CEPA)
Ibrahim1
Ibrohimboim55@gmail.com
Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta
ABSTRAK
Perdagangan bebas antara Indonesia dengan Australia telah direncanakan atau adanya
negosiasi pada akhir 2010 namun ditunda pada 2013 dan diaktifkan kembali pada 2016 dan
telah melalui 12 negosiasi dan perjanjian ditandatangani pada 2019. Dengan adanya
perjanjian perdagangan bebas atau IA - CEPA ini pemerintah mengharapkan adanya
peningkatan investasi dengan Australia dan dapat menjadikan Indonesia sebagai rantai pasok
global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif dan negatif perdagangan
bebas antara Indonesia dengan Australia. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan
kualitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Data sekunder berupa terbitan ilmiah dan kanal berita yang dapat dipercaya, yang
mendeskripsikan perdagangan bebas antara Indonesia dengan Australia beserta dampak-
dampak terhadap perekonomian Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui kajian
literatur. Literatur yang digunakan berupa jurnal ilmiah, skripsi, dan berita perdagangan
bebas Indonesia - Australia. Hasil penelitian ini adalah dengan adanya IA-CEPA
menghadirkan dampak yang positif seperti bahan baku olahan gandum lebih terjangkau bagi
industri makanan di Indonesia sehingga di pasar global produk Indonesia dapat lebih
kompetitif.
Kata Kunci: Perdagangan Bebas, Indonesia, Australia, IA - CEPA, Dampak
ABSTRACT
Free trade between Indonesia and Australia had been planned or negotiated by the end of
2010 but was postponed in 2013 and reinstated in 2016 and has gone through 12 negotiations
and agreements signed in 2019. With this free trade agreement or IA-CEPA, the government
expects increased investment with Australia and can make Indonesia a global supply chain.
This study aims to determine the positive and negative impacts of free trade between
Indonesia and Australia. This research was conducted through a descriptive qualitative
approach. The data used in this study is secondary data. Secondary data in the form of
scientific publications and reliable news channels describing free trade between Indonesia
and Australia and the impacts on the Indonesian economy. Data collection is conducted
through literature studies. Literature used in the form of scientific journals, thesis, and free
trade news Indonesia - Australia. The result of this study is that IA - CEPA presents a
positive impact such as processed wheat raw materials are more affordable for the food
industry in Indonesia so that in the global market Indonesian products can be more
competitive.
Keywords: Free Trade, Indonesia, Australia, IA-CEPA, Impact
PENDAHULUAN
Dalam memperlancar kegiatan perdagangan suatu negara membutuhkan liberalisasi
perdagangan dunia karena memudahkan kerja sama perdagangan negara dengan negara
lainnya. Pemerintah Indonesia telah menerapkan liberalisasi perdagangan guna tetap
mengikuti perdagangan bebas. Kerja sama perdagangan banyak dilakukan Indonesia baik
yang bersifat bilateral, regional, multilateral maupun internasional. Liberalisasi perdagangan
adalah praktik untuk mendorong perdagangan secara bebas antar negara dengan cara
menghapus atau mengurangi hambatan seperti bea masuk impor dan lain - lain.
Perkembangan dalam teknologi dan pola kegiatan ekonomi membuat semua masyarakat di
dunia menjadi lebih sering saling bersentuhan, saling membutuhkan dan tentunya ada pula
persaingan yang tercipta. Dikarenakan adanya konflik dalam berinteraksi secara internasional
maka dibutuhkan aturan sehingga memperkecil adanya gesekan - gesekan perselisihan atau
konflik yang akan terjadi.
a. Comparative Advantage
Pertama kali dikembangkan oleh ekonom Inggris abad ke-19 David Ricardo, yang
mengaitkan penyebab dan manfaat perdagangan internasional dengan perbedaan
biaya peluang relatif (biaya dalam hal barang lain yang diberikan) menghasilkan
komoditas yang sama di antara negara-negara.
b. Absolute Advantage
Konsep keunggulan mutlak dikembangkan oleh Adam Smith dalam bukunya
"Wealth of Nations" untuk menunjukkan bagaimana negara-negara dapat
memperoleh dari perdagangan dengan mengkhususkan diri dalam memproduksi
dan mengekspor barang-barang yang mereka hasilkan lebih efisien daripada
negara lain dan mengimpor barang-barang negara lain menghasilkan lebih efisien.
Dengan adanya perdagangan bebas ini membuat persaingan ekonomi yang lebih luas
dan akan perekonomian membaik. Ini menjadi pertimbangan Indonesia untuk membangun
perekenomian negara. Pertumbuhan ekonomi adalah kunci untuk negara agar bisa
membangun. Menurut Sukirno (2009: 9), meningkatnya barang dan jasa yang diproduksi oleh
masyarakat bisa disebut dengan pertumbuhan ekonomi.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apa saja dampak positif dan dampak
negatif bagi Indonesia dalam perdagangan bebas antara Indonesia dengan Australia atau IA -
CEPA . Penelitian di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Indonesia dan
Kementerian Perdagangan untuk memutuskan langkah selanjutnya dalam menanggapi
perjanjian ini sehingga dapat menghindari defisit pada neraca perdagangan dan semoga dapat
menambah pengetahuan atau memperluas wawasan bagi masyarakat luas sehingga menjadi
lebih intelek dan semoga dapat menjadi bahan dalam penelitian bagi yang membutuhkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memakai jenis penelitian deskriptif atau sebuah metode yang memiliki
fungsi untuk menafsirkan atau memberikan sebuah paparan terhadap objek penelitian
menggunakan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya sebelum melakukan analisis dan
membuat kesimpulan secara umum. (Sugiyono, 2011:29)
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder atau data yang
diperoleh kemudian digabungkan dengan penelitian sebelumnya atau yang telah diterbitkan
oleh instansi lain, biasanya dari sumber tidak langsung seperti data dokumentasi.
(Situmorang, Muda, Doli, & Fadli, 2010)
PEMBAHASAN
Indonesia adalah satu diantara negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Indo -
Pasifik menghadirkan banyak peluang bagi bisnis Australia untuk menjadi lebih besar. Dan
pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar
kelima, dan Australia melakukan kerja sama IA - CEPA ini guna memastikan
ditempatkannya Australia dengan baik sehingga mempermudah apabila ingin berdagang
dengan Australia karena hubungan dengan Indonesia bisa dibilang bagus. Perjanjian ini juga
melengkapi dan mendukung minat kita bersama dalam membina wilayah yang aman dan
sejahtera. Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN – Australia - Selandia Baru (AANZFTA)
menjadi landasan atas adanya Perjanjian perdagangan bebas Australia dengan Indonesia.
Sementara IA - CEPA membangun hasil di AANZFTA, kedua perjanjian akan berdampingan
setelah IA - CEPA mulai berlaku. Bisnis akan terus dapat menggunakan AANZFTA.
IA-CEPA menciptakan kerangka kerja bagi Australia dan Indonesia untuk membuka
potensi kemitraan ekonomi bilateral yang luas, menumbuhkan kerja sama ekonomi antara
bisnis, komunitas, dan individu. Indonesia telah menjadi pasar yang berkembang bagi
eksportir barang dan jasa Australia. Pada tahun 2018 hingga 2019, total perdagangan barang
dan jasa dua arah dengan Indonesia bernilai Australia $17,8 miliar, menjadikan Indonesia
sebagai mitra dagang terbesar ke-13 Australia. IA - CEPA akan memberikan kesempatan
kepada bisnis Australia dan Indonesia untuk memperluas dan mendiversifikasi kemitraan
ekonomi ini. Janji Australia dalam Perdagangan Bebas Indonesia Australia Comprehensive
Economic Partnership Agreement (IA - CEPA) adalah menghilangkan bea masuk impor
untuk seluruh pos tarifnya menjadi 0%. Adapun produk Indonesia yang berpotensi untuk
ditingkatkan ekspornya adalah produk otomotif seperti mobil listrik dan hybrid, furnitur,
tekstil, produk tekstil dan lain – lain.
Adapun keuntungan bagi Australia adalah turunnya tarif yang sebelumnya harus
dibayar untuk ekspor di berbagai bidang. Seperti pada jeruk mandarin, tarif yang sebelumnya
25 persen akan turun menjadi 10 persen untuk pengiriman 7500 ton setiap tahun. Pada jeruk
Australia dapat mengekspor 10 ribu ton per tahun pertama setelah perjanjian tanpa
pembatasan tarif sama sekali sementara untuk jeruk lemon jatahnya adalah 5 ribu ton per
tahun pertama. Sementara untuk wortel, tarif juga akan dikurangi menjadi 10 persen dasri 25
persen untuk pengiriman 5 ribu ton per tahun.
Pada tahun 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai perdagangan Indonesia
dengan Australia sampai angka US$8,6 miliar. Dengan prediksi pertumbuhan 17-19 persen,
maka nilai perdagangan Indonesia-Australia bisa menembus US$10-US$10,2 miliar. Catatan
BPS pada 2018 menunjukkan produk ekspor utama Indonesia ke Australia meliputi
petroleum sebesar US$636,7 juta, kayu dan furnitur sebesar US$214,9 juta, panel LCD, LED,
dan panel layar lainnya sebesar US$100,7 juta, alas kaki sebesar US$96,9 juta, dan ban
sebesar US$61,7 juta. Sementara, produk impor utama Indonesia dari Australia adalah
gandum sebesar US$639,6 juta, batu bara sebesar US$632 juta, hewan hidup jenis lembu
sebesar US$573,9 juta, gula mentah atau tebu lainnya sebesar US$314,7 juta, termasuk bijih
besi dan bijih lainnya sebesar US$209,3 juta. Dan pada tahun 2019 Total perdagangan barang
Indonesia-Australia tercatat mencapai US$ 7,8 miliar. Indonesia mengalami kerugian sebesar
US$ 3,2 miliar dengan ekspor sebesar US$ 2,3 miliar dan impor sebesar US$ 5,5 miliar.
Senator Kim Carr (2019) dari fraksi kiri Partai Buruh mengatakan bahwa perjanjian
IA-CEPA (Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) ini tidak
tidak sejalan dengan platform partainya. Hal yang membuat Kim Carr keberatan karena pada
hal ketenagakerjaan karena memicu kekhawatiran para pekerja dan masyarakat Australia
pada umumnya. Wakil Ketua komite bipartisan Parlemen Australia (JSCOT) mengatakan
bahwa Australia perlu mengembangkan hubungan ekonomi dengan Indonesia, karena dia
memprediksikan negara Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di
dunia, namun hanya menyumbang 2% dari total ekspor Australia.
Wakil ketua umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Shinta Widjaja Kamdani
mengatakan di dalam IA - CEPA ada investasi pada sektor pendidikan dan kesehatan
sehingga membuat warga Indonesia akan mendapat kesempatan pelatihan di Australia. Dan
dia menambahkan keterampilan pekerja ini menjadi hal yang sangat penting, termasuk
pelatihan kejuruan karena di Indonesia banyak pekerja yang kurang memiliki keterampilan
sehingga membuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia terhitung rendah. Kemudian untuk
sektor pendidikan dalam waktu dekat akan dibukanya Monash University dan Australian
National University (ANU). Sedangkan pada Monash University Australia diperkirakan akan
dibangun pada tahun akhir 2021 dan hanya untuk program S2 dan S3 saja.
Dalam IA-CEPA juga disebutkan mobil listrik termasuk di dalam bagian di dalam
perjanjiannya. Ketua umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)
Yohannes Nangoi mengatakan bahwa di masa depan akan ada pabrik mobil listrik di
Indonesia dan untuk saat ini beliau menyakini bahwa Indonesia siap untuk ekspor mobil ke
Australia tetapi proses standarisasi di Australia bisa dibilang cukup ketat sehingga ini
menjadi kekhawatiran beliau dan Indonesia harus siap akan rintangan ini.
Pada daging sapi Indonesia juga mengimpor banyak dari Australia karena sapi
Australia memiliki berbagai keunggulan sepeti adanya jaminan halal serta dari penyakit kuku
dan sapi gila. Dan para peternak lokal tidak mampu menyanggupi kebutuhan sapi nasional
sehingga Indonesia melakukan impor dari Australia yang terbilang cukup besar dengan harga
yang lebih terjangkau. Dan sekarang konsumsi daging meningkat drastis dan kebutuhan sapi
nasional menjadi 784.000 ton, tapi peternak lokal hanya mampu menghasilkan 532.000 ton
daging.
Selain para peternak sapi yang putus asa, petani tebu juga pusing karena Australia
adalah pemasok gula mentah ke Indonesia. Soemitro Samadikoen (2019) selaku ketua
Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengatakan produksi gula di Indonesia saat
ini masih belum cukup bagus, sehingga Biaya Pokok Produksi (BPP) gula sangat tinggi.
Kemudian karena adanya IA-CEPA gula yang berasal dari Australia memiliki harga yang
lebih rendah membuat daya saing gula dalam negeri menjadi lebih rendah, petani pun
menjadi lebih susah dalam mencari pembeli.
KESIMPULAN
Perdagangan bebas adalah kegiatan pertukaran atau jual beli yang dijalankan secara
bebas dan dapat keuntungan bagi masyarakat yang ikut serta dalam melakukan perdagangan,
dikarenakan perdagangan bebas dapat menghasilkan spesialisasi yang mampu meningkatkan
efisiensi dan meningkatnya produktivitas. Perjanjian perdagangan bebas Indonesia dengan
Australia di latar belakangi oleh neraca perdagangan Indonesia dengan Australia yang
menunjukkan kecenderungan Indonesia sebagai importir. Keunggulan yang dimiliki
Indonesia adalah sebagai eksportir minyak dan gas bumi. Dan memiliki tujuan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi secara terus menerus dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.