Anda di halaman 1dari 19

TUGAS BESAR

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

PENGARUH SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIANNYA


TERHADAP SISTEM KERJA DARI RUMAH (WORK FROM
HOME/REMOTE WORKING) SELAMA MASA PANDEMIC

DISUSUN OLEH :

MELIYANI
55521120048

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
saya alam melakukan penulisan untuk menyelesaikan tugas besar ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah Saya dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Dan Pengendalian Internal
dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi dan Pengendaliannya Terhadap Sistem Kerja dari
Rumah (Work from home/Remote working) selama masa pandemic” dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas besar dari Ibu dosen Dr. Erna Setiany, M.Si. pada mata kuliah
Sistem Informasi Dan Pengendalian Internal di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu
Buana – Meruya, Jakarta.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Erna Setiany, M.Si. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait Sistem Informasi Dan
Pengendalian Internal.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
Meliyani

2
DAFTAR ISI

BAB I – Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
BAB II – Perubahan Lingkungan Bisnis
2.1 Perubahan Lingkungan Bisnis
A. Lingkungan Internal
B. Lingkungan Eksternal
BAB III – Sistem Informasi dan Tata Kelola Data (Data Governance) dalam pengendalian internal
BAB IV – Potensi Kecurangan dalam organisasi
BAB V – Penutup

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, menyimpan
dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu SIA sangat berperan penting dalam perusahaan agar
dalam situasi apapun perusahaan dapat menghadapi segala kendala khususnya ditengah situasi saat
ini, dimasa pandemi covid-19 SIA sangat dibutuhkan bagi perusahaan agar setiap pelaku usaha
dapat menerima informasi dan terus menghasilkan omset agar tidak terjadi kerugian.

Seperti kita ketahui Virus Corona (COVID 19) telah melanda sejumlah besar negara dan
memberikan dampak yang sangat memprihatikan tidak hanya di sektor kesehatan masyarakat, akan
tetapi juga di dunia bisnis dan ekonomi. Wabah virus korona ini mengakibatkan penutupan sekolah
dan perusahaan sehingga membuat masyarakat menjadi bingung menghadapi tingkat perubahan
yang belum pernah terjadi.

Pada era COVID-19 ini teknologi memainkan peran penting untuk menjaga seluruh
kegiatan tetap berjalan sesuai fungsinya khususnya pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB). . Manfaat Teknologi informasi sangat dirasakan dan bermanfaat sehingga kemajuan
teknologi informasi berkembang dengan pesat dan modern, hal ini sangat membantu dalam
melaksanakan pekerjaan (Susanto,2013) Bahkan kalau tidak ada teknologi informasi kita tidak
dapat mengerjakan pekerjaan dengan efisien (Hertati & Safkaur,2020).

Bekerja online (Remote Working) dan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) adalah
cara untuk mengatasi agar kegiatan tetap berjalan pada saat penutupan sekolah dan perusahaan.
Konsep Work From Home (WFH)/Remote Working merupakah sebuah konsep dimana karyawan
dapat mengerjakan pekerjaanya dari mana saja dan kapan saja. WFH/Remote working merupakan
sistem kerja yang sudah ada di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an, hanya saja ketika itu istilah
yang digunakan adalah Telecommuting. Istilah telecommuting ini pertama kali diperkenalkan oleh
Jack Nilles, seorang karyawan NASA bagian sistem komunikasi. Ketika itu dia memulai proyek
kecil untuk menerapkan konsep ini kepada 30 karyawan NASA (Hering, 2015). Proyek ini
dilakukan karena pada saat itu banyak warga Amerika Serikat yang mengalami kemacetan dan
naiknya harga minyak akibat embargo dari OPEC (Organization of the Petroleum Exporting

4
Countries). Perlu diketahui bahwa embargo yang dilakukan OPEC terhadap Amerika Serikat
dikarenakan pada saat itu Amerika Serikat mendukung Israel pada saat perang Yom Kippur terjadi
di Timur Tengah (Utama, 2016). Proyek yang dilakukan oleh Jack Nilles ini dipublikasikan di
Bukunya yang berjudul “The Telecommunications-Transportation Trade-off”. Berawal dari proyek
kecil ini, kemudian banyak perusahaan lain yang mengadopsi sistem kerja ini, contohnya pada
tahun 1980-an perusahaan retail asal Amerika Serikat mulai mengizinkan customer service nya
untuk bekerja dari rumah (Hering, 2015).

Dari fenomena diatas, maka makalah ini menginformasikan lebih dalam mengenai
perubahan Lingkup bisnis dan juga keandalan pengendalian sistem informasi didalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diinformasikan dalam makalah ini adalah :

1. Perubahan apa yang mempengaruhi dalam sistem kerja dari rumah (WFH) atau online (remote
working)

2. Apa saja sistem informasi dan tata kelola data selama sistem kerja dari rumah (WFH) atau
online (remote working) ?

3. Bagaimana cara pengendaliannya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Mampu mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam sistem kerja dari rumah (WFH) atau
online (remote working).

2. Mampu mengidentifikasi jenis-jenis sistem informasi yang digunakan oleh masing-masing


perusahaan.

5
BAB II

PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS

2.1. Perubahan Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis memiliki peran yang sangat besar pada kesuksesan suatu kegiatan bisnis.
Hal ini dikarenakan kita hidup pada dunia global yang selalu berkembang melalui teknologi yang
inovatif dan di dalam dunia yang sangat cepat mengalami perubahan dalam lingkungan bisnis
(Dumitrescu dkk., 2019). Lingkungan bisnis ini, menurut Gupta dkk. (2013), terdiri dari lingkungan
internal dan lingkungan eksternal. Biasanya tantangan yang berasal dari lingkungan internal
terhadap kegiatan bisnis dapat dengan mudah dikendalikan oleh perusahaan, sedangkan tantangan
yang berasal dari lingkungan eksternal terhadap kegiatan bisnis akan lebih sulit untuk dikendalikan
oleh perusahaan. Pandemi COVID-19 merupakan faktor lingkungan eksternal yang saat ini sangat
besar pengaruhnya pada kegiatan bisnis.

Sebelum terjadinya wabah covid-19 stabilitas bisnis terus menerus mengalami perubahan
secara cepat, karena lingkungan bisnis telah memasuki era globalisasi. Namun setelah terjadinya
wabah covid-19 di Indonesia bisa kita lihat banyak sekali perubahan salah satunya lingkungan
bisnis yang berjalan sangat lambat, sehingga menuntut para pengusaha untuk berpikir dan
berinovasi terhadap produk dan dapat menyesuaikan dengan situasi atau kondisi yang saat ini
terjadi di Indonesia. Penerapan SIA dalam perusahaan memiliki banyak manfaat diantaranya :

1. Menyediakan atau menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga perusahaan
dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.

2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi produk atau jasa yang dihasilkan.

3. Meningkatkan efisiensi kinerja bisnis, baik itu pada bagian keuangan dan bagian lainnya.

4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan.

5. Meningkatkan sharing knowledge

Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal adalah 2 faktor utama yang mempengaruhi
dalam dunia bisnis. Lingkungan Bisnis internal meliputi aspek SDM (pemilik, manajer, dan
karyawan); aspek keuangan, aspek teknis produksi; dan aspek pemasaran. Sedangkan lingkungan
bisnis eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan
lembaga terkait seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta, dan LSM.

6
Gambar 1. Lingkungan Bisnis

A. Lingkungan Bisnis Internal

Lingkungan bisnis internal atau istilah lain oleh Cepel dkk. (2018), yaitu lingkungan bisnis
yang lebih sempit, selalu berhubungan dengan faktor-faktor internal di dalam perusahaan itu
sendiri. Yang tergolong kedalam lingkungan internal yaitu kemampuan kinerja, sikap serta
harapan pimpinan, staf dan juga karyawan. Tetapi ada pula yang menyebutkan bahwa
lingkungan internal adalah situasi yang terjadi di dalam perusahaan yang meliputi
kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan baik dalam segi managerial maupun
operasional.

7
Hasil penelitian Sundah dkk. (2018) menunjukkan faktor-faktor lingkungan bisnis internal
dalam perusahaan yang harus diperhatikan untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis
ditunjukkan dalam gambar di bawah ini :

Gambar 2. Faktot-faktor lingkungan internal bisnis

Gambar tersebut menjelaskan tentang faktor-faktor internal lingkungan bisnis yang ada di
dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh pelaku bisnis. Dengan urutan sebagai berikut :

1. Sikap kerja kewirausahaan (entrepreneurship behaviour)

2. Kompetensi manajerial (managerial competency)

3. Kompetensi pemasaran (marketing competency), termasuk pengenalan nilai produk,


segmentasi konsumen, membangun jaringan, membina hubungan dengan rekan kerja bisnis,

4. Kompetensi teknis (technical competency), termasuk penyediaan bahan baku, peralatan,


modal, dan sumber daya manusia (SDM) dan kegiatan  kegiatan proses produksi

5. Kompetensi keuangan (financial competency), termasuk pengelolaan keuangan.

6. ompetensi yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Sikap Kerja Kewirausahaan, Jujur, disiplin, tekun, Kerjasama, kreatif, berani mengambil
resiko, hemat, inovatif.

b. Kompetensi Manajerial

c. Kompetensi Manajemen Pemasaran

8
d. Kompetensi Teknis

e. Kompetensi Manajemen Keuangan

f. Kompetensi Hubungan Manusiawi

B. Lingkungan Bisnis Eksternal

Lingkungan bisnis eksternal atau istilah lain oleh Cepel dkk. (2018) adalah
lingkungan bisnis yang lebih luas, dan hal ini berhubungan dengan faktor-faktor yang ada di
luar perusahaan. Lingkungan bisnis eksternal merupakan faktor-faktor yang ada di luar
perusahaan dan biasanya tidak dapat dikendallikan oleh perusahaan dan dapat
mempengaruhi pencapaian visi, misi dan tujuan/target perusahaan. Martauli dan Fariyanti
(2016) mengemukakan hal ini terkait dengan aspek sosial budaya dan ekonomi, tingkat
pendapatan masyarakat, iklim usaha dan investasi adalah faktor yang paling dominan
mempengaruhi kinerja usaha.

Faktor-faktor lingkungan bisnis eksternal ini tidak dapat dikendalikan oleh


perusahaan, tetapi dapat dikendalikan oleh pemerintah, kecuali bencana alam dan pandemi.
Selanjutnya, perusahaan harus berinovasi dan menciptakan pasar baru agar terhindar dari
persaingan yang ketat. Dumitrecu dkk. (2019) mengemukakan tentang tantangan utama
yang dihadapi dalam lingkungan bisnis global saat ini, yaitu menciptakan hubungan di
antara para distributor dengan membentuk aturan yang jelas. Faktor-faktor lingkungan bisnis
eksternal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Bencana Alam dan Pandemi

Bencana alam dan pandemi merupakan faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi
dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Bencana alam dan pandemi ini
seperti : banjir, gempa bumi, tsunami, gunung berapi yang meletus dan pandemi
COVID-19 yang sedang melanda seluruh dunia saat ini. Bencana alam dan
pandemi tersebut dapat mempengaruhi secara langsung/tidak langsung terhadap
kegiatan bisnis yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Sebagai contoh, ketika
pandemi COVID-19 melanda dunia maka seluruh aktivitas bisnis menjadi tidak
menentu, bahkan banyak perusahaan yang terpaksa menutup aktivitasnya.
Namun demikian, sebagian besar perusahaan melakukan berbagai penyesuaian
agar bisa melaksanakan aktivitas bisnisnya. Penyesuaian terhadap jumlah

9
produksi, kegiatan dan sistem pemasaran, penggunaan teknologi informasi,
jumlah tenaga kerja, dan promosi dilakukan oleh perusahaan sehingga bisa
mendapatkan keuntungan bagi perusahWaan.

2. Ekonomi dan Perbankan

Bank sentral dan bank-bank komersil merupakan faktor yang memiliki


nilai/indeks yang tinggi terutama untuk menjaga stabilitas lingkungan bisnis dan
memenuhi kebutuhan keuangan bagi para pelaku bisnis (Cepel dkk., 2018). Hal
ini juga dikemukakan bahwa aspek permodalan merupakan faktor penting untuk
mendorong pengembangan bisnis dan modal untuk investasi menjadi kebutuhan
bagi para pelaku bisnis. Namun, Martauli dan Fariyanti (2016) menemukan
dalam penelitiannya bahwa akses permodalan dan pembiayaan masih dirasakan
sulit karena banyaknya persyaratan dan membutuhkan proses yang cukup lama
untuk meminjam di bank. Gabriel (2014) menunjukkan bahwa pasar kerja, kerja
sama sektor publik dan swasta dalam hal bisnis merupakan faktor yang
mempengaruhi bisnis.

3. Faktor Politik dan Hukum

Sistem birokrasi yang rumit menurunkan minat para pelaku bisnis untuk
berbisnis dan sebaliknya sistem birokrasi yang sederhana akan meningkatkan
minat para pelaku bisnis untuk melakukan bisnis. Cepel dkk. (2018)
mengemukakan bahwa faktor-faktor politik didefinisikan sebagai kondisi legal
dan regulasi lingkungan bisnis. Hal ini terdiri dari lingkungan hukum, dukungan
pemerintah terhadap kewirausahaan, dan kualitas pendidikan. Sistem hukum
terutama tentang hukum bisnis, pengaruh pemerintah terhadap lingkungan bisnis,
dan beban administrasi/birokrasi bagi perusahaan (Cepel dkk., 2018; Gabriel,
2014) dan regulasi pemerintah (Cepel dkk., 2018; Chittithaworn dkk., 2011;
Knowledge dkk., 2017) dan kurangnya bantuan pemerintah (Knowledge dkk.,
2017).

4. Faktor Teknologi

Faktor teknologi sangat memegang peranan penting dalam pelaksanaan bisnis.


Chittithaworn dkk. (2011) menyatakan bahwa perubahan teknologi memberikan
pengaruh yang besar pada perkembangan bisnis informal. Di masa pandemi
COVID-19 menunjukkan bahwa teknologi informasi sangat menentukan

10
kelancaran bisnis suatu perusahaan. Perusahaan yang tidak mengikuti
perkembangan teknologi informasi akan kalah bersaing dengan para pesaing
yang up-to-date dengan kemajuan teknologi informasi.

5. Faktor Sosial Budaya

Faktor-faktor sosial dan budaya merupakan faktor yang mempengaruhi


lingkungan bisnis secara tidak langsung dan mampu meningkatkan kinerja bisnis,
seperti pandangan-pandangan para pelaku bisnis dan evaluasi lingkungan sosial,
lingkungan keluarga, lingkungan media dan komunikasi, sikap sosial para pelaku
bisnis dan sikap emosional para pelaku bisnis (Martauli dan Fariyanti, 2016), dan
sikap-sikap yang positif dari masyarakat terhadap para pelaku bisnis, serta
pengaruh lingkungan keluarga terhadap kewirausahaan memiliki peranan penting
terhadap bisnis (Gabriel, 2014

6. Para Pesaing

Para pesaing menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi kegiatan
bisnis perusahaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pesaing
merupakan hal yang tidak dapat diprediksi oleh perusahaan, seperti: produk,
harga, promosi. Oleh sebab itu, setiap perusahaan seyogyanya dapat melakukan
evaluasi terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaannya sendiri dengan
mempertimbangkan /memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para
pesaing. Sebagai contoh, ketika perusahaan hendak menetapkan harga
produk/jasa, maka seyogianya perusahaan melakukan evaluasi terhadap
penawaran harga para pesaing yang memproduksi produk/jasa sejenis sehingga
harga produk/jasa yang ditetapkan dapat bersaing dengan harga produk/jasa yang
ditawarkan oleh para pesaing

11
BAB III

SISTEM INFORMASI DAN TATA KELOLA DATA (DATA


GOVERNANCE) DALAM PENGENDALIAN INTERNAL

Pandemi mengharuskan masyarakat untuk beraktivitas dari tempat tinggalnya masing-


masing, termasuk dalam hal bekerja, untuk menekan angka penyebaran dan penularan virus
COVID-19. Maka, muncullah konsep remote working alias bekerja jarak jauh--jarak jauh di sini
yang berarti tempat tinggal. Mungkin, remote working bukan sebuah konsep bekerja yang baru bagi
sebagian kecil orang. Namun bagi masyarakat yang bekerja pada umumnya, konsep bekerja dari
tempat tinggal masih asing. Remote work membuat gaya komunikasi pekerja berubah. Beberapa
dari mereka mungkin merasa informasi tentang perusahaan yang biasanya mudah didapat, kini
menjadi sulit untuk didapatkan. Remote work juga meningkatkan kemungkinan misinformasi antara
pekerja dan manajemen.

Sistem informasi merupakan integrasi teknologi informasi dengan pengguna teknologi


tersebut untuk mendukung kinerja perusahaan. Teknologi informasi pada perusahaan akan berdaya
apabila disertai dengan kebijakan yang dapat meningkatkan operasionalisasi peran dan fungsi
teknologi informasi itu. Koherensi teknologi, unit kerja, sumber daya manusia, dan peraturan
hendaknya dilakukan secara konsisten. Dibutuhkan kesadaran manajemen bahwa pada tiap-tiap
komponen tersebut terdapat hubungan sistemik. Berjalannya fungsi suatu komponen akan
berpengaruh terhadap efektivitas kerja komponen lainnya. Begitu pula sebaliknya, matinya peran
satu unsur saja akan berimbas pada kemajuan sistem informasi. Pemanfaatan teknologi informasi
pada perusahaan umumnya digunakan untuk mendukung aktivitas yang bersifat administratif,
seperti adminitrasi di bidang marketing, bidang operasional, bidang kepegawaian, dan bidang
keuangan. Teknologi informasi membantu high level managerial dalam pengambilan keputusan,
mendukung komunikasi antar pemangku kepentingan (stakeholders), menjamin optimalisasi sumber
daya dan proses, serta menjalin kemitraan strategis dengan pihak eksternal (Indrajit, 2011).

Kondisi objektif tata kelola teknologi informasi mengharuskan adanya evaluasi secara komprehensif,
baik dari segi teknis maupun non-teknis dengan menyusun indikator-indikator kinerja teknologi informasi.
Domain teknis membahas mengenai aspek teknis seperti ketercukupan dan ketersediaan sarana prasarana
teknologi informasi (perangkat lunak maupun perangkat keras). Domain non-teknis mencakup aspek-aspek
lainnya seperti kebijakan tata laksana TI, tingkat pemahaman dan pengetahuan teknologi informasi (IT

12
literacy), penerimaan dan kesadaran terhadap teknologi informasi (IT awareness and acceptance),
kelembagaan TI, dan praktek tatakelola TI (IT governance) (Nugroho, 2009).

Dalam table berikut ini kondisi objektif tata Kelola teknologi informasi yang harus di evaluasi secara
komprehensif :

13
A. Absensi Online Berbasis GPS

Sistem absensi yang menggunakan Global Positioning System (GPS) ini tentu lebih tepat
digunakan di era digital seperti sekarang. Terlebih, saat ini masih masa pandemi, di mana
sebagian besar perusahaan menerapkan kerja dari rumah atau work from home (WFH).
Absensi GPS ini menggunakan ponsel masing-masing karyawan. Mereka tidak perlu
bersusah payah datang ke kantor untuk melakukan absen. Cukup download aplikasi absensi
berbasis GPS di ponsel, lakukan verifikasi wajah dan lakukan selfie pada saat ambil absen.
Sudah tentu bisa dilakukan di mana saja. Perusahaan dapat memonitor titik absensi
karyawan melalui teknologi GPS saat di rumah (WFH), kantor atau saat para tim sales
melakukan kunjungan klien. Tim HRD juga akan lebih mudah memantau dan memonitor
karyawan yang mobilitasnya tinggi. Terlebih karyawan sales yang setiap harinya harus pergi
bertemu klien atau mencari klien baru. Dengan menggunakan absensi berbasis GPS, tim
HRD dapat memonitor keberadaan karyawannya.

B. E-office

E-office merupakan bangunan besar ketatausahaan yang membantu menggantikan proses


administrasi yang bersifat manual menjadi metode digital dengan memanfaatkan fasilitas
internet dan jaringan komputer. E-Office hadir untuk menjalankan proses administrasi dan
manajemen menjadi lebih cepat dan akurat. E-office bisa digunakan dalam pengelolaan,
penyimpanan, pengontrolan dokumen serta persuratan berbentuk surat masuk serta surat
keluar. Tujuan dari pengunaan aplikasi E-office antara lain :
 Memodernisasi birokrasi yang antisipatif proaktif
 Optimalisasi pemaanfaatan teknologi informasi serta komunikasi (TIK) untuk
mendukung tugas pokok serta fungsi
 Pengembangan budaya nilai serta sikap kerja yang positif
 Penyederhanaan sistem, prosedur, mekanisme serta kontrol kerja yang efisien
 Tingkatkan kualitas layanan administrasi

14
Gambar 3. Contoh Layanan e-office by Integra Application

C. E-Monev

Monitoring dan Evaluasi Elektronik (e-monev) adalah sebuah sistem informasi yang
berfungsi melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan capaian kinerja. Pengukuran yang
dilakukan meliputi unsur-unsur: (1) Nilai absolut, parsial, dan kumulatif; (2) Status
pelaksanaan; (3) Permasalahan; (4) Bukti pendukung; (5) Kinerja Pelaksanaan; (6)
Pelaporan. Justifikasi nilai atas capaian kinerja berbasis kepada standar akreditasi yang telah
ditetapkan oleh BAN-PT sehingga memenuhi kaidah link and match antara penilaian kinerja
internal dengan standar kelayakan eksternal.

D. E-Meeting

E-meeting adalah sebuah kegiatan meeting yang diadakan melalui sebuah media elektronik
dan menggunakan software khusus. Penggunaan e-meeting merupakan alternatif dari
meeting konvensional dengan tatap muka langsung khususnya di masa pandemic.

Zoom adalah aplikasi digital yang memberikan layanan e-meeting berbasis komputasi awan (cloud
computing). Aplikasi ini memfasilitasikomunikasi virtual dua orang atau lebih dalam bentuk audio
visual (suara dan video). Zoom memberikan kemudahan lainnya berupa fasilitas rekaman video dan
suara sebagai pengganti notulensi yang lazimnya dilakukan secara manual.

15
BAB IV

POTENSI KECURANGAN DALAM ORGANISASI

Work from home (WFH) bekerja dari rumah atau bekerja online (remote working) di masa
pandemi covid-19 saat ini bukan merupakan hal baru di dunia, termasuk di Indonesia. Setiap orang
dapat bekerja dimana dan/atau darimana saja, tidak dibatasi spesisifikasi ruangan kerja (remote
working).
A. Manfaat work from home (WFH)/Bekerja Online (Remote working)
Bagi pekerja adalah :
1. Keseimbangan antara bekerja dan kehidupan keluarga
2. Mengurangi waktu perjalanan ke kantor dan penghematan bahan bakar
3. Dapat mengendalikan jadwal kerja dan suasana kerja
4. Dapat memilih bekerja ketika suasana hati sedang baik.
Bagi pemberi kerja adalah :
1. Mendorong semangat bekerja
2. Mengurangi kemalasan dan ketidakhadiran
3. Mengurangi pergantian pekerja
4. Memperkuat citra perusahaan sebagai tempat bekerja yang ramah keluarga.
Tidak dapat kita pungkiri, bekerja dari rumah bisa menimbulkan efek negatif. Berikut efek-efek
negative remote working :
1. Kesulitan mengontrol karyawan.
Kecenderungan karyawan untuk aktif dalam bekerja biasanya ditentukan oleh proses
monitoring yang dilakukan, secara langsung maupun dengan media perantara (alat
elektronik). Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh dalam membangun
kesadaran diri dari tiap-tiap individu ketika menunaikan kewajiban pekerjaannya.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan absesnsi
berbasis GPS. Sama seperti di kantor, karyawan diharuskan mengajukan absensi dengan
fitur tersebut. Saat memulai dan menyudahi pekerjaan, karyawan wajib menekan Clock
In dan Clock Out. Dengan begitu, perusahaan bisa mengontrol pergerakan karyawannya
meskipun bekerja dari rumah.
2. Berkuranganya Produktivitas dan Reliabilitas.
Menerapkan work from home juga berisiko mengurangi produktivitas karyawan. Alasannya,
tidak ada pengawasan langsung dari perusahaan. Bisa saja perusahaan menganggap

16
karyawan justru sibuk bermain game, menonton film, hingga pergi bersenang-senang saat
jam kerja. Ini dikhawatirkan mengurangi produktivitas kerja.
Untuk masalah ini, solusinya adalah dengan dengan membuat sebuah time tracking untuk
karyawan. Mereka diwajibkan untuk mengisi apa yang telah mereka kerjakan dalam satu
hari serta alokasi waktu yang mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Ini
sebagai bentuk transparansi dan tanggung jawab yang harus diberikan karyawan saat
bekerja dari rumah.
3. Keamanan data.
Penggunaan internet dalam hal olah dan transmisi data rentan akan gangguan kejahatan
siber. Terdapat banyak oknum yang memanfaatkan kemampuannya dalam menerobos
jaringan komputer (hacker) untuk kepentingan bisnis bahkan hanya untuk sekedar
aktualisasi diri (narsisme).
Solusi yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan adalah dengan menyediakan tenaga IT
untuk mendukung operasional kerja sehari-hari. Fungsinya adalah jika terjadi isu terkait
keamanan data serta perangkat, tenaga kerja IT dapat membantu karyawan yang
mengalami permasalahan secara virtual. IT Support ini akan membuat karyawan lebih
nyaman bekerja karena adanya proteksi tambahan.
4. Gangguan komunikasi.
Meskipun banyak tersedia aplikasi untuk memfasilitasi dialog tatap muka via internet,
seringkali terjadi gangguan koneksi yang dapat menyebabkan tidak sampainya beberapa
informasi dan berimbas pada ketidaksepahaman (miskomunikasi) antara komunikan dan
komunikator.
Solusi masalah ini adalah perusahaan bisa memberikan berbagai macam pilihan tools yang
ramah bagi karyawan agar tetap bisa berkomunikasi. Tools yang dipilih biasanya dipakai
sehari-hari oleh karyawan seperti Zoom, Skype, atau Google Meeting. Memastikan
ketersediaan channel komunikasi adalah hal utama yang harus dipenuhi oleh setiap
karyawan ketika melakukan work from home.

17
BAB V

PENUTUP

Pada saat pandemik Covid-19 yang mengharuskan bekerja jarak jauh untuk mengurangi
pergerakan penduduk, ternyata secara umum regulasi yang mendukung sudah cukup memadai.
Namun masih dibutuhkan aturan perusahaan atau organisasi yang mempekerjakan pegawai jarak
jauh. Perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap segala dinamika yang terjadi dengan tetap berperan
menjalankan bisnisnya. Untuk mendorong akselerasi manajemen dalam melaksanakan kegiatan bekerja dari
rumah, perusahaan hendaknya menerapkan tata kelola sistem informasi yang terukur dan terarah, sehingga
aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik. Infrastruktur teknologi informasi, kebijakan, kompetensi sumber
daya manusia, serta perilaku -kesadaran- individu merupakan komponen yang berpengaruh terhadap
efektivitas tata kelola sistem informasi di dunia bisnis. Dengan adanya harmonisasi antar komponen dan
sistem pengendalian internal yang baik, serta didukung oleh komitmen manajemen, aktivitas bekerja dari
rumah dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Afshar, Vala. 11 Mei 2020. Working from Home: the New “Normal”. ZDNet. Working from home:
Average productivity loss of remote work is 1% | ZDNet diakses pada 23 Maret 2022.

Ayuna, 2019. Flexi Time: Jenis, Aturan, dan Keuntungannya bagi Karyawan. Flexi Time: Jenis,
Aturan, dan Keuntungannya Bagi Karyawan | Sleekr diakses pada tanggal 21 Maret 2022

Bayern, Macy. 13 Maret 2020. The 10 Rules Found in Every Good Remote Work Policy.
TechRepublic. The 10 rules found in every good remote work policy | TechRepublic diakses 21 Maret
2022.

PT Integra Inovasi Indonesia (INTEGRA), 24 Agustus 2021. Manfaat Aplikasi E-Office dan
Keuntungan Menerapkannya (integraindonesia.co.id). Diakses pada 24 Maret 2022

Hess, Melanie. 9 Maret 2020. The New Coronavirus Drives Need for Remote Work. Virtual

Vocations. The New Coronavirus Drives Need for Remote Work - Remote Work From Home Job Search
Tips and Advice (virtualvocations.com) diakses pada 22 Maret 2022.

Sundah, D.I.E., Langi, C., Maramis, D.R.S., Tawalujan, L. (2018). Developing entrepreneurial
competencies for successful business model canvas. Journal of Physics: Conference Series 953, 1-
23

Massey, Emily G. 30 April 2020. United States: The New Normal – Teleworking Challenges

and Solutions. Ward and Smith, P.A. The New Normal – Teleworking Challenges And Solutions -
Coronavirus (COVID-19) - United States (mondaq.com) diakses pada tanggal 24 Maret 2022.

Ikhsan, 14 Desember 2020. 5 aplikasi remote working untuk menunjang produktivitas kantor 5
Aplikasi Remote Working Untuk Menunjang Produktivitas Kantor (sasanadigital.com) diakses pada
tanggal 24 Maret 2022.

Bentivegna, Michael 6 Juli 2021. How Working From Home can cause Fraud threats (eisneramper.com)
diakses 24 Maret 2022

Indeed Editorial Team, 27 Maret 2021. 5 Common Work-From-Home Scams (And How to Spot Them) |
Indeed.com diakses 24 Maret 2022

19

Anda mungkin juga menyukai