LATAR BELAKANG
1.1. CHRYSLER CORPORATION
Pada tahun 1992, Walter P. Chrysler seorang miliuner dan pada saat itu menjabat
sebagai President Buick memutuskan untuk keluar dari General Motor dan memulai usahanya
sendiri di bidang otomotif. Chrysler Corporation diluncurkan pada tahun 1942 dengan
mengenalkan Chrysler Six dan secara cepat tumbuh menjadi perusahaan terbesar ketiga
pembuat mobil di Amerika Serikat.
Chrysler dikenal sebagai produsen mobil yang mempunyai konsep-konsep produk
baru dengan siklus yang pendek, biaya pengembangan yang rendah, efisien, jalinan dengan
suplier yang baik, dan kreatif dalam menciptakan desain mobil. Efisiensi Chrysler dalam
proses pengembangan produk terutama dapat dikaitkan dengan tim Platform. Inovasi chrysler
adalah dengan menempatkan semua insinyur dan desainer dan ditugaskan untuk suatu proyek
tertentu bersama-sama di satu lantai, bersama dengan perwakilan pemasaran, keuangan,
pembelian dan pemasok bahkan di luar, dan memberi mereka otonomi yang cukup. Hubungan
yang dekat menjaga tim untuk bekerja cepat dan efisien. Tim Chrysler menggunakan target
harga, di mana biaya mobil ditentukan pada awal proses bukan akhir.
Chrysler memfokuskan penawaran produknya pada produk truk. Di tahun 1997, truk
(termasuk minivan) mengalami penjualan sebesar 2 /3 dari seluruh penjualan Chrysler di
Amerika Serikat dan keseluruhan tipe kendaraan sekitar 1/3. Produk-produk Chrysler
merupakan jenis kendaraan sport utility dengan merek-merek seperti Jeep Wrangler, Jeep
Cherokee, Dogde Durango, Dogde Ram, dan Plymouth Voyage. Penjualan mobil-mobil
Chrysler berada di bawah merek Chrysler, Dogde, dan Plymouth. Untuk jenis mobil yang
ukurannya lebih besar seperti Stratus mempunyai harga yang sama dengan merek C-Class
milik Mercedes Benz. Walaupun Chrysler mempunyai ukuran dan kapasitas mesin yang lebih
besar namun mereka kalah dengan Mercedes di detail manufacturing dan brand image.
Sejak 1989 Chrysler mengecilkan jumlah suplier mereka dari 2.500 perusahaan
menjadi 1.140 dan secara fundamental merubah pola kerja mereka. Suplier diberi penawaran
kontrak jangka panjang, dimana mereka dilibatkan dalam proses desain mobil baru dan
didorong untuk membuat saran menghemat biaya melalui inisiatif yang disebut SCORE
(Supplier Cost Reduction Effort). Inisiatif ini menghasilkan penghematan sebesar 2.5 juta
USD sejak pengenalannya. Efeknya, Chrysler menjadi perusahaan yang paling terintegrasi
dari 3 perusahaan besar produsen otomotif di Amerika Serikat.
setiap bagiannya. Ceruk untuk orang yang akan membayar kelas premium, prestis, dan
kualitas yang dipersepsikan. Smart car yang sedang dibangun oleh Daimler tapi bukan sebuah
Mercedes adalah produk dari 81/19% dari joint ventures dari Daimler Benz dan SMH AG
(produsen jam tangan dari Swiss).
Pada tahun 1997, penjualan otomotif global meningkat hanya 3%, akan tetapi
penjualan Daimler meningkat 11%. Kesuksesan ini utamanya karena keberhasilan
memasarkan kendaraan baru dan nilai tukar yang menguntungkan.
Pada awal tahun 1998, peristiwa terkini menyarankan bahwa gambaran kompetisi dari
industri otomotif telah berubah secara permanen. Produsen mobil telah beroperasi secara
internasional untuk waktu yang cukup lama. Mereka telah mengekspor model ke negara lain,
merakit, dan membuat mobil dan truk untuk pasar luar negeri yang didapatkan dari suplier
non Amerika. Beberapa perusahaan telah melakukan penggabungan modal pada banyak mitra
asing. Motivasi ini mengarahkan Chrysler dan Daimler-Benz memperpanjang dibalik
pengembangan mobil global.
Faktor ini merupakan respon pada tekanan dari dinamika dan perubahan industri. Hal
ini terlalu sederhana untuk mengatakan bahwa dunia sudah berubah. Saat itu industri sedang
tertimpa oleh kelebihan kapasitas. Melalui konsolidasi, pabrik perakitan akan dirasionalisasi.
Produsen mobil di Eropa Barat telah mempunyai kapasitas untuk memproduksi 30% jumlah
mobil melebihi dari yang dapat mereka jual. Hasilnya adalah peralatan yang tidak digunakan,
pembuangan investasi, pekerja-pekerja yang tidak digunakan, dan tingkat pengembalian yang
tidak normal. Banyak yang percaya bahwa konsolidasi akan mengurangi kapasitas dimana
akan mengurangi tekanan penetapan harga yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi
di seluruh penjuru dunia.
Biaya diasosiasikan dengan semua aspek dari pengembangan mobil baru yang
membuat sangat sulit bagi produsen kecil untuk bertahan karena biaya ini dialokasikan atas
sebuah mobil dengan volume yang lebih kecil. Biaya pengembangan termasuk desain,
pembuatan emisi, elektronik, dan desain proses produksi. Biaya non produksi lainnya
diasosiasikan dengan produksi termasuk biaya membina atau menghubungkan suplier dan
dealer secara elektronik pada basis global.
1.3. Merger Antara Chrysler dan Daimler-Benz
Di pertengahan Januari 1998 Jurgen Schrempp CEO dari Daimler-Benz menemui
Robert Eaton (Chairman dan CEO Chrysler). Schrempp berdiskusi dengan Eaton mengenai
beberapa pemikirannya tentang kemungkinan adanya konsolidasi di industri otomotif dan hal
ini tampaknya akan menguntungkan kedua belah pihak jika mereka mempertimbangkan
3
sebuah opsi merger. Eaton mengindikasikan bahwa Chrysler telah melakukan penelitian
sendiri terhadap industri dan mempunyai pandangan yang sama.
Pada 5 Februari 1958 jajaran direksi Chrysler diberi penjelasan singkat pada diskusi
antara Schrempp dan Eaton tentang kemungkinan adanya merger dari Chrysler dengan
Daimler-Benz. Cordes dan perwakilan dari Goldman Sach (Adviser merger bagi Daimler)
bertemu dengan Valade dan perwakilan dari Credit Suisse First Boston (Adviser merger bagi
Chrysler) untuk mendiskusikan beberapa variasi struktur transaksi. Valade menyatakan bahwa
sangat penting bagi Chrysler untuk memaksimalkan nilai bagi pemegang saham, yang akan
menjadi pembebasan pajak bagi Chrysler dan efisiensi pajak bagi DaimlerChrysler AG setelah
proses merger. Selama pertemuan tersebut, variasi pajak, isu corporate dan manajemen telah
di diskusikan dengan melihat pertumbuhan struktur transaksi yang akan mengakomodasi
bagian-bagian dari tujuan.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi rumusan masalah dalam kasus Chrysler dan Daimler-Benz ini antara lain :
1. Strategi apa yang tepat untuk menggabungkan antara Daimler-Benz dengan
Chrysler?
2. Bagaimana penilaian kelayakan merger yang akan diambil oleh Daimler-Benz dan
Chrysler?
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Ekspansi
Ekspansi bisnis perlu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi,
menjadi lebih kompetitif, dan serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.
Ekspansi perusahaan adalah perluasan perusahaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dibidang tertentu untuk mencapai efisiensi, lebih kompetitif, dan untuk meningkatkan profit
atau keuntungan.
Penyebab perusahaan untuk melakukan ekspansi ini berbeda-beda karena setiap
perusahaan memiliki keadaan yang berbeda-beda pula. Namun, pada intinya sebuah
perusahaan melakukan ekspansi adalah dikarenakan faktor internal dan faktor eksternal,
antara lain:
a. Faktor internal
Kemampuan dan kemandirian perusahaan
Kestabilan keuangan dalam perusahaan
Manajemen yang baik dalam perusahaan
Visi dan misi yang dimiliki perusahaan
Kemajuan teknologi dan informasi perusahaan
b. Faktor eksternal
Perkembangan pasar yang semakin global
Perkembangan teknologi informasi dan alat-alat industri
Krisis dan pergeseran perekonomian dunia
Kemajuan perusahaan kompetitor
Permintaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan
investasi mulai dari awal. Sementara itu, perusahaan dikatakan melakukan ekspansi eksternal
jika perusahaan menggabungkan kegiatan operasionalnya dengan perusahaan lain yang sudah
ada. Tujuan ekpansi perusahaan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ekspansi yang dilakukan
didalam negeri dan diluar negeri. Tujuan-tujuan ekspansi dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Ekspansi dalam negeri
Untuk mencapai efisiensi perusahaan
Agar perusahaan menjadi lebih kompetitif
Meningkatkan profit atau keuntungan perusahaan
Menambah link atau kerjasama antar perusahaan
Mempertahankan kelangsungan perusahaan
Merambah pasar baru didunia bisnis
Meningkatkan nilai guna perusahaan jangka panjang
b. Ekspansi luar negeri
Meningkatkan pangsa pasar
Hal ini dilakukan karena pasar domestik dirasa terlalu kecil untuk mendukung penggunaan
fasilitas infrastruktur perusahaan
Pengembalian investasi
Proyek investasi yang besar membutuhkan pasar global agar sesuai dengan pasar modal.
Mencapai skala ekonomis
Memperluas ukuran atau cakupan pasar membantu mencapai skala ekonomis dalam
manufaktur, pemasaran, R&D, atau distribusi. Serta dapat menyebarkan biaya ke basis
penjualan yang lebih besar dan meningkatkan laba per unit.
Pengembangan keunggulan kompetitif dengan mendapat lokasi yang menguntungkan
Dengan lokasi yang menguntungkan dapat memungkinkan akses yang lebih baik ke bahan
baku mentah, biaya pekerja yang lebih mudah, dan lain-lain.
3.3. Hambatan Ekspansi
Perusahaan dalam melakukan ekspansi perusahaan tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Karena dalam melakukan ekspansi perusahaan perusahaan akan menghadapi
suatu kendala yang tidak bisa dihindari, kendala-kendala yang timbul ini berbeda-beda antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, tetapi secara umum kendala-kendala
perusahaan yang melakukan ekspansi adalah sebagai berikut:
a. Hambatan ekspansi dalam negeri:
Perbedaan budaya
Perbedaan budaya, budaya antar negara tentu berbeda-beda. Baik itu dari segi bahasa,
adat-istiadat, pakaian, dan lain-lain. Hal itu harus diperhatikan oleh perusahaan yang
melakukan ekspansi ke luar negeri. Riset pasar harus dilakukan sebelum perusahaan
benar- benar yakin produknya dapat di terima oleh konsumen. Perubahan kemasan,
tata bahasa, dan hal-hal lain perlu dilakukan agar produk tersebut benar-benar dapat
masuk ke pasar yang dibidik. Hambatan tersebut dapat diminimalisir dengan membuat
inovasi baru produk agar sesuai dengan budaya suatu negara
Resiko kredit
Resiko kredit juga merupakan suatu resiko yag harus dihadapi perusahaan yang
melakukan ekspansi. Kredit di luar negeri tentu akan lebih menyulitkan perusahaan.
Selain itu juga peraturan pemerintah luar negeri. Perusahaan harus kembali
mempelajari peraturan negara tersebut agar dapat menjalankan usahanya dengan baik
dan aman. Peraturan pemerintah luar negeri kadang ketat terhadap perusahaan asing
dibanding dengan perusahaan dalam negeri mereka
Hedging adalah salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk menghindari
masalah fluktuasi mata uang, namun hal tersebut juga harus dipikirkan secara matang
Biaya tinggi
Biaya tinggi, dalam melakukan ekspansi ke luar negeri setiap perusahaan akan
menyiapkan sejumlah dana yang besar untuk hal tersebut. Biaya yang tinggi tersebut
diharapkan untuk memberi pendapatan yang tinggi pula. Namun setiap harapan sebuah
pendapatan yang tinggi juga akan menimbulkan resiko yang tinggi pula. Perusahaan
akan benar-benar rugi jika biaya yang tinggi tersebut tidak dapat secara optimal
meningkatkan pendapatan perusahaan melalui penjualan produk dan jasa.
Resiko politik
Merupakan gabungan beberapa negara yang melakukan kerja sama dan membuat satu
perusahaan untuk mencapai kekuatan ekonomi yang lebih padat tanpa memandang besar
kecilnya modal, kekuasaan ekonomi dan lokasi masing-masing partner yang melakukan.
Pengertian lain dari joint ventures adalah bentuk kerjasama antar beberapa perusahaan
yang berasal dari beberapa negara menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi
kekuatan-kekuatan ekonomi yang lebih padat. Joint ventures dapat menimbulkan masalah
karena adanya perbedaan kebiasaan dan undang-undang yang berlaku di negara masingmasing yang melakukan joint ventures. Joint ventures dipimpin oleh dewan direktur yang
di pilih oleh para pemegang saham.
Ciri-ciri joint ventures yaitu:
1. Resiko di tanggung secara bersama-sama.
2. Hak suara dan kekuasaan berdasarkan pada banyaknya saham yang di tanam oleh
perusahaan pendiri.
3. Perusahaan pendiri memiliki eksistensi dan kebebasan masing-masing.
4. Di Indonesia joint venture merupakan kerja sama antar perusahaan domestic dan
perusahaan asing.
5. Modalnya berups saham yang di sediakan oleh pendiri dengan perbandingan tartentu.
Aliansi strategis
Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai
satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang
dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen. Aliansi strategis pada umumnya
terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah
pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk
target yang sama. Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah
menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi
dapat memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk,
saluran distribusi, kapabilitas manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian
ataupun kekayaan intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi
dengan tujuan muncul sinergi.
Preferred relationship
Preferred relationship menyarankan bahwa segala sesuatunya sama, mitra akan terus
berinteraksi tapi ada sifat kurang episodik dalam hubungan kerjasama. Komitmen dalam
hubungan kerjasama akan lebih rendah dibandingkan yang lainnya. .Hubungan semacam
10
ini sering ditemukan antara pembeli dan pemasok di mana salah satunya diberikan status
pemasok pilihan berdasarkan standar tertentu yang dapat terpenuhi. Dalam preferred
relationship dimungkinkan ada hubungan jangka panjang di mana kedua belah pihak
berbagi tingkat kenyamanan dan kepercayaan. Pada saat yang sama kemampuan untuk
melepaskan diri relatif mudah dilakukan baik karena sifat hubungan dan fakta bahwa
keterikatan secara psikologi antara mitra relatif rendah.
3.5. Merger
Menurut Sudana (2011: 238) suatu perusahaan dapat melakukan penggabungan
(merger) dengan membeli aset atau saham dari perusahaan lain dan pembayarannya dapt
dilakukan dengan tunai atau dengan saham. Apabila pembayarannya dengan tunai, transaksi
tersebut dikenakan pajak kepada perusahaan yang menjual atau kepada pemegang sahamnya.
Hal ini berarti bahwa harus ada pengakuan laba atau rugi pada saat transaksi dilakukan.
Apabila pembayaran dengan menggunakan saham, maka tidak dikenakan pajak pada
saat transaksi merger dilakukan. Laba atau rugi baru diakui apabila saham tersebut
dikemudian hari dijual oleh pemiliknya. Dengan demikian apabila pembayaran dilakukan
dengan saham, pengenaan pajaknya ditunda sampai dengan saham tersebut dijual oleh
pemiliknya.
Perusahaan melakukan penggabungan dengan tujuan menciptakan suatu sinergi,
artinya hasil yang diperoleh dari penggabungan harus lebih besar dari dibandingkan jika
masing-masing perusahaan beroperasi sendiri-sendiri. Namun, demikian secara spesifik ada
beberapa alasan lain perusahaan melakukan penggabungan, diantaranya sebagai berikut:
1. Mencapai operasi yang ekonomis
Dua atau lebih perusahaan yang sejenis jika beroperasi sebagai entitas yang terpisah, dalam
memanfaatkan aset yang dimiliki masing-masing perusahaan seringkali akan kurang
optimal, karena kapasitas aset yang lebih besar dari kebutuhan masing-masing perusahaan.
Di samping itu banyak aset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan bersifat
duplikasi, dan jika perusahaan bergabung, aset yang duplikasi tersebut dapat dikurangi.
2. Pertumbuhan
11
Penggabungan dua perusahaan atau lebih akan mempercepat pertumbuhan perusahaan. hal
ini dimungkinkan karena intensitas persaingan akan berkurang dan kemampuan
perusahaan untuk bersaing juga meningkat. Perusahaan dapat beroperasi secara lebih
efisien, sehingga harga produk yang dihasilkan bisa lebih murah.
3. Diversifikasi
Diversifikasi dapat dicapai melalui penggabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak
dalam industri yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko. Hal ini bisa
dicapai, karena perusahaan yang berada pada kelompok industri yang berbeda memiliki
karakteristik yang berbeda pula. Dengan penggabungan, ketika satu perusahaan mengalami
kerugian, perusahaan lain masih memperoleh laba, sehingga secara keseluruhan
variabilitas laba yang diperoleh setelah penggabungan menjadi lebih stabil, atau resikonya
menjadi lebih kecil.
12
13
Beban operasional, terutama dalam jangka pendek akan semakin meningkat sebagai
14
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Sebelum upaya penggabungan dengan perusahaan Jerman, Chrysler dikenal sebagai
perusahaan yang inovatif dan pengambil resiko di pasar. Ada beberapa alasan yang mungkin
bagi Chrysler memilih untuk bergabung dengan Daimler Benz. Sebuah studi menunjukkan
bahwa merger akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat posisi
perusahaan di negara-negara Eropa. Seiring dengan hal ini adalah potensi untuk perbaikan
engineering yang ditawarkan oleh tingkat kualitas dalam perusahaan Daimler Benz. Seiring
dengan pasar di Eropa, merger juga menawarkan pada Chrysler terbebas membangun
manufaktur di benua itu. Selain itu, merek Mercedes juga dapat membantu perusahaan untuk
meningkatkan citra dari kendaraan biasa ke kendaraan yang mewah. Melihat kemungkinan
ini, tidaklah mengherankan bahwa Chrysler telah mengambil risiko yang ditimbulkan oleh
merger.
15
menengah
sangat
tahun
pada 1993.
kendaraan),
1997,
Chrysler
truk,
termasuk
di Amerika Serikat.
Strategi Internasional
berfokus
dari
sekitar
Kelemahan
bertahun-tahun.
Eropa
hanya
60-80
dibutuhkan
jam
untuk
0,7
dan
Chrysler
Jepang.
dunia)
dan
buruh.
citra merek.
mewah,
serangkaian
seperti
Lexus,
16
Mercedes
tetapi
lebih
Kekuatan
biaya
produsen
rendah
mobil
simbol
tinggi
kemewahan.
Sebuah
(Doge
Caravan
Plymouth
atas
kualitas
distribusi
dan
global
dan
sukses di dunia)
Efisien
dalam
pengembangan
produk
(siklus
pendek
konsep-to-market)
dan
dari
biaya
teknologi
dan
kontrol
kualitas
ditawarkan
kontrak
Dari tabel di atas, kita melihat bahwa, secara regional, Chrysler kuat di AS
dengan
kuat
Eropa-pemikiran
dan
Daimler
kuat
di
Eropa
dengan
kuat
Amerika berpikir, dan kita melihat bahwa, atas dasar produk, Chrysler fokus pada sport
utility vehicle, truk pickup, dan mobil dengan harga rendah, sementara Daimler memproduksi
mobil mewah dengan biaya yang besar. Sebenarnya, pada banyak aspek, mereka juga saling
melengkapi.
Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa karena ada sedikit tumpang tindih antara
kedua perusahaan, kesepakatan ini tampaknya cocok.
17
Terbentuknya Merger
Daimler berasal dari 63% penjualan dari Eropa, sementara Chrysler tergantung hampir
secara eksklusif pada Amerika Utara, dengan 93% pangsa pasar dari seluruh penjualan.
Seperti yang Robert Eaton kemukakan bahwa kedua perusahaan memiliki rentang produk
dengan merek-merek kelas dunia yang saling melengkapi dengan sempurna. Kami akan terus
mempertahankan merek saat ini dengan identitas yang berbeda. Selain itu, kedua perusahaan
sedang
mencoba
untuk
memperluas
geografis
di
pasar
masing-masing,
dan
diperkuat
dalam
posisi
kompetitif
melalui
perluasan
langsung
dari
berbagai produk otomotif dan melalui ekspansi geografis di AS, dan dengan demikian
mengurangi risiko terkait dengan ketergantungan pada segmen premium dari pasar mobil.
b. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham Daimler dengan menciptakan perusahaan
otomotif terbesar ketiga dalam hal pendapatan, kapitalisasi pasar, dan pendapatan.
c. Potensi jangka pendek sinergi dalam pembelian, distribusi, dan penelitian
dan pengembangan, dan jangka panjang potensi sinergi dalam pengembangan
dan pertumbuhan pasar.
Motivasi Melakukan Merger
Hal- hal yang memotivasi Daimler Chrysler dalam melakukan merger:
a. Kelebihan kapasitas: "Daimler-Chrysler dimulai sebagai sebuah penggabungan yang
sama dalam suatu industri. Pasar Daimler-Benz AG telah matang dan melakukan
merger dengan Chrysler adalah solusi untuk ekspansi yang terbatas. Kedua perusahaan
tersebut dianggap sangat cocok secara bersama-sama dan merger memberikan
kesempatan untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing perusahaan dalam produksi,
dan pasar, dan karena itu mengeksploitasi pasar baru sekaligus mengoptimalkan
produksi.
b. Peningkatan kekuatan pasar: "Chrysler membuat mobil dengan harga moderat dan
truk ringan. Daimler membuat mobil mewah Mercedes dan truk berat. Chrysler yang kuat
di Amerika Utara dan lemah di Eropa Barat; Daimler sebaliknya. Chrysler sangat mampu
dalam hal desain dan pengembangan produk; Daimler unggul di bidang teknik dan
19
sinergi
dalam
merger
(dalam
pembelian,
riset
dan
teknologi,
infrastruktur distribusi dan jasa keuangan). Berkat kekuatan dari tiap perusahaan di divisi
yang berbeda (desain dan pengembangan produk vs teknik dan teknologi), mereka dapat
saling melengkapi dan menghemat biaya.
d. Penyusunan Kembali lingkup kompetitif perusahaan: Integrasi antara keduanya
membantu Daimler-Benz mengurangi ketergantungannya pada pasar Amerika Utara dan
dapat memperluas ke Eropa Barat dan juga membantu pendekatan Chrysler untuk
pasar luar negeri.
e. Pembelajaran dan pengembangan kemampuan baru: kedua perusahaan bisa belajar dari
operasi manufaktur satu sama lain (desain produk dan pengembangan, rekayasa dan
teknologi)
Tujuan Merger
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh kedua perusahaan otomotif raksasa tersebut melalui
merger adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan keuntungan yaitu dari sektor potensi sinergi dalam hal penghematan biaya
operasi. Daimler Chrysler berharap dengan dilakukannya merger, perusahaan mampu
menghemat biaya operasional hingga 1,4 milyar US dollar pada tahun pertama
operasinya.
b. Dengan melakukan merger bisa menciptakan pertumbuhan dalam industri otomotif yaitu
meraih pangsa pasar yang lebih luas.
c. Mengurangi ancaman kompetitor. Dengan bergabungnya Daimler dan Chrysler maka
diprediksikan kekuatan kedua perusahaan tersebut akan semakin tak tergoyahkan dan
ancaman dari kompetitor lebih bisa diatasi.
4 Tahap Tahap Dalam Proses Merger
Tahapan-tahapan yang seharusnya dilalui oleh perusahaan dalam proses mergernya yaitu:
a. Idea
IIde tentang merger sesungguhnya telah ditentukan pada saat penentuan strategi
perusahaan.Dimana dalam strategi tersebut, telah dinyatakan bahwa merger-akuisisi
merupakan vehicleuntuk mencapai kesuksesan bagi perusahaan. Merger-akuisisi
20
merupakan bagian dari strategi perusahaan, sedangkan idea adalah pendorong untuk
dilakukannya akuisisi-merger tersebut.Perusahaan yang telah menentukan starateginya
dengan baik, akan menyatakan bahwa akuisisi-merger merupakan suatu cara yang bisa
diambil untuk menjalankan strategi yang telah direncanakan.
Daimler chrysler: CEO Daimler (Jurgen Schrempp) berinisiatif melakukan pendekatan
dengan CEO Chrysler (Bob Eaton) untuk membahas masalah merger. Tindakan ini
dilakukan untuk mengantisipasi kondisi industry otomotif yang semakin jenuh.
b. Justification, Due Diligence, Negotiation
Tahapan penting yang perlu dilakukan dalam proses akuisisi-merger adalah proses
dimana perusahaan harus mempertimbangkan tentang keadaan internal dan external
perusahaan dalam melakukan akuisisi-merger.
Hal-hal penting yang harus dilakukan dalam tahapan ini adalah:
1) Strategic assesment
Proses penentuan apakah keputusan untuk melakukan akuisisi-merger dapat
memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan strategi perusahaan sehingga mampu
menciptakan posisi yang lebih kompetitif dan harus menggambarkan sejauh mana
akuisisi-merger berpengaruh terhadap pencapaian tujuan utama perusahaan.
2) Proses akuisisi-merger melibatkan berbagai pihak di dalam perusahaan. Karenanya,
tujuan dan strategic logic dari akuisisi-merger harus dipahami oleh seluruh bagian
dari perusahaan.
3) Manager perusahaan harus bisa mengidentifikasikan segala bentuk kemungkinan
positif maupun permasalahan yang dapat timbul dari akuisisi-merger ini bagi
perusahaan.
4) Manager perusahaan
harus
mengetahui
bentuk
sinergi
apa
yang
dapat
21
DaimlerChrysler:
DaimlerChrysler
dalam
proses
merger
sesungguhnya
telah
mempertimbangkan hal-hal penting di atas. Namun ada beberapa hal yang mereka
abaikan misalnya, DaimlerChrysler tidak mempertimbangkan perbedaan culture yang
sesungguhnya mempengaruhi operasional perusahaan ke depannya. Selain itu target cost
saving yang awalnya ditargetkan oleh kedua pihak akan dapat terealisasi dalam setahun
sulit untuk tercapai.
c. Merger Integration
Supaya proses integrasi perusahaan berjalan lancar dan efektif maka :
1) Perusahaan harus melihat integrasi sebagai sebuah proses yang berkesinambungan
dan bukan sebuah kejadian sesaat(one event ). Proses integrasi sebaiknya dimulai
sejak awal negosiasi dan uji tuntas, dan berlanjut lagi setelah kedua perusahaan
sepakat dengankeputusan merger.
DaimlerChrysler: DaimlerChrysler lebih melihat proses integrasi sebagai one
event .Hal ini terlihat dari manajemen yang kurang mempedulikan bagaimana
penggabungan yang akan terjadi nantinya, apakah lebih ke gaya perusahaan
American, German, ataukah yang lainnya. Manajemen mengambil sikap let the facts
speak for the decision. Akibatnya perusahaan DaimlerChysler memakan waktu 5
tahun dari target 3 tahun dalam proses integrasinya.
2) Perusahaan harus melihat integrasi manajemennya sebagai pekerjaan full-time.
Banyak perusahaan melakukan kesalahan dengan beranggapan bahwa individu di
setiap level didalam perusahaannya bisa dengan sendirinya bekerja dengan baik.
Kenyataannya para manajer lini sering tidak bisa mengatasi banyak isu yang dihadapi
oleh perusahaan merger.
DaimlerChrysler: Manajemen dari kedua perusahaan sebenarnya telah dipertemukan
sebelum pengumuman merger, namun kenyataannya proses integrasi memakan waktu
yang lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan yang terjadi adalah
komitmen yang kurang dari para manajer dalam menjalankan kesepakatan
sebelumnya, perusahaan sendiri masih belum jelas dalam menentukan arah
kepemimpinan perusahaan dan budaya yang berbeda.
3) Isu teknis dan budaya perlu dibahas.
DaimlerChrysler: Sebelum merger, kedua perusahaan tidak membahas bagaimana
menghadapi benturan budaya di dalam organisasinya. Pegawai dalam perusahaan
22
membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan budaya yang berbeda. Hal
ini tentunya menghambat proses integrasi
5 Kendala Atas Terbentuknya Merger
Dalam tahapan proses integrasi ini DaimlerChrysler menghadapi kendala-kendala
sebagai berikut :
a. Budaya yang berbeda
Budaya Eropa dikenal lebih konservatif. Perusahaan Eropa lebih risk averse,
struktur organisasinya hirarki dan lebih enggan menerima perubahan. Berbeda dengan
gayaAmerika yang lebih liberal,risk taker, suka menerima perubahan serta agresif.
Latar belakang budaya yang berbeda membuat proses integrasi merger lebih sukar
danDaimlerChrysler membutuhkan waktu yang lama hingga proses integrasinya tercapai.
Mereka telah beradaptasi dengan budaya baru hasil dari culture blending yang kelihatan
lebih American
dari
luar,
namun
pegawai
di
dalam
perusahaan
meyakini
bahwa perusahaan Daimler Chrysler sebenarnya lebih seperti sebuah perusahaan Jeman.
b. Komitmen yang kurang
Hal ini terlihat dari keputusan yang belum diambil saat pengumuman merger
kedua perusahaan, apakah perusahaan hasil merger (DaimlerChrysler) nantinya akan
lebih mengarah ke perusahaan Eropa ataukah Amerika ataukah bersifat netral (misalnya
mengambil bentuk perusahaan Belanda). Kedua perusahaan menyatakan ke publik Let
the facts speak for the decision, yang artinya kira-kira Biarkan nanti kenyataan yang
menentukan.
c. Segmentasi pasar berbeda
Tujuan perusahaan untuk melakukan cost savings misalnya dalam hal pembelian tentunya
sulit tercapai karena tidak ada produk mereka yang saling melengkapi. Daimler sangat
dominan pada segmen kelas atas sedangkan Chrysler lebih menguasai middle level.
6 Analisia Kelayakan Merger
Ada beberapa pendekatan yang kami gunakan dalam menilai kelayakan merger yang dilakukan antara
Daimler-Benz AG dengan Chrysler, yakni :
1. Pendekatan Pendapatan. Pendekatan ini melihat efek yang ditumbulkan oleh merger
dengan komponen EPS yang menjadi penentu. Adapun perhitungan dari analisa merger
dari pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut :
23
Net Income
Jumlah Lembar Saham yg beredar
EPS
Harga Saham
P/E Ratio
Daimler Benz
2.030.000.000
516.700.000
3,93
99,63
25,36
Chrysler
3.037.000.000
648.400.000
4,68
40,75
8,70
Rasio Pertukaran
Total
5.067.000.000
781.904.256
6,48
99,63
15,37
0,41
Dari tabel perhitungan di atas dapat diketahui bahwa EPS setelah merger mengalami
kenaikan dibandingkan belum terjadi merger. Maka, berdasarkan pendekatan pendapatan
ini merger antara Daimler-Benz AG dengan Chrysler layak dilaksanakan.
2. Pendekatan Nilai Pasar Saham. Pendekatan ini menggunakan rasio pertukaran sebagai
perhitungan dalam menentukan EPS setelah merger. Adapun perhitungan dari analisa
merger dari pendekatan nilai pasar saham adalah sebagai berikut :
Net Income
Jumlah Lembar Saham yg beredar
EPS
Harga Saham
P/E Ratio
Daimler Benz
Chrysler
Total
2.030.000.000
3.037.000.000
5.067.000.000
516.700.000
648.400.000
1.071.547.416
3,928778788
4,683837138
4,728675488
99,63
40,75
99,63
25,35902512
8,700131709
21,06932486
Rasio Pertukaran
0,855717791
Dengan asumsi 0,35 lembar saham Daimler-Benz AG untuk satu lembar saham Chrysler
maka di dapat EPS yang lebih besar dibandingkan dengan EPS sebelum merger. Maka,
dengan pendekatan nilai pasar saham ini, merger antara Daimler-Benz AG dengan
Chrysler layak dilaksanakan.
Analisa terhadap Resiko Chrsyler dan Daimler dengan transaksi ini
A. Sinergi Tidak signifikan
Ada klaim bahwa merger akan menghasilkan sinergi tahunan sekitar $ 1,4 miliar pada
1998 dan $ 3,0 miliar mulai tahun 1999, dan bahwa merger tidak akan menimbulkan
PHK atau penutupan pabrik. Itu terlalu optimis. Mungkin ini tidak terjadi, sinergi
hanya dapat dicapai jika kedua perusahaan dapat memproduksi dan mendistribusikan
barang mereka lebih efisien daripada ketika mereka terpisah, tapi kami tidak berpikir
dua perusahaan dengan budaya yang sama sekali berbeda dan metode manajemen
yang berbeda dapat mencapai itu dengan mudah .
B. Merger TIDAK SAMA
24
25
D. Benturan Budaya
Benturan budaya tidak dapat dihindari dalam merger, bahkan dalam merger
perusahaan di negara yang sama. Dalam hal ini, antara Chrysler dan Daimler,
eksekutif dan karyawan masing-masing perusahaan harus menghadapi counterworks
banyak. Misalnya, pekerja Amerika yang diperoleh lumayan lebih dari rekan-rekan
Jerman mereka. (Total kompensasi Schrempp pada 1997 adalah $ 2 juta, sedangkan
total kompensasi Eaton adalah $ 11 juta.) Perbedaan antara upah struktur dibuat tidak
suka dan ketidakpuasan menjalankan mendalam antara karyawan dan eksekutif, yang
sangat mengikis sinergi diantisipasi.
Analisa SWOT
1) Strengths (Kekuatan)
- Merger menggabungkan dua perusahaan sehingga menjadi lebih kuat.
- Penghematan yang dihasilkan dari skala ekonomi.
- Perusahaan lebih dari sekedar mobil.
- Daimler memiliki reputasi yang luar biasa.
- Chrysler adalah perusahaan yang sangat hemat biaya.
- Pemimpin dalam inovasi.
- Pendapatan dan pangsa pasar meningkat.
- Kendala modal berkurang.
- Merek produk yang ada semakin kuat.
- Kepemilikan perusahaan yang beragam.
26
27
BAB V
KESIMPULAN
1. Dari pembahasan tersebut, studi kasus merger DaimlerChrysler ini difokuskan
pada penciptaan nilai dan merupakan tantangan berbagai transaksi internasional.
2. Kemudian juga terdapat visi dan kepemimpinan yang kurang baik. Sejak awal merger,
pemimpin tidak pernah menjelaskan visinya kepada para karyawan. Sehingga
karyawannya tidak memahami bagaimana gambaran mengenai manfaat dari merger
tersebut ke depannya.
3. Selain itu, Daimler dan Chrysler juga memiliki kultur dan perbedaan gaya manajemen
yang tajam. Daimler memiliki karakter pengambilan keputusan secara birokrasi
sementara Chrysler mengedepankan kreativitas. Chrysler merupakan symbol dari
kemampuan adaptasi dan fleksibilitas. Chrysler juga menjunjung tinggi efisiensi,
pemberdayaan dan kesamaan kedudukan antar karyawan. Sebaliknya, Daimler sangat
mementingkan otoritas, birokrasi dan centralized decision making.
4. Oleh karena itu, melakukan merger sebenarnya berisiko. Tanpa perencanaan yang
tepat dan pertimbangan tertentu dari unsur-unsur tertentu dari lingkungan, ada
kemungkinan bahwamerger mungkin akan gagal. Dalam kasus Chrysler dan Daimler
Benz, merger merupakan salah satu perusahaan yang membawa industri otomotif
terkejut. Kekuatan gabungan mereka diadakan pada pangsa pasar yang pada dasarnya
akan memerintah industri otomotif internasional. Namun,masalah seperti benturan
budaya dan kurangnya inisiatif manajemen telah menyebabkan perusahaan bermasalah
dalam mencapai tujuan merger.
5. Jika perusahaan DaimlerChrysler tidak mampu mengatasi kendala yang muncul pada
saat proses integrasi yaitu masalah budaya, komitmen dan segmentasi pasar, maka
dapat menyebabkan proses integrasi memakan biaya yang cukup besar dan waktu
yang cukup lama.Hal penting yang perlu menjadi perhatian perusahaan yang akan
melakukan penggabungan usaha adalah tahapantahapan proses merger yang terdiri
28
29