BAB 1
1. Konsep SOP
a. Pengertian SOP
Berikut ini beberapa definisi SOP.
1) SOP adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan
pekerjaan waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam
kegiatan.
2) SOP merupakan baggian dari peraturan tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku
anggota organisasi. SOP mengatur cara pekerja untuk melakukan peran keorganisasian secara
terus menerus dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi. (Gareth R.Jones
dalam buku Organizational Theory).
3) Standar Operasional Prosedur merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang
harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (Perry dan Potter, 2005).
4) SOP adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah.
(Lingappan, 2000).
Berdasarkan berbagai definisi tersebut, disimpulkan bahwa SOP (Standar Operating
Procedures) adalah panduan hasil kerja yang diinginkan serta proses kerja yang harus
dilaksanakan. SOP dibuat dan didokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur
proses) kerja secara rinci dan sistematis.
b. Tujuan SOP
SOP yang baik harus mendasarkan pada tujuan berikut.
1) Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada pegawai yang
menjalankannya.
2) Memudahkan proses pemahaman (penguasaan tugas) staf secara sistematis dan general.
3) Menghindari error dalam proses kerja.
4) Mempermudah dan mengetahui terjadinya kegagalan, inefisiensi proses dalam prosedur kerja
serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kewenangan oleh pegawai yang
menjalankan.
5) Memudahkan monitoring dan menjalankan fungsi fungsi kontrol dari setiap proses kerja.
6) Menghemat waktu dalam program training, karena dalam SOP tersusun secara sistematis.
c. Fungsi SOP
Fungsi Standard Operating Procedure adalah untuk mendefinisikan semua konsep dan
teknik yang penting serta persyaratan yang dibutuhkan, yang ada dalam setiap kegiatan yang
dituangkan kedalam suatu bentuk yang langsung dapat digunakan oleh karyawan dalam
pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Secara rinci fungsi SOP sebagai berikut.
1) Memperlancar tugas petugas/ pegawai atau tim unit kerja.
2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4) Mengarahkan petugas/ pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
d. Manfaat SOP
Manfaat yang diperoleh dengan pembuatan SOP antara lain :
1) Efisiensi waktu, karena semua proses menjadi lebih cepat ketika pekerjaan itu sudah
terstruktur secara sistematis dalam sebuah dokumen tertulis. Semua kegiatan karyawan sudah
tercantum dalam SOP sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan selama masa kerja.
2) Memudahkan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai konsumen
dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
3) Kesungguhan karyawan dalam memberikan pelayanan, terutama terhadap konsistensi waktu
kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Ini merupakan standarisasi bagaimana seorang karyawan
menyelesaikan tugasnya.
4) Dapat digunakan sebagai sarana untuk mengomunikasikan pelaksanaan suatu pekerjaan.
5) Dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam melakukan penilaian terhadap proses layanan.
Jika karyawan bertindak tidak sesuai dengan SOP berarti dia memiliki nilai kurang dalam
melakukan pelayanan.
6) Dapat digunakan sebagai sarana mengendalikan dan mengantisipasi apabila terdapat suatu
perubahan sistem.
7) Dapat digunakan sebagai daftar yang digunakan secara berkala oleh pengawas ketika
diadakan audit. SOP yang valid akan mengurangi beban kerja. Bersamaan dengan itu dapat
juga meningkatkan comparability, credibility, dan defensibility.
8) Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen,
sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
9) Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas.
e. Ruang lingkup SOP
Ruang lingkup SOP meliputi semua prses yang terjadi dalam suatu prusahaan baik
administrasi maupun tindakan langsung, baik internal mauoun eksternal perusahaan yang
dilaksanakan oleh tiap-tiap unit departemen.
f. Jenis SOP
a SOP teknis
Prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang aparatur
atau pelaksana dengan satu peran atau jabatan. Setiap prosedur diuraikan dengan sangat teliti
sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan variasi lain. SOP teknis ini pada umumnya
mempunyai ciri-ciri berikut.
(1) Pelaksana kegiatan berjumlah satu orang atau satu kesatuan tim kerja atau satu jabatan
meskipun dengan pemangku yang lebih dari satu.
(2) Berisi langkah rinci atau cara melakukan pekerjaan atau langkah detail pelaksanaan kegiatan.
SOP teknis banyak digunakan pada bidang bidang yang menyangkut pelaksana tunggal
yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dengan peran yang sama pula, antara lain:
dalam bidang teknik, seperti perakitan kendaraan bermotor, pemeliharaan kendaraan,
pengoperasian alat-alat, dan lainnya. Dalam bidang kesehatan,pengoperasian alat-alat medis,
penanganan pasien pada unit gawat darurat, medical check-up, dan lain-lain.
Dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan, SOP teknis diterapkan pada bidang-
bidang yang dilaksanakan oleh pelaksana tunggal atau jabatan tunggal, anatara lain :
pemeliharaan sarana dan prasarana, pemeriksaan keuangan (auditing), kearsipan,
korespondensi, dokumentasi, pelayanan-pelayanan kepada masyarakat, kepegawaian dan
lainnya. Contoh SOP teknis adalah: SOP pengujian sampel di Laboratorium, SOP perakitan
kendaraan, SOP penggandaan surat, dan SOP pemberian disposisi.
b SOP Administratif
SOP administratif adalah prosedur standar yang bersifat umum dan tidak rinci dari kegiatan
yang dilakukan oleh lebih dari satu orang aparatur atau pelaksana dengan lebih dari satu peran
atau jabatan. SOP administratif pada umumnya dicirikan sebagai berikut ini.
(1) Pelaksana kegiatan berjumlah banyak atau lebih dari satu aparatur atau lebih dari satu jabatan
dan bukan merupakan satu kesatuan yang tunggal.
(2) Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang bersifat
makro ataupun mikro yang tidak menggambarkan cara melakukan kegiatan.
a SOP makro
SOP makro adalah SOP yang berdasarkan cakupan dan besaran kegiatannya mencapai
beberapa SOP (SOP mikro) yang mencerminkan bagian dari kegiatan tersebut atau SOP yang
merupakan integrasi dari beberapa SOP (SOP mikro) yang membentuk serangkaian kegiatan
dalam SOP tersebut. SOP makro ini tidak mencerminkan kegiatan yang sesungguhnya
dilakukan oleh pelaksananya (misalnya, menteri X mengirimkan surat ke menteri Y, yang
mengirim surat adalah kurir).
b SOP Mikro
SOP mikro adalah SOP yang berdasarkan cakupan dan besaran kegiatannya merupakan
bagian dari sebuah SOP (SOP Makro) atau SOP yang kegiatannya menjadi bagian dari
kegiatan SOP (SOP Makro) yang lebih besar cakupannya. Contoh : SOP penanganan surat
masuk, SOP pemberian tanggapan terhadap surat masuk, dan SOP pengiriman surat SOP
merupakan SOP mikro dari pengelolaan surat.
2. Simbol-simbol SOP
Pembuatan SOP biasanya berbentuk diagram atau flowchart atau diagram alir.
a Pengertian dasar flowchart
Flowchart merupakan format yang biasa digunakan jika dalam SOP tersebut diperlukan
pengambilan keputusan yang banyak (kompleks) dan membutuhkan jawaban ya atau tidak
yang akan mempengaruhi sub langkah berikutnya. Format ini juga menyediakan mekanisme
yang mudah untuk diikuti dan dilaksanakan oleh para pegawai melalui serangkaian langkah-
langkah sebagai hasil dari keputusan yang telah diambil. Dengan kata
lain, flowchart merupakan bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan
langkah-langkah penyelesaian masalah. Flowchart merupakan cara penyajian suatu algoritma.
b Tujuan flowchart
Tujuan pembuatan flowchart adalah menggambarkan suatu tahapan penyelesaian
masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol
standar.
c Model flowchart
Dalam penulisan flowchart dikenal dua model, yaitu sistem flowchart dan
program flowchart.
1) Sistem flowchart
Sistem flowchart yaitu bagan yang memperlihatkan urutan prosedur dan proses dari
beberapa file didalam media tertentu. Melalui flowchart ini terlihat jenis media penyimpanan
yang dipakai dalam pengolahan data. Sistem flowchart juga menggambarkan file yang dipakai
sebagai input dan output dan tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk
memecahkan masalah. Sistem flowchart hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem
yang dibentuk.
2) Program flowchart.
Program flowchart yaitu bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan proses dalam
suatu program. Dua jenis metode penggambaran program flowchart, sebagai berikut.
a) Conceptual flowchart, menggambarkan alur pemecahan masalah secara global.
b) Detail flowchart, menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci.
d Simbol-simbol flowchart
Simbol-simbol yang dipakai dalam flowchart dibagi menjadi 3 kelompok berikut.
1) Flow direction symbols
Flow direction symbols disebut juga connecting line yang digunakan untuk menghubungkan
simbol satu dengan yang lain. Berikut macam-macam bentuk flow direction symbols.
2) Processing symbols
Processing symbols menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses/ prosedur.
Berikut maam-macam bentuk processing symbols.
3) Input/ Output symbols
Input/ Output symbols menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai
media input atau output. Berikut macam-macam bentuk input/ output symbols.
BAB 2
1. Pengertian delegasi
Salah satu dimensi pengelolaan waktu yang penting adalah delegasi (delegation) secara
singkat dapat dikatakan bahwa delegasi adalah pemberiaan sebagain tanggung jawab dan
kewibawaan kepada orang lain. Jadi dengan mengadakan delegasi itu kita mangakui bahwa
kita membutuhkan bantuan orang lain mengemban tanggung jawab, mengajak orang lain untuk
ikut serta dalam kerja kita dan memberikan kepadanya bagian dari tugas-tugas kita, kita
memberikan kepadanya kekuasaan untuk melakukan tugas itu, kita menciptakan tanggung
jawab pada orang yang kita beri delegasi itu dalam hubungan kita sejajar dengan
pertanggungjawaban kita kepada atasan. Bila mengadakan delegasi, kita minta kepada orang
lain agar ikut serta memikul sebagian tanggung jawab dair tugas-tugas kita. Kita member
kepada kewibawaan, hak untuk membuat keputusan dibidang yang ada dalam lingkup tugas
yang kita berikan kepadanya.
Dengan demikian, delegasi adalah pemberian otorisasiatau kekuasaan formal dan
tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu kepada rang lain. Pelimpahan otoritas
oleh atasan kepada bawahan diperlukan agar organisasi dapat berfungsi secara efisien karena
tak ada atasan yang dapat mengawasi secara pribadi setiap tugas-tugas organisasi.
1) Pengertian asertif
Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan,
dirasakan, dan dipikirkan orang lain, namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak
serta perasaan pihak lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap
dirinya dan jujur pula mengekspresikan perasaan, pendapat, dan kebutuhan secara
proposional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak
lainnya. Seseorang yang asertif memiliki kriteria sebagai berikut.
a) Merasa bebas untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan.
b) Mengetahui hak mereka.
c) Mempu mengontrol kemarahan. Tidak berarti me-repsess peerasaan ini, akan tetapi
mengontrol dan membicarakannya kembali dengan logis dan tidak dilandasi emosi.
Teknik manajemen waktu berdasarkan asertif berarti adanya sikap tegas yang
dikembangkan ketika berhubungan dengan banyak orang dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Dalam arti ketika ia dapat mengambil keputusan atau melakukan tindakan tertentu berdasarkan
hasil pemikiran sendii tanpa sikap emosional, meledak-ledak, atau berperilaku lainnya. Ia
menegakkan kemandiriannya tanpa bermaksud menyakiti hati orang lain. Ketegasan penuh
kelembutan, ketegasan tanpa arogansi, itulah cirri asertif.
2) Prinsip asertif
Prinsip asertif sebagai berikut.
a) Kecakapan orang untuk berkata tidak, untuk meminta bantuan atau minta tolong orang lain.
b) Kecakapan untuk mengekspresikan perasaan-perasaan positif maupun negatif.
c) Kecakapan untuk melakukan inisiatif dan memulai pembicaraan.
Ada 3 kategori perilaku asertif yaitu sebagai berikut.
a) Asertif penolakan yaitu ucapan untuk memperhalus, misalnya, ucapan maaf.
b) Asertif pujian yaitu mengekspresikan perasaan positif, misalnya menghargai, menyukai,
mencintai, mengagumi, memuji, dan bersyukur.
c) Asertif permintaan yaitu asertif yang terjadi kalau seseorang meminta orang lain melakukan
sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau tujuan seseorang tercapai tanpa tekanan dan
paksaan.
3) Unsur-unsur asertif
Unsur-unsur dalam manajemen waktu berdasarkan asertif, sebagai berikut.
a) Terbuka dan jelas
Upayakan berkomunikasi secara jelas dan spesifikasi. Misalnya: saya kurang suka ini, hm..,
saya menyukai rencana itu, hanya saja mungkin ada beberapa bagian yang biasa ditingkatkan
(bahasa halus dari diperbaiki), saya punya pendapat yang berbeda yaitu.
b) Langsung
Berbicara langsung dengan subjek yang bersangkutan dan tidak membawa masalah ke orang
lain yang tidak berhubungan.
c) Jujur
Berkata jujur agar dapat dipercaya.
d) Tepat dalam bersikap
Pastikan memperhitungkan nilai sosial dalam berbicara.
e) Tanyakan umpan balik
Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa anda lebih mengutarakan pendapat daripada
perintah. Misalnya: Apakah sudah jelas? Atau ada pertanyaan?
4) Membangun asertif dalam manajemen waktu
Dalam membangun asertivitas terdapat beberapa pendekatan yang dapat ditempuh. Salah
satunya adalah Formula 3A sebagai berikut.
a) Appreciation
Appreciation berarti menunjukkan penghargaan terhadap kehadiran orang lain, dan tetap
memberikan perhatian sampai pada batas-batas tertentu terhadap apa yang terjadi pada diri
mereka.
b) Acceptance
Acceptance adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat menerima
orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing.
c) Accommodating
Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang
sangat positif.
a. Keuntungannya
Keuntungan otomatisasi perkantoran sebagai berikut.
1) Pengurangan biaya fasilitas
Perusahaan tidak harus memiliki kapasitas kantor yang besar, sehingga mengurangi biaya
sewa dan perluasan kantor.
2) Pengurangan biaya peralatan
Telecommuter dapat berbagai peralatan seperti halnya para peserta LAN dalam berbagai
sumber daya.
3) Jaringan komunikasi formal
Meningkatnya perhatian pada kebutuhan telecommuter berpotensi menghasilkan komunikasi
yang lebih baik daripada jika semua pegawai bekerja di lokasi yang tetap.
4) Pengurangan penghentian kerja
Dengan kantor maya, keadaan cuaca tidak mempengaruhi kegiatan transportasi kerja.
5) Kontribusi sosial
Kantor maya memungkinkan perusahaan mempekerjakan pegawai yang tidak memiliki peluang
kerja diluar tempat tinggalnya.
b. Kerugiannya
Kerugian otomatisasi perkantoran sebagai berikut.
1) Rasa tidak memiliki
Kurangnya kontak langsung antar pegawai, membuat berkurangnya perasaan menjadi bagian
penting dari suatu organisasi.
2) Takut kehilangan pekerjaan
Kurangnya rasa keterkatian dengan operasional perusahaan, maka pegawai merasa mudah
untuk dilepaskan/dipecat.
3) Semangat kerja yang rendah
Tidak adanya interaksi berupa umpan balik secara langsung dari rekan maupun atasan,
kemudian biasanya gaji bagi telecommuter lebih rendah, maka akan memengaruhi semangat
kerja.
4) Ketegangan keluarga
Ketegangan keluarga akan sangat berpengaruh pada kinerja para telecommuter.
d. Pegawai Administratif
Pegawai administratif melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti mengoperasikan
mesin fotokopi, menyusun dokumen, menyimpan dokumen, dan mengirimkan surat.
BAB 4
a. Lebih Fleksibel
Bekerja secara online akan membuat kita lebih fleksibel dalam menentukan waktu kerja.
Kita bisa bekerja pagi maupun malam hari tergantung dari kesanggupan kita. Karena dengan
bekerja online kita tidak akan terikat oleh waktu kerja seperti jika kita bekerja pada perusahaan
yang harus datang pagi dan pulang pada sore hari.
b. Hemat Biaya
Memiliki kantor secara virtual tidak seperti kita memiliki kantor yang lain. Disini kita tidk
diharuskan memiliki peralatan-peralatan yang harus ada dan mendukung keberadaan sebuah
kantor. Cukup dengan seperangkat komputer dan sebuah koneksi internet maka kantor virtual
sudah bisa kita miliki sehingga dari segi biaya termasuk bisnis modal kecil dibandingkan
dengan kantor permanen yang lain.
c. Banyak Pilihan Pekerjaan
Dunia maya merupakan tempat dimana kita bisa menemukan banyak sekali pekerjaan.
Bukan hanya pekerjaan yang ada di Indonesia saja tapi juga dari luar negeri bisa kita dapatkan
dengan mudah, membuat website atau membuat program yang lain banyak kita temukan di
situs penyedia pekerjaan freelance. Bahkan pekerjaan tersebut bisa kita dapatkan hanya
dengan duduk santai dikamar.
d. Penghasilan Tidak Terbatas
Jika kita serius menjalankan pekerjaan secara online, maka penghasilan bisa menjadi
tidak terbatas. Bekerja online bisa membuat kita bisa mendapatkan pemasaran sebanyak-
banyaknya dan honor yang dibayarkan sesuai dengan pekerjaan yang kita kerjakan.
e. Banyak mempunyai waktu luang dengan keluarga
Bekerja secara online membuat kita mempunyai waktu dengan keluarga lebih banya,
karena kita bisa bekerja dari rumah dimana setiap saat kita bisa ketemu dengan
keluarga,sehingga hubungan dengan keluarga pun menjadi lebih harmonis.
5. Keuntungan dan Kerugian Kantor Virtual
c. Menghasilkan Output
Dalam sebuah sistem ada sasaran atau output yang ingin dicapai bersama. Output sistem
kantor adalah informasi.
d. Adanya Kontrol/Pengendalian
Untuk menegetahui kualitas sistem, diperlukan adanya umpan balik atau feedback. Informasi
balik tentang kinerja sistem atau feedback ini melaksanakan fungsi manajemen
pengawasan/pengendalian.
Sistem dengan input, proses, output, dan pengendalian.
FEEDBACK
3. Manajemen
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa manajemen merupakan sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilakasanakan secara
benar, terorganissir, dan sesuai dengan jadwal.
G.R. Terry mengemukakan manajemen perkantoran adalah perencanaan, pengendalian,
dan pengorgaisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yan melakasanakan
agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Dari uarian diatas, dapat dipahami pengertian sistem informasi manajemen, yaitu suatu
sistem yang saling bekerja sama terdiri atas sekumpulanorang, alat, serta prosedur, dan
merupakan satu keasatuan yang saling berinteraksi dan berkesinambungan serta dirancang
untuk mengumpulkan, memilih, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi
yang baik dan siap pakai guna menghasilkan perencanaan, implementasi, dan pengendalian
manajemen yang baik melalui pembuatan keputusan.
Dengan kata lain, sistem informasi manajemen adalah sistem informasi digunakan untuk
menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan
pengembalian keputusan dalam suatu organisasi. Sistem informasi manajemen menghasilkan
informasi untuk memantau kinerja, memelihara koordinasi, dan menyediakan informasi untuk
operasi organisasi.
Sistem informasi manajemen dibakukan dalam prosedur kerja kantor. Prosedur kerja
memudahkan kegiatan yang berulang dan rutin sehingga setiap terjadi perbaikan prosedur
tidak perlu dianggap sebagai hal baru yang menjadi beban tambahan.
Data dan informasi mengalir, baik secara lisan maupun tulisan atau laporan manual dan
digital. Data dan informasi tersebut digunakan sebagai tindakan kontrol dan tindakan. Alas
yang lebar menunjukkan bahwa bagian bawah lebih banyak pegawai yang beroperasi.
Semakin ke puncak semakin sedikit pegawai yang diperlukan dimana pekerjaan manajemen
dan administrasi lebih banyak dilakukan.
Tingkatan struktur dan tingkatan wewenang dalam organisasi formal menekankan
adanya koordinasi secara vertikal dan horizontal untuk mengendalikan operasional kantor. Hal
ini cenderung membatasi arus komunikasi di kalangan pegawai sehingga organisasi informal
berkembang untuk pengkomunikasian informasi di kalangan pegawai. Seorang pegawai lebih
cenderung untuk mencari informasi dari rekan kerja dari pada mencari informasi dari
supervisor. Dengan demikian, interaksi langsung antar pegawai dapat memecahkan masalah
yang berhubungan dengan pekerjaan. Sistm ini berperan sebagai sara penyebaran informasi
secara cepat dan memberikan umpan balik.
Kelemahan sistem ini adalah kurangnya kualitas informasi sehingga kemungkinan besar
dapat terjadi penyebaran isu negatif. Solusi terhadap kelemahan ini adalah meningkatkan
metode komunikasi formal. Jika manajemen memberikan informasi yang memadai kepada para
pegawai pada waktu yang tepat dan dngan saluran komunikasi yang benar, maka isu negatif
tidak mungkin berkembang.
E. Manfaat Informasi
Dengan demikian, informasi bermanfaat untuk :
1. Perencanaan, misalnya untuk menentukan target profit yang ingin dicapai dan anggaran biaya
tahun ini perusahaan membutuhkan informasi berkaitan rencana dan realisasi profit serta
biaya tahun sebelumnya. Dengan demikian, dapat dilakukan pengukuran apakah efektivitas
tercapai atau tidak. Informasi tersebut dibutuhkan karena berisi data yang disertai dengan
pembanding sebagai bahan masukkan dalam melakukan perkiraan untuk masa yang akan
datang.
2. Pengorganisasian, misalnya dalam menjalankan suuatu proyek, job description setiap posisi
pada struktur organisasi yang sudah dibuat sebelumnya harus diduduki oleh orang-orang yang
tepat. Untuk itu, perusahaan membutuhkan informasi berkenaan dengan kompetensi,
pengetahuan, skill, kemampuan dari orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan.
3. Pelaksanaan, misalnya perusahaan melakukan perluasan pasar dengan mengirimkan produk
ke daerah tertentu. Namun tiba-tiba, ada informasi terjadi banjir di jalan menuju daerah
tersebut, sehingga perusahaan harus mencari jalan alternatif untuk mencapai tujuan.
1. Relevan
Informasi dianggap relevan jika informasi itu berkaitan dengan keperluan pengambilan
keputusan. Informasi yang diterima harus relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
Contoh, hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menerima calon pegawai antara lain latar
belakang pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan atau kursus yang pernah diikuti. Sedangkan
informasi mengenai jumlah saudara tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam menerima
calon pegawai.
2. Akurat
Informasi yang diterima harus bener, menggambarkan kenyataan secara objektif, tepat,
tidak bias, dan sebaliknya ada derajat kebenaran sebagai hasil analisis statistik.
3. Tepat Waktu
Informasi harus tersedia pada saat dibutuhkan. Misalnya bagian pemasaran harus
mengetahui jumlah dan jenis barang persediaan di gudang, Jangan sampai bagian pemasaran
menjanjikan akan segera mengirimkan barang pesanan kepada konsumen secepatnya
sementara barang yang dipesan sudah habis persediaanya di gudang. Contoh lain informasi
nilai tukar mata uang hari kemarin tidak berlaku untuk transaksi hari ini.
5. Up to Date
Lingkungan eksternal selalu berubah-ubah dan berbeda-beda setiap saat. Perubahan
tersebut tidak dapat dikendalikan melainkan harus diantisipasi secara proaktif. Dengan
demikian, informasi yang diperoleh harus informasi terbaru yang mencakup dan mengakomodir
perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat memudahkan manajemen dalam
mengambil keputusan.
6. Dapat Diandalkan
Informasi harus handal, dapat dipercaya, atau dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Informasi yang diperoleh dari gosip atau isu yang tidak jelas asal-usulnya
Tentunya tidak dapat digunakan.
7. Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dibaca dan dipahami dengan baik. Informasi dapat disajikan dalam
bentuk angka, tabel, dan grafik yang jelas dan mudah dimengerti agar informasi tersebut
berguna bagi pembuat keputusan dan mempermudah serta mempercepat pengambilan
keputusan.
8. Dapat Dibandingkan
Informasi harus dapat dibandingkan dengan keadaan perusahaan saat ini, keadaan di
masa lalu, keadaan masa yang akan datang, kemampuan potensial, dan dengan pihak
pesaing.
G. Hambatan Informasi bagi Pengambil Keputusan
Dalam membuat keputusan sering dijumpai hambatan-hambatan yang disebabkan oleh
rendahnya kualitas informasi. Informasi yang tersedia tidak akan mendukung proses
pengambilan keputusan apabila terjadi hal-hal berikut :
1. Infromasi tidak akurat/salah.
2. Informasi tidak diteruskan atau ditutupi.
3. Informasi sulit dikumpulkan.
4. Informasi sulit ddicari.
5. Informasi tidak jelas kebenarannya atau sulit dikonfirmasi.
6. Sistem penyimpanan tidak jelas.
7. Informasi yang dibutuhkan tidak diketahui.
8. Kurang bertanggung jawab dalam mengumpulkan informasi.
9. Informasi penting atau rahasia bocor kepada pihak lain.
10. Dana terbatas.
1. Input
a. Keputusan apa yang akan dibuat?
b. Data apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan keputusan?
c. Informasi apa yang dibutuhkan untuk mendukung pembuatan keputusan?
d. Berapa banyak informasi yang dibutuhkan?
e. Dalam bentuk apa informasi tersebut diperoleh?
f. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengolah informasi tersebut?
g. Dari siapa/dari mana informasi tersebut diperoleh?
h. Bagaimana cara mendapatkan informasi tersebut?
2. Proses
a. Bagaimana cara membuat informasi tersebut?
b. Bagaimana cara mengumpulkan informasi tersebut?
c. Bagaimana cara memproses informasi tersebut?
d. Bagaimana cara mereka informasi tersebut?
e. Bagaimana cara mendistribusikan informasi tersebut?
f. Bagaimana cara mengembangkan pendistribusian yang efektif dan efisien?
g.
3. Output
a. Informasi seperti apa yang dihasilkan?
b. Kapan informasi tersebut dihasilkan?
c. Dalam bentuk apa informasi tersebut dihasilkan?
d. Bagaimana cara mengintegrasikan informasi yang diperoleh dan bagaimana cara
menyimpulkan informasi tersebut untuk mencapai tujuan?
e. Bagaimana kualitas informasi yang dihasilkan?
f. Puaskah para pengguna informasi dengan informasi yang dihasilkan?
4. Pengendalian
a. Bagaimana kualitas pegambilan keputusan yang dibuat?
b. Sejauh mana informasi yang dihasilkan mendukung kualitas pengambilan keputusan?
c. Apakah keputusan yang diambil sudah sesuai dengan harapan dan logis?
d. Bagaimana para pengolah informasi mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan?
e. Apakah ada masalah atau penyimpangan yang timbul selama terjadi input, proses, atau
output?
f. Dari manakah masalah atau penyimpangan tersebut timbul?(dari grup, personal,
departemen, divisi, organisasi secara keseluruhan, atau luar organisasi)
g. Bagaimana cara melakukan koreksi atau revisi tersebut dilakukan?
h. Kapan koreksi atau revisi tersebut dilakukan?
i. Bagaiman bentuk dan pendistribusian informasi yang dapat menjamin rahasia atau
keamanan informasi?
j. Berapa banyak pengeluaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi?
k. Sejauh mana sistem dan prosedur kantor dapat mendukung kualitas informasi dan
pengambilan keputusan?
l. Bagaimana pengklasifikasian sistem informasi?
m. Apakah perlu melakukan cross check dengan sumber lain? Bagaimana hal tersebut dilakukan?
n. Bagaimana kemampuan pegawai dalam menganalisis informasi? Apakah perlu
dikembangkan lagi?
o. Apakah sistem informasi manajemen yang ada dapat meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan?
p. Apakah perlu sistem informasi manajemen tersebut dikembangkan lagi? Bagaimana cara
mengembangkannya?
Dari beberapa definisi di atas, basis data memiliki berbagai sumber data dalam pengumpulan
data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapat
digunakan oleh beberapa user untuk berbagai kepentingan [Waliyanto, 2000] dan pada
masing-masing table/file di dalam database berfungsi untuk menampung/menyimpan data-
data, dan masing-masing data yang ada pada table/file tersebut saling berhubungan dengan
satu sama lainnya. Tujuan dari dibentuknya basis data pada suatu perusahaan pada dasarnya
adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data.
Dalam basis data seluruh data disimpan dalam file basis data pada masing-masing
table/file sesuai dengan fungsinya, sehingga penelusuran data dapat dilakukan dengan mudah
dan cepat tersaji. Basis data merupakan aspek yang sangat penting dalam system informasi
karena merupakan gudang penyimpanan data yang dapat menghindari duplikasi data,
hubungan antardata yang tidak jelas, organisasi data, serta update yang rumit.
Mata Pelajaran
KD_MP Mata Pelajaran
Guru
KD_Guru Nama Alamat Telepon
Sekolah
KD_Sekolah NIS KD_MP KD_Guru MP Semester Tahun Nilai
Sekelompok data yang tersusun dalam satu baris rekaman (record / tuple) dan tersimpan
dalam basis data disebut dengan instansi (instance) atau kejadian (occurences).
3. Arsitektur DBMS
Arsitektur ini dikenal dengan nama arsitektur tiga skema (three-schema architecture)
dimana fungsi ini untuk memisahkan antara basis data fisik dengan program aplikasi user.
Skema-skema tersebut adalah sebagai berikut.
a. Level internal merupakan skema internal yang memuat deskripsi struktur penyimpanan basis
data dan menggunakan model data fisikal serta mendefinisikan secara rinci penyimpanan data
dalam basis data dan jalur pengaksesan data.
b. Level konseptual adalah skema yang memuat deskripsi struktur basis data secara
keseluruhan untuk semua pemakai. Skema ini hanya memuat deskripsi tentang enitas, atribut,
hubungan dan batasan, tanpa memuat deskripsi data secara rinci.
c. Level eksternal merupakan skema eksternal (user view) yang mendefinisikan pandangan
data terhadap sekelompok user (local view) dengan menyembunyikan data lain yang tidak
diperlukan oleh kelompok user tersebut.
b. Perubahan skema internal, yaitu pemisahan antara skema eksternal dengan skema internal
yang berfungsi untuk menjaga bila terjadi perubahan skema internal. Misalnya, ada
penambahan pointer pada rekaman tidak memerlukan perubahan pada aplikasi.
c. Perubahan skema eksternal, yaitu adanya penambahan atau pembuatan skema eksternal
baru namun tidak memengaruhi aplikasi yang ada selama aplikasi tersebut tidak mengakses
data berdasarkan skema yang baru.
Berikut komponen-komponen DBMS (Howe, 1991).
a. Interface, yang didalamnya terdapat bahasa manipulasi data (data manipulation language).
b. Bahasa definisi data (data definition language) untuk skema eksternal, skema konseptual, dan
skema internal.
c. Sistem kontrol basis data (database control system) yang mengakses basis data karena
adanya perintah dari bahasa manipulasi data.
Contoh bahasa menggunakan komponen-komponen tersebut adalah SQL (Structured
Query Language). SQL merupakan bahasa standar yang digunakan oleh kebanyakan aplikasi-
aplikasi DBMS.