Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EKONOMI

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KERJASAMA BILATERAL ANTARA


KOREA SELATAN DAN INDONESIA

XI IPS A ANGKATAN 2020


SMA NEGERI 1 SINGOSARI
MALANG
2022
Disusun Oleh :

1. Berliana Rizky R ( 13 )
2. Daniel Arianto ( 15 )
3. Dimas Rayendra A ( 17 )
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan Ridha-Nya,
kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Yang Insya Allah akan bermanfaat
bagi kami sebagai pembuat makalah tersebut, pembaca, dan Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1
Singosari.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran,
dan masukan-masukannya untuk kelancaran pembuatan makalah ini. Khususnya kepada guru
Ekonomi SMA Negeri 1 Singosari, yang sangat berperan dalam pengarahan pembuatan makalah
ini. Dalam penyusunan karya tulis ini tentunya banyak kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini.
Sejarah Korea Selatan dan Indonesia
Perjanjian ataupun interaksi dalam melakukan hubungan kerjasama yang
dilakukan oleh dua negara ataupun lebih merupakan salah satu aspek dalam hubungan
internasional (Kameswara, 2011). Hubungan internasional yang identik dengan interdependensi
yang meningkat, dimana tidak ada satu negarapun di dunia yang dapat memenuhi keperluan dan
kebutuhannya di dalam negerinya sendiri, maka dari itu semua negara pasti memiliki hubungan
atau kerjasama dengan negara lainnya, bilateral maupun multilateral. Biasanya hubungan
kerjasama dilakukan untuk saling memenuhi kebutuhan setiap negara masing-masing. Seperti
hubungan diplomatik yang dilakukan oleh Indonesia dengan Korea Selatan.Pada tanggal 18
September 1973, Indonesia dan Korea Selatan memulai hubungan diplomasi. Selama 4 dekade,
hubungan antara kedua negara terus meningkat di berbagai bidang seperti ekonomi,
perdagangan, investasi, Pendidikan dan kebudayaan. Hubungan bilateral antara Indonesia dan
Korea Selatan telah mendapatkan momentum yang lebih besar sejak tahun 2006. Kerjasama
Indonesia-Korea Selatan diakui bahwa kedua negara saling melengkapi satu sama lain. Indonesia
memiliki sumber daya alam yang melimpah dan kaya keanekaragaman dan tenaga kerja dan
potensi pasar yang besar. Dengan demikian kekayaan sumber daya dan potensi tersebut menjadi
lebih baik dengan teknologi Korea Selatan yang tinggi, modal dan keterampilan manajemen.
Kondisi ini memang ditunjukkan oleh peningkatan perdagangan, investasi dan Kerjasama
ekonomi serta penguatan kerjasama politik dan sosial budaya antara kedua negara.

Dalam bidang ekonomi, Korea Selatan merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia
begitupun sebaliknya. Terbukti dengan peningkatan volume perdagangan antara Indonesia dan
Korea. Korea Selatan memasuki peringkat ke-7 untuk investor asing terbesar di indonesia,
sebagian besar investasi di bidang manufaktur seperti tekstil, mainan anak-anak, alas kaki dan
plastik. Pemerintah Indonesia mendorong perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk
mengembangkan usaha dan investasi di Indonesia, khususnya dalam mendukung percepatan
industrialisasi, pengembangan infrastruktur dan konektivitas, serta pertumbuhan dan
pembangunan di daerah-daerah. Pemerintah Korea Selatan mendukung upaya Indonesia untuk
memperkuat infrastruktur termasuk pengelolaan air, transportasi, perumahan rakyat, dan
pembangkit tenaga listrik; dengan menggunakan Global Infrastructure Fund dan Economic
Development Cooperation Fund.

4
Dalam bidang diplomasi dan politik, kedua negara telah memperkuat kerjasama dibidang
anti-korupsi, memerangi terorisme dan kejahatan transnasional, antar lembaga parlemen, industri
pertahanan, olahraga, pendidikan, kesehatan dan bencana alam.

Kejasama antara kedua negara ini terjadi di bidang sosial-budaya juga. Pertukaran kunjungan
budaya pun telah diselenggarakan oleh kedua negara. Jumlah siswa Indonesia yang bersekolah di
Korea Selatan juga meningkat dengan baik setiap tahun. Pada tahun 2004, hanya ada 70 siswa
Indonesia yang bersekolah di Korea Selatan, kemudian seiringnya berjalannya waktu meningkat
menjadi 260 siswa pada tahun 2009 (DAMMEN, 2009). Minat siswa Korea Selatan untuk
belajar di Indonesia juga meningkat. Sebagian besar siswa Korea Selatan bertujuan untuk belajar
bahasa Indonesia di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Di sektor kebudayaan, Indonesia telah berpartisipasi dalam berbagai acara tahunan


internasional yang diadakan oleh Korea Selatan seperti International Exhibition (WEDDEX) di
Seoul, Korea Tourism Fair (KOTFA) di Seoul, Hi Seoul Festival, International Children Book
Fair di Pulau Nami, Internasional Bazaar Seoul International Women Association (SIWA) di
Seoul, dan Pusan International Film Festival (PIFF) di Busan (DAMMEN, 2009). Beberapa
kelompok seni budaya tradisional Indonesia juga telah memberikan kontribusi untuk
mempromosikan budaya Indonesia di Korea Selatan, KBRI Seoul juga memiliki kelompok
pertunjukan budaya yang terdiri dari masyarakat Indonesia di Seoul. KBRI di Seoul
juga mempromosikan budaya Indonesia ke Korea Selatan melalui berbagai kegiatan
seperti Indonesia Day, Lomba Pidato Bahasa Indonesia, dan Malam Budaya Indonesia
(DAMMEN, 2009)

Dalam bidang pariwisata, Indonesia dan Republik Korea telah mendorong mempromosikan
dan memajukan arus wisatawan melalui udara dan laut antar kedua negara, melakukan
pertukaran pengalaman, kunjungan studi lapangan, studi banding dan pertukaran informasi baik
dalam hal pengembangan produk, pendidikan dan pelatihan, maupun penelitian dan
pengembangan, serta dengan mendorong kerja sama sektor swasta.

5
DAMPAK KERJASAMA TERHADAP INDONESIA

Kerjasama diatas memiliki dampak positif dan negatif untuk negara Indonesia. Positifnya,
Indonesia memiliki kemudahan dalam melakukan ekspor dan impor menuju negara ASEAN dan
Korea. Semakin banyak investor yang berinvestasi di Indonesia. Perusahaan di Indonesia juga
dapat mengirimkan pekerjanya unutk melakukan training di negara Korea Selatan, sebagai
bentuk kerja sama tersebut.

Di sisi lain, dampak negatif yang harus dihadapi adalah :

1. Akan banyak pengangguran dan usaha kecil yang semakin kesulitan akibat perdagangan
bebas tersebut.
2. Orang luar akan lebih mudah bekerja di Indonesia, dan kuota untuk pekerja Indonesia
akan semakin sedikit.
3. Masyarakat Indonesia dituntut untuk semakin berpikir terbuka dan kreatif agar bisa tetap
bertahan di negaranya sendiri, jika tidak mereka akan mudah tergeser oleh yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai