NOMOR : 23/Permentan/OT.140/2/2010
TANGGAL : 9 Pebruari 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Pengertian Umum
1. Asas Pembakuan
SOP disusun berdasarkan tata cara dan bentuk yang telah
dibakukan sehingga dapat menjadi acuan yang baku dalam
melaksanakan tugas.
2. Asas Pertanggungjawaban
SOP dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi isi, bentuk,
prosedur, standar yang ditetapkan maupun keabsahannya.
3. Azas Kepastian
Adanya keseimbangan hak dan kewajiban antara aparatur
selaku pemberi layanan dan masyarakat sebagai penerima
layanan sehingga masing-masing pihak mempunyai tanggung
jawab yang sama.
4. Asas Keterkaitan
Bahwa dalam pelaksanaannya SOP senantiasa terkait dengan
kegiatan administrasi umum lainnya baik secara langsung
maupun tidak langsung.
6. Azas Keamanan
SOP harus aman sehingga dapat menjamin kepentingan semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan
apa yang telah ditetapkan sehingga dapat tercipta kenyamanan
dalam pelaksanaan tugas.
7. Asas Keterbukaan
Adanya SOP dapat menciptakan adanya transparasi dalam
pelaksanaan tugas sehingga tidak akan muncul kecurigaan baik
dari aparatur sebagai pemberi layanan maupun masyarakat
sebagai penerima layanan.
1. Kemudahan
SOP harus dibuat secara jelas dan sederhana dan tidak berbelit-
belit sehingga mudah dimengerti dan diterapkan.
2. Kejelasan
SOP harus dapat memberikan kejelasan kapan dan siapa yang
harus melaksanakan kegiatan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan dan sampai dimana tanggung jawab masing-masing
pejabat/pegawai.
4. Keselarasan
SOP harus selaras dengan prosedur-prosedur standar lain yang
terkait
5. Keterukuran
SOP dapat memberikan pedoman yang terukur baik mengenai
norma waktu, hasil kerja yang tepat dan akurat, maupun rincian
biaya pelayanan dan tata cara pembayaran bila diperlukan
adanya biaya pelayanan.
6. Dinamis
SOP harus dengan cepat dapat disesuaikan dengan kebutuhan
peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan
7. Berorientasi pada pengguna (penerima pelayanan)
SOP harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna sehingga
dapat memberikan kepuasan kepada pengguna
8. Kepatuhan hukum
SOP harus memenuhi ketentuan dan peraturan-peraturan
pemerintah yang berlaku.
9. Kepastian hukum
SOP harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai sebuah produk
hukum yang ditaati, dilaksanakan dan menjadi instrumen untuk
melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum
10. Flexibilitas
Bahwa SOP harus mudah dirumuskan dan selalu bisa
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan kebijakan
yang berlaku.
F. Ruang Lingkup
BAB II
JENIS, FORMAT, DAN MUATAN DOKUMEN SOP
A. JENIS SOP
SOP teknis adalah standar prosedur yang sangat rinci dan detail
mengenai sesuatu prosedur teknis yang harus dilakukan secara
teliti dan benar sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan
variasi lain. SOP teknis banyak digunakan pada bidang-bidang
antara lain: mengemudi kendaraan, pengoperasian alat mesin
pertanian, medical check up, penelitian hama penyakit tanaman,
pengoperasian alat-alat laboratorium, penanganan pasien pada
unit gawat darurat, dan lain-lain. Selain itu SOP teknis juga
dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan seperti memproses dan
mengevaluasi data (termasuk verifikasi dan validitas), pemodelan
pengenalan resiko, dan mengaudit peralatan operasional.
Dalam proses penyusunan SOP tipe ini perlu memasukan
langkah-langkah yang spesifik dan proses inisiatif,
pengkoordinasian dan pencatatan hasil kegiatan. Disamping itu,
dalam SOP teknis penyusunannya juga harus disesuaikan dengan
kerangka kerja yang ada. Namun format penulisannya dapat
dimodifikasi, baik itu diperluas maupun dipersempit disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing kegiatan.
3. Grafik (Graphic)
Jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan yang panjang
dan spesifik maka format ini dapat dipakai. Dalam format ini
proses yang panjang tersebut dijabarkan ke dalam sub-sub proses
yang lebih pendek yang hanya berisi beberapa langkah. Hal ini
memudahkan bagi pegawai dalam melaksanakan prosedur.
Format ini juga bisa digunakan jika dalam mengambarkan
prosedur diperlukan adanya suatu photograp atau diagram.
Mulai
T Y
Selesai
Proses
Proses Serentak
Proses Pendokumentasian
Logo/Lamba
ngDep.
Pertanian
2010 Tahun
pembuatan
SOP
Kementerian Pertanian RI
JL........... Telp. .......... Alamat
Jakarta Instansi
2. Penetapan Dokumen SOP
LEMBAR PENGESAHAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PERTANIAN
Sekretaris Jenderal,
Tabel 1
Rencana Tindak Penyusunan SOP
Tabel 2
Penilaian Kebutuhan
Penilaian
Keterkaitan
Keterkaitan Keterkaitan
Unit Keterkaitan dengan Prioritas
Prosedur dengan dengan
Kerja dengan Peraturan Kebutuhan
Stakeholders prosedur
Tupoksi Perundang-
(Masyarakat) lainnya
undangan
1 2 3 4 5 6 7
Kolom 1 Nama unit kerja tempat SOP akan diterapkan
Tabel 3
Daftar Kebutuhan Pengembangan SOP
B. Pengembangan SOP
3. Penyusunan SOP
6. Pengesahan SOP
D. Monitoring
1. Berjalan
dengan
baik
Tidak
berjalan
dengan
baik
2. Berjalan
dengan
baik
Tidak
berjalan
dengan
baik
3. Berjalan
dengan
baik
Tidak
berjalan
dengan
baik
Cara pengisian:
E. Evaluasi
3. SOP Eselon II
Merupakan integrasi SOP unit kerja eselon III yang ada
dilingkungan unit kerja eselon II. Penanggung jawab
pelaksanaan SOP ditingkat unit kerja eselon II adalah pimpinan
Eselon II yang bersangkutan (Karo, Kapus, dll)
Nomor SOP
KEMENTERIAN Tgl. Pembuatan
PERTANIAN Tgl. Revisi
REPUBLIK INDONESIA
Tgl. Efektif
Sekretariat Jenderal Disahkan Oleh
1.
2.
3.
4.
2. Tentukan Nama SOP.
BAB V
PENUTUP
MENTERI PERTANIAN
ttd
SUSWONO