DOSEN PENGAJAR
DISUSUN OLEH
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dan memuliakannya di atas makhluk - makhluk yang
lain. Juga tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni
baginda besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikutnya hingga
akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “Perdagangan dan Kerjasama Internasional
Indonesia-Amerika Serikat”.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Internasional. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kebaikan kami untuk kedepannya.
Penyusun
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
b. Saran ................................................................................................................ 13
REFERENSI ......................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Sampai saat ini Amerika Serikat (AS) masih merupakan kekuatan utama
di dunia, baik dari sisi politik, militer, maupun ekonomi. Amerika Serikat
merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di dunia yakni sekitar
311.6 juta jiwa pada tahun 2011 (World Bank 2012). Pendapatan per kapita
penduduknya tercatat sebesar US$ 48,100 menjadikannya sebagai kekuatan
ekonomi terbesar di dunia. Perekonomian AS baik sektor manufaktur maupun
sektor jasa sudah cukup maju.
1
dibandingkan dengan potensi yang dimiliki oleh keduanya. Selain perdagangan,
investasi AS di Indonesia (berkisar pada 4% dari total investasi di Indonesia tahun
2010) juga masih relatif kecil dibandingkan dengan Jepang (29% tahun 2010)
(Sumber: Kementerian Koordinator Perekonomian: 2011).
2
2. Asal mula
3
c. Export Sucesses for American Businesses
OPIC merupakan perjanjian yang relatif baru baru untuk mendorong investasi
Amerika Serikat di Indonesia. Pada bulan April 2010 ditandatangani perjanjian
investasi baru yang menggantikan perjanjian tahun 1967, dengan kerangka yang
telah diperbaharui, termasuk project finance dan jasa asuransi risiko politik untuk
proyek-proyek besar.
Salah satu bagian dari kerjasama ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat
adalah bidang energi. USTDA dan Pemerintah Indonesia serta sponsor dari pihak
swasta mengembangkan beberapa proyek terkait energi, seperti proyek
geothermal Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) di Jawa Barat, proyek
geothermal swasta di daerah Halmahera, dan program pelatihan untuk
memperkuat kemampuan pemerintah daerah dalam mengembangkan proyek
berbasis energi panas bumi.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan perdagangan dan kerjasama Indonesia dan
Amerika Serikat?
2. Bagaimana Pasang surut dalam hubungan perdagangan dan kerjasama
internasional Indonesia dan Amerika Serikat?
3. Bagaimana perkembangan terkini perdagangan dan kerjasama
internasional Indonesia dan Amerika Serikat?
C. Tujuan Penelitian
1. Agar dapat mengetahui perkembangan perdagangan dan kerjasama
Indonesia Dan Amerika Serikat.
2. Agar dapat mengetahui Pasang surut dalam hubungan perdagangan dan
kerjasam internasional Indonesia dan Amerika Serikat.
3. Agar dapat mengetahui perkembangan terkini perdagangan dan kerjasama
internasional indonesia dan Amerika Serikat.
5
BAB II
TEORI
Perdagangan Internasional
Model Ricardian
6
Model Heckscher-Ohlin
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
mencapai 31,49% dan 15,37% (Kementerian Perdagangan, 2012). AS juga
merupakan salah satu negara asal impor terbesar, bersama dengan negara-
negara ASEAN, Jepang, dan Cina. Nilai impor Indonesia dari Amerika Serikat
pada tahun 2011 mencakup 6,09% dari total impor Indonesia, lebih kecil dari nilai
impor tahun 2009 dan 2010.
Walaupun tren sejak tahun 2008 menunjukkan bahwa Indonesia
memiliki nilai transaksi berjalan yang positif, terjadi defisit transaksi berjalan
yang mencapai 3,1% dari PDB pada awal tahun 2012 dan 2,6% dari PDB pada
kuartal ketiga 2012. Salah satu penyebab defisit transaksi berjalan sebesar USD
561,1 juta pada periode Januari – Oktober 2012 adalah impor pesawat dari AS ke
Indonesia.
Nilai investasi Amerika Serikat ke Indonesia pada 2011 mencapai
USD 1,5 miliar, atau 7,6% dari total investasi yang masuk ke Indonesia dan
meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1 miliar. Investasi
langsung (Foreign Direct Investment) dari AS menyumbang 4% dari total
nilai FDI di Indonesia. Posisi FDI Indonesia terhadap Amerika Serikat
mencapai puncaknya pada tahun 2005, namun kemudian menurun hingga bernilai
negatif di 2006. Tren posisi FDI dari 2007 hingga 2010 mengalami penurunan.
Pasang surut FDI AS ke Indonesia tidak terlepas dari perubahan rezimatau
undang-undang yang berlaku di Indonesia. Pemerintah Indonesia
mengeluarkan berbagai produk perundangundangan yang meliberalisasi
investasi asing di Indonesia pada tahun 1980an dan tahun 1990an. Namun krisis
yang terjadi akhir tahun 1990an menyebabkan Indonesia tidak menjadi
tujuan investasi yang menarik dimata investor asing. Keadaan ini mulai membaik
setelah tahun 2001 ketika Pemerintah bersikap lebih terbuka terhadap
investasi asing, daya tawar perusahaanperusahaan Indonesia yang kompetitif,
privatisasi dan rekapitalisasi bank-bank di Indonesia, dan privatisasi beberapa
BUMN. Pada tahun 2005, ketika saham FDI di Indonesia mencapai US$10
Milyar, perusahaan multinasional AS mendominasi investasi asing di
Indonesia. Hampir 60% FDI dari AS terkonsentrasi pada sektor minyak, gas,dan
pertambangan. AS turut memberikan berbagai macam bentuk bantuan bagi
Indonesia yang disalurkan melalui United States Agency for International
Development (USAID). Terkait dengan bidang ekonomi, terdapat beberapa
aspek yang menjadi fokus dari bantuan AS ini, diantaranya: Penguatan
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan, Pengembangan
iklim usaha dan perusahaan, stabilitas dan kewajaran sektor keuangan,
perbaikan kualitas jasa kebutuhan dasar, jasa lingkungan, jasa kesehatan,
serta sektor pangan dan gizi. Selain itu, AS juga memberikan pinjaman luar
negeri. Pinjaman bilateral yang berasal dari Amerika Serikat menempati
peringkat kedua setelah pinjaman bilateral yang berasal dari Jepang.
Berdasarkan kondisi yang terkait dengan Indonesia dan AS, terdapat
berapa bidang kerja sama yang berpeluang untuk dikembangkan kedua negara,
yaitu: a. Kerja sama di bidang infrastuktur yang masih menjadi kelemahan
utama di Indonesia sebenarnya juga menjadi peluang utama kerjasama
ekonomi dengan AS. Selain proyek pembangunan, AS dapat memberikan
konsultasi infrastruktur yang dibutuhkan Indonesia, terutama untuk sektor
9
informasi dan teknologi (IT) dan migas. b. Meningkatkan perdagangan bilateral
yang tidak hanya menyangkut perdagangan komoditas terutama pertanian,
tekstil, perkayuan, dan industri perfilman, tapi juga berbagai kegiatan yang
dapat mendorong perdagangan syaitu sertfikasi dan labeling, pemberian General
System of Preferences (GSP) bagi Indonesia, perlindungan HKI oleh
Pemerintah Indonesia bagi produk dari AS, dan tindakan tegas terhadap
praktek-praktek korupsi dan birokrasi yang berbelit-belit. c. Perbaikan
pelaksanaan debt-swap. AS merupakan negara kreditor yang paling banyak
memberikan pengurangan utang dengan menggunakan skema debt-for nature
swap (DNS). Pada tahun 2009, Indonesia juga menandatangani perjanjian
DNS dengan AS untuk mengalihkan sisa pembayaran enam jenis utang
pemerintah Indonesia hingga US$29.2 juta selama 8 tahun ke depan namun
pelaksanaan DNS ini cukup banyak menimbulkan masalah karena besarnya
jumlah hutang yang tetap harus dibayar Pemerintah Indonesia. d. Kedua negara
dapat meningkatkan hubungan ekonomi dengan meningkatkan transparansi
akun wajib pajak AS di Indonesia. Indonesia dapat membantu pelaksanaan
FATCA yang menjadi mekanisme Pemerintah Amerika Serikat untuk
menyingkap dan membuka penyalahgunaan pajak yang dilakukan oleh
warganya yang memiliki akun keuangan di luar negeri.
C. Perkembangan Terkini
"Untuk investasi, ada dua kata kunci, yaitu keterbukaan dan kompetitif.
Kami sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi," kata
Enggartiasto di Jakarta, Rabu (18/4/2018). Dalam kesempatan tersebut, Donovan
mengatakan bahwa pembicaraan yang dilakukan dengan Enggartiasto
memberikan pandangan positif. Kedua negara sepakat untuk bisa meningkatkan
perdagangan dan investasi secara keseluruhan."Kami sepakat, tiga kata kunci
untuk perdagangan itu. Tapi kami juga meminta keterbukaan dan kompetitif untuk
investasi," kata Donovan. Beberapa komoditas ekspor Indonesia ke Amerika
Serikat yang mengalami peningkatan ekspor pada Maret 2018 dibanding Februari
antara lain adalah alas kaki yang naik sebesar 46,07%, barang rajutan 26,29%,
serta besi baja yang naik dari USD2,13 juta menjadi USD35,3 juta.
10
Berdasarkan data neraca perdagangan non-migas per Januari hingga Juni
2018, Indonesia mengalami surplus 4,119 miliar dollar AS atas perdagangannya
dengan AS.
Kebijakan terbaru
Di tengah aksi agresif Amerika Serikat dalam menaikkan tarif impor dari berbagai
negara, Indonesia bertumpu pada keberlanjutan kebijakan generalized system of
preference (GSP) agar bisa melanjutkan hubungan bilateral yang baik dengan AS.
Sebagai informasi, GSP adalah kebijakan pembebasan tarif bea masuk terhadap
impor barang-barang tertentu dari negara-negara berkembang. Program ini telah
berlangsung sejak 1976, tetapi sempat dihentikan pada 2013 dan kembali
diberlakukan pada Juni 2015.
Saat ini, pemberlakuan insentif GSP untuk Indonesia masih ditinjau ulang oleh
Pemerintah AS. Pasalnya, United States Trade Representative (USTR) khawatir
RI tidak mematuhi kriteria program tersebut terkait akses pasar.
11
Pekan ini, peninjauan ulang GSP untuk RI tersebut akan memasuki tahapan
dengar pendapat (hearing) di Washington DC.
Dia menjelaskan, jika pada akhirnya insentif GSP untuk Indonesia tidak dapat
dilanjutkan, hal tersebut tidak akan berdampak langsung terhadap neraca
perdagangan RI secara keseluruhan.
12
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan baik dari isi
maupun cara penulisannya. Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila
pembaca tidak merasa puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta
saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki
pembahasan makalah kami. Harapan kami agar seluruh mahasiswa atau pembaca
dapat memahami tentang perdagangan dan kerjasama Internasional Indonesia dan
Amerika Serikat.
13
REFERENSI
http://nailatulfaizah.blogspot.com/2014/05/makalah-hubungan-antara-
amerika-serikat.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/16/131443726/meski-as-review-
perdagangan-neraca-perdagangan-indonesia-surplus.
https://economy.okezone.com/read/2018/04/18/320/1888446/indonesia-as-
sepakat-tingkatkan-perdagangan-dan-investasi
http://industri.bisnis.com/read/20180620/12/807858/kebijakan-gsp-amerika-
serikat-apa-pentingnya-untuk-ekspor-indonesia
14