Anda di halaman 1dari 9

BAGAIMANA KINERJA KARYAWAN BEKERJA DENGAN METODE

WORK FROM HOME (WFH)


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Manajemen Sumber Daya Insani
Dosen Pengampu: Dr. Sufyati S.H, SE., M.Si

Dirancang oleh:
Ibrahim 1810116048

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2020
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyebaran virus Corona yang sudah semakin besar di Indonesia,
mendesak pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengambil langkah
preventif untuk memutus rantai penularan Corona. Salah satunya adalah dengan
menerapkan kerja dari rumah atau Work from Home (WFH). Kebijakan ini
menyusul penetapan World Health Organization (WHO) melalui siaran pers
Direktur Jenderal WHO, DR. Tedros Adhamon Ghebreyesus, menyampaikan
penetapan COVID-19 sebagai pandemi global.
Bekerja dari rumah atau work from home yang dilaksanakan saat ini
merupakan tindak lanjut atas imbauan Presiden Joko Widodo pada konferensi
pers di Istana Bogor Jawa Barat (15 Maret 2020). Presiden mengimbau agar
dapat meminimalisasi penyebaran virus corona tipe baru (SARS-CoV-2)
penyebab Covid-19, masyarakat diminta untuk bekerja, belajar, dan beribadah
dari rumah, salah satunya menciptakan sistem bekerja dari rumah.
Bekerja dari rumah atau Work from Home tentunya memiliki kewajiban
dan tanggung jawab yang sama dengan bekerja dari kantor. Namun pada
pelaksanaannya, penerapan Work from Home ternyata memiliki tantangan dan
kendala yang tidak mudah, karena tidak semua bidang pekerjaan dapat
dikerjakan dari rumah.
Skema WFH merupakan bagian dari konsep bekerja jarak jauh, yang
sebenarnya bukan hal baru dalam dunia kerja dan perencanaan kota, bahkan
telah dikenal sejak tahun 1970-an sebagai salah satu upaya mengatasi kemacetan
lalu lintas dari perjalanan rumah-kantor pulang-pergi setiap hari.
Tetapi konsep ini biasanya diberlakukan dalam kondisi normal dan
bukan karena adanya pandemik seperti sekarang ini. Apalagi kemudian
ditengarai kondisi saat ini akan berlangsung setidaknya sampai ditemukan
vaksin yang diperkirakan paling cepat akhir tahun 2021.
Maka dari itu disini penulis ingin memberikan gambaran mengenai Work
from Home (WFH) disertai langkah yang perlu dilakukan oleh seluruh
pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat umum.
Agar kemudian penerapannya dalam jangka panjang dapat lebih optimal ketika
kita semua dapat memahami, mengantisipasi dan beradaptasi dengan lebih baik
terhadap konsep ini.

2. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Work
from Home di Indonesia, sehingga dapat dijadikan tolak ukur untuk
memperbaiki sistem di masa mendatang.
PEMBAHASAN

WFH adalah singkatan dari work from home yang berarti bekerja dari rumah.
Secara umum biasanya work from home diartikan dengan cara kerja pegawai yang
berada di luar kantor. Entah dari rumah, dari cafe atau restoran sesuai dengan keinginan
pegawai. Sistem kerja wfh memang memiliki fleksibilitas yang tinggi. Hal ini guna
mendukung keseimbangan pegawai antara pekerjaan dan kehidupan sosial
kemasyarakatannya. Tapi nyatanya kini Work From Home telah menjadi sebagian dari
solusi efektif karena adanya wabah virus corona. Hal ini jelas sanagat membantu
mengurangi peluang/risiko penularan virus corona dan tentunya keselamatan pegawai
itu sendiri.

Menurut Huuhtanen (1997) Work for Home adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh seseorang (pegawai, pekerja mandiri, pekerja rumahan) secara khusus, atau hanya
waktu tertentu, pada sebuah lokasi jauh dari kantor, menggunakan media
telekomunikasi sebagai alat kerja. Dan menurut Crosbie & Moore (2004) bekerja dari
rumah berarti pekerjaan berbayar yang dilakukan terutama dari rumah (minimal 20 jam
per minggu). Bekerja dari rumah akan memberikan waktu yang fleksibel bagi pekerja
untuk memberikan keseimbangan hidup bagi karyawan. Disisi lain juga memberikan
keuntungan bagi perusahaan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan Work from
Home untuk memastikan karyawan yang bekerja dari rumah tetap produktif. Yang
pertama adalah Sistem Komunikasi, karena komunikasi merupakan kunci utama dalam
melakukan kerja jarak jauh. Bagaimana komunikasi antara atasan dan bawahan bisa
dilakukan dengan mudah dan jelas. Ketika salah satu pihak tidak dapat dijangkau hal ini
menjadi tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, perusahaan memerlukan suatu media yang
jelas untuk menjamin komunikasi antarkaryawan tetap dapat dilakukan secara teratur.
Yang kedua adalah Rekam Kehadiran, Salah satu kekhawatiran memulai sistem kerja
dari rumah adalah, sulitnya memastikan karyawan benar-benar bekerja dan mengatur
sistem absensi. Tidak sedikit perusahaan yang masih mengandalkan sistem
manual fingerprint untuk merekam kehadiran, berujung mengharuskan karyawannya
untuk tetap masuk kerja karena tidak punya pilihan lain untuk mengatasi hal ini. Yang
ketiga adalah Menetapkan Target, Bekerja dari rumah tentunya akan terasa lebih santai
dan dinamis sehingga akan cenderung sulit untuk memonitor apa yang sedang dilakukan
karyawan. Memastikan apa yang perlu dikerjakan dan diselesaikan oleh karyawan
dalam jangka waktu tertentu menjadi satu cara untuk mengukur produktivitas karyawan.
Masing-masing karyawan dapat menetapkan target mereka masing-masing dan
membagikannya melalui media yang disiapkan perusahaan.

Ada beberapa kekurangan dari sistem WFH ini di antara lain adalah: yang
pertama adalah Sistem kerja dari rumah memang fleksibel dan dinamis, tapi jika Anda
terlalu memfleksibelkan diri unsur dinamisnya yang akan terganggu, batasan jam kerja
seperti yang seharusnya malah akan sulit tercapai. Bahkan bukan tidak mungkin
targetnya kinerja menjadi sulit tercapai. Yang kedua adalah pekerja yang terbiasa
dengan suasana kantor konvensional menjadi kesulitan dalam berkoordinasi dengan
rekan kerja. Dibutuhkan penjadwalan kerja yang lebih rapi bahkan mungkin perlu
ditetapkan waktu tetap untuk berkumpul di kantor. Yang ketiga adalah Cara kerja dari
rumah yang sendirian ini cenderung mengakibatkan pegawai menjadi tidak termotivasi
dan kurang kompetitif.Bagi sebagian orang, melihat cara orang lain bekerja di kantor
adalah sebuah motivasi tersendiri. Lingkungan dengan situasi yang kompetitif di kantor
juga menjadi acuan bagi sebagian orang untuk terus melangkah lebih maju lagi.

Walau memiliki banyak kekurangan sistem ini terdapat banyak kelebihan yang
bisa menguntungkan perusahaan maupun karyawan yaitu: yang pertama adalah Bagi
karyawan, kerja dari rumah dapat mejadi perilaku yang sangat efektif untuk efisiensi
biaya / pengeluaran konsumsi dan mampu menekan biaya makan dan ongkos
transportasi yang harus secara rutin dikeluarkan apabila harus rutin makan diluar dan
berangkat ke kantor. Hal jelas akan menjadi sangat berbeda, jika berangkat ke kantor.
Walaupun ada penggantian biaya untuk transportasi dan makan dari kantor, hasrat untuk
mengkonsumsi makanan di restoran / rumah makan akan membuat membengkaknya
biaya yang dikeluarkan menjadi lebih dari budget  yang telah ditetapkan. Yang kedua
adalah Bekerja dari rumah secara umum mampu membuat karyawan relatif lebih efektif
menggunakan waktu kerja dan dapat menentukan sesuai keinginan ingin bekerja pada
jam berapa. Hal ini dikarenakan bahwa, setiap orang memiliki jam produktif yang
berbeda satu sama lain. Jam kerja tidak lagi terpaku lagi pada sistem jam 8-5 atau 9-6.
Posisi duduk, pakaian serta jam makan bisa disesuaikan sesuai kondisi efektifnya. Yang
ketiga adalah Kerja dari rumah tentu akan sangat menguntungkan seseorang yang telah
berkeluarga. Momen ke momen bersama keluarga akan didapatkan seiring waktu
berjalan. Meskipun begitu, seorang karyawan tetap harus mampu memberikan batasan
yang jelas dan terjadual antara pekerjaan dan keluarga Anda di rumah. Hal ini akan
memastikan kinerja yang telah ditetapkan menjadi target dari unit kerja dapat
terselesaikan sesuai dengan jadual dan kedekatan antar anggota rumah tangga juga
menjadi lebih berkualitas.

Salah satu bagian perusahaan yang harus terus beradaptasi terutama dengan
adanya cara kerja WFH yaitu HRD. Pekerja yang bekerja dari rumah membuat
tantangan dan kesulitan tersendiri bagi HRD untuk terus memantau dan mengetahui
bagaimana cara kelola kinerja karyawan. Berbeda halnya dengan pekerja yang berada di
kantor, HRD dapat terus memantau secara langsung kinerja karyawan perusahaan. Ada
beberapa cara HRD dalam mengetahui karyawan yang kinerjanya memburuk setelah
adanya sistem WFH ini, sebagai berikut: yang pertama yaitu dengan memeriksa
kehadiran, Meskipun kehadiran bukan merupakan faktor utama dalam penilaian kinerja
karyawan. Tetapi, karyawan yang absen di pagi hari tentu akan berbeda dengan
karyawan yang baru absen 2-3 jam setelah waktu yang sudah ditentukan. Ketika Anda
sebagai HRD ingin mengetahui bagaimana kinerja karyawan di perusahaan, periksalah
selama satu minggu karyawan mana yang selalu terlambat absen di pagi hari. Anda
juga dapat memeriksa karyawan yang lupa absen di sore hari. Seorang karyawan yang
selalu absen di sore hari, berarti memang dalam kondisi bahwa karyawan tersebut
memang bekerja selama seharian. Berbeda halnya dengan karyawan yang lupa absen di
sore hari, ada kemungkinan bahwa karyawan tersebut mengerjakan hal lain di luar
pekerjaan sehingga melupakan juga kewajibannya dalam memeriksa kehadiran.

Yang kedua adalah meletakkan tanggung jawab pada hasil kerja, HRD dapat
memberi tugas ke karyawan menggunakan sebuah aplikasi, sehingga ketika karyawan
tersebut menyelesaikannya, karyawan akan menceklis atau mencentang pada aplikasi
tersebut dan menyelesaikan pekerjaannya. Akan tetapi perusahaan tetap harus realistis,
Karena ketika pekerja dipaksa bekerja dari rumah karena satu dan lain hal. Perusahaan
harus menyerahkan tanggung jawab dan kendali sepenuhnya kepada karyawan untuk
menyelesaikan setiap pekerjaan karena dengan bekerja dari rumah, pasti ada hal lain
yang harus diurus karyawan. Yang ketiga adalah percayakan sepenuhnya karyawan,
HRD tidak boleh terlalu memaksakan mereka untuk terus melapor pada Anda setiap
detik, setiap menit dan setiap jam atas apa yang mereka lakukan. Ini justru akhirnya
dapat saja mengganggu kinerja karyawan ketika bekerja dari rumah.
Kesimpulan

Agar sistem Work from Home bisa berjalan efektif maka di perlukan adanya
kerjasama antara karyawan dan perusahaan sehingga kinerja dari karyawan dapat
meningkat dan mampu memuaskan perusahaan. Suasana yang mendukung dapat
menjadikan karyawan tetap fokus kepada pekerjaannya sehingga dapat menjadi lebih
produktif. Dan karyawan harus selalu mengkomunikasikan hal-hal terkait pekerjaannya
sehingga meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan, karyawan juga harus bisa
memanfaatkan teknologi yang ada sebaik mungkin agar memudahkan pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ashal. R, A. (2020). Pengaruh Work From Home Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara Di
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tpi Medan (Effect of Work from Home on State
Civil Apparatus Performance at Special Class I Immigration Office TPI Medan).
Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum Volume 14 no. 2

Mungkasa, Oswar . 2020. Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju
Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. The Indonesian Journal of Development
Planning Volume IV No. 2

Mungkasa, Oswar. 2020. Bekerja Jarak Jauh (Telecommuting): Konsep, Penerapan dan
Pembelajaran. Bappenas Working Papers Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

Dewayani. T. (2020). Bekerja dari Rumah (Work From Home) Dari Sudut Pandang Unit Kepatuhan
Internal. Artikel DJKN

Satriadi. R. (2020). Mengenal WFH dan Pantau Kinerja Karyawan dengan GreatDay HR. diakses dari
https://www.beritasatu.com/rully-satriadi/digital/610769/mengenal-wfh-dan-pantau-kinerja-
karyawan-dengan-greatday-hr

Moslimah. S. (2020). Cara HRD Kelola Kinerja Karyawan yang Bekerja dari Rumah. Diakses dari
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/cara-hrd-kelola-kinerja-karyawan-yang-bekerja-
dari-rumah/

Anda mungkin juga menyukai