Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

“Dampak Kerja Sama IA-CEPA Terhadap Hubungan Bilateral


Indonesia dan Australia”

MATA KULIAH : Politik Internasional


DOSEN PENGAMPU : Dra. Khoirunnisa, M.Si

OLEH :
KELOMPOK III

1. KEZIA VERONICA DE ANGEL F 2236030005

2. NOVA PUTRI MAHARANI 2236030006

3. SATYA PUTRI DJAWAS 2236030007

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami pada
mata kuliah Politik Internasional yang berjudul “Dampak Kerja Sama IA-CEPA Terhadap
Hubungan Bilateral Indonesia dan Australia” ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu pada mata kuliah Politik
Internasional yaitu, Ibu Dra.Khoirunnisa, M.Si yang telah memberikan materi selama perkuliahan
dan membimbing kami dalam mengerjakan tugas ini. Adapun tujuan dari dibuatnya tugas
makalah ini yaitu untuk memenuhi nilai tugas kami dan juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai topik yang diambil.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari betul adanya kekurangan baik dalam segi
susunan maupun penulisannya. Oleh karena itu mohon maaf bila ada kesalahan dalam makalah
kami, kritik dan saran sangat kami harapkan agar dapat menjadi acuan yang membangun untuk
kedepannya.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I

KATA PENGANTAR II

DAFTAR ISI III

DAFTAR GAMBARIV

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG 5

1.2 RUMUSAN MASALAH 6

1.3 KERANGKA TEORI

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN SEJARAH SINGKAT IA-CEPA

2.2 MANFAAT DAN TUJUAN TERCIPTANYA IA-CEPA

2.3 ISI PERJANJIAN DAN VISI MISI IA-CEPA

2.4 DAMPAK PERJANJIAN IA-CEPA TERHADAP EKONOMI INDONESIA DAN

AUSTRALIA

2.5 TANTANGAN DALAM MENJALANKAN IA-CEPA

2.6 BENTUK KERJA SAMA INDONESIA-AUSTRALIA MELALUI IA-CEPA

BAB III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia telah dilakukan sejak tahun 1949 dan
sudah berlangsung lebih dari 70 tahun. Hubungan antara dua negara ini telah melewati
berbagai fase dan tantangan, namun kedua negara tersebut terus menjalin kerja sama dalam
berbagai bidang, kerja sama ini pun terus berkembang dan semakin erat dalam beberapa
dekade terakhir. Pada awalnya hubungan kerja sama antara Indonesia dan Australia hanya
terbatas pada bidang politik dan keamanan, namun seiring berjalannya waktu kedua negara
tersebut meningkatkan kerja samanya di bidang lain dan salah satunya ialah bidang
ekonomi. Dalam bidang ekonomi kerja sama tersebut berlangsung dalam berbagai sektor
seperti pertanian, energi, dan juga perdagangan.

Dari sejarah hubungan bilateral yang panjang tersebut kedua negara memiliki potensi
besar untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, Indonesia dan Australia kemudian
mengadakan perjanjian perdagangan bebas yang disebut dengan Indonesia-Australia
Comprehensive Economic Partnership Agreement atau yang disingkat dengan IA-CEPA.
IA-CEPA menjadi salah satu upaya untuk memperkuat hubungan bilateral di bidang
ekonomi antara Indonesia dan Australia dengan meningkatkan kerja samanya di berbagai
sektor untuk kedua belah pihak. Perjanjian IA-CEPA mencakup sektor-sektorr seperti akses
pasar, perdagangan barang dan jasa, investasi, kekayaan intelektual, dan lain-lain. Perjanjian
ini juga mencakup komitmen dalam hal kemudahan berbisnis, perlindungan lingkungan, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pemaparan permasalahan di atas, untuk mempermudah


dan sebagai panduan pada pembahasan selanjutnya maka dapat ditarik pokok-pokok
permasalahan sebagai berikut :
1) Apa itu IA-CEPA dan bagaimana dampak perjanjiannya terhadap hubungan ekonomi
antara kedua negara?

4
1.3 Kerangka Teori

KEPENTINGAN KERJASAMA
NASIONAL BILATERAL

Kerjasama bilateral adalah kerja sama antara dua negara. Kerjasama bilateral ini
melibatkan dua negara yang sifatnya saling membantu di bidang ekonomi. Selain ekonomi,
kerja sama melibatkan dua negara ini juga menjalin diplomatik, perdagangan, pendidikan,
dan kebudayaan. Kerjasama bilateral adalah suatu kerjasama politik, budaya, pendidikan dan
ekonomi antar dua negara. Kebanyakan kerjasama internasional dilakukan secara bilateral.
Alternatif dari hubungan bilateral adalah kerjasama multilateral; yang melibatkan banyak
negara, dan unilateral; ketika satu negara berlaku semaunya sendiri (freewill) (Rudy, 2002:
127). Kerjasama dapat berjalan melalui berbagai konteks yang berbeda. Kebanyakan
interaksi berbentuk kerjasama terjadi pada dua pemerintah yang memilki kepentingan atau
menghadapi masalah serupa secara bersamaan. Model kerjasama lainnya dilakukan oleh
masing-masing negara yang diwadahi organisasi dan perjanjian internasional.
Beberapa organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan bahwa
kerjasama yang berlangsung diantara negara anggota organisasi tersebut dilakukan atas
dasar pengakuan kedaulatan nasional masing-masing negara. Kerjasama yang dilakukan
antar pemerintah dua negara yang berdaulat dalam rangka mencari penyelesaian bersama
terhadap suatu masalah yang menyangkut kedua negara tersebut melalui perundingan,
perjanjian, dan lain sebagainya disebut sebagai kerjasama bilateral. Kerjasama bilateral
merupakan suatu bentuk hubungan dua negara yang saling mempengaruhi atau terjadinya
hubungan timbal balik yang dimanifestasikan dalam bentuk kooperasi. Pola kerjasama
bilateral meliputi proses:
1) Respon atau kebijakan aktual dari negara yang menginisiasi.

5
2) Persepsi dari respon tersebut oleh pembuat keputusan di negara penerima.
3) Aksi balik dari negara penerima keputusan.
4) Persepsi oleh pembuat keputusan dari negara penginisiasi.(Perwita dan Yani, 2005:42).
Isu utama dalam kerjasama internasional dilihat berdasarkan pada sejauh mana
keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama tersebut dapat mendukung konsepsi
dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif. Kerjasama internasional terbentuk
karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang seperti idologi, politik, sosial dan
budaya, lingkungan hidup, pertahanan, dan keamanan. (Perwita & Yani, 2005: 33-34).
Kepentingan nasional adalah kemampuan minimum negara untuk melindungi dan
mempertahankan identitas fisik, politik, dan kultur dari gangguan negara lain (Hans J.
Morgenthau).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan sejarah IA-CEPA


IA-CEPA adalah perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan
Australia berdasarkan kemitraan yang saling menguntungkan (Win-Win). Kemitraan ini
akan memperkuat hubungan ekonomi jangka panjang antara Indonesia dan Australia. IA-
CEPA berbeda dengan perjanjian perdagangan bebas (FTA). “Penyelesaian IA-CEPA
merupakan tonggak baru dalam hubungan ekonomi Indonesia. Australia. IA-CEPA
bukanlah perjanjian perdagangan bebas (FTA) biasa, melainkan kemitraan komprehensif di
bidang perdagangan, jasa, investasi dan kerjasama ekonomi. Perlambatan ekonomi global
sejak satu dekade terakhir mendorong Indonesia dan Australia mengambil inisiatif
memperkuat kemitraan ekonomi yang komprehensif. IA-CEPA kemungkinan akan
meningkatkan perdagangan dan investasi antar negara melalui integrasi baik secara bilateral
maupun regional.
Sebagai negara maju, Australia merupakan mitra strategis Indonesia dapat memberikan
dampak positif pada pertumbuhan kapasitas ekonomi, termasuk kualitas Sumber daya
manusia. Bentuknya meliputi investasi, bantuan teknis, peningkatan kapasitas dan alih
pengetahuan dan teknologi. Setelah enam tahun melakukan perundingan, akhirnya hari ini

6
Indonesia dan Australia sepakat mendeklarasikan diselesaikannya perundingan dagang
Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Penandatanganan deklarasi dilakukan Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita dan
Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia, Simon Birmingham dengan
disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia
Scott Morrison di Istana Bogor pada 04 Maret 2019.
Melalui perjanjian dagang ini, diharapkan akan membawa hubungan kedua negara ke
tingkat yang lebih tinggi. IA-CEPA merupakan momentum untuk menunjukkan kepada
dunia bahwa arah kebijakan ekonomi dan perdagangan Indonesia adalah terbuka. “Melalui
IA-CEPA, Indonesia ingin menjadi bagian dari rantai nilai global sehingga dapat bersaing
dengan negara lain di kawasan yang telah memiliki FTA yang lebih banyak dibandingkan
Indonesia,” tegas Mendag. Lebih lanjut, Mendag menyatakan bahwa di tengah-tengah
situasi ekonomi global yang tidak menentu dan kebijakan proteksi di beberapa negara,
perjanjian dagang seperti IA-CEPA ini diharapkan mendorong daya saing Indonesia
sehingga dapat berkompetisi secara global

2.2 Manfaat dan Tujuan terciptanya IA-CEPA


IA-CEPA diyakini sebagai sarana yang tepat bagi Indonesia untuk meningkatkan iklim
investasi dan perdagangan bagi pasar domestik Indonesia. Tak hanya investasi, Indonesia
juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan, dan teknologi. Pada
tahun 2020, Indonesia dan Australia mengalami krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19
di mana kedua negara dihadapkan pada resesi ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi
sebesar -1,5 persen dan -4% persen. Maka dari itu IA-CEPA berfungsi sebagai katalisator
dan fasilitator bagi perekonomian Indonesia khususnya saat Indonesia dihadapkan pada
pandemi COVID-19. Selain itu, IA-CEPA juga berperan sebagai implementasi dari
kebijakan luar negeri Indonesia dalam berinteraksi dengan aktor-aktor lain di luar batas
negara. IA-CEPA berupaya menjadi platform peningkatan hubungan ekonomi kedua negara
melalui berbagai mekanisme konsultasi untuk menyempurnakan prosedur perdagangan dan
investasi dari waktu ke waktu. Ini yang membuat IA-CEPA menjadi suatu “Perjanjian yang
hidup”, IA-CEPA juga memberikan keamanan dan kepastian tambahan bagi investor
melalui aturan modern dan berkualitas tinggi terkait investasi, jasa, dan perdagangan digital.

7
Mekanisme Investor State Dispute Settlement (ISDS) juga akan memberikan
perlindungan kepada investor dan memberikan mereka kepercayaan lebih untuk
memindahkan modal antara kedua negara. Di antara ketentuan lainnya, ISDS menyatakan
bahwa negara tuan rumah memperlakukan investor dan menutupi investasi tidak kurang baik
dari investor dan investasinya sendiri, dan sama menguntungkannya dengan investor dan
investasi dari negara lain.
Terdapat beberapa manfaat yang didapat oleh Indonesia melalui perjanjian IA-CEPA, antara
lain:
1) Penghapusan semua tarif atas impor barang Indonesia ke Australia, sehingga
membebaskan bea masuk bagi barang Indonesia. Ini dapat mendukung pengembangan
sektor manufaktur dan pengolahan Indonesia seperti, otomotif (terutama mobil listrik
dan kendaraan hibrida), kayu (termasuk furnitur), tekstil, permesinan, pertanian,
perikanan, kehutanan dan elektronik. Ini juga berarti setiap produk baru yang
dikembangkan Indonesia di masa datang tidak akan dikenai tarif saat memasuki
Australia.
2) Dari semua perjanjian perdagangan Australia, persyaratan ‘Ketentuan Asal Barang’
paling liberal terhadap kendaraan bermotor listrik Indonesia telah diterapkan oleh
Australia, sehingga ini memberikan keuntungan signifikan bagi Indonesia untuk
mengakses pasar Australia dalam industri yang ditargetkan berpotensi tumbuh di masa
depan itu. IA-CEPA juga memfasilitasi ambisi industri kendaraan listrik Indonesia
dengan memberikan akses ke proyek pertambangan lithium, nikel, dan elemen tanah
langka di Australia.
3) Komitmen perizinan bagi 200 orang Indonesia per tahun untuk terlibat dalam
kesempatan pelatihan kerja enam bulan di Australia. Hal ini membantu meningkatkan
keterampilan tenaga kerja Indonesia di sektor-sektor utama.
4) Investasi Australia pada pelatihan teknis dan kejuruan di Indonesia akan mempermudah
orang Indonesia memperoleh kualifikasi internasional yang diakui tanpa harus
bepergian dari rumah.
5) Mempercepat pemulihan ekonomi dengan peningkatan partisipasi pada rantai nilai
global di sektor pertanian dan manufaktur makanan dan minuman.

8
6) IA-CEPA membuka peluang yang lebar bagi investor untuk menanamkan modal di
Indonesia, sehingga tujuan pembangunan manusia di Indonesia akan terpenuhi.
7) Kelima, adanya tambahan kuota Working and Holiday Visa (WHV) atau Visa Kerja dan
Liburan menjadi 5.000 per tahun bagi WNI.
Selain manfaat bagi Indonesia, tentu IA-CEPA juga menghadirkan manfaat bagi Australia.
Manfaat tersebut antara lain :
1) Lebih dari 99% ekspor barang Australia secara nilai ke Indonesia akan bebas bea atau
dikenai pengaturan preferensial secara signifikan (ini juga menguntungkan Indonesia
dengan pengurangan biaya komoditas impor untuk mendorong proses pengolahan di
Indonesia).
2) Peningkatan kuota tingkat tarif progresif untuk ekspor utama Australia ke Indonesia
yang mencakup komoditas pertanian dan baja. Misalnya, produsen ternak Australia
dijamin memperoleh tarif nol untuk kuota tahunan sebesar 575.000 sapi bakalan jantan.
Jumlah ini akan meningkat menjadi 700.000 pada tahun keenam perjanjian.
3) Sesuai dengan Perjanjian WTO, Indonesia akan mengeluarkan izin impor secara
otomatis dan tanpa musim untuk produk-produk tertentu yang dilakukan di bawah IA-
CEPA.
4) Keluaran akses pasar pada jasa dan investasi akan meningkatkan kepastian bagi bisnis
dan pemasok jasa Australia di pasar Indonesia, termasuk jaminan tingkat kepemilikan
Australia
Dari manfaat-manfaat yang telah dijelaskan, manufaktur makanan dan minuman
merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian
Indonesia melalui IA-CEPA. Tujuan dari diselenggarakannya kerja sama IA-CEPA adalah
untuk memperkuat relasi yang telah terjalin antara Indonesia dan Australia mengingat kedua
negara tersebut memiliki latar belakang sejarah dan letak geografis yang berdekatan. Dengan
adanya IA-CEPA juga diharapkan dapat memperbaiki perekonomian Indonesia dan
mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Australia mengingat kedua negara tersebut
telah melalui sejarah panjang dan lika-liku dalam proses kemitraannya.

2.3 Isi perjanjian dan visi misi IA-CEPA

9
Perjanjian IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership
Agreement) mencakup berbagai hal terkait dengan hubungan ekonomi antara Indonesia dan
Australia yang mencakup 294 pasal dan terbagi dalam14 bab, yaitu :
1) Tujuan
2) Definisi
3) Perdagangan Barang
4) Perdagangan Jasa
5) Investasi
6) Kebijakan Persaingan
7) Kekayaan Intelektual
8) Pengadaan
9) Mobilitas Sementara
10) Kerja Sama Ekonomi
11) Pembiayaan Perdagangan
12) Kerja Sama Lainnya
13) Penyelesaian Sengketa
14) Ketentuan Umum
Setiap pasal yang memuat rincian dan ketentuan tersebut harus diikuti oleh kedua negara
untuk memperkuat hubungan ekonomi dan meningkatkan perdagangan dan investasi antara
Indonesia dan Australia. Selain itu Indonesia juga mendapatkan komitmen dalam perjanjian
IA-CEPA yang tidak didapatkan oleh negara mitra Australia lainnya, antara lain:
1) Akses mudah ke pasar mobil, terutama untuk mobil listrik dan hybrid;
2) Peningkatan bertahap kuota visa kerja dan liburan bagi warga negara menjadi 5.000 per
tahun Negara Indonesia
3) Investasi Australia dalam pelatihan kejuruan dan pendidikan tinggi bagi Indonesia untuk
lulus mungkin standar internasional
4) Magang dan program jaminan visa untuk 200 orang per tahun di perusahaan Australia
5) Program pertukaran tenaga kerja khusus ke Australia agar tenaga terampil Indonesia
bisa tingkatkan keterampilan
6) Komitmen untuk mencapai mutual recognition agreement di profesi insinyur

10
7) Kerjasama ekonomi yang terukur dan berkelanjutan/jangka panjang misalnya di
berbagai sektor di sektor pangan (kemitraan biji-bijian, kemitraan daging merah, pusat
inovasi pangan)
Perjanjian IA-CEPA juga memiliki visi dan misi yang mencakup tujuan-tujuan utama dalam
meningkatkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Australia.
Visi :
Menciptakan hubungan ekonomi yang lebih kuat dan berkembang antara Indonesia dan
Australia melalui peningkatan perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi yang saling
menguntungkan dan berkelanjutan.
Misi:
1) Meningkatkan akses pasar dan menghilangkan hambatan perdagangan antara kedua
negara untuk meningkatkan perdagangan barang dan jasa.
2) Mendorong investasi dari Australia ke Indonesia dan memberikan perlindungan dan
keamanan bagi investor Australia.
3) Melindungi hak kekayaan intelektual di kedua negara dan mendorong kerja sama dalam
hal ini.
4) Mendorong persaingan usaha yang sehat dan melarang praktik monopoli dan kartel.
5) Meningkatkan kerja sama di sektor ekonomi, termasuk di sektor energi, lingkungan
hidup, dan sumber daya manusia.
6) Memberikan fasilitas pembiayaan perdagangan untuk mendorong perdagangan antara
kedua negara.
7) Menetapkan mekanisme penyelesaian sengketa antara investor dan negara untuk
melindungi kepentingan kedua belah pihak.
8) Mendorong kerja sama di sektor pembangunan usaha kecil dan menengah, kerja sama
maritim, kerja sama pemuda dan olahraga, dan kerja sama dengan pihak ketiga.
Visi dan misi ini dirancang untuk mencapai tujuan utama perjanjian IA-CEPA, yaitu
meningkatkan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan berkelanjutan antara
Indonesia dan Australia. Visi dan misi tersebut memastikan bahwa kedua negara dapat
bekerja sama dalam berbagai sektor dan memperkuat hubungan perdagangan dan investasi
antara keduanya. Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan
bagi kedua negara serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

11
2.4 Dampak perjanjian IA-CEPA terhadap ekonomi Indonesia dan Australia
Melalui perjanjian ini, kedua negara tersebut akan mengembangkan konsep economic
powerhouse dengan mendorong produktifitas produk industri dan pertanian. Indonesia dan
Australia juga sepakat mendorong ekspor ke pasar negara ketiga. Penerapan IA-CEPA dapat
memperkuat dan meningkatkan investasi ke Indonesia serta dampak IA-CEPA terhadap
peningkatan perdagangan dari Indonesia ke Australia dan Hubungan Ekonomi Indonesia
dan Australia tidak hanya bermanfaat bagi kedua negara tetapi juga bagi kawasan Asia
Tenggara dan Pasifik. Indonesia diproyeksi menjadi pusat pengolahan dengan kemudahan
akses berbagai bahan baku yang murah dan berkualitas dari Australia. Menurut perkiraan,
Australia akan meraih keuntungan investasi pada produk tekstil, pakaian jadi, alas kaki,
manufaktur ringan, dan sektor jasa. Sementara Indonesia memiliki potensi investasi pada
tanaman biji-bijian, daging, makanan olahan dan manufaktur berat.
Pada 2017, jumlah FDI Australia di Indonesia mencapai 513 juta dollar AS. Adapun
sektor unggulannya adalah pertambangan, tanaman pangan dan perkebunan, industri logam
dasar dan barang logam, serta hotel dan restoran. Melalui IA-CEPA, diharapkan investor
Australia akan mendapat kemudahan untuk berinvestasi di sektor lainnya seperti jasa
keuangan, agribisnis, pariwisata, pertambangan, rumah sakit, infrastruktur, dan pendidikan.
Terakhir, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia bersifat saling melengkapi dan
memenuhi hubungan investasi perdagangan. Model Bilateral CEPA sangat sesuai dengan
kebutuhan kedua negara, dengan begitu keduanya dapat berbagi manfaat bersama secara
berkelanjutan.

2.5 Tantangan dalam menjalankan IA-CEPA


Meskipun IA-CEPA memberikan banyak manfaat, dalam menjalankan visi dan misinya juga
terdapat beberapa tantangan antara lain :
1) Market insight terbatas.
Para eksportir dari Indonesia sulit untuk mendapat market insight atau wawasan pasar
Australia sehingga sulit untuk mengidentifikasi kebutuhan dan pangsa pasar Australia.
Begitu juga dengan pengetahuan akan kompetitor-kompetitor yang sudah ada, mayoritas
eksportir dalam negeri masih kesulitan untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh

12
pasar Australia. Akibatnya realisasi ekspor dari pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) dalam negeri relatif rendah. Tanpa wawasan yang cukup akan sulit
bagi para eksportir untuk memposisikan produk mereka agar dapat bersaing di pasar
Australia, selain itu pengetahuan akan social cultural penduduk Australia juga penting
agar eksportir dapat memenuhi kebutuhan konsumen Australia dengan tepat.
2) Regulasi dan perbedaan hukum
Perbedaan regulasi dan perbedaan hukum antara Indonesia dan Australia dapat
menyulitkan proses perdagangan dan investasi, sehingga diperlukan harmonisasi
peraturan-peraturan dan standar antara kedua negara. Salah satu perbedaan hukum yang
menjadi tantangan bagi IA-CEPA antara Indonesia dan Australia adalah dalam hal
perlindungan kekayaan intelektual. Indonesia memiliki undang-undang kekayaan
intelektual yang berbeda dengan Australia dan menjadi kendala dalam perdagangan
antara kedua negara. Misalnya, Indonesia memiliki undang-undang hak cipta yang lebih
lemah dibandingkan dengan Australia sehingga dapat menyebabkan masalah dalam
perlindungan hak kekayaan intelektual produk Australia di pasar Indonesia. Di sisi lain,
undang-undang kekayaan intelektual Indonesia yang lebih kuat dalam beberapa aspek
dapat mempengaruhi akses Australia ke pasar Indonesia. Untuk mengatasi tantangan ini,
Indonesia dan Australia perlu meningkatkan kerja sama dalam hal harmonisasi regulasi
kekayaan intelektual. Hal ini dapat membantu memfasilitasi perdagangan antara kedua
negara dan meminimalkan hambatan yang muncul akibat perbedaan hukum.
3) Keterbatasan infrastuktur.
Infrastruktur yang terbatas di Indonesia dapat menjadi penghambat bagi perusahaan
untuk memasuki pasar Indonesia. Hal ini dapat membatasi manfaat yang dapat
diperoleh dari IA-CEPA. Contohnya ialah keterbatasan infrastruktur teknologi dan
informasi, kurangnya akses internet yang cepat dan stabil di beberapa wilayah di
Indonesia dapat mempersulit transaksi bisnis online antara perusahaan di kedua negara.

2.6 Bentuk kerja sama antara Indonesia dan Australia melalui IA-CEPA
Indonesia dan Australia menjalin kerja sama ekonomi melalui Indonesia-Australia
Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang ditandatangani pada 4

13
Maret 2019 silam. Beberapa bentuk kerja sama antara Indonesia dan Australia melalui IA-
CEPA, beberapa bentuk kerja sama tersebut antara lain :
1) Penurunan tarif bea cukai
IA-CEPA memberikan pengurangan atau penghapusan tarif bea masuk untuk sejumlah
produk, seperti produk pertanian, perikanan, barang manufaktur, dan berbagai produk
lainnya. Selain itu, IA-CEPA juga memberikan kemudahan akses pasar untuk produk-
produk ekspor kedua negara.
2) Peningkatan investasi
IA-CEPA memberikan insentif bagi investor dari kedua negara untuk melakukan
investasi di sektor-sektor tertentu, seperti energi, pertambangan, dan infrastruktur.
3) Kemudahan perdagangan jasa
IA-CEPA membuka akses pasar yang mencakup kerja sama dalam pengadaan barang
dan jasa antara kedua negara, termasuk dalam sektor jasa keuangan, telekomunikasi,
dan pariwisata. Hal ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan dari
kedua negara untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa di masing-masing
negara.
4) Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
IA-CEPA memberikan perlindungan bagi HKI antara kedua negara seperti paten, hak
cipta, merek dagang, dan rahasia dagang.
5) Kerja sama teknologi dan inovasi
IA-CEPA juga mempromosikan kerja sama dalam pengembangan teknologi dan
inovasi, khususnya di sektor digital dan teknologi informasi. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan daya saing dan inovasi di kedua negara.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
IA-CEPA adalah perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan
Australia yang saling menguntungkan. Penyelesaian IA-CEPA merupakan untuk

14
meningkatkan perdagangan dan investasi antar negara melalui integrasi, baik secara bilateral
maupun regional. CEPA dengan Australia juga mencakup kerja sama negara dapat tumbuh
bersama dengan membangun kekuatan satu sama lain kekuatan Ekonomi baru di kawasan
ini. Dengan perjanjian perdagangan ini, diharapkan dapat meningkatkan hubungan antar
negara ke tingkat yang lebih tinggi, merupakan tonggak baru dalam hubungan ekonomi
antara Indonesia dan Australia, dan mencakup kerja sama bagaimana negara-negara tersebut
untuk menggunakan kekuatan satu sama lain untuk menciptakan kekonomi baru di kawasan
tersebut. Indonesia ingin menjadi bagian dari rantai nilai global melalui IA-CEPA untuk
berbicara tentang negosiasi akses pasar, tetapi CEPA dengan Australia ini juga membicara
kemitraan komprehensif antara kedua negara.

DAFTAR PUSTAKA

Fajri, Latifatul Dwi. 10 Desember 2022. Kerjasama Bilateral adalah Hubungan Dua Negara, Ini
Contohnya. Diakses pada 08 April 2023. katadata.co.id.
https://katadata.co.id/intan/berita/6394894e0dc3d/kerjasama-bilateral-adalah-hubungan-
dua-negara-ini-contohnya

Farhanah, Farah Rizky. 02 Desember 2022. Tantangan yang Dihadapi oleh Indonesia dalam
Kerja Sama IA-CEPA. Diakses pada 06 April 2023. qureta.com.
https://www.qureta.com/post/tantangan-yang-dihadapi-oleh-indonesia-dalam-kerja-sama-
ia-cepa-2

FTA Center. 05 Juli 2022. IA-CEPA. Diakses pada 10 April 2023. ftacenter.kemndag.go.id.
https://ftacenter.kemendag.go.id/ia-cepa

IA-CEPA KATALIS. Tanpa tahun. iacepa-katalis.org. Diakses pada tanggal 06 April 2023.
https://iacepa-katalis.org/id/beranda/

Phoebe. 01 Agustus 2020. Peluang dan Tantangan IA-CEPA. Diakses pada 06 April 2023.
buset-online.com. https://buset-online.com/peluang-dan-tantangan-ia-cepa/

15
16

Anda mungkin juga menyukai