Anda di halaman 1dari 4

Saat pandemi covid19 merebak di indonesia, banyak institusi baik swasta maupun instansi pemerintah

mengubah pola atau budaya bekerja dari yang semula WFO (Work from Office) menjadi WFH (Work
From Home) sesuai dengan surat edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur dan Birokrasi Organisasi No
54 Tahun 2020 tentang penyesuaian sistem kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan
Penyebaran Covid19 di lingkungan Instasi pemerintah menetapkan bahwa ASN dapat melakukan WFH
sesuai dengan instansi penempatannya.[1] Perubahan pola kerja dari yang sebelumnya Work From
Office dengan mewajibkan pegawai datang ke tempat bekerja dengan jam kerja yang terbatas menjadi
Work from home yaitu pegawai dapat mengerjakan pekerjaan dari rumah. Pelaksanaan Sistem kerja
WFH (Work From Home) menjadi sistem kerja baru yang bisa diterapkan dimana sistem kerja yang
semula tradisional berubah menjadi digital. Perubahan pola kerja yang tadinya tradisional menjadi
digital mendorong aparatur sipil negara dapat bekerja dimana saja (Work From Anywhere) dari yang
semula hanya bekerja dirumah menjadi bekerja dimana saja. Penerapan sistem kerja Work From
Anywhere mengubah pola kerja menjadi lebih fleksibel dengan memanfaatkan sistem teknologi
informasi dan telekomunikasi. Penerapan sistem kerja skema work from anywhere harus dipersiapkan
secara matang dimulai dari perubahan alat kerja yang semula menggunakan komputer menjadi laptop
sehingga apabila menerapkan sistem kerja work from anywhere perlu mengeluarkan budget yang
banyak untuk pengadaan laptop. Selain dari peralatan kerja, work from anywhere mendorong aparatur
untuk dapat menguasai teknologi terkini seperti zoom, google meet serta aplikasi berbasis teknologi
lainnya. Badan kepegawaian Negara (BKN) sebagai lembaga pembina dan penyelenggara manajemen
aparatur sipil negara yang mempunyai fungsi dimulai dari pengadaan sampai dengan pengawasan
kinerja dimana salah satu indikator kinerja adalah terkait dengan kepuasan terhadap layanan
kepegawaian. Sistem kerja work from anywhere dapat mengadopsi pola kerja seperti pada saat WFH
karena pelaksanaan skema kerja WFH cukup efektif dilaksanakan hal ini dapat dilihat dari laporan kinerja
Badan Kepegawaian Negara (BKN) melalui indikator kinerja Indeks Kepuasan instansi/PNS terhadap
pelayanan kepegawaian dan indeks Kepuasan publik terhadap tersedianya layanan informasi
kepegawaian dalam tahun 2018 dan 2019 yaitu sebelum pelaksanaan Work From Home dimulai

Pada Tahun 2019 indeks kepuasan instansi/PNS terhadap pelayanan kepegawaian mendapatkan nilai
rata-rata 85,15 sedangkan tahun 2018 mendapatkan nilai rata-rata 84 dengan persentase peningkatan
1,36 %. Sedangkan pada Tahun 2019 indeks kepuasan publik terhadap ketersediaan layanan informasi
kepegawaian mendapatkan mendapatkan nilai rata-rata 83,98 dan tahun 2018 dengan nilai 78,49
dengan persentase peningkatan 6,99 %. Angka tersebut dapat dilihat dalam tabel terlampir[2].

Nilai IKM layanan Kepegawaian Laporan Kinerja BKN Tahun 2019

Nilai IKM Informasi Kepegawaian Laporan Kinerja BKN Tahun 2021

Sedangkan pada tahun 2020 dan 2021 dimana Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya Badan
kepegawaian Negara melakukan adapatasi sistem kerja dari Work from Office (WFO) work from home
(WFH). Indeks kepuasan instansi/PNS terhadap layanan kepegawaian yang diselenggarakan BKN pada
tahun 2020 dan tahun 2021. Pada tahun 2020 indeks kepuasan masyarakat terhadap layanan
kepegawaian mendapatkan nilai 88,06 dan tahun 2020 mendapatkan nilai 87,16 dengan persentase
peningkatan 1,03 %. [3]

Indeks Kepuasan Masyarakan terhadap layanan kepegawaian Laporan Kinerja BKN Tahun 2021

Dari Uraian diatas dapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap layanan yang
diberikan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) meningkat meskipun skema kerja diubah dari Work
From Office menjadi Work From Home. Meskipun dalam pelaksanaan WFH indek kepuasan masyarakat
terhadap layanan kepegawaian yang diberikan BKN Meningkat namun bukan berarti tidak ada kendala
pada saat penerapan WFH. Yang menjadi tantangan dalam penerapan work form anywhere adalah
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas kerja apabila Work From Anywhere diterapkan di
lingkungan pemerintah dengan tetap mengedepankan core value Aparatur Sipil Negara (ASN)
BERAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).

Pembahasan

Menurut Subagyo Efektivitas adalah kesesuaian antara output dengan tujuan yang ditetapkan[4].
Sedangkan menurut Siagian (1994) memberikan pengertian bahwa efektivitas kerja berarti penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktunya. Artinya penggunaan waktu yang tepat dalam menyelesaikan pekerjaan.
[5]

Menurut Gie ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja antara lain:

Waktu, ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor utama. Semakin
lama tugas dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain yang menyusul dan hal ini
memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit. Dalam skema kerja
Work From Anywhere(WFH) agar proses kerja dapat terukur waktu penyelesaiannya perlu dilakukan
komitmen terkait lama waktu pengerjaan atau Service Level Agreement (SLA). Service Level Agreement
ini perlu di tampilkan dalam sistem yang dipakai oleh Badan Kepegawaian (BKN) sehingga lama proses
layanan dapat terlihat dan memudahkan level superior untuk memonitor pekerjaan tim apakah dalam
menyelesaikan 1 dokumen berkas atau pekerjaan melebihi batas waktu yang ditentukan atau tidak.

Tugas, bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang dilegalisikan kepada
mereka. Rencana penerapan skema Work from anywhere perlu dijelaskan apa yang menjadi pekerjaan
rutin baik pekerjaan rutin harian, mingguan, bulanan, periode, tahunan atau pekerjaan yang bersifat
project.

Produktivitas, seorang pegawai mempunyai produktivitas yang tinggi dalam bekerja tentunya akan
dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik. Dalam skema kerja work from anywhere sangat
memungkinkan sekali produktivitas seorang pegawai meningkat, karena waktu pengerjaan tidak dibatasi
oleh waktu seperti pada saat work from office (WFO) dan perangkat kerjapun ada setiap saat sehingga
memungkinkan untuk melakukan koordinasi pekerjaan baik melalui zoom atau pun alat komunikasi
lainnya seperti whatsapp. Namun perlu diperhatikan bahwa skema kerja work from anywhere (WFA)
bukan merupakan sistem kerja yang mengharuskan pegawai bekerja tanpa dibatasi oleh waktu. Karena
apabila tidak dibatasi dengan waktu dapat mengganggu kehidupan pribadi pegawai yang mengakibatkan
turunnya produktifitas

Motivasi, pemimpin dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan
mereka yang sensitif. Semakin termotivasi pegawai untuk bekerja secara positif semakin baik pula
kinerja yang dihasilkan. Melalui skema work from anywhere pegawai dapat lebih termotivasi bekerja
karena lingkungan kerja yang nyaman seperti di coffee shop dengan lingkungan yang lebih santai dan
rilex

Evaluasi Kerja, pimpinan memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada bawahan, sebaliknya
bawahan harus melaksanakan tugas dengan baik atau tidak. Evaluasi kerja dengan skema work from
anywhere bisa dilakukan dengan menjadwalkan meeting mingguan melalui zoom untuk mengevaluasi
kinerja bawahan selama satu minggu atau selama periode tertentu serta mendiskusikan tangtangan dan
hambatan serta solusi yang tepat untuk menyelesaikan. Dalam hal evaluasi kerja perlu diperhatikan
apakah efektif dilakukan secara online atau perlu penjadwalan offline pada satu periode tertentu.

Pengawasan, dengan adanya pengawasan maka kinerja pegawai dapat terus terpantau dan hal ini
dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas. Pengawasan ini erat kaitannya dengan
evaluasi kerja. Rencana penerapan skema Work From Anywhere memerlukan monitoring kerja dari
atasan dengan timnya. Monitoring ini dapat dilakukan dengan cara membuat suatu template report
yang akan dikirimkan setiap harinya. Dalam pengawasan kerja, tidak menutup kemungkinan dibutuhkan
pertemuan offline antara atasan dan staf untuk melakukan pendampingan kerja apabila seorang
pegawai mengalami kendala dalam melaksanakan tugas

Lingkungan kerja, lingkungan tempat bekerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan
pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam mencapai tujuan atau hasil yang
diharapkan. Perlu diperhatikan penerapan Work From anywhere ini juga dapat mengurangi efektifitas
kerja apabila dilakukan di tempat-tempat yang ramai sehingga tidak fokus bekerja karena gangguan
yang ada di sekitar.

Perlengkapan dan fasilitas, adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam
bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh perusahaan akan mempengaruhi semakin baiknya
kerja seseorang dalam mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan. Penerapan skema work from
anywhere memerlukan biaya yang tidak sedikit karena akan mengeluarkan biaya yang banyak untuk
penyediaan fasilitas seperti laptop dan aplikasi lainnya untuk layanan kepegawaian. Alur/ Standar
Operational Procedure apabila fasilitas yang diberikan mengalami kerusakan perlu ditetapkan, karena
tidak semua pegawai bisa secara mandiri memperbaiki fasilitas yang diberikan.

Penutup

Kesimpulan

Berkaca dari penerapan sistem kerja dengan menggunakan skema Work From Home, penerapan sistem
kerja dengan work from anywhere ini patut dicoba terutama di wilayah jakarta, salah satu
keuntungannya adalah untuk mengurangi kemacetan. Namun masih diperlukan pertemuan secara
offline untuk mengatasi masalah terkait fasilitas kerja yang tidak bisa diselesaikan secara mandiri.
Penerapan #BKN work from anywhere layak diterapkan dengan tetap mengedepankan core value ASN
dalam pelaksanaanya

Saran

Sebagai Aparatur Sipil Negara yang mempunyai core value BERAKHLAK (Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Mari kita dukung penerapan skema
#BKNWorkFromAnywhere ini agar dapat menjadi role model bagi instansi lain bahwa Aparatur sipil
negara dapat cepat beradaptasi dengan sistem kerja baru di masa New Normal dengan tetap menjaga
efektifitas kerja sehingga pelayaan publik terutama di bidang layanan kepegawaian tetap terlaksana
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai