Abstrak
Pandemi Covid-19 membawa perubahan yang signifikan di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tatanan
sistem kerja. Perubahan sistem kerja sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19
adalah bekerja dari rumah atau yang dikenal dengan istilah work from home (WFH). Kebijakan yang diberlakukan
secara mendadak memberikan tantangan bagi ASN dalam pelaksanaannya. Budaya kerja baru ini dipastikan
memberikan dampak positif dan negatif baik untuk instansi maupun bagi pegawai yang kemudian berdampak
pula pada produktivitas. Dengan melihat pada dampak positif, negatif dan produktivitas tersebut, maka akan
memberikan gambaran mengenai perlu atau tidaknya sistem kerja WFH ini dilanjutkan setelah pandemi berakhir.
Tulisan ini merupakan kajian literatur yang membutuhkan tindak lanjut penelitian selanjutnya untuk memperoleh
data yang dapat digunakan sebagai dasar perumusan rekomendasi untuk kebijakan sistem kerja bagi ASN
kedepannya.
Kata kunci: Work from Home, Dampak Positif, Dampak Negatif, Produktivitas Pegawai
Abstract
The Covid-19 pandemic has brought significant changes in various aspects of life, including the work system
structure. The work system alteration as one of the government’s policies in the attempt to prevent Covid-19 is
working from home or also known as WFH. This policy, which was implemented suddenly, presented challenges
for civil servants in its implementation. This new work culture is certain to have positive and negative impacts
both on institutions and for employees which in turn has an impact on productivity. By looking at the positive,
negative and productivity impacts, it will provide an idea of whether or not the work from home system should be
continued after the pandemic is over. This paper is limited to a literature review that requires follow-up research
to obtain data that can be used as a basis for formulating recommendations for civil servants work system policies
in the future.
Keyword : Work from Home, Positif Impact, Negative Impact, Employee Productivity
53
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
Perubahan sistem kerja sebagai salah kerja pegawai ASN agar dapat beradaptasi
satu kebijakan pemerintah dalam upaya terhadap perubahan tatanan normal baru
pencegahan virus corona adalah bekerja produktif dan aman Covid-19. Penyesuaian
dari rumah atau yang dikenal dengan istilah sistem kerja dimaksud dilaksanakan
work from home (WFH). WFH merupakan melalui fleksibilitas dalam pengaturan
salah satu bentuk dari flexible working, lokasi bekerja bagi pegawai ASN yang
yaitu sebuah konsep sistem kerja jarak jauh. meliputi: 1) Pelaksanaan tugas kedinasan
Flexible working sebenarnya bukanlah hal di kantor (work from office/WFO) dan/atau
yang baru dalam dunia kerja di Indonesia. 2) Pelaksanaan tugas kedinasan di rumah/
Sejak merebaknya bisnis startup, sistem tempat tinggal (work from home/WFH).
kerja jarak jauh ini sudah menjadi sebuah Kebijakan yang diberlakukan
budaya baru dalam bekerja (Berliana, 2020). secara mendadak ini tentu saja menjadi
Beberapa perusahaan swasta seperti Bank tantangan bagi ASN dalam pelaksanaannya.
BTPN, HM Sampoerna, dan Surabaya Plaza Dibutuhkan kesiapan sumber daya dan
Hotel juga sudah menerapkan sistem kerja infrastruktur untuk mendukung efektivitas
tersebut dengan tujuan menarik pegawai pelaksanaan kebijakan ini. Bagaimanapun,
dan menekan tingkat turnover pegawai implementasi WFH pada ASN bukanlah
(Irawati, 2019). Berbeda halnya dengan disebabkan karena budaya kerja fleksibel
sektor pemerintahan, aktivitas bekerja bagi yang tertanam sejak awal di instansi
pegawai di instansi pemerintah adalah hadir pemerintah, namun lebih dikarenakan adanya
di kantor dengan memakai seragam, serta tuntutan pencegahan penyebaran Covid-19.
melakukan absensi dengan jam kerja yang Disamping itu, budaya kerja baru bagi ASN
sudah ditentukan. Oleh karena itu, penerapan ini dipastikan memberikan dampak positif
sistem kerja WFH tidak serta merta menjadi dan negatif baik untuk instansi maupun
hal yang mudah dilakukan oleh para aparatur bagi pegawai. Lalu, bagaimana jika pada
sipil negara (ASN). akhirnya pandemi Covid-19 ini berakhir?
Kebijakan WFH bagi ASN dimulai Akankah ASN terus menerapkan fleksibilitas
sejak bulan Maret 2020, setelah adanya kerja dengan sistem WFH-WFO? Ataukah
penetapan darurat kesehatan masyarakat oleh kembali kepada budaya kerja konvensional
Pemerintah yang diakibatkan oleh Covid-19. dimana bekerja berarti pegawai hadir secara
Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh fisik dan melakukan pekerjaan di kantor?
Kementerian PANRB melalui Surat Edaran
(SE) Menteri PANRB No 19 Tahun 2020
tanggal 16 Maret 2020 tentang Penyesuaian TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Kerja ASN dalam Upaya Pencegahan
Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Konsep Work from Home
Pemerintah. Masa pelaksanaan WFH bagi Bentuk yang paling mudah dikenali
ASN sesuai SE Menpan RB No 19 Tahun dari bekerja jarak jauh adalah bekerja
2020 berakhir pada 31 Maret 2020, kemudian dari rumah (home-based telecommuting)
dilakukan perubahan SE beberapa kali hingga dan bekerja dari kantor cabang (center-
pada tanggal 29 Mei 2020, dikeluarkan based telecommuting) (Asgari, 2015 dalam
SE MenpanRB No 58 Tahun 2020 tentang Mungkasa, 2020). Seperti namanya, bekerja
Sistem Kerja Pegawai ASN dalam Tatanan dari rumah menunjukkan lokasi kerja di
Normal Baru. SE tersebut dikeluarkan rumah dengan berkomunikasi ke kantor,
sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden sementara bekerja dari kantor cabang/satelit
Republik Indonesia untuk menyusun tatanan menunjukkan lokasi bekerja bukan di rumah
normal baru yang mendukung produktivitas tapi di kantor yang terdekat dari rumah.
kerja namun tetap memprioritaskan Menggunakan perspektif transportasi,
kesehatan dan keselamatan masyarakat, bekerja dari rumah mengurangi sepenuhnya
sehingga perlu dilakukan perubahan sistem perjalanan penglaju, sementara bekerja
54
Implementasi Work From Home: Kajian Tentang Dampak Positif,
Dampak Negatif dan Produktivitas Pegawai
(Diana Ma’rifah)
dari kantor cabang hanya mengurangi jarak Best of The Best BUMN dalam penghargaan
perjalanan. Revolusi Mental BUMN Award 2018.
Bekerja dari rumah merupakan Masih banyak yang tidak bisa mem-
salah satu konsep bekerja dengan sistem bedakan antara bekerja dari rumah dan
teleworking. Konsep kerja teleworking bekerja di rumah. Bekerja dari rumah
pertama kali diungkapkan pada tahun 1970 merupakan bagian dari pemenuhan
(Eraso & Garcés, 2020;Mungkasa, 2020). kewajiban sebagai seorang pegawai dalam
Mungkasa (2020) menjelaskan bahwa memenuhi target pekerjaan. Jadi rumah
sistem kerja jarak jauh memiliki berbagai hanya sebagai lokasi saja. Berbeda dengan
istilah seperti telecommuting, flexy work, dan bekerja di rumah yang dapat berarti tidak
telework. Namun, dari berbagai pengertian terkait dengan kewajiban melaksanakan
di beragam literatur, Mungkasa (2020) tugas kantor. (Mungkasa, 2020)
menganggap bahwa pengertian yang mudah Dengan demikian, Mungkasa (2020)
dipahami dari istilah bekerja jarak jauh menyatakan bahwa diperlukan sebuah
adalah versi dari Huuhtanen (1997), yaitu penyesuaian yang harus dilakukan oleh
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang pegawai dalam menerapkan WFH. Dalam
(pegawai, pekerja mandiri, pekerja menjalankan bekerja dari rumah, protokol
rumahan) secara khusus, atau hanya waktu dan suasana kantor tetap harus terpelihara.
tertentu, pada lokasi jauh dari kantor, dan Sehingga beberapa hal tetap perlu dijaga
menggunakan media telekomunikasi sebagai seperti (i) jadwal kerja tetap diusahakan
alat kerja. Bekerja dengan sistem telework seperti jadwal kantor seperti biasanya; (ii)
mengijinkan pegawai bekerja dari rumah, lokasi bekerja sebaiknya dibuat terpisah dari
atau dari kantor cabang yang terdekat dari kegiatan domestik lainnya; (iii) pekerjaan
rumah, atau tempat tinggal yang lainnya, dan domestik dan pekerjaan kantor dilaksanakan
menggunakan teknologi (Eraso & Garcés, tidak dalam waktu yang bersamaan, tetapi
2020). Pengertian lain juga diambil dari dapat dibuat jadwal masing-masing; (iv)
Konradt, Schmook, dan Malecke (2000), pakaian yang dikenakan juga sebaiknya
bahwa bekerja jarak jauh dimaksudkan bukan pakaian santai seperti kaos, atau
sebagai cara bekerja dalam sebuah organisasi daster.
yang dilaksanakan sebagian atau seluruhnya
di luar kantor konvensional dengan bantuan Peraturan Work from Home bagi ASN
layanan telekomunikasi dan informasi. Perubahan pada tatanan kehidupan
Di Indonesia, flexible working bukanlah akibat Covid-19 menuntut ASN untuk
sebuah hal baru di dunia kerja. Dengan adanya lebih adaptif sehingga tetap produktif. ASN
kehadiran Gojek, Tokopedia, Traveloka, pada tetap harus dapat berkinerja memberikan
tahun 2010-2011, maka terlihat jelas bahwa pelayanan prima kepada masyarakat di
perkembangan dunia startup menggerakkan masa pandemi, dengan tetap memperhatikan
munculnya coworking space dan virtual protokol kesehatan demi kesehatan dan
office sebagai tempat bekerja (Berliana, keselamatan. Meskipun pada awalnya sistem
2020). Flexible working juga diterapkan oleh kerja WFH dilakukan sebagai respon pen-
salah satu perusahaan BUMN di Indonesia cegahan penyebaran Covid-19, namun pada
yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. akhirnya hal tersebut menjadi sebuah bagian
Dilansir dari telkom.co.id, Telkom telah dari tatanan kehidupan normal yang baru.
mengimplementasikan revolusi mental mulai Dasar awal mula WFH diberlakukan
dari proses rekrutmen hingga retirement, untuk ASN adalah SE Menteri PANRB No
dengan pengelolaan SDM yang efektif 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem
dan menciptakan lingkungan kerja yang Kerja ASN dalam Upaya Pencegahan
menyenangkan, seperti smart office dan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi
flexible work arrangement. Dari penerapan Pemerintah (KemenpanRB, 2020). SE
budaya kerja tersebut, Telkom terpilih sebagai Menteri PANRB tersebut memuat pedoman
55
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
pelaksanaan tugas kedinasan dengan bekerja dalam pengaturan lokasi bekerja bagi
di rumah/tempat tinggal (WFH) bagi ASN, pegawai ASN yang meliputi : 1) Pelaksanaan
diantaranya pengaturan pembagian kehadiran tugas kedinasan di kantor (work from office/
pegawai oleh Pejabat Pembina Kepegawaian WFO) dan/atau 2) Pelaksanaan tugas
(PPK) dengan mempertimbangkan: a. Jenis kedinasan di rumah/tempat tinggal (work
pekerjaan pegawai; b. Peta sebaran Covid from home/WFH).
yang dikeluarkan Pemerintah Pusat maupun Terkait fleksibilitas lokasi bekerja
Pemerintah Daerah; c. Domisili pegawai; tersebut, PPK pada K/L/Daerah yang
d. Kondisi kesehatan pegawai; e. Kondisi berlokasi di wilayah dengan penetapan Pem-
kesehatan keluarga pegawai; f. Riwayat batasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar
perjalanan luar negeri pegawai dalam menugaskan pegawai untuk menjalankan
14 (empat belas) hari kalender terakhir; WFH secara penuh dengan tetap memper-
g. Riwayat interaksi pegawai dengan hatikan sasaran kinerja dan target kerja
penderita terkonfirmasi Covid-19 dalam pegawai yang bersangkutan, kecuali pegawai
14 (empat belas) hari kalender terakhir; yang tugas dan fungsinya bersifat strategis,
dan h. Efektivitas pelaksanaan tugas dan maka perlu melaksanakan WFO (dengan
pelayanan unit organisasi. Namun demikian, jumlah minimum pegawai), dengan tetap
PPK harus memastikan terdapat minimal mengutamakan protokol kesehatan.
2 (dua) level Pejabat Struktural tertinggi Berdasarkan SE MenpanRB No 58
untuk tetap melaksanakan tugasnya di Tahun 2020 tersebut, untuk menjamin
kantor agar penyelenggaraan pemerintahan kelancaran penyelenggaraan pelayanan
dan pelayanan kepada masyarakat tidak publik, K/L/Daerah agar melakukan penye-
terhambat. Berdasarkan SE MenpanRB derhanaan proses bisnis dan SOP pelayanan
No 19 Tahun 2020 ini, pimpinan instansi dengan memanfaatkan teknologi informasi
melakukan evaluasi atas efektifitas pelak- dan komunikasi, menggunakan media
sanaan dan perlu dilaporkan kepada Menteri informasi untuk penyampaian standar
PANRB. pelayanan baru melalui media publikasi,
Masa pelaksanaan WFH bagi ASN membuka media komunikasi online sebagai
sesuai SE Menpan RB No 19 Tahun 2020 wadah konsultasi maupun pengaduan. Selain
berakhir pada 31 Maret 2020, kemudian itu, penyelenggaraan rapat dan/atau kegiatan
dilakukan perubahan beberapa kali, tatap muka agar memanfaatkan teknologi
terakhir dengan SE MenpanRB No 57 informasi dan komunikasi atau melalui
Tahun 2020 tanggal 28 Mei 2020, bahwa media elektronik lainnya yang tersedia.
masa pelaksanaan tugas kedinasan di Dalam hal penilaian kinerja pegawai, PPK
rumah/tempat tinggal (WFH) bagi ASN pada K/L/Daerah memastikan agar unit
diperpanjang sampai dengan tanggal 4 Juni kerja melakukan penyesuaian proses bisnis
2020. Namun kemudian, pada tanggal 29 dan standar operasional prosedur, dan mela-
Mei 2020, dikeluarkan SE MenpanRB No 58 kukan perhitungan kembali Analisis Beban
Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Kerja yang mengadaptasi tatanan normal
ASN dalam Tatanan Normal Baru, sebagai baru produktif dan aman Covid-19 tanpa
tindak lanjut dari arahan Presiden Republik mengurangi sasaran kerja dan target kinerja.
Indonesia untuk menyusun tatanan normal SE tersebut kemudian diubah dengan
baru yang mendukung produktivitas kerja SE No 67 Tahun 2020 tanggal 4 September
namun tetap memprioritaskan kesehatan dan 2020 dengan penambahan substansi dimana
keselamatan masyarakat, perlu dilakukan pembagian pelaksanaan WFH dan WFO
perubahan sistem kerja pegawai ASN agar pegawai didasarkan pada data zonasi
dapat beradaptasi terhadap perubahan risiko yang dikeluarkan oleh Satuan Tugas
tatanan normal baru produktif dan aman Penanganan Covid-19. Pengaturan jumlah
Covid-19. Penyesuaian sistem kerja di- pegawai sebagaimana dimaksud diatur
maksud dilaksanakan melalui fleksibilitas berdasarkan zona kabupaten/kota tempat
56
Implementasi Work From Home: Kajian Tentang Dampak Positif,
Dampak Negatif dan Produktivitas Pegawai
(Diana Ma’rifah)
Waktu Presensi
Hari
Masuk Siang Pulang
Senin s.d Kamis 07.30 s.d. 10.00 11.00 s.d 12.30 13.00 s.d 18.00
Jumat 07.30 s.d. 10.00 11.00 s.d 12.30 13.30 s.d 18.00
57
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
58
Implementasi Work From Home: Kajian Tentang Dampak Positif,
Dampak Negatif dan Produktivitas Pegawai
(Diana Ma’rifah)
59
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
60
Implementasi Work From Home: Kajian Tentang Dampak Positif,
Dampak Negatif dan Produktivitas Pegawai
(Diana Ma’rifah)
pegawai perempuan menjalankan peran dan buat pegawai lalai sehingga mereka menjadi
tugas ganda yang berakibat pada tingginya kurang produktif. Di sisi lain, ada beberapa
workload yang dapat memicu kelelahan dan pegawai yang tidak dapat bekerja tanpa
stress kerja. pengawasan (Mungkasa, 2020).
Namun berbeda dengan Hendytio Selain itu, bagi pekerja yang lokasi
(2020) yang menyatakan bahwa bagi rumahnya jauh dari kantor, pelaksanaan
pekerja perempuan yang mempunyai WFH berarti penghematan waktu perjalanan
anak-anak masih kecil, bekerja dari rumah yang membuat mereka dapat menjadi lebih
menjadi kesempatan ideal. Madsen (2003) produktif. Namun, jika pelaksanaan WFH
dalam Hendytio (2020) menyebutkan tidak didukung oleh adanya dukungan
adanya kebutuhan pekerja perempuan peralatan kerja dan jaringan komunikasi serta
untuk menyeimbangkan antara keluarga internet yang memadai, maka penurunan
dan pekerjaan agar terhindar dari konflik produktivitas pegawai akan terjadi. Hal ini
keluarga atau konflik peran. Dampak sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh
konflik keluarga adalah munculnya Hendytio (2020) bahwa tantangan yang
tekanan psikologis, depresi, komplain serta harus dihadapi ASN dalam pelaksanaan
kelelahan. Gangguan psikologis lain yang WFH adalah:
muncul adalah ketidakpuasan bekerja dalam 1. Bekerja dari rumah memerlukan
kehidupan keluarga, menurunnya komitmen dukungan broadband yang kuat dan
pada organisasi dan akhirnya keluar dari stabil, sehingga komunikasi dan koneksi
pekerjaannya. antara pekerja dan kantor tidak terputus.
Diungkapkan oleh White (2020) Fasilitas ini harus dimiliki tidak hanya
dalam Hendytio (2020), kemanfaatan oleh perusahaan, tetapi juga dimiliki
WFH tergantung pada pilihan individu secara pribadi oleh pekerja di rumah.
itu sendiri sehingga akan menentukan 2. Pekerja perlu memahami kebijakan
apakah pegawai dapat produktif selama perusahaan terkait keamanan data
bekerja di rumah ataukah tidak. Pilihan dan informasi, seperti dalam hal
individu ditentukan oleh pola dan gaya pengiriman dokumen dan media yang
bekerja. Keharusan bekerja dari rumah yang digunakan. Ketika komunikasi dan
ditetapkan oleh pemerintah terkait Covid-19 interaksi dilakukan secara virtual,
bagi banyak orang menjadi hal yang tidak gangguan terhadap keamanan data,
menyenangkan, karena mereka tidak bisa dokumen maupun file-file penting
bekerja ketika TV di rumah menyala, atau yang dipertukarkan secara online dapat
mendengar anak menangis, sehingga pada terjadi, termasuk menghadapi virus atau
akhirnya tidak menghasilkan apa-apa. gangguan keamanan siber.
Bagi yang lain, bekerja dari rumah di rasa 3. Transformasi budaya bekerja di rumah
lebih menyenangkan karena terbebas dari memerlukan perubahan dalam instansi
gangguan-gangguan yang biasa muncul di terkait struktur pekerjaan, mekanisme
kantor. pengawasan dan pendampingan,
Dalam aspek pengawasan/kontrol serta kebijakan-kebijakan lain untuk
pekerjaan, Mustajab et al. (2020) menye- menjamin produktivitas. Dalam hal
butkan bahwa bekerja dari rumah dan tidak ini penentuan KPI (Key Performance
berhadapan langsung dengan pengawasan Index) atau indeks penilaian kunci perlu
dari atasan membuat pegawai menjadi lebih dilakukan dengan rigid, terukur disertai
nyaman dalam bekerja, sehingga timbul dengan monitoring dan evaluasi kinerja
kepuasan kerja pada mereka dan membuat secara efektif.
mereka menjadi lebih produktif. Namun hal 4. Dalam melaksanakan pekerjaan terutama
yang berbeda diungkapkan oleh Hendytio jika diperlukan kerja tim, semangat
(2020) bahwa minimnya pengawasan akibat kerja bersama, solidaritas dan empati
penyelesaian pekerjaan dari rumah mem- diperlukan untuk membangun tim yang
61
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
62
Implementasi Work From Home: Kajian Tentang Dampak Positif,
Dampak Negatif dan Produktivitas Pegawai
(Diana Ma’rifah)
64