Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS EKONOMI INTERNASIONAL

MASALAH EKNOMI INTERNASIONAL INDONESIA

DENGAN NEGARA LAIN

INDONESIA- AUSTRALIA DI BIDANG EKONOMI DIGITAL


DALAM KERANGKA INDONESIA-AUSTRALIA

Dosen Pengampu: Nopi Oktavianti

Disusun Oleh:

Elfira Rosa Damayanti (191010503506)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
kerjasama antara indonesia dengan australia ”. Tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas ekonomi internasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih
kepada Ibu Nopi Oktavianti . selaku dosen yang telah memberikan bimbingan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan baik itu


pengetahuan, pengalaman maupun kemampuan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran maupun kritik membangun yang bertujuan agar hasil
makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua khalayak.
Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat
bagi pembaca. Semoga Allah SWT akan senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah
serta taufik-Nya kepada kita semua. Amin.

Tangerang Selatan, 18 Oktober 2022


Penulis

Elfira Rosa Damayanti


191010503506

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
STUDI KASUS..................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah..................................................................................................5
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
A. Konsep Hubungan Bilateral...................................................................................6
B. Konsep Ekonomi Digital........................................................................................7
Perdagangan Internasional.............................................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
SOLUSI...........................................................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................11
KESIMPULAN................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I

STUDI KASUS
Australia dan Indonesia terjalin sejak Australia menjadi negara
pertama yang mengakui hak Indonesia untuk merdeka. Meskipun terdapat
beberapa perbedaan yang menjadi kendala dalam kerjasama Australia –
Indonesia seperti berbedaan sistem politik, kondisi sosial, ekonomi dan juga
budaya, namun karena faktor geografis menunjukkan bahwa kedua negara
merupakan negara yang bertetangga, maka hal ini menjadi faktor pendorong
kerjasama antar kedua negara dan mendorong adanya intreraksi untuk
menjaga stabilnya kedua kawasan.
Indonesia merupakan salah satu dari lima mitra strategis Australia.
Indonesia termasuk negara yang sangat di soroti dalam buku putih ini melihat
Indonesia memiliki populasi yang sangat besar, wilayah yang strategis dan
perekonomiannya yang berkembang pesat, sehingga dianggap sebagai
kekuatan dunia di wilayah Asia Tenggara. Dengan alasan tersebut Indonesia
dianggap memiliki pengaruh global. Dalam buku ini ditekankan bahwa bahasa
Indonesia menjadi bahasa Asia yang di prioritaskan di Australia, dimana
bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang akan di ajarkan di sekolah-
sekolah asutralia dan juga di bangku kuliah
. Di pihak Indonesia sendiri merasa khawatir apakah Indonesia
mampu menjadi salah satu pimpinan di kawasan Asia Tenggara. Indonesia
juga merasa bahwa kerjasama yang ingin diperkuat Australia dengan
Indonesia adalah ambisi terhadap potensi alam Indonesia yang sangat
menggiurkan. Melihat manfaat yang mampu didapatkan dari kerjasa dengan
Asia terasa seperti memanfaatkan keadaan , melihat perkembangan ekonomi
yang semakin pesat di kawasan Asia. Hal ini menambah kesan bahwa
Australia baru menyadari keberadaan Asia sebagai kawasan yang bertetangga
dengannya.

1
Saat ini Indonesia-Australia memiliki perjanjian kerjasama yang
dinamakan Indonesia – Australia Comprehenssive Economic Partnership
Agreement (IACEPA)dimana perjanjian ini dibuat untuk melancarkan
kerjasama perdagangan yang akan dilakukan antara Australia dan Indonesia.
Perjanjian ini merupakan perpanjangan dari persetujuan ASEAN – Australia –
New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) yang telah dilakukan lebih dulu.
Sama halnya dengan Indonesia, Indonesia melakukan kerjasama dengan
Australia demi memenuhi kebutuhan negaranya, begitupun sebaliknya.
Kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Australia dapat terjalin
karena melihat letak geografis kedua negara, sebagai negara yang betetangga
tentu saja membuat Indonesia dan Australia memilki kesempata besar untuk
saling bekerjasama. Indonesia dan Australia merupakan dua negara saling
bertetangga yang mempunyai perbedaan yang mencolok terkait kebudayaan,
tingkat kemajuan pembangunan, serta orientasi politik yang mengakibatkan
perbedaan prioritas kepentingan(Chauvel, 2005).
Beberapa faktor pembeda dari kedua negara inilah yang
menjadikan kedua negara ini merasa penting bagi satu sama lain. Hubungan
antara kedua negara dalam berbagai bidang telah terjalin cukup erat, seperti
dalam bidang pendidikan, budaya, dan perdagangan. Hal tersebut merupakan
aset penting dalam hubungan kedua negara yang perlu terus dipupuk dan
dikembangkan. Pentingnya kedua negara bagi satu sama lain juga diperkuat
dengan penyataan Perdana Menteri Australia Tonny Abbott, yaitu bahwa
“Kerjasama dengan Indonesia adalah hal yang sangat penting bagi kami.
Indonesia penting bagi Australia dari segi jumlah penduduk, luas wilayah,
kedekatan dan berbagai potensinya.
Ke depan, Indonesia diprediksi akan jadi super power Asia” yang
dinyatakan pada acara penandatanganan plakat Australia - Indonesia Centre di
Australia Parliament House, Canberra pada hari Rabu tanggal 13 November
2013.

2
Dengan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia menjadi
negara yang memiliki posisi strategis dalm kebijakan lua negeri Australia.
Hubungan bilateral Indonesia dan Australia tergolong hubungan yang penuh
dengan peluang kerjasama namun juga memiliki banyak tantangan. Hubungan
antara Indonesia dan Australia sudah terjadi sejak dulu dengan berbagai
pasang surut selama berjalannya. Hal ini terjadi karena berbagai perbedaan
yang ada yang mempengaruhi kebudayaan, kemajuan pembangunan dan
orientasi politik yang akhirnya mempengaruhi prioritas kepentingan kedua
negara. Hal inilah yang memwarnai pejalanan kerjasama yang terjalin antara
indonesia dan Australia.
Hal tersebut di atas menjadi peluang bagi kedua negara untuk
mencari terobosan baru dalam bidang ekonomi yang dapat menjadi perekat
hubungan kedua negara. Peluang kerjasama Indonesia dan Australia juga
masih terbuka lebar dalam bidang ekonomi, social-budaya, pendidikan dan
sebagainya. Semua ini tentunya bukan hanya demi kemitraan strategis kedua
Negara melainkan juga untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran
dunia atau a better and prosperous world
Melalui perjanjian tersebut, ekspor barang Australia ke Indonesia
akan mendapatkan bebas bea masuk dari sebesar 56% menjadi 92%, dari
seluruh jenis komoditi barang yang diekspor Australia ke Indonesia,
sedangkan 5% lainnya akan mendapatkan tarif bea masuk tidak lebih dari 5%.
Bagi Indonesia, 99% ekspornya ke Australia akan menikmati bebas bea
masuk, dan akan menjadi 100% bebas bea masuk pada saat perjanjian secara
penuh diimplementasikan. AANZFTA ini mencakup barang, jasa, investasi
dan kekayaan intelektual
Di samping itu, Indonesia dan Australia telah sepakat untuk
menargetkan total perdagangan sebesar USD 15 miliar pada 2015. Dalam
kerangka IACEPA, kerjasama yang dapat dilakukan antara lain penurunan
tarif bea masuk bagi beberapa produk Indonesia hingga 0% oleh Australia.

3
diiringi oleh peningkatan standard Indonesia untuk produk-produk tersebut
sehingga dapat memenuhi persyaratan standar Australia dan mendapat akses
pasar. Salah satu bentuk kerjasama ekonomi Indonesia dan Australia adalah
kerjasama Australia-Indonesia dalam bidang ekspor impor daging sapi.
Kerjasama ekspor impor daging sapi ini penting karena penyediaan daging
sapi secara nasional di Indonesia dibandingkan dengan jumlah permintaan
daging sapi dalam negeri masih sangat jauh dari harapan. Sehingga salah satu
jalan terbaik yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia adalah dengan
membeli daging sapi dari luar negeri yakni sapi Australia.
Namun kerjasama ini tidak berlangsung lama, di tahun 2012 IA-
CEPA vakum tanpa kejelasan, hingga di tahun 2016 di aktifkan kembali. Saat
reaktifasi IA-CEPA ini, Indonesia dan Australia membicarakan bentuk
kerjasama baru yang lebih modern melihat kecenderungan masyarakat saat ini.
Di abad ke-21 ini, dilihat sebagai era dimana teknologi informasi menjadi
lebih canggih dan menjadi pola hidup baru bagi masyarakat secara global dan
menjadi kebutuhan.
IA-CEPA ini sudah terjalin sejak tahun 2005 dengan fokus
kerjasama di bidang ekspor-impor daging sapi antara Indonesia dan Australia.
Hal ini menekankan pada penyediaan daging sapi bagi Indonesia melalui
impor daging Australia, kerena Indonesia belum mampu menyediakan daging
sapi yang di butuhkan. Perjanjian ini berlangsung dengan banyaknya
tantangan dan masalah yang akhirnya membuat perjanjian ini vakum tanpa
kejelasan.
Menyikapi kenaikan tingkat produksi serta impor daging dari
Australia, Ind onesia sebenarnya telah melakukan rencana strategis melalui
kebijakan pembangunan peternakan nasional menuju swasembada daging.
Tujuan dari adanya kebijakan konsepsi swasembada daging ini yaitu untuk
meningkatkan atau terpenuhinya konsumsi daging sapi masyarakat yang
berasal dari sumber daya lokal sebesar 90% dan untuk 10% disisakan untuk
impor baik sapi bakalan maupun daging.

4
A. Rumusan Masalah
Adapun untuk memberikan ruang lingkup dalam bentuk batas-batas yang jelas
dari fenomena yang diteliti, maka penulis menetapkan batas-batas masalah
yaitu dalam kurun waktu tahun 2016 (Diaktifkannya kembali perjanjian
IACEPA) hingga saat ini.
Dengan batasan tersebut, berikut merupakan formulasi rumusan masalah yang
dibahas dalam penelitian ini :
1. Bagaimana peluang kerjasama ekonomi digital dalam kerangka IA-CEPA?
2. Bagaimana tantangan kerjasama ekonomi digital dalam kerangka IA-
CEPA?

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bentuk kerjasama yang dilakukan Indonesia – Australia.
b. Untuk mengetahui bagaimana prospek kerjasama Indonesia – Australia
dalam kerangka IA-CEPA.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hubungan Bilateral


Hubungan bilateral merupakan keadaan yang
menggambarkan hubungan timbal balik antara dua pihak yang terlibat,
juga meliputi adanya aktor utama dalam pelaksanaan hubungan bilateral
ini adalah “negara” (state actors). Konsep kerjasama bilateral yang
dilakukan antar negara menjadi hal yang sangat penting dalam studi
hubungan internasional. Kerjasama bilateral merupakan hubungan
kerjasama yang dilakukan oleh dua negara dalam berbagai aspek
kehidupan guna tercapainya tujuan bersama. Kerjasama bilateral dapat
berbentuk kerjasama diplomatik yang ditandai dengan hubungan erat
antara lembaga-lembaga antar negara.
Menurut Ellis S. Krauss dan T.J Pempel, kerjasama
bilateral yang merupakan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan oleh
dua negara mengacu pada hubungan dalam beberapa aspek salah satunya
pada bidang lingkungan(Rosyadi). Kompleksnya permasalahan yang
terjadi di berbagai belahan dunia dan tidak dapat diselesaikan sendiri dapat
menjadi salah satu faktor yang melatar belakangi terbentuknya kerjasama
bilateral. Tentunya hal ini ditujukan untuk mencapai solusi dari
permasalahan yang terjadi di negara tersebut. Seperti yang dijelasakan
sebelumnya, salah satu aspek yang dapat memicu terjadinya kerjasama
bilateral adalah aspek lingkungan.
Hal ini dikarenakan permasalahan lingkungan telah menjadi
sorotan dunia internasional dan diperlukan upaya dari berbagai pihak
untuk menanganinya. Permasalahan lingkungan awalnya mungkin hanya
beranjak dari regional namun dampak yang dihasilkan kadang mampu
merambah hingga level internasional. hal inilah yang kemudian akan
mempengaruhi kesadaran negara–negara lain untuk mengatasi masalah ini
dengan menjalin kerjasama antar negara atau kerjasama bilateral(Rosyadi).
Suatu kebijakan yang akan dibuat oleh negara pasti akan
mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perlindungan terhadap
negara, serta keamanan nasionalnya.
Sama seperti halnya Australia, dalam mengambil suatu
kebijakan akan mempertimbangkan kepentingan nasionalnya, hal ini dapat
dilihat dari ungkapan Evatt (Menteri Luar Negeri Australia) kepada pers di
Amerika dalam kunjungannya pada bulan April 1943.

6
Menurut Kusumohamidjojo, kerjasama bilateral adalah suatu
bentuk kerjasama diantara negara-negara yang berdeketan secara geografis
ataupun yang jauh diseberang lautan dengan sasaran utama untuk
menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kesamaan politik
kebudayaan dan struktur ekonomi.
Selanjutnya, dalam kamus politik internasional, Didi Krisna
mendefinisikan konsep tentang hubungan bilateral adalah sebagai berikut,
bahwa “hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya
hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik
antara dua belah pihak (dua negara)”. Hubungan bilateral yang dimaksud
adalah kerjasama dibidang ideology, politik, ekonomi, hokum, keamanan.
Namun dalam penulisan ini yang akan dibahas adalah hubunganbilateral
yang
Hubungan bilateral mengandung dua unsure pemaknaan,
yakni: konflik dan kerjasama. Antara keduanya memiliki arti yang saling
bergantian tergantung dari konssep apa yang ditawaarkan antaara kedua
negara menurut motivasi-motivasi internal dan opini yang melingkupinya.
Setiap terbinanya hubungan bilateral yang diupayakan oleh suatu negara
dengan negara lain dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan diantara
keduanya. Seperti yang dikemukakan olehCoplin bahwa: “Melalui
kerjasama internasional, negara-negara berusaha memecahkanmasalah
sosial, ekonomi dan politik. Tipe yang pertama menyangkut kondisi-
kondisi di lingkungan internasional yang apabila tidak diatur akan
mengancam negara-negara yang terlibat.
Tipe kedua mencakup keadaan sosial, ekonomi dan politik domestik
tertentu yang dianggap membawa konsekuensi luas terhadap system
internasional sehingga dipersepsikan sebagai masalah internasional
bersama.” Oleh karena itu hal ini sangat penting untuk diperhatikan dari
efisiensi dan tujuan yang ingin dicapai. Adapun sisi lain yang dapat
ditimbulkan dari adanya hubungan bilateral adalah bias jadi mengandung
makna konflik dan kerjasama(Rosyadi).

B. Konsep Ekonomi Digital


Definisi Digital Economy versi Encarta Dictionary adalah
“Business transactions on the Internet: the marketplace that exists on the
Internet“. Pengertian Digital Economy lebih menitikberatkan pada
transaksi dan pasar yang terjadi di dunia internet.

7
Pengertian yang lebih luas dari sekedar transaksi atau pasar adalah
New Economy yang menurut PC Magazine adalah “The impact of
information technology on the economy“. Pengertiannya lebih
menonjolkan pada penerapan teknologi informasi pada bidang ekonomi.
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) akhir–akhir ini dirasakan hampir di setiap aspek
kehidupan masyarakat. Sebagaimana setiap kemajuan teknologi
komunikasiyang lain, internet masuk ke berbagai bentuk kehidupan
masyarakat.
Hal ini terjadi karena komunikasiadalah salah satu kebutuhan yang
mendasar pada masyarakat. Teknologi internet berkembang danmenyatu
dalam sebuah 'dunia' atau 'ruang maya' atau sering disebut sebagai cyber-
space, sebuahdunia atau tempat orang dapat berkomunikasi, 'bertemu', dan
melakukan berbagai aktivitasekonomi/bisnis(Fanabis, 2012).
Dampak evolusi itu di masyarakat mendorong munculnya
masyarakat baru yang dinamakanmasyarakat informasi (information
society) atau masyarakat berpengetahuan (knowledge-society/knowledge-
based society). Pada mulanya, teori ekonomi fundamental lama
berlandaskan padaoptimalisasi/maksimalisasi faktor-faktor produksi yaitu:
fisik, tenaga kerja, kapital (tanah, modal uang,dan manusia).
Pada perkembangannya sekarang ilmu ekonomi menyadari
pentingnya memasukkanfaktor-faktor intelektualitas berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi, kreativitas, dan berbagai bentukmodal inovatif
yang dapat dikategorisasikan sebagai iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi).
Berbagai perkembangan inovasi pada teknologi informasi dan
telekomunikasi (TIK) atau teknologidigital selama satu dekade terakhir,
berdampak pada bidang ekonomi dan bisnis disebut sebagaimasyarakat
pascaindustri (post industrial society), ekonomi berlandaskan iptek,
ekonomi inovasi,ekonomi online, ekonomi baru, e-conomy, dan ekonomi
digital.

Perdagangan Internasional
Pada dasarnya alasan suatu negara melakukan perdagangan
Internasional dengan negara lainnya adalah untuk memperoleh keuntungan
dari pertukaran barang dan jasa yang dihasilkan dari spesialisasi pada
bidang yang memiliki keunggulan komparatif pada masing-masing negara
tersebut. Spesialiasasi yang dilakukan dapat meningkatkan standar
kehidupan.

8
Teori perdagangan internasional menganalisa dasar – dasar terjadinya
perdagangan internasional serta serta keuntungan yang diperoleh.
Kebijakan perdagangan internasional membahas alasan – alasan serta
pengaruh pembatasan perdagangan, serta hal – hal menyangkut
proteksionisme baru.
Teori dan kebijakan perdagangan internasional merupakan
aspek mikroekonomi ilmu ekonomi internasional sebab berhubungan
dengan masing – masing negara sebagai individu yang diperlakukan
sebagai unit tunggal, serta berhubungan dengan harga relatif satu
komoditas.
Salah satu aktivitas perekonomian yang tidak dapat
dilepaskan dari perdagangan internasional adalah aktivitas aliran modal,
baik yang sifatnya masuk maupun keluar, dari suatu negara. Ketika terjadi
aktivitas perdagangan internasional berupa kegiatan ekspor dan impor
maka besar kemungkinan terjadi perpindahan faktor-faktor produksi dari
negara eksportir ke negara importir yang disebabkan oleh perbedaan biaya
dalam proses perdagangan internasional.
Secara umum, sebuah negara tidak boleh hanya berekspektasi pada
perdagangan internasional, khususnya ekspor sebagai satu-satunya mesin
penggerak pertumbuhan ekonomi pada masa sekarang. Manfaat tidak
langsung dari perdagangan internasional diantaranya adalah
(1) Perdagangan internasional membantu mempertukarkan barangbarang
yang mempunyai pertumbuhan rendah dengan barang-barang luar
negeri yang mempunyai kemampuan pertumbuhan yang tinggi,
(2) Sebagai sarana pemasukan gagasan, kemampuan, dan keterampilan
yang merupakan perangsang bagi peningkatan teknologi, dan
(3) Perdagangan internasional memberikan dasar bagi pemasukan modal
asing. Jika tidak ada perdagangan internasional, modal tidak akan mengalir
dari negara maju ke negara sedang berkembang(Nasrullah, 2014)

9
BAB III

SOLUSI
Untuk mengatasi masalah ini kedua negara sebaiknya melakukan tanggung
jawab sesuai dengan kemampuannya dalam sebuah kerja sama kemitraan yang
setara dalam sebuah MOU. Sebagaimana yang telah disepakati dalam
pertemuan Bali Procces di tahun 2002, kerja sama antara negara-negara asal,
transit dan tujuan untuk menghentikan migrasi ilegal, isu penyelundupan
manusia, perdagangan manusia dan kejahatan transnasional terkait telah
dibahas bersama. Upaya tersebut diperkuat dalam Perjanjian Lombok di tahun
2006, diantaranya dengan kerja sama patroli angkatan laut. Namun berbagai
solusi efektif tersebut harus terhenti akibat terungkapnya kasus penyadapan
yang dilakukan Australia terhadap pejabat dan kepentingan Indonesia. Imigran
ilegal adalah masalah bersama yang dihadapi kedua negara karena keduanya
merupakan negara korban dalam bentuknya masing-masing. Kedua negara perlu
memikirkan kerangka kepentingan yang lebih luas untuk memperbaiki
hubungan, karena dalam kondisi seperti ini kesepakatan apapun susah tercapai.
Upaya untuk mengatasi kebekuan bilateral saat ini, menurut pengamat masalah
internasional Dewi Fortuna Anwar, dimulai dengan permintaan maaf dari PM
Tony Abbot kepada Pemerintah Indonesia terkait masalah penyadapan. Kerja
sama harus dilakukan untuk mendukung kepentingan nasional masing-masing.
Indonesia menunggu itikad dari Australia karena negara itu lebih punya
kepentingan sebagai akibat melakukan penyadapan. Penolakan permintaan
maaf PM Abbot menunjukkan bahwa politik dalam negeri adalah prioritasnya
dan mengabaikan keinginan pemerintah Indonesia untuk adanya forum bersama
membahas masalah penyadapan ini. Penghentian kerja sama bidang intelijen
dan militer antara Indonesia dan Australia akan terus dilakukan sampai
hubungan kedua negara ini membaik. Pemerintah Indonesia yakin penghentian
kerja sama kedua negara ini tidak akan merugikan Indonesia.

10
BAB IV

KESIMPULAN
Kemajuan teknologi bedampak besar pada pola kehidupan
masyarakat saat ini,juga berpengaruh pada pola konsumsi yang semakin
meningkat. Semakin canggih teknologi dan semakin mudahnya akses internet
memudahkan pengusaha maupun konsumen dalam bertransaksi dimanapun
dan kapanpun. Terutama bagi kerjasama Indonesia dan Australia yang
berfokus pada akses ekonomi digital.Kemudahan akses ini tentunya akan
memudahkan pola konsumsi masyarakat bahkandi kancah internsinal, karena
pengusaha maupun konsumen bisa mengaksesnya dimanapun dan kapanpun
yang berarti tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak masyarakat
sudah dapat menikmatinya.
Meskipun kemudahan akses internet berdampaak pada kemdahan
komunikasi dan pertukaran barang dan jasa antar negara, namun masih banyak
yang harus di perhatikan oleh pemerintah dalam menjalankkaan kerjasama in
kedepannya, terutama pemahaman masyarakaat akan ekonomi 80 digital itu
sendiri. Untuk menghadapi pasar yang terbuka dengan negara lain,
pemahaman bagi masyarakat itu sangat penting agar dapat menghadapi
perubahan pasar yang signifikan. Namun melihat peluang yang ada, dengan
prospek yang sangat baik, di harapkan kedua negara dapat mengoptimalkan
peluang yang ada dan menekan kemungkinan permasalahan yang berpotensi
menekan optimalisasi kerjasama di bidang ekonomi digital kedua Negara.

11
DAFTAR PUSTAKA
Burchill, S., & Linklater, A. (2014). Teori-teori Hubungan Internasional. Bandung:
Nusa Media.
Carlsnaes, W., Risse, T., & Simmons, B. A. (2014). Handbook Hubungan
Internasional. Bandung: Nusa Media.
Chauvel, d. R. (2005). Indonesia-Australia Tantangan dan Kesempatan dalam
Hubungan Politik Bilateral. Jakarta: Granit.
Hartman, A. (2000). Net Ready - Strategies for Success in the E-Conomy. United
State: McGraw-Hill.
Jackson, R., & Sorensen, G. (2009). Pengantar Studi Ilmu Hubungan Internasional.
Pustaka Pelajar.
Nasrullah. (2014). Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1999-2013. Makassar.

12

Anda mungkin juga menyukai