Dengan adanya pandemic Covid-19, tidak sedikit jumlah perusahaan yang terdampak
Corona, bahkan sampai harus banting setir. Baik dari segi alokasi dana, kebijakan
operasional, hingga produk yang dijual di pasaran. Adanya pemberlakuan social dan
physical distancing juga menyebabkan beberapa tempat usaha tidak dapat berjalan seperti
biasanya.
a. Menurut anda apakah yang harus dilakukan oleh manajer dalam menyikapi
perubahan ketidakpastian lingkungan seperti itu?
Setiap organisasi harus bisa mengelola ketidakpastian lingkungan agar menjadi efektif.
Ketidakpastian berarti manajer tidak memiliki informasi yang memadai tentang faktor-faktor
lingkungan agar dapat memahami dan memprediksi kebutuhan dan perubahan (Daft, 2006: 118).
Karakteristik lingkungan yang mempengaruhi ketidakpastian adalah sejumlah faktor yang
mempengaruhi organisasi dan sejauh mana faktor-faktor tersebut berubah. Perusahaan
multinasional yang besar seperti Nortel Networks memiliki ribuan faktor dalam lingkungan
eksternal yang menimbulkan ketidakpastian bagi para manajer.
Apabila faktor eksternal berubah secara cepat, organisasi akan mengalami ketidakpastian yang
sangat tinggi; contohnya adalah perusahaan telekomunikasi dan pesawat terbang, perusahaan
komputer dan barang-barang elektronik, dan organisasi e-commerce yang menjual produk dan
jasa melalui internet. Perusahaan harus melakukan usaha agar dapat beradaptasi dengan
perubahan yang cepat di dalam lingkungan (Daft, 2006: 120).
Apabila sebuah organisasi hanya berhubungan dengan beberapa faktor eksternal saja, maka
faktor-faktor ini relatif stabil, seperti perusahaan pembotolan minuman ringan atau pengolahan
makanan. Manajer dari jenis perusahaan tersebut hanya akan menghadapi situasi ketidakpastian
yang rendah. Meskipun demikian, memberikan perhatian terhadap isu-isu eksternal juga jangan
dikesampingkan, terutama bagi perusahaan minuman dan makanan.
Di sepanjang pembahasan ini kita telah mengetahui bahwa memahami kondisi eksternal sangat
penting bagi seluruh manajer perusahaan, baik itu perusahaan jenis minuman dan makanan
ataupun jenis barang-barang elektronik dan e-commerce. Jika kita melalaikan yang satu ini,
maka kita tidak akan mengetahui bagaimana perubahan itu terjadi dengan cepatnya.
Begitu muncul pendatang baru dengan inovasi terbaru yang mereka bawakan, tentunya kita akan
terkejut dan untuk mengikutinya pun terasa sulit karena sudah terlanjur jauh dan butuh proses
pembelajarannya lagi. Oleh karena itu, bukan mustahil bahwa perusahaan-perusahaan besar bisa
saja dikalahkan oleh pemain baru karena disebabkan oleh kelalaiannya terhadap faktor-faktor
lingkungan.
Indonesia sedang dihadapi dengan tantangan dan ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang
terus bergejolak. Beradaptasi kepada gaya hidup digital menjadi salah satu upaya untuk
menghadapi kenormalan baru yang dilakukan oleh masyarakat agar tetap dapat melanjutkan
kesehariannya. Termasuk di antaranya bagaimana sebuah perusahaan mengelola cara kerja dan
koordinasi secara digital. Berdasarkan hasil penelitian Deloitte dalam laporan The Digital
Workplace, organisasi dengan jaringan sosial online yang kuat 7% lebih produktif daripada yang
tidak, dengan 64.8% dari total populasi 264 juta penduduk Indonesia sudah terkoneksi internet
(data: APJJI), tren ini sejalan dengan peluang untuk melihat bahwa COVID-19 bukan hanya
pandemi, melainkan akselerator modernisasi dan digitalisasi.
Keamanan dan kesehatan karyawan menjadi prioritas utama dalam menghadapi pandemi Covid-
19.Setelah Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 telah menerbitkan Surat Edaran
(SE) Nomor 8 Tahun 2020 tentang pengaturan jam kerja pada masa adaptasi kebiasaan baru
menuju masyarakat produktif dan aman COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek pada Juni lalu.
Setelahnya, banyak perusahaan mulai menerapkan penyusunan dan penerapan pengaturan jam
bekerja dengan membagi beberapa shift untuk mengimbangi kapasitas jumlah karyawan yang
bekerja di kantor. Maka dari itu, memilih cara pengelolaan yang tepat penting untuk menjaga
efektifikas perusahan, dengan meminimalisir kepentingan bertemu tatap muka. Mengadaptasi
penggunaan platform yang mampu menjadi pusat kontrol yang memungkinkan tahap kerja
terotomasi seperti persetujuan, alur kerja, pengeluaran, dan data kehadiran dapat diintegrasikan
dengan fitur Approval dan Attendance akan sangat membantu sistem kerja suatu perusahaan.
Dengan adaptasi gaya hidup digital dan bekerja secara remote, perusahaan harus tetap menjaga
kesempatan karyawan dalam meningkatkan pengetahuaan dan ketrampilan sebuah tim. Webinar,
virtual talkshow, dan virtual workshop, menjadi salah satu yang sedang populer saat ini di
kalangan masyarakat sebagai sarana untuk membagi edukasi dan konten informatif secara
virtual. Konferensi video, adalah fitur pendukung yang penting untuk melakukannya. Fitur ini
tidak hanya dapat mengganti peran meeting yang biasa dilakukan secara face-to-face, namun
juga menyediakan inovasi baru bagi masyarakat untuk bangkit ditengah pandemi.
Sumber :
https://www.situsekonomi.com/2019/06/cara-mengatasi-ketidakpastian-lingkungan.html
https://finansial.bisnis.com/read/20200911/563/1290151/3-upaya-adaptasi-manajemen-
perusahaan-menghadapi-fase-new-normal
https://rinisusilo28.com/2017/09/karakteristik-dan-lingkungan-bisnis.html