terinfeksi virus corona
ini (sumber: worldmeters). Sebanyak 789 ribu orang meninggal dunia akibat
terinfeksi virus ini. Indonesia merupakan negara yang tak bisa terhindar dari
persebaran virus mematikan ini, dimana Indonesia saat ini menduduki posisi kelima
atas peningkatan jumlah kasus
virus corona harian yang tinggi yaitu sebanyak 1.673 kasus per tanggal 20 Agustus
2020, sehingga jumlah total kasus terinfeksi virus Corona dikonfirmasi mencapai
lebih dari 140 ribu kasus (sumber: tribunnews.com).
Selain dari faktor ekonomi, faktor pendidikan juga terdampak akibat virus corona
ini, dimana Menteri Pendidikan meinta untuk tenaga pengajar termasuk dosen untuk
mengajar di rumah atau Work From Home (WFH) terkait dengan permasalahan virus
corona (covid-19). Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran covid
sekaligus mencegah penularan yang semakin meluas. Berdasarkan imbauan dari
pemerintah dan proses pembatasan kegiatan yang melibatkan banyak orang akhirnya
sebagaian besar perusahaan perusahaan milik negara maupun swasta menerapkan
konsep
work from home melalui kebijakan
kebijakan yang disepakati bersama
bagi karyawannya untuk dapat
tetap bekerja secara produktif dan
menyelesaikan pekerjaan dengan
tepat waktu dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi seperti
penggunaan media
online
(internet, video conference
ataupun aplikasi lain) yang dapat
menghubungkan antar individu
karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan tanpa harus bertemu
atau beriteraksi secara fisik
Konsep
Work From Home
adalah sebuah konsep kerja di
mana karyawan dapat melakukan
pekerjaannya dari rumah. Bekerja
dari rumah juga memberikan jam
kerja yang fleksibel bagi
karyawan. Bekerja dari rumah
sangat membantu untuk
memberikan keseimbangan
kehidupan kerja kepada karyawan,
dan juga membantu perusahaan
menyelesaikan pekerjaan,
sehingga dapat meminimalisir
resiko penularan Covid-19 ini.
Menyikapi wabah virus Corona atau Covid 19, seluruh lapisan masyarakat saling
bekerja sama dalam penanganan Covid-19 dari tingkat pemerintah pusat hingga yang
paling bawah ada di lingkup keluarga. Wabah Covid-19 yang lebih viral disebut
dengan Wabah Corona membuat dampak sistemik di masyarakat. Sektor pekerjaan
baik formal maupun informal seperti pendidikan, pariwisata, perdagangan dan
transportasi harus bekerja keras beradaptasi terhadap perkembangan infeksi Covid-19.
Berbagai cara pun dilakukan mulai dari dibuatnya kebijakan-kebijakan yang
menyangkut
mengumpulkan atau berkegiatan dengan orang yang banyak, missal nya penerapan
“social distancing”
dengan membatasi kunjungan ketempat ramai dan melakukan kontak langsung
dengan orang lain. Salah satu metode yang digunakan untuk menerapkan social
distancing tersebut adalah dengan bekerja dari rumah atau “Work Form Home”
(WFH). Kebijakan ini disambut dengan berbagai reaksi, ada yang menyambut dengan
positif dan ada juga yang meragukan apakah WFH bisa diterapkan secara efektif,
mengingat penerapannya yang tiba tiba dan kemungkinan kurang siapnya masyarakat
akan kebijakan ini dan juga kurangnya fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.
COVID-19: Dukungan publik untuk menangani dan tantangan ekonomi oleh
Mohammad Hidayaturrahman1, Edy Purwanto2. Dalam Jurnal Inovasi dan Economic
Vol.5 No.3 Tahun 2020. COVID-19, yang telah menjadi pandemi dunia, telah
menghantam sektor ekonomi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan hanya sekitar 2% atau bahkan
0%. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana dukungan publik terhadap
upaya pemerintah untuk menangani COVID-19 dan menggambarkan bagaimana
tantangan ekonomi yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan beberapa
informan yang berkaitan dengan dukungan publik untuk upaya pemerintah.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan mencari dokumen terkait online. Dari
penelitian yang dilakukan, pemerintah memiliki peluang dan kekuatan untuk
melakukan inisiatif untuk menghadapi COVID-19. Dukungan administratif,
pemerintah daerah, bisnis, partai politik, termasuk oposisi, dan rakyatnya luar biasa.
Masalahnya adalah, upaya dan skenario pemerintah tidak terlihat untuk
mengantisipasi ancaman ekonomi yang sudah terlihat. Penelitian ini ingin
mengungkap kekuatan pemerintah dalam bentuk dukungan publik dalam menangani
COVID-19, dan mengingatkan pemerintah, tantangan ekonomi yang dihadapi dengan
keberadaan COVID-19.

Penelitian ini mengambil objek penelitian pada staff APP (Activation Provisioning
Process) Departemen Internal Control pada PT CBN (Cyberindo Aditama) . PT
Cyberindo Aditama (CBN), perusahaan penyedia layanan komunikasi data dan solusi
teknologi informasi (TI), menuntaskan paruh awal transformasinya dari perusahaan
penyedia layanan internet (ISP) menjadi sebuah grup perusahaan yang menyediakan
berbagai jasa terintegrasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
.Khususnya staff APP (Activation Provisioning Process) , produktivitas sangat
dibutuhkan karena pola kerja sehari hari adalah mensupport sales dalam memproses
SO(sales ordes) SA (sales activation) dan beberapa keperluan sales lainnya dimana
kita dituntut untuk cepat dan tepat dalam memproses SO dan SA tersebut.
Dalam KPI (Key Performance Indikator), ada 5 penilaian yang harus dipenuhi
diantaranya : attendance,tardiness,QM score, productivity. Untuk sehari hari nya
produktivitassetiap staff APP di monitoring di sistem blackpine.Di sistem yang kita
pakai ini , kita bisa melihat tingkat produktivitas setiap staff APP (Activation
Provisioning Process) setiap hari nya .Untuk itu , untuk mengetahui produktivitas
setiap staff APP setiap harinya di saat work from home yang dimulai sejak Maret
2020 , penulis tertarik mengadakan penelitian berjudul :
“ANALISIS PRODUKTIVITAS STAFF APP (Activation Provisioning Process) DI
PT CBN (Cyberindo Aditama)”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka secara terperinci
masalah yang akan diteliti adalah bagaimana efek atau pengaruh work from home
terhadap kinerja atau produktivitas staff APP di PT Cyberindo Aditama setiap hari
nya .
Dari masalah di atas maka dapat diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah work from home mempengaruhi produktivitas staff APP di PT Cyberindo
Aditama saat bekerja ?
2. Apa saja yang menjadi kendala bagi staff APP saat work from home ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang dilakukan di PT Cyberindo Aditama adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh work from home pada produktivitas staff APP di PT
Cyberindo Aditama
2. Untuk mengetahui kendala yang dialami staff APP saat work from home

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini, maka secara singkat akan disusun dalam 5
bab, yang terdiri dari:
Bab satu yaitu pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Bab dua yaitu landasan teori
mengenai lingkungan kerja, stres kerja dan kinerja karyawan, keterkaitan antara
variabel, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis serta uraian
teoritis lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Bab tiga yaitu metode
penelitian menjelaskan mengenai populasi dan sampel, variabel yang digunakan, jenis
data, sumber data, metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta
metode analisis data yang digunakan
Bab empat yaitu gambaran umum perusahaan, hasil penelitian dan pembahasan
menguraikan tetang gambaran umum perusahaan serta pengaruh lingkungan kerja dan
stres kerja terhadap kinerja karyawan. Bab lima yaitu penutup menjelaskan tentang
simpulan, saran dan keterbatasan.
BAB II
TEORI

2.1 Pengertian Work From Home (WFH)

Apa itu Work From Home?

WFH adalah singkatan dari work from home yang berarti bekerja dari rumah. Secara
umum biasanya work from home diartikan dengan cara kerja karyawan yang berada di
luar kantor. Entah dari rumah, dari cafe atau restoran sesuai dengan keinginan
karyawan. Sistem kerja wfh memang memiliki fleksibilitas yang tinggi. Hal ini guna
mendukung keseimbangan karyawan antara pekerjaan dan kehidupan. 

Tapi nyatanya kini wfh sedang menjadi solusi karena adanya wabah virus corona. Hal
ini agar mengurangi risiko penularan virus corona dan keselamatan karyawan.

Konsep Work From Home (bekerja dari rumah)

Disebut juga Telecommuting Work atau telework. Telework didefinisikan sebagai


pengaturan kerja alternatif di mana karyawan bekerja dari lokasi alternatif (misalnya,
jauh dari kantor utama) untuk setidaknya sebagian besar dari jadwal kerja mereka dan
menggunakan media elektronik untuk berinteraksi dengan anggota lain dari kantor
mereka sambil melakukan pekerjaan tersebut (Bailey & Kurland, 2002;
Baruch, 2001; Feldman & Gainey, 1997 dalam (Holland et al., 2016). Karyawan yang
bekerja dari rumah disebut dengan teleworkers.
Globalisasi, kemajuan teknologi yang berkelanjutan dan cepat, lingkungan pekerjaan
yang semakin kompetitif, ketersediaan tenaga kerja global, dan kebutuhan akan
keseimbangan kehidupan kerja mengubah cara orang bekerja saat ini. Dari ekonomi
manufaktur atau produksi, ke ekonomi layanan, berkembang
menjadi ekonomi digital saat ini. Dengan cepatnya teknologi digital yang
berkembang, tidak ada batasan waktu atau ruang atau lokasi untuk bekerja. Oleh
karena itu tidak mengherankan bahwa lingkungan kerja
di abad-21 ini telah mengubah gagasan tempat kerja dengan budaya “bekerja di mana
saja, di mana saja, kapan saja” (Varty, O'Neill, & Hambley,2017 dalam Narayanan et
al., 2017). Meskipun ada beberapa pengertian dari telecommuting, telecommuting
dapat secara singkat didefinisikan sebagai pengaturan kerja alternatif untuk bekerja
melalui teknologi. Dengan kata lain, umumnya digunakan untuk merujuk pada
peluang yang diberikan kepada karyawan untuk bekerja dari rumah atau kantor satelit,
hotel, atau tempat lain selain pengaturan kantor tradisional (Narayanan et al.,
2017)

Kelebihan Work From Home (WFH)

1. Menghemat Biaya Pengeluaran bagi Karyawan

Bagi karyawan, kerja dari rumah dapat menghemat biaya makan dan biaya
transportasi yang harus dikeluarkan. Berbeda halnya, jika berangkat ke kantor.
Biarpun mendapat biaya transportasi dan makan dari kantor, tapi biasanya dengan
keluar rumah, cobaan untuk membeli makanan di restoran tertentu membuat biaya
yang dikeluarkan lebih dari budget yang telah ditetapkan.

2. Fleksibel

Bekerja dari rumah memang membuat karyawan lebih fleksibel dan dapat
menentukan sesuai keinginan ingin bekerja pada jam berapa. Pasalnya, setiap orang
memiliki jam produktif yang berbeda satu sama lain. Jam kerja tidak lagi terpaku lagi
pada sistem jam 8-5 atau 9-6. Posisi duduk, pakaian serta jam makan bisa disesuaikan
sesuai keinginan.

3. Mendekatkan Diri kepada Keluarga

Kerja dari rumah tentu akan sangat menguntungkan seseorang yang telah berkeluarga.
Momen ke momen bersama keluarga akan didapatkan seiring waktu berjalan.
Meskipun begitu, Anda tetap harus membatasi antara pekerjaan dan keluarga Anda di
rumah.
2.2 Kekurangan Work From Home (WFH)

1. Terganggu Keluarga

Tidak dapat dipungkiri, kedekatan Anda dengan keluarga juga bisa berakhir menjadi
gangguan. Terlebih jika Anda telah memiliki Anak. Anda tidak mungkin
mengabaikan mereka begitu saja. Batasan yang Anda lewati dapat menyebabkan
Anda meninggalkan pekerjaan.

2. Jam Kerja Tidak Teratur

Sistem kerja dari rumah memang fleksibel, tapi jika Anda terlalu memfleksibelkan
diri, Anda tidak akan memiliki batasan jam kerja seperti yang seharusnya. Anda bisa
saja terlalu mementingkan pekerjaan di semua hari Anda selama 24/7 atau justru
Anda mengabaikan pekerjaan Anda dan menundanya secara terus menerus. Anda

3. Kurang Termotivasi

Bagi sebagian orang, melihat cara orang lain bekerja di kantor adalah sebuah motivasi
tersendiri. Lingkungan dengan situasi yang kompetitif di kantor juga menjadi acuan
bagi sebagian orang untuk terus melangkah lebih maju lagi. Cara kerja dari rumah
yang sendirian ini cenderung mengakibatkan Anda menjadi tidak termotivasi dan
kurang kompetitif.

Dengan demikian jelaslah bahwa WFH merupakan strategi bagi banyak organisasi
dengan segala kelebihan dan kekurangan yang harus diterima baik oleh organisasi
maupun karyawannya. Fleksibilitas, kepercayaan, keseimbangan hidup antara
pekerjaan, sosial, dan kerugian yang harus diterima seperti kurangnya kepercayaan,
biaya tambahan dan juga multitasking karyawan yang berbeda gender tentunya
merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji sehingga perkembangan WFH
konsep menjadi lebih luas dan berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas kerja
sumber daya manusia dalam organisasi, lihat (Krasulja, Vasiljevic-Blagojevic, &
Radojevic, 2015).

Keseimbangan kehidupan kerja Selama melakukanWFH, banyak karyawan yang


merasakan keseimbangan dalam menjalankan pekerjaan dan kehidupan sosialnya,
mereka dapat membagi waktu antara bekerja dan kehidupan sosialnya. Selanjutnya
bagi karyawan laki-laki, work-life balance sangat dominan dirasakan, mereka dapat
melakukan pekerjaan dengan baik dan sisa waktu dapat digunakan untuk menjalani
kehidupan sosialnya seperti mengobrol dan berinteraksi dengan keluarga dan kolega
walaupun hanya bisa dilakukan melalui media sosial atau media komunikasi lainnya
tanpa tatap muka secara langsung, namun hal ini tidak berlaku bagi karyawan wanita
yang sudah berkeluarga, keseimbangan kehidupan kerja tidak dapat dirasakan karena
mereka mengalami kesulitan saat membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan
sosial, hal ini disebabkan karena sebagai wanita yang sudah menikah, mereka
memiliki tugas rumah tangga yang lebih besar sehingga setelah mereka melakukan
pekerjaan kantoran di rumah, Mereka umumnya harus menyelesaikan tugas rumah
tangga seperti mengasuh anak dan membersihkan rumah. Selanjutnya (Dockery &
Bawa, 2018) yang telah membuktikan bahwa dengan WFH terdapat keseimbangan
dan keadilan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab keluarga dan menjadikan
hubungan keluarga lebih baik dan lebih harmonis ketika karyawan melakukan WFH
tetapi ini berbeda dengan (Cantera, Cubells , Martínez, & Blanc)

2.3 Produktivitas Kerja


Para ekonom biasanya mendefinisikan produktivitas kerja sebagai “ratio output”
dibandingkan dengan “input fisik”. Hal tersebut biasanya dihubungkan dengan
industri-industri secara keseluruhan pada sektor-sektor dalam suatu perekonomian.
Menurut (Hasibuan, 2003) Produktivitas kerja adalah perbandingan antara output
(hasil) dengan input (masukan). Jika Produktivitas kerja naik ini hanya dimungkinkan
oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sisitem kerja, teknik
produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Secara teknis
produktivitas kerja adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put)
dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas kerja juga
diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barangbarang. Ukuran
produktivitas kerjayang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat
dihitung dengan membagi pengeluaran dengan jumlah yang digunakan atau jumlah
jam kerja karyawan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas
kerja adalah hasil yang dicapai oleh pegawai (output) dibandingkan dengan
kemampuan pegawai (input) dengan waktu kerja yang telah ditentukan.

A. Pengukuran Produktivitas kerja

Pengukuran atau penilaian produktivitas kerja perusahaan merupakan pengukuran


terhadap produktivitas kerja atau prestasi kerja pegawai, yaitu suatu sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah
melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengukuran atau penilaian produktivitas
kerja karyawan wajib dilakukan untuk mengetahui prestasi kerja yang dicapai oleh
pegawai. Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi
perusahaan. Hal ini digunakan untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya.
Dengan pengukuran produktivitas kerjaatau prestasi kerja berarti para bawahan
mendapat perhatian atasan sehingga mendorong bawahan untuk lebih bergairah dalam
bekerja, asalkan proses pengukurannya atau penilaiannya jujur dan objektif serta ada
tindak lanjutnya. Tindak 18 lanjut pengukuran ini memungkinkan karyawan untuk
dipromosikan, dirotasi, dikembangkan atau pemberian kompensasinya dinaikkan.
Adapun hal-hal yang dinilai atas diri karyawan adalah hal-hal yang dapat mendorong
produktivitas kerjaatau prestasi kerja setiap karyawan seperti kesetiaan atau loyalitas
pegawai, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, dedikasi dan partisipasi karyawan
didalam perusahaan. Manfaat yang diharapkan perusahaan dari pengukuran atau
penilaian ini adalah untuk mengetahui keadaan keterampilan dan kemampuan setiap
karyawan secara rutin, sebagai dasar perencanaan bidang personalia khususnya
penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja sebagai dasar
pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal mungkin. Sedangkan bagi
karyawan tersebut adalah bahwa ia dapat mengetahui setiap kemampuannya melalui
nilai yang kurang, cukup atau baik. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan
berarti dia (karyawan) dapat memperbaikinya untuk waktu yang akan datang .
B. Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas kerja. Faktor-faktor yang dapat
memengaruhi produktivitas kerja, menurut Sedarmayanti (2004: 72) yaitu:

1) Sikap Mental. Sikap mental merupakan motivasi kerja. Motivasi adalah daya
dorong yang dimiliki, baik secara intrinsik maupun secara ekstrinsik yang membuat
karyawan mau dan rela untuk bekerja sekuat tenaga menggunakan seluruh
kemampuannya dalam mencapai tujuan.

2) Pendidikan. Pada umumnya organisasi yang mempunyai pendidikan yang lebih


tinggi akan mempunyai wawasan lebih luas akan arti penting produktivitas. Tingginya
kesadaran akan pentingnya produktivitas dapat mendorong pegawai yang
bersangkutan melakukan tindakan yang proaktif.

3) Keterampilan. Pada aspek tertentu, apabila karyawan semakin terampil, akan lebih
mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan menjadi
lebih terampil apabila mempunyai kecakapan (ability) dan pengalaman (experience)
yang cukup.Jurnal Manajemen/Volume XVIII, No. 03, Oktober 2014: 456-466459

Abdussamad: Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

4) Manajemen. Pengetian manajemen dapat berkaitan dengan sistem yang diterapkan


oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengandalkan staf atau
bawahanya. Apabila manajemen tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi
sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang paling produktif.

5) Hubungan Industrial Pancasila mencakup: (a) Menciptakan ketenaga kerja dan


memberikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktivitas dapat meningkat,
(b) Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga menumbuhkan
partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan produktivitas, dan (c) Menciptakan harkat
dan martabat pegawai sehingga mendorong diwujudkanya jiwa yang berdedikasi
dalam upaya peningkatan produktivitas

C. Indikator Produktivitas
Sutrisno (2009) mengukur produktivitas pegawai dengan indikator-indikator berikut:
a) Kemampuan. Kemampuan dari seorang pegawai dilihat dari keterampilan yang
dimilikinya dan tingkat profesionalitas dalam bekerja.
b) Meningkatkan hasil yang dicapai. Pegawai diharapkan dapat melakukan
peningkatan terhadap hasil yang dicapai, dimana hasil adalah apa yang telah
diperoleh dari kerja keras dalam suatu pekerjaan.
c) Semangat kerja. Semangat kerja berarti usaha untuk menjadi lebih baik dari
sebelumnya yang berarti adanya perbandingan antara hari ini dan sebelumnya.
d) Pengembangan diri. Dengan melihat harapan serta tantangan yang akan dihadapi,
maka pengembangan diri dapat dilakukan.
e) Mutu. Kualitas kerja pegawai dapat dikatakan sebagai mutu. Tujuan peningkatan
mutu adalah memberikan hasil terbaik bagi diri sendiri dan organisasi.
f) Efisiensi. Efisiensi dapat dilihat dengan membandingkan hasil yang diperoleh
dengan sumber daya yang digunakan secara menyeluruh.

2.4 Pengertian Kinerja Karyawan


Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai denga tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Mangkunegara 2001, h.67). Menurut Prawirosentono (1999), kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing – masing
dalam rangka upaya mencapai tujuan oraganisasi yang bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral atau etika. Kinerja seringkali
dipikirkan sebagai pencapaian tugas, dimana istilah tugas sendiri berasal dari
pemikiran aktivitas yang dibutuhkan oleh pekerja. Karena kinerja pegawai merupakan
suatu tindakan yang dilakukan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang
dilakukan perusahaan (Handoko 1995, h.135). Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
(2000, h.67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
mengemukakan pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikanya.
Menurut Gibson (1997), mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang
terkait dengan tujuan organisasi seperti: kualitas, efisiensi dan kriteria efektivitas
kerja lainnya. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
oleh karyawan. Menurut Mathis dan Jackson (2000), kinerja karyawan adalah yang
mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi.
Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Kinerja dapat berjalan baik apabila karyawan mendapatkan gaji sesuai
harapan, mendapatkan pelatihan dan pengembangan, lingkungan kerja yang kondusif,
mendapat perlakuan yang sama, pembatan karyawan sesuai keahliannya serta
mendapatkan bantuan perencanaan karir, serta terdapat umpan balik dari perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2001, h.68) bahwa karakterikstik orang yang mempunyai
kinerja tinggi adalah sebagai berikut:
a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
b. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
c. Memiliki tujuan yang realistis.
d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuannya.
e. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja
yang dilakukannya.
f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

2.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan


Menurut Gibson (1997, h.164) menyatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi kinerja sebagai berikut:
Faktor Individu Faktor individu meliputi: kemampuan, ketrampilan, latar belakang
keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
b. Faktor Psikologis Faktor – faktor psikologis terdiri dari persepsi, peran, sikap,
kepribadianm, motivasi, lingkungan kerja dan kepuasan kerja.
c. Faktor Organisasi Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan dan
imbalan. Kinerja seorang pegawai akan baik apabila:
1. Mempunyai keahlian yang tinggi.
2. Kesediaan untuk bekerja.
3. Lingkungan kerja yang mendukung.
4. Adanya imbalan yang layak dan mempunyai harapan masa depan, (Prawirosentono,
1999). Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja mnurut Siagian (2002)
menyatakan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktro, yaitu:
kompensasi, lingkungan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja,
disiplin kerja, kepuasan kerja, komunikasi dan faktor – faktor lainnya. Menurut Sari
(dikutip dari Gomes 1993) menyatakan bahwa kinerja pegawai dapat diukur melalui
idikator – indikator sebagai berikut:
a. Kualitas kerja Jumlah kerja yang dilakukan suatu periode yang ditentukan.
b. Kualitas kerja Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat – syarat kesesuaian
dan kesiapannya
c. Kreatifitas kerja Keaslian gagasan – gagasan yang dimunculkan dan tindakan –
tindakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara cepat dan efisien (tepat guna).
d. Pengetahuan kerja Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
ketrampilannya.

D. Peneliti Terdahulu

1. Sudarman Manik. Judul : Faktor Faktor Yang Memperngaruhi Produktivitas


Karyawan Pada Bank Danamon Simpan Pinjam . Hasil penelitiannya adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan pada Bank Danamon Simpan
Pinjam Unit Ps. Kota Duri dipengaruhi beberapa faktor yaitu hubungan antara atasan
dan bawahan , pelatihan mental dan kemampuan fisik karyawan .

2. Ricardo Manarintar Simarmata. Judul : Pengaruh work from home Terhadap


Produktivitas Dosen Politeknik Negeri Ambon . Hasil penelitian nya yaitu work
from home (WFH) atau bekerja di rumah memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap produktivitas kerja dosen di Politeknik Negeri Ambon

3. Duta Mustajab, Azies Bauw, Abdul Rasyid, Andri Irawan , Muhammad Aldrin
Akbar, & Muhammad Amin Hamid. Judul : Bekerja dari Rumah Fenomena
sebagai Upaya Mencegah Serangan COVID-19 dan Dampaknya terhadap
Produktivitas Kerja. Hasil penelitiannya adalah : WFH telah terbukti memberikan
perubahan besar dalam budaya organisasi dan produktivitas kerja di
Indonesia.WFH dalam perspektif gender memberikan banyak kerugian bagi
perempuan di mana mereka harus melakukan multitasking yang mengharuskan
mereka untuk melakukan pekerjaan kantoran dan juga pekerjaan rumah pada saat
yang bersamaan

2.6 Kerangka Pemikiran

Mengingat masa pandemi yang masih berlangsung sampai sekarang dan belum ada
penelitian yang bisa membuktikan kapan pandemi akan berakhir, maka
keberlangsungan wfh akan terus dijalankan bagi perusahaan . Untuk itu, produktivitas
setiap pekerja sangat dibutuhkan meskipun bekerja dari rumah. Berdasarkan
pemikiran diatas , maka dibentuklah kerangka pemikiran sebagai berikut :

Produktivitas Kerja
WFH (work from home)

Lingkungan Kerja

2.7 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalah
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67).
H1 : Work from home dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan
H2 : Terdapat beberapa kendala yang dialami karyawan saat work from home
BAB III
Metode Penelitian

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek dari kantor Cyberindo Aditama
(CBN) yang berlokasi di Cyber 2, 33rd Floor, Jl. Hr. Rasuna Said Blok X5 No.13,
RT.7/RW.2, Kuningan, Kuningan Tim., Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12950 . Waktu penelitian direncanakan akhir November sampai pertengahan
Desember 2020 .

3.2 Populasi dan Sample


Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 1998, h.130). Populasi
dalamm penelitian ini adalah staff APP di PT Cyberindo Aditama (CBN) yang
berjumlah 30 orang .
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 1998, h.131).
Sample karyawan yang diambil dengan menggunakan metode sample
jenuh .Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.

3.3 Diagram Alur Penelitian

Mulai Kajian Literatur Identifikasi Masalah

Menentukan Pengembangan Pengumpulan Data


Hipotesis Hasil Hipotesis Analisis dengan Kuisioner
Pengujian Regresi Sederhana

Kesimpulan dan Selesai


SaranIII
BAB

Gambar 1 : Diagram Alur Penelitian


Uraian Alur Penelitian :

1. Kajian Literatur
Tahap ini adalah melakukan pengumpulan bahan literatur dan informasi yang
berkaitan dengan judul penelitian (Work From Home , produktivitas dan
Lingkungan Kerja)

2. Identifikasi Masalah
Melakukan identifikasi tentang masalah apa yang dibahas berkaitan dengan Work
From Home , produktivitas dan Lingkungan Kerja berdasarkan literatur dan
informasi yang diperoleh .

3. Melakukan Pengumpulan Data dengan sebaran Kuisioner


Kajian teori dalam penelitian :
1. Menentukan dan Menyusun Instrumen Penelitian (Kuisioner)
Penyusunan kuisioner didapat dari sumber :
a) Data kuantitatif dan kualitatif untuk disebar kepada responden.
b) Perijinan
Melakukan perijinan kepada pemilik data dalam pencarian sumber data .

4. Melakukan Pengembangan Hipotesis Sementara


Mengemukakan pertanyaan awal apakah ada hubungan antara Work from Home,
Produktivitas dan Lingkungan Kerja .

5. Melakukan Pengujian Data dengan Analisis Regresi Sederhana


a . Menentukan Variabel dan Sumber Data
Menentukan variabel-variabel dari manajemen kualitas dengan batasan Work From
Home dan Produktivitas Kerja. Kemudian menentukan data-data seperti apa
yang dibutuhkan berdasarkan populasi, sampel dan cara pengambilan sampel.
Kemudian menentukan subjek penelitian dan respondennya. Pada tahap ini
dilakukakan pengumpulan data yang nantinya digunakan untuk mendukung dan
memecahkan permasalahan yang ada. Dalam pengumpulan data terlebih dahulu
menetapkan sumber data, dalam penelitian ini lebih mengutamakan data
sekunder yang diperoleh dari rekaman data yang sudah ada antara lain data Work
From Home dan Produktivitas Kerja, selain itu juga menggunakan data primer
sebagai pendukung sumber data yaitu melalui wawancara dengan pihakpihak
yang menjadikan sumber data, antara lain Tenaga Kerja, Pihak Manajemen.
b . Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari pemberian kode variabel, tabulasi,perhitungan dengan


program SPSS 24.0 untuk kemudian melakukan tabulasi kedua.

6. Menentukan Hasil Pengujian Dan Analisis Data


Dalam pengolahan data dalam menggunakan Analisis Regresi Sederhana, dilakukan
uji coba validasi terhadap variabel yang terkait dengan validasi terhadap model yang
dikembangkan bia diterapkan di manajemen .
A. Penerapan Model
Langkah ini merupakan aplikasi model yang sudah dikembangkan atau dilakukan oleh
pihak manajemen perusahaan dalam rangka perbaikan mutu .
B. Validasi Model
Validasi adalah suatu proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap
kesesuaian model dengan kebutuhan pihak manajemen (perusahaan).

7. Membuat kesimpulan dan saran


Kesimpulan diambil berdasarkan analisa data dan diperiksa apakah sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian serta saran yang memungkin sebagai bahan masukan
hasil riset. Pada tahapan ini kesimpulan merupakan hasil akhir yang diharapkan
mampu menjawab tujuan penelitian yang berdasarkan dari hasil pengolahan data dan
analisa data. Selanjutnya memberikan saran masukan sebagai tindaklanjut penelitian
lanjutan dari topik yang dibahas dalam penelitian.

3.4 Analisis Data


Analisis data menggunakan SPSS 24.0 dengan tahap tahap sebagai berikut :
a. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas Instrument
Validitas instrument dapat diartikan bahwa instrumen tersebut dapat
memberikan suatu nilai yang sesungguhnya dari masalah yang hendak
dikaji .Pengujian validitas tiap butir soal digunakan analisis item, yaitu
mengkolerasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
skor tiap butir (Sugiyono, 2010: 187). Kuisioner dikatakan valid apabila r-
hitung> r-tabel .

b. Uji Reliabilitas
Menurut Anastasia dan Susana (1997), reliabilitas adalah sesuatu yang
merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika
mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda,
atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang
berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

3.5 Analisis Regresi Sederhana


Analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suatu
variabel terhadap variabel lainnya. Pada analisis regresi suatu variabel yang
mempengaruhi disebut variabel bebas atau independent variable, sedangkan variabel
yang dipengaruhi disebut variabel terkait atau dependent variable. Jika persamaan
regresi hanya terdapat satu variabel bebas dengan satu variabel terkait, maka disebut
dengan persamaan regresi sederhana. Jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka
disebut dengan persamaan regresi berganda. Pada regresi sederhana kita dapat
mengetahui berapa besar perubahan dari variabel bebas dapat mempengaruhi suatu
variabel terkait.
Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:

                              Y = a + bX

Keterangan:

Y     = Variabel dependen (variabel terikat)

X     = Variabel independent (variabel bebas)


a      = Konstanta (nilai dari Y apabila X = 0)

b      = Koefisien regresi (pengaruh positif atau negatif)

Work from Home (b) Produktivitas (Y)

3.6 Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh yang
terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).

3.6 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk melihat apakah suatu hipotesis yang diajukan
ditolak atau dapat diterima. Hipotesis merupakan asumsi atau pernyataan yang
mungkin benar atau salah mengenai suatu populasi. Dengan mengamati seluruh
populasi, maka suatu hipotesis akan dapat diketahui apakah suatu penelitian itu benar
atau salah. Untuk keperluan praktis, pengambilan sampel secara acak dari populasi
akan sangat membantu. Dalam pengujian hipotesis terdapat asumsi/ pernyataan istilah
hipotesis nol. Hipotesis nol merupakan hipotesis yang akan diuji, dinyatakan oleh H0
dan penolakan H0 dimaknai dengan penerimaan hipotesis lainnya yang dinyatakan
oleh H1

Jika telah ditentukan Koefisien Determinasi ( r2 ), maka selanjutnya dilakukan uji


signifikan hipotesis yang diajukan. Uji ini dapat menggunakan Uji-t ; Uji-F ; Uji-z
atau Uji Chi Kuadrat. Dengan uji signifikansi ini dapat diketahui apakah variable
bebas/ predictor/ independent (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variable tak
bebas/ response/ dependent (Y). Arti dari signifikan adalah bahwa pengaruh antar
varible berlaku bagiseluruh populasi. Dalam modul ini hanya dibahas uji signifikansi
menggunakan uji-t.

Anda mungkin juga menyukai