Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH WORK FROM HOME TERHADAP KEPUASAN


KINERJA KARYAWAN

DISUSUN OLEH :
Izly Humayrah Zamratujjannah
120310239039

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Situasi pandemi telah mengakibatkan perubahan signifikan dalam pola
kerja, baik di sektor pemerintah maupun di perusahaan swasta di seluruh
aspeknya. Pembatasan situasi dan pelaksanaan protokol kesehatan telah
menyebabkan keterbatasan dalam mobilitas. Kondisi seperti ini mendorong
perubahan dalam sistem kerja untuk mematuhi pedoman protokol kesehatan.
Salah satu perubahan yang paling mencolok dalam pola kerja saat ini adalah
adopsi kerja dari rumah atau “Work from Home”. Konsep WFH adalah salah satu
konsep remote working atau bekerja jarak jauh, sejak tahun 1970-an. Sehingga,
bukan hal baru di dunia kerja sebagai upaya untuk mengurangi masalah
kemacetan lalu lintas dan perjalanan kantor. Dilakukannya WFH membantu
menyeimbangkan kehidupan dunia kerja pada karyawan, membantu perusahaan
menyelesaikan pekerjaan, dan meminimalisir resiko penularan virus covid-19.
Namun, di Indonesia pelaksanaan WFH menjadi permasalahan tersendiri, karena
belum menjadi budaya dalam organisasi. Sehingga dalam prakteknya, tidak semua
instansi / lembaga di Indonesia mampu melaksanakan WFH dengan baik.
(Mungkasa, 2020).
Berdasarkan data dari Departemen Penelitian Statista pada September
2022, ada 8,28 juta pekerja di Amerika Serikat yang bekerja dari rumah sekitar
empat minggu terakhir karena pandemi COVID-19. Ini menyumbang mereka
yang bekerja dari jarak jauh, atau bekerja di rumah, khususnya karena pandemi
virus corona dan tidak termasuk mereka yang bekerja dari rumah sebelum
pandemi. Hybrid Work sedang meningkat di Amerika Serikat menurut data survei
yang mencakup kebiasaan pekerja antara 2019 dan 2022. Pada tahun 2022, 53%
pekerja AS melaporkan bekerja secara hybrid. Munculnya pandemi COVID-19
melihat rekor jumlah orang yang bekerja dari jauh untuk membantu mencegah
penyabaran virus pada saat itu, banyak pekerja telah menemukan inovasi baru di
rumah dan kehidupan kerja, mereka menemukan bahwa work from home lebih
fleksibel daripada selalu diminta untuk bekerja di kantor.
Menurut data Jobstreet, presentase pekerja Indonesia yang melakukan
aktivitasnya secara jarak jauh meningkat selama pandemi virus corona Covid-19.
Sebelum pandemi, hanya 4% responden yang bekerja jarak jauh. Sebelum
pandemi, hanya 4% responden yang bekerja jarak jauh. Angkanya naik menjadi
13% ketika pandemi berlangsung. Namun demikian 23% responden, mereka yang
berharap pekerjaannya bisa dilakukan secara jarak jauh selama pandemi
sebenarnya jauh lebih tinggi, hal serupa terjadi juga pada responden yang
berharap bisa mengombinasikan bekerja di kantor dan secara jarak jauh. Hanya
9% responden yang mengatakan bahwa mereka ingin bekerja di kantor selama
pandemi.
Studi ini menemukan bahwa 84,4% pekerja jarak jauh puas bekerja dari
rumah, tetapi tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara pekerja jarak
jauh nasional dan asing dalam kepuasan mereka dengan pengalaman telework;
Kepuasan ini terutama berasal dari mengalokasikan waktu yang diperoleh untuk
kegiatan sosial-pribadi. Hasil mengejutkan yang disajikan oleh penelitian ini
adalah bahwa, terlepas dari kenyataan bahwa pekerja asing non-UE-warga negara
puas dengan pengalaman teleworking, mereka tidak cenderung bekerja dari rumah
karena takut kehilangan pekerjaan dan izin tinggal mereka, sedangkan teleworkers
nasional memiliki niat untuk bekerja dari rumah jika diberi kesempatan.
Tambahan penting lainnya dari penelitian ini adalah pengembangan skala baru
khusus untuk mengukur kepuasan karyawan dengan bekerja dari rumah daripada
menggunakan skala kepuasan kerja tradisional.
WFH selama pandemi COVID-19 telah memberikan dampak positif dan
signifikan pada peningkatan kinerja karyawan. Selain itu, penting juga untuk
memperhatikan tingkat kepuasan kerja dalam upaya meningkatkan produktivitas
karyawan. Kepuasan kerja merupakan perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan
dan kondisi pribadi seorang karyawan, yang dapat memberikan dukungan atau
sebaliknya. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya akan memiliki rasa
cinta terhadap tugasnya, yang akan mendorongnya untuk tetap berkomitmen dan
tidak mudah bosan. Karyawan yang bekerja dari rumah tidak hanya lebih bahagia,
lebih sedikit kemungkinan untuk berhenti, tetapi juga lebih produktif dan
merasakan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Fleksibilitas dalam mengatur
waktu, rasa lebih dekat dengan keluarga, dan adaptasi yang lebih bebas terhadap
lingkungan kerja selama WFH yang berbeda secara signifikan dengan lingkungan
kantor, semuanya berkontribusi pada meningkatnya kepuasan kerja yang
dirasakan oleh karyawan. Menurut data dari Ainia et al (2021) menunjukkan hasil
bahwa WFH berpengaruh terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Demikian pula
penelitian yang dilakukan oleh Sriyaningsih dan Said (2021)menunjukkan hasil
bahwa kepuasan kerja memediasi pengaruh WFH terhadap kinerja pegawai.
Kepuasan kerja memengaruhi kinerja karyawan dalam penerapan sistem work
from house. Ini melibatkan kemampuan individu dalam mengatur waktu antara
pekerjaan dan aktivitas di luar pekerjaan, yang seringkali menjadi sumber konflik
pribadi dan energi diri. Jika seseorang mampu mengelola kedua tanggung
jawabnya sebagai pekerja dan anggota keluarga dengan baik, maka mereka
cenderung merasakan tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Dalam hal ini, individu
dapat efektif bekerja baik ketika berada di kantor maupun di rumah, dan tidak
merasa terbebani oleh masaah yang muncul selama pandemi COVID-19.

Work From H1 Kepuasan


Sumber: Unsplash.com Kinerja
H2McKinsey, bahwa sewaktu pra pandemi, sebanyak
Disimpulkan dari survey
Home (WFH) 30% pekerjaKerja Karyawan
memilih cara kerja hybrid, 62% on-site, dan 8% sepenuhnya jarak
Karyawan
jauh. Kemudian, pasca pandemi keadaan berubah dan tercatat ada sebanyak 52%
pekerja memilih metode hybrid working, 37% bekerja dikantor, dan ada 11%
memilih melakukan kerja jarak jauh. Selain sebagai upaya perlindungan diri dari
penyebaran COVID-19, hybrid working berdampak pada produktivitas yang lebih
baik. Microsoft mencatat sebanyak 82% CEO di seluruh Eropa mengklaim bahwa
selama menerapkan hybrid working perusahaan mengalami peningkatan
produktivitas dibandingkan sebelum pandemi. Hal tersebut terjadi karena pekerja
menjadi lebih fleksibel dalam bekerja, hemat waktu atau biaya, lebih produktif,
memiliki keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi, sehingga
tingkat stress menjadi berkurang. Selama hybrid working, tingkat kebahagiaan
para pekerja pun meningkat. Dilansir dari surveymonkey 2020, pekerja jarak jauh
merasa lebih bahagia dibandingkan rekan kerja mereka yang berada di kantor. Hal
ini dikarenakan pengaruh psikologis manusia yang di mana semua aktivitas
seperti menggunakan pakaian santai, memiliki lebih banyak waktu dengan
keluarga, memasak, bisa dilakukan selama hybrid working.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Achmad Fauzi, Rezki Satris, dan
Estiningsih (2020), peneliti menemukan bahwa work from home (WFH) memiliki
implikasi positif dan signifikan terhadap Produktivitas Karyawan sebesar 0.875,
karena nilai T statistik sebesar 24.426 yang berarti lebih besar dari 1.96, sehingga
hipotesis H1 dinyatakan diterima. Penelitian ini mengafirmasi bahwa Work from
Home memiliki pengaruh signifikan terhadap Produktivitas Karyawan. Terdapat
a
juga penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Alassaf, Pierre ; El-assaf,
b c
Basem Munir ; Szalay, Zsigmond Gabor (2023), bahwa 84,4% pekerja jarak jauh
puas bekerja dari rumah, tetapi tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan
antara pekerja jarak jauh nasional dan asing dalam kepuasan mereka dengan
pengalaman telework; Kepuasan ini terutama berasal dari mengalokasikan waktu
yang diperoleh untuk kegiatan sosial-pribadi. Hasil mengejutkan yang disajikan
oleh penelitian ini adalah bahwa, terlepas dari kenyataan bahwa pekerja asing
non-UE-warga negara puas dengan pengalaman teleworking, mereka tidak
cenderung bekerja dari rumah karena takut kehilangan pekerjaan dan izin tinggal
mereka, sedangkan teleworkers nasional memiliki niat untuk bekerja dari rumah
jika diberi kesempatan. Tambahan penting lainnya dari penelitian ini adalah
pengembangan skala baru khusus untuk mengukur kepuasan karyawan dengan
bekerja dari rumah daripada menggunakan skala kepuasan kerja tradisional.
Dari hasil penelitian dan data-data sebelumnya ditemukan bahwa penelitian
ini sangat penting karena akan membahas secara mendalam “Pengaruh Work
From Home (WFH) terhadap Kepuasan Kinerja Karyawan,” yang dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran WFH dalam konteks
perubahan dunia kerja yang terus berevolusi, khususnya dalam menghadapi
tantangan seperti pandemi dan adopsi pola kerja yang lebih fleksibel.

1.2 Rumusan Masalah


a. perbedaan signifikan dalam tingkat kepuasan kinerja antara karyawan
yang menjalani Work From Home (WFH).
b. faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan kinerja karyawan yang
menjalani WFH.
c. implementasi work from home terhadat tingkat produktivitas karyawan.

1.3 Tujuan Penelitian


a. Menilai apakah terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat kepuasan
kinerja antara karyawan yang menjalani Work From Home (WFH) dan
karyawan yang bekerja dari lokasi kantor sebagai dampak dari
implementasi WFH.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi signifikan terhadap
tingkat kepuasan kinerja karyawan yang menjalani WFH, sehingga
perusahaan dapat memahami aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
meningkatkan kepuasan kinerja.
c. Menilai pengaruh implementasi Work from Home (WFH) terhadap tingkat
produktivitas karyawan dan mengukur dampaknya pada efisiensi kerja dan
kinerja organisasi secara keseluruhan.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini sangat relevan dalam konteks perubahan dunia kerja yang
terus berkembang, terutama dalam menghadapi tantangan seperti pandemi dan
adopsi pola kerja yang lebih fleksibel seperti Work From Home (WFH).
Penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
dampak WFH terhadap kepuasan kinerja karyawan dan faktor-faktor yang
memengaruhinya. Manfaatnya meliputi memberikan wawasan kepada
perusahaan dan organisasi terkait dengan pengambilan kebijakan terkait WFH,
meningkatkan produktivitas karyawan, serta menciptakan lingkungan kerja
yang lebih seimbang dan meminimalisir tingkat stres. Dengan demikian, hasil
penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kepuasan
karyawan, produktivitas, dan kinerja organisasi secara keseluruhan, serta
berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang perubahan dalam pola
kerja yang terus berlangsung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis


2.1.1 Work from Home
Work from home adalah istilah bekerja dari jarak jauh atau ditempat
lain yang tidak langsung dari kantor, lebih tepatnya bekerja dari rumah.
Jadi karyawan tidak perlu datang ke kantor tatap muka dengan para
pekerja lainnya, selain fleksibel masalah tempat kerja, dalam hal waktu
juga work from home fleksibel karena bisa di sesuaikan.
Work from home (WFH) merupakan sebuah konsep yang
memungkinkan karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa harus
hadir secara fisik di kantor. Konsep ini mewakili pendekatan kerja modern
yang mengoptimalkan penggunaan Internet dan teknologi sebagai alat
untuk mendukung kinerja aktivitas profesional (Nadiyah, 2022).
Menurut Utami (2020) Work from Home merupakan konsep kerja
yang mana karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dari rumah sehingga
dapat memberikan jam kerja yang fleksibel bagi karyawan dan juga lebih
membantu karyawan untuk menyeimbangkan kehidupannya sekaligus
menyelesaikan pekerjaannya sebagai karyawan perusahaan.
Skema work from home merupakan bagian dari konsep bekerja jarak
jauh atau telecommuting yang sebenanrnya bukan hal yang baru dalam
dunia kerja, konsep ini sudah ada sejak tahun 1970-an sebagai salah satu
solusi untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Sehingga pada
tahun 2019 ketika muncul Covid-19 diseluruh dunia konsep bekerja dari
rumah makin naik karena penerapan sistem bekerja dari rumah
merupakan langkah pemerintah untuk mencegah semakin meluasnya
wabah virus corona dan melindungi masyarakat dari tertularnya virus
(Purwanto et al., 2020).
Kelebihan Work form Home atau bekerja dari rumah dibandingkan
bekerja normal dikantor menurut Dewayani (2020), diantaranya; biaya
operasional kantor yang menurun karena tidak perlu menyediakan saran
dan prasarana dikantor, lebih fleksibel karena karyawan bisa
menyesuaikan waktu pekerjaan lain dengan pekerjaan kantor serta dapat
berpindah tempat saat bekerja, produktivitas meningkat, kepuasan
karyawan meningkat karena tingkat stress yang menurun, dan work life
balance meningkat karena karyawan bisa lebih dekat dengan lingkungan
terdekat atau dengan keluarganya. Work from home memberikan jam kerja
bebas bagi karyawan dan disisi lain juga memberikan banyak keuntungan
untuk perusahaan.
Sedangkan, Kekurangan Work form Home atau bekerja dari rumah
dibandingkan bekerja normal dikantor menurut Dewayani (2020),
diantaranya; biaya operasional dirumah meningkat karena biaya
operasional dari kantor pindah ke rumah, miskomunikasi karena
kurangnya frekuensi komunikasi, masalah keamanan data, sulit
monitoring karyawan, serta hilangnya motivasi bekerja karena banyak
gangguan di rumah.
Jadi kesimpulannya secara umum, work from home (WFH)
merupakan konsep modern yang memungkinkan karyawan bekerja dari
teampat lain, termasuk rumah, tanpa harus hadir secara fisik di kantor.
Konsep ini mengutamakan fleksibilitas waktu dan tempat kerja dengan
dukungan teknologi dan internet. Pada saat covid-19 WFH semakin naik
di mana pemerintah menerapkan sistem ini untuk mengatasi penyebaran
virus.

2.1.2 Kepuasan Kinerja Karyawan


Kepuasan kinerja karyawan adalah perasaan positif atau rasa
pencapaian dalam pekerjaannya saat ini. Kepuasan prestasi kerja pegawai
dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda seperti tantangan kerja,
imbalan, kondisi lingkungan kerja, imbalan yang sepadan dengan hasil
kerja, kemampuan kepemimpinan, pengaturan, kompensasi, peralatan,
lingkungan kerja yang baik, faktor pegawai, faktor pekerjaan dan faktor
eksternal. Kepuasan kinerja pegawai mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas dan kinerja pegawai. Menurut para ahli,
beberapa definisi kepuasan kinerja karyawan adalah suatu sikap
emosional yang menyenangkan dan menyukai pekerjaannya, suatu
keadaan emosi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana
seorang karyawan mengalami pekerjaannya dan merupakan hasil dari
persepsi bahwa karyawan mempunyai kualitas, pekerjaan mereka
dianggap penting. Indikator kepuasan kinerja pegawai antara lain
kesesuaian pekerjaan, lingkungan kerja yang nyaman, rekan kerja,
pengawasan, ketidakhadiran pegawai, keinginan berpindah tempat kerja,
kebiasaan kerja atau budaya pegawai dan tunjangan. Mengukur kepuasan
kinerja karyawan dapat membantu mengukur kepuasan karyawan di
lingkungan kerja. Beberapa pengertian menurut para ahli yaitu antara lain:
• Prayogo (2019) Kepuasan Kerja merupakan sikap emosional yang
menyenangkan serta mencintai pekerjaanya. Kepuasan Kerja
karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja,
dedikasi, dan kedisiplinan karyawan dapat meningkat.
• Sari (2016) Kepuasan Kerja adalah variabel sikap yang mencerminkan
bagaimana orang merasa mengenai pekerjaan mereka secara
keseluruhan serta berbagai aspek didalamnya.
• Nurhayati (2016) mengemukakan bahwa Kepuasan Kerja adalah
ungkapan kepuasan karyawan tentang bagaimana pekerjaan mereka
dapat memberikan manfaat bagi organisasi, yang berarti bahwa apa
yang diperoleh dalam bekerja sudah memenuhi apa yang dianggap
penting
• Handoko (Edy Sutrisno, 2019, P.75) Kepuasan Kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan Kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan segala
sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya
• Kreitner dan Kinicki (wibowo, 2016, P.415) Kepuasan Kerja
merupakan respons affective atau emosional terhadap berbagai segi
pekerjaan seseorang. Definisi ini menunjukan bahwa job satisfaction
bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan
salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek
lainnya
• Greenbeg dan Baron (wibowo, 2016, P.415) mendeskripsikan Kepuasan
Kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual
terhadap pekerjaan mereka. Sementara itu, vecchino (wibowo, 2016,
P.415) menyatakan Kepuasan Kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan
kecenderungan tindakan seseorang, yang merupakan sikap seseorang
terhadap pekerjaan.
• Robbins (wibowo, 2016, P.415) Kepuasan Kerja adalah sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukan perbedaan antara
jumlah penghargaan yang diterima bekerja dan jumlah yang mereka
yakiniseharusnya mereka terima.

2.2 Penelitian Terdahulu


Alassaf, Pierrea; El-assaf, Basem Munirb; Szalay, Zsigmond Gaborc,
(2023), "Kepuasan dan Niat Pekerja terhadap Bekerja dari Warga Negara
Non-UE Rumah-Asing vs. Pendekatan Pekerja Nasional: Studi Kasus
Negara-Negara Eropa Tengah", Ilmu Administrasi, Q2. Studi ini mencoba
untuk mengisi kesenjangan literatur mengenai diferensiasi dalam
menanggapi kepuasan karyawan nasional dan asing dengan pengalaman
bekerja dari rumah dan niat masa depan mereka untuk bekerja dari rumah.
Variabel independen dalam jurnal ini adalah karakteristik pekerja jarak
jauh, sedangkan variabel dependen adalah status sebagai karyawan
nasional atau asing dan niat masa depan untuk bekerja dari rumah.
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen menunjukkan
bahwa status sebagai karyawan nasional atau asing memiliki pengaruh
signifikan terhadap niat masa depan untuk bekerja dari rumah dengan arah
hubungan yang berlawanan, yaitu negatif untuk pekerja asing dan positif
untuk pekerja nasional.
Chowhan, James; Tombak, Kelly. (2023), "Beban kerja, antarmuka
kehidupan kerja, stres, kepuasan kerja dan kinerja pekerjaan: studi model
permintaan-sumber daya pekerjaan selama COVID-19", Jurnal
internasional tenaga kerja, Q3. Penelitian ini menggunakan model Job
Demand- Resources(JD-R) yang komprehensif untuk mengeksplorasi
tekanan beban kerja, antar muka antara pekerjaan dan kehidupan, serta
dampaknya terhadap stres dan kepuasan kerja karyawan selama pandemi
COVID-19, dengan implikasi terhadap kinerja kerja karyawan. Variabel
independen dalam jurnal ini adalah tekanan beban kerja (workload) dan
sumber daya pekerjaan (job resources), sedangkan variabel dependen
adalah kepuasan kerja karyawan dan kinerja kerja karyawan. Pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa
tekanan beban kerja (workload) diperkirakan memiliki hubungan negatif
dengan kepuasan kerja karyawan, yang pada gilirannya berhubungan
positif dengan kinerja kerja karyawan, sementara sumber daya pekerjaan
(job resources) diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kepuasan
kerja karyawan dan berhubungan negatif dengan tingkat stres, yang pada
gilirannya berkorelasi negatif dengan kepuasan kerja karyawan.
Smirnykh, Larisa, (2023), "Bekerja dari rumah dan kepuasan kerja: bukti
dari Rusia", Jurnal Internasional Tenaga Kerja", Q1. Penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki dampak bekerja dari rumah dan durasinya
terhadap kepuasan kerja. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
para pekerja di pasar tenaga kerja Rusia. Variabel independen dalam jurnal
ini adalah bekerja dari rumah, jenis pekerjaan atau industri, serta durasi
atau lama bekerja dari rumah, sedangkan variabel dependen adalah
kepuasan kerja. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara bekerja dari rumah
dan tingkat kepuasan kerja di pasar tenaga kerja Rusia selama periode
2016 hingga 2021, baik sebelum maupun selama pandemi COVID-19,
meskipun pekerja jarak jauh yang bekerja lebih dari delapan jam sehari
melaporkan tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah.
Kramer, Miria; Engelman, Tanja, (2022), "Dampak Bekerja dari Rumah
terhadap Kepuasan Kerja dan Efektivitas Kerja di Masa Pandemi Corona",
International Journal of Work Innovation, Q1. Penelitian ini bertujuan
untuk menyelidiki dampak bekerja dari rumah terhadap kepuasan kerja
dan efektivitas kerja selama pandemi COVID-19. Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah individu yang mengalami perubahan dalam
lingkungan kerja sehari-hari mereka karena dipindahkan ke lingkungan
bekerja dari rumah. Variabel independen dalam jurnal ini adalah bekerja
dari rumah selama pandemi COVID-19, sedangkan variabel dependen
adalah kepuasan kerja dan efektivitas kerja. Pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa bekerja dari rumah
memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan juga meningkatkan
efektivitas kerja.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini menunjukkan bahwa variabel independen


(Work From Home) berpotensi mempengaruhi variabel dependen (dvcsd)
melalui variabel pemediasi (interaksi digital marketing dan minat belanja).
Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa Work From Home (WFH)
dapat mempengaruhi Kinerja Karyawan melalui pengaruhnya terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan.

2.4 Hipotesis
• Terdapat pengaruh positif antara Work from Home (WFH) dan kepuasan
kerja karyawan.
• Terdapat pengaruh positif antara kepuasan kerja karyawan dan kinerja
karyawan.
• Terdapat pengaruh positif antara WFH dan kinerja karyawan, yang
dimediasi oleh kepuasan kerja karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Alassaf, Pierre Et Al (2023), "Worker’s Satisfaction and Intention toward


Working from Home—Foreign Non-EU Citizens vs. National Workers’
Approach: Case Study of Central European Countries (Visegrád Group (V4))"
Q2

Statista (2022). Share of workers working onsite versus hybrid or remote in


the United States from 2019 to 4th quarter 2022.

detikInet (2023). "Analisa Efektivitas Penerapan Work From Home di


Indonesia"
https://inet.detik.com/

Fauzi A Et Al (2022). "Pengaruh Work From Home Terhadap Kinerja Dan


Produktivitas Karyawan Di Masa Pandemi COVID-19"

MDPI (2021). "The Impact of Enforced Working from Home on Employee


Job Satisfaction during COVID-19: An Event System Perspective"
https://www.mdpi.com/

Statista (2022). Monthly number of workers who worked from home due to
the COVID-19 pandemic in the United States from May 2020 to September
2022

Jacob (2022). "Tren Hybrid Working Pasca Pandemi 2022"

Aas Ariska, 2021. "Pengaruh bekerja dari rumah (work from home) terhadap
kinerja karyawan selama mana pandemi covid-19 dengan penguasaan
teknologi sebagai variabel moderasi”

Anda mungkin juga menyukai