Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN KERJASAMA PARIWISATA INDONESIA-KOREA SELATAN

TAHUN 2015-2016
Oleh:
Ikhsan Hidayat
Pembimbing: Drs. Syafri Harto, M.Si
Ikhsan.hidayat3968@student.unri.ac.id

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28294
Telp/fax. 0761-63277

Abstract
This is a study about international tourism which gives cooperation analysis among countries
through tourism. The international tourism cooperation between Indonesia and South Korea, in this
case, makes the cooperation bertween Bali province and Jeju Island government as the focus study in
order to facilitate the research. International tourism has become the bridge for international countries
to work together and benefit each other.
This script uses the conceptual base with the concept of international cooperation where in
Indonesia and South Korea become the focus of study. It is also supported by the range or nation-state,
global perspective and internation cooperate theory. The concept directs to the qualitative methode
and literature study as the resource of the information.
The cooperation which was conducted by Indonesia (Bali) and South Korea (Jeju) is in form of
promotion improvement with the reciprosity system. Reciprocity is a mutually beneficial cooperation or
its other name is win-win solution.
Keywords: Cooperation, Tourism, Recyprocity

I. Pendahaluan sebelumnya. Peningkatan tersebut lebih


tinggi dari ekonomi nasional dengan
Proses transnasional memberikan pertumbuhan sebesar 5,7 persen. Dalam
dampak global yang signifikan pada setiap daftar peringkat daya saing pariwisata di
negara-negara baik negara maju maupun ASEAN yang dilansir oleh World Economic
berkembang di dunia internasional. Jalur Forum (2013), posisi Indonesia terus
hubungan yang semakin tidak terbendung merangkak naik setiap tahunnya. Kini,
antar aktor internasional berdampak bagi peringkat daya saing Indonesia tahun 2014
aktor-aktor tersebut untuk saling berinteraksi berada di urutan ke 50 yang merangkak naik
tanpa batas. Dalam era globalisasi saat ini, dibandingkan tahun 2013 yang masih
sektor pariwisata merupakan sektor terbesar peringkat 70. Pada 2012 ada diurutan 74.
dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi Peringkat ini di atas peringkat Brunei (72),
global. Industri pariwisata terbukti kebal
dengan krisis global, pertumbuhan industri
pariwisata Indonesia 2014 mencapai 9,39
persen lebih tinggi pada pertumbuhan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 1


Vietnam (80), Filipina (82), serta Kamboja Jumlah wisatawan Korea Selatan ke
(106).1 Indonesia terus mengalami peningkatan
dalam lima tahun terakhir, walaupun sedikit
Telah dijelaskan sebelumnya, ada berfluktuasi akibat sejumlah peristiwa di
berbagai kerjasama pariwisata antara dalam negeri Indonesia antara isu terorisme,
Indonesia dan Korea Selatan. Pada bencana alam dan wabah penyakit flu
penelitian ini akan membahas mengenai burung. Data terakhir tahun 2014 jumlah
kerjasama pariwisata internasional antara wisatawan Korsel yang berkunjung ke
provinsi Bali (Indonesia) dan provinsi Jeju Indonesia sebanyak 328.122 orang, keenam
(Korea Selatan). Kerjasama kedua provinsi terbesar setelah wisatawan Singapura,
ini sudah terjadi sejak tahun 2015 dan telah Malaysia, Australia, Tiongkok dan Jepang.5
disepkatai pada Bali & Beyond Travel Fair
(BBTF).2 Oleh sebab itulah penelitian ini Jumlah turis Indonesia yang
lebih terfokus pada tahun 2015-2016. berkunjung ke Korea tidak sedikit dan terus
Indonesia merupakan tempat wisata meningkat. Pada tahun 2011, jumlah
yang terkenal bagi orang Korea, jumlah turis wisatawan Indonesia tercatat sekitar 125.000
Korea yang mengunjungi Indonesia orang atau bertambah 15 persen daripada
mencapai 300.000 orang per tahun sejak tahun sebelumnya. Salah satu faktor
2007. Khususnya Bali yang digemari penyebab meningkatnya jumlah wisatawan
sebagai tempat bulan madu dan menjadi Indonesia ini diperkirakan karena
lebih terkenal melalui drama Korea yang popularitas drama dan lagu pop Korea.6
berjudul Something Happened in Bali (Bali-
eseo Seanggin II: sesuatu yang terjadi di II. Kerangka Teori
Bali). 3
Penelitian ini dibangun atas perspektif
Potensi pariwisata Korea Selatan dan teori. Perspektif yang peneliti gunakan
sangat tinggi. Menurut data Korea Tourism adalah perspektif Globalis dan teori yang
Organization jumlah orang Korea Selatan digunakan adalah Teori Kerjasama
yang berwisata ke luar negeri setiap Internasional.
tahunnya lebih dari 14,5 juta orang (tahun
Perspektif Globalis
2014). Tingginya tingkat kemakmuran
dengan pendapatan percapita lebih dari US$ Globalisasi merupakan suatu proses
33.100 berdasarkan Purchasing Power meningkatnya kesalingterhubungan
Parity yang di keluarkan oleh IMF, (interconnectedness) diantara berbagai
menyebabkan kebutuhan untuk berwisata ke masyarakat sehingga suatu peristiwa di satu
luar negeri tidak lagi kebutuhan sekunder tempat tertentu mempengaruhi orang-orang
tapi merupakan kegiatan yang dipersiapkan dan masyarakat lain di tempt lainnya.
setiap tahun.4 Globalisasi adalah sebuah proses sejarah
yang meliputi pergantian atau tranformasi
mendasar dalam masalah ruang dari
1
Bapenas.go.id. ibid organisasi sosial manusia yang
2
http://travel.kompas.com/read/2016/06/23/20320022 menghubungkan berbagai komunitas yang
7/BaliJeju.Tingkatkan.Kerja.Sama.Promosi.Pariwisat saling berjauhan dan meningkatkan
a.
3
Je Seung Jeon dan Yuwanto. 2014. Era Emas
5
Hubungan Indonesia-Korea. Jakarta: kompas. Hlm. Loc. Cit
6
19 Je Seung Jeon dan Yuwanto. . 2014. Era Emas
4
http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/indokor Hubungan Indonesia-Korea. Jakarta: kompas.ibid

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 2


pencapaian hubungan kekuasaan melintasi terjadinya kerjasama internasional antar
berbagai kawasan dan benua. Globalisasi negara.8
merupakan konsep yang multiface yang
mewakili meningkatnyaintergrasi ekonomi, Globalisasi merupakan fenomena
komunikasi, dan budaya melintasi batas- meluas dan meningkatnya hubungan
batas nasional negara. Berbagai perspektif ekonomi, sosial, budaya, dan melewati
seperti itu dapat diistilahkan dengan batas-batas internasional. Globalisasi
„borderless world‟ atau’ the end of menjadi sebuah peluang yang bisa
geography‟. dimanfaatkan untuk keberhasilan
pembangunan nasional. Proses globalisasi
Menurut Hurrel, pendapat-pendapat telah menyatukan dunia, sehingga batas-
tentang globalisasi mengungkapkan hal-hal batas negara dalam praktik dunia usaha
berikut: pertama, adanya peningkatan maupun bisnis seakan-akan tidak dianggap
dramatis dalam „density‟ dan „depth‟ dalam lagi.
interdepedensi ekonomi. Kedua, bahwa
teknologi informasi dan revolusi informasi Globalisasi ditandai dengan semakin
sedang memainkan peran bahwa, menipisnya batas-batas investasi atau pasar
perkembangan globalisasi menciptakan secara nasional, regional, maupun
infrastruktur material dalam menguatkan internasional. Hal ini disebabkan oleh
interdepedensi kemasyarakatan. Hal tersebut beberapa hal berikut:9
digabungkan dengan intergrasi dan
1. Komunikasi dan Transportasi yang
homogenesis pengaruh dari kekuatan pasar,
meningkat.
memfasilitasi meningkatnya arus atas nilai,
2. Lalu lintas devisa yang semakin
pengetahuan dan ide serta meningkatnya
canggih.
kemampuan kelompok-kelompok tertentu
3. Ekonomi negara yang semakin
dalam pengaturan dalam melintasi batas
terbuka.
nasional, menciptakan suatu masyarakat
4. Penggunaan secara penuh
sipil transnasional. Keempat, bahwa
keunggulan koparatif dan
globalisasi sedang mengarah pada
keunggulan kompetitif tiap-tiap
pertumbuhannya kesadaran yang tidak
negara.
terkira mengenai masalah-masalah global
5. Metode produksi dan perakitan
dan rasa memiliki pada suatu komunitas
dengan organisasi manajemen yang
manusia yang satu.7
semakin efisien.
Menurut James Midgley, proses 6. Semakin pesatnya perkembangan
perubahan internasional tidak hanya perusahaan multinasional di
melibatkan ekonomi, tetapi juga kominikasi, hampir seluruh negara.
budaya, imigrasi, politik dan berbagai aspek
kehidupan kontemporer lainnya. Cakupan
globalisasi semakin meluas dengan
8
James Midgley,2007, “Perspective On
Globalizationsocial Justice And Welfare”, The
Journal Of Sociology And Welfare Vol.34, Issue 3 :
Western Michigan University.
9
Susilawati Sidabutar. 2011. Dampak
7
Nuraini S, dkk.,2010, Regionalisme Dalam Studi Penyelenggaraan Piala Dunia 2010 Terhadap
Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Perekonomian Afrika Selatan.Pekanbaru: Universitas
pelajar,hlm. 48 Riau. Hal.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 3


Dalam tulisan Anthony Giddens, dia Pemitraan yang baik adalah yang
mengungkapkan bahwa:10 mampu memberi keuntungan atau nilai lebih
bagi masin-masing yang bermitra, dengan
“Globalization is intensification of kata lain yang bisa member win-win
world wide social relations which solution. Nilai lebih ini tidak harus berupa
long distant localities in such a way materi namun bisa pula dalam bentuk
that local happening are shaped by peningkatan kapasitas layanan (seperti
event occurring many miles away pendidikan, kesehatan, penyediaan tenaga
and vice versa.” kerja), bertambahnya akses seperti
kerjasama antara negara yang bekerjasama
Pernyataan tersebut menjelaskan
dan lain sebagainya.
bahwa globalisasi menyebabkan hubungan
saling mempengaruhi antar negara-negara di Menurut K.J Holsti, proses
dunia, dimana keadaan suatu negara kerjasama atau kaloborasi terbentuk dari
dipengaruhi oleh peristiwa lain yang terjadi perpaduan keanekaragaman masalah
bermil-mil. Laurence E. Rothenberg nasional, regional, atau global yang muncul
berpendapat bahwa globalisasi adalah dan memerlukan perhatian labih dari satu
percepatan dari intensifikasi integrasi dan negara. Masing-masing pemerintah saling
interaksi antara orang-orang, perusahaan, melakukan pendekatan yang membawa
dan pemerintah dari negara yang berbeda.11 suatu usul penanggulangan masalah dengan,
mengumpulkan bukti-bukti tertulis untuk
Teori Kerjasama
membenarkan suatu usul atau yang lainnya
Teori kerjasama intenasional dan mengakhiri perundingan dengan suatu
mengakatakan suatu negara melakukan perjanjian atau pengertian yang memuaskan
hubungan internasional adalah untuk semua pihak. Menurut K.J Holstri,
memenuhi kepentingan nasionalnya. Untuk kerjasama internasional dapat didefinisikan
itu negara tersebut perlu melakukan sebagai berikut:13
kerjasama untuk mencapai kepentingan
a. Pandangan bahwa dua atau lebih
eksternalnya.12 Dalam kerjasama pariwisata
kepentingan, nilai atau tujuan saling
Indonesia-Korea selatan ini bukan hanya
bertemu dan dapat menganalisa
terletak pada identifikasi sasaran bersama
sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi
dan metode untuk mencapainya saja, tetapi
oleh semua pihak.
terletak pada capaian sasaran itu. Kerjasama
b. Pendangan atau harapan dari suatu
akan diusahakan apabila manfaat yang
negara bahwa kebijakan yang
diperoleh diperkirakan akan lebih besar dari
diputuskan oleh negara lainnya akan
pada konsekuensi-konsekuensi yang
membantu negara itu untuk
ditanggungnya.
mencapai kepentingan dan nilai-
nilainya.
c. Persetujuan atau masalah-masalah
10
Anthony Giddens, 1990. Dalam Zoran Stevanovic, tertentu antara dua negara atau lebih
Globalization: theoretical perspectives impact and dalam rangka memanfaatkan
institutional response of the economy,
2008,series: Economic and Organization vol:5.
persamaan kepentingan atau
Hal.264. benturan kepentingan.
11
Ibid
12 13
Robert O. Keohane dalam Martin Griffin, et. Al. K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk
Fifty Key Thinkers in International Relations (Second Analisis, Jilid II, terjemahan M. Tahrir Azhari,
Edition), New York: Routledge (2009), hlm.107 Jakarta: Erlangga, 1988, hlm.652-653

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 4


d. Aturan resmi atau tidak resmi budaya.17Selain itu, kondisi politik dan
mengenai transaksi dimasa depan pemerintahan Indonesia juga cukup
yang dilakukan untk melaksanakan menjamin keamanan bagi para wisatawan
persetujuan. asing maupun domestik yang ingin
e. Transaksi antar negara untuk berwisata ke daerah-daerah wisata di
memenuhi persutujuan mereka. Indonesia.
Potensi pariwisata Indonesia
III. Pembahasan membentang dari Provinsi Aceh hingga
Provinsi Papua dengan keanekaragaman
Industri pariwisata merupakan salah objek wisata, kekhasan seni, budaya serta
satu sektor strategis dalam pembangunan di kuliner dari tiap daerah yang menawan dan
Indonesia. 14 Dalam era globalisasi saat ini, mengandung nilai cita rasa yang tinggi.
pariwisata menjadi industri terbesar dan Indonesia juga memiliki ketersediaan sarana
terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. dan prasarana pendukung pariwisata yang
Pariwisata akan menjadi pendorong utama keseluruhannya diharapkan mampu menarik
ekonomi dunia pada abad ke-21, dan lebih banyak lagi devisa negara, baik dari
menjadi industri yang mengglobal.15 wisatawan mancanegara maupun domestik.
Kekayaan inilah yang kemudian menjadikan
Indonesia menjadi salah satu negara
Indonesia semakin popular sebagai salah
tujuan wisatawan dunia, hal ini dikarenakan
satu negara yang layak untuk menjadi tujuan
potensi pariwisata Indonesia yang besar
wisata oleh masyarakat internasional.18
seperti kekayaan alam, keanekaragaman
budaya dan bahasa serta kondisi Melihat posisi Indonesia dalam peta
pemerintahan yang masih cukup stabil. pariwisata di Asia Tenggara, ASEAN
Kondisi alam dan budaya Indonesia menjadi Secretary merilis data kunjungan 10 negara
sorotan utama bagi wisatawan asing, karena anggotanya dengan menempatkan Indonesia
kekayaan alam dan budaya merupakan di urutan ke-4 dalam penerimaan wisatawan
komponen mutlak dalam pariwisata.16 Salah mencanegara setelah Malaysia, Thailand,
satu alasan wisatawan mancanegara ke dan Singapura.19 Indonesia masih tertinggal
nusantara adalah ingin melihat keunikan dengan negara-negara tersebut, jika
budaya dan tradisi masyarakat, selain dibandingkan dengan potensi alam dan
keindahan alamnya. Dimana dengan potensi budaya, Indonesia tentu sangat unggul. Oleh
budaya yang besar ini, Indonesia mamiliki sebab itu, Indonesia perlu melakukan
kans yang kuat sebagai daerah tujuan wisata gerakan yang lebih membantu
di dunia sesuai dengan masa depan akan perkembangan pariwisata yang salah
lebih mengarah kapada wisata satunya ialah kerjasama dengan negara lain.

Republik Korea Selatan (대한민국,


14
Pran Suhandono Purba. 2015. Peran SC 大韓民國)merupakan negara yang memiliki
(Swiaacontact Dalam Peningkatan Industry
Pariwisata Pulau Flores (2010-2013).
17
Pekanbaru:pustaka fisip universitas riau. Hlm.22 Oka A. yoeti, 2006, pariwisata budaya: masalah
15
Soebagyo. Strategi Pengembangan Periwisata dan solusinya, Jakarta: pradnya paramita.hal.93
18
Indonesia dalam jurnal liquidity, vol.1 no. 2 Juli- Gusti Indriasih. 2016. Diplomasi Indonesia Melalui
Desember 2012. Hlm.153 Kampanye Wonderful Indonesia Dalam
16
Bambang sunaryo. 2013. Kebijakan Dan Meningkatkan Pariwisata Indonesia Di Dunia Tahun
Pembangunan Destinasi Pariwisata (Konsep Dan 2011-2015. Pekanbaru: pustaka Fisip Universitas
Aplikasinya Di Indonesia). Yogyakarta: penerbit Riau. Hal.2
19
Gava Media. Hlm.25 ibid

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 5


potensi pariwisata dengan tingkat pentingnya pertumbuhan pariwisata bagi
internasional. Korea Selatan memiliki luas perekonomian dengan membuat reformasi
wilayah sebesar 100.460 km2 dengan kebijakan pariwisata dan mengubah nama
populasi 240 juta pada tahun 2014. “Negeri kementerian yang bertanggung jawab untuk
Ginseng” ini terdiri dari semenanjung serta pariwisata ke Kementerian Kebudayaan dan
3200 pulau kecil dan besar, terletak di timur Pariwisata.
laut asia, bersebelahan dengan laut Rusia,
Tiongkok dari utara dan Jepang dari arah Tingkat kedatangan wisatawan
selatan.20 mancanegara ke Korea Selatan mengalami
kenaikan 6.2% pertahun dari 1950-2010,
Dalam perkembangan pariwisata berkembang dari 25 juta hingga 940 juta
Korea Selatan, jasa pariwisata dan hiburan wisatawan. Pendapatan dari kedatangan
memiliki peranan penting dalam tersebut meningkat mencapai angka 919
pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan. miliyar (US$) pada tahun 2010.22 Jika
Tidak dapat dipungkiri, industri pariwisata dibandingkan dengan negara asia lainnya,
menjadi lahan bisnis yang potensial bagi dalam tujuh tahun terakhir kepariwisataan
negara-negara di dunia karena dapat Korea Selatan memperlihatkan peningkatan
meningkatkan devisa dan mengurangi angka yang cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat
pengangguran. Sejak tahun 1990 negara- melalui table 2.2 :
negara di Asia Pasifik menjadi tujuan
wisata yang diperhitungkan di ranah Resiprositas Sebagai Bentuk Hubungan
internasional. Sebagai negara industri, Korea Kerjasama Pariwisata Bali-Jeju
Selatan juga memperhatikan perkembangan
industri pariwisatanya. Sejak tahun 1998, Salah satu dampak yang terjadi
pemerintah Korea Selatan membuat dalam proses globalisasi adalah
reformasi kebijakan pariwisata dan meningkatnya kerjasama internasonal antar
mengubah nama kementerian yang negara-negara dunia yang bersifat bilateral
bertanggung jawab untuk pariwisata ke maupun multilateral. Kerjasama tersebut
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. berdasarkan atas saling memberi keuntungan
Kemudian membuat kebijakan Visi (reciprosity) antar aktor internasional yang
Pariwisata 21 (1999-2003) dan kedua bersangkutan. Fenomena ini yang sedang
Rencana Pembangunan Pariwisata (2002- dijalani oleh Indonesia dan Korea Selatan
2011). 21 maupun provinsi Bali dan provinsi Jeju.

Korea Selatan merupakan negara Hubungan pariwisata Bali-Jeju


yang memiliki banyak panorama dan objek bersifat resiprositas. Resiprositas merupakan
wisata bersejarah yang sering dikunjungi teori yang berpendapat bahwa kerjasama
oleh penduduk lokal maupun turis dapat dibangun dalam bilateral yang intensif
mancanegara. Sejak pelantikan bilamana suatu negara akan memiliki
pemerintahan baru pada tahun 1998, keuntungan didalam wilayahnya.23 Dalam
pemerintah Korea telah merespon
22
Visitor Arrival, Korean departure, international
20
http;//Kbbriseul.kr/kbriseul/tentang-korea diakses receipt and expenditure. Dalam
pada 2 Januari 2017 pukul 14.24 wib http://kto.visitkorea.or.kr/eng/tourismStatics/keyFacts
21
https://www.academia.edu/23559418/KOREA_MO .kto diakses pada 4 januari 2017, pukul 09.51 wib.
23
DERN_Perkembangan_Ekonomi_Korea_Selatan_dar John R. Freeman, Patrick T. Brandt and Michael
i_tahun_1960_hingga_tahun_2010 diakses pada 10 Colaresi, Reciprocity, Accountability and Credibility
januari 2017 pukul 10.01 wib In International Relations, presented at the Annual

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 6


kegiatan bilateral maupun multilateral suatu suatu kawasan dan kontinental. Kerjasama
negara akan membuka hubungan kerjsama kawasan tersebut dapat ditemui dalam hamir
selagi memberikan keuntungan bagi diseluruh dunia. Salah satu alasan mengapa
kepentingan nasionalnya. Pada negara- kerjasama kawasan muncul dan menjadi tren
negara yang terlibat kerjasama akan dalam beberapa dekade belakangan adalah
memberikan keuntungan timbal balik hal globalisasi, namun ini hanyalah salah satu
ini dapat disebut sebagai resiprositas. Pada faktor yang mendorong suatu negara terlibat
umumnya kerjasama internasional yang dalam suatu kerjasama dalam satu
dilakukan oleh negara-negara dunia kawasan.26
bertujuan untuk saling menguntungkan
(Reciprocity). Pemitraan yang baik adalah Stubbs dan Underhill
yang mampu memberi keuntungan atau nilai mengidentifikasi tiga elemen penting
lebih bagi masin-masing yang bermitra, regionalisme globalisme. Pertama, adanya
dengan kata lain yang bisa member win-win pengalaman historis yang sama dan perasaan
solution. Menurut K.J Holsti, proses yang akan persoalan-persoalan bersama
kerjasama atau kaloborasi terbentuk dari diantara kelompok-kelompok negara atau
perpaduan keanekaragaman masalah masyarakat dalam suatu geografi. Kedua,
nasional, regional, atau global yang muncul adanya interaksi yang lebih intens diantara
dan memerlukan perhatian labih dari satu angota-anggota dibandingkan dengan
negara.24 interaksinya dengan dunia luar. Ketiga,
adanya institusi internasional yang
Ada beberapa kegiatan yang memberikan kawasan tersebut kerangka
dilakukan oleh Provinsi Bali dan Provinsi institusi dan hukum dan menyediakan rule
Jeju dalam melakukan promosi wisata. of game.27 Pernyataan Stubbs dan Underhill
Diantaranya pada September 2015 Wakil mengenai elemen penting dalam globalisme
Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta ketika berkaitan dengan kerjasama pariwisata Bali-
menerima rombongan perwakilan Jeju. Dilihat dari segi hitoris, Indonesia dan
Pemerintahan Provinsi Jeju yang dipimpin Korea Selatan memiliki pengalaman yang
oleh Lee Jung Hwan di ruang kerjanya di hampir sama, Indonesia dan Korea Selatan
Niti Mandala, kawasan Renon, Kota merupakan negara yang pernah dijajah oleh
Denpasar. Kedatangan ini terkait tentang Jepang. Kedua negara ini juga pernah
kerjasama Bali-Jeju dalam bidang mengalami penurunan ekonomi dan politik.
25
pariwisata. Pendapat Stubbs dan Underhill mengenai
interaksi yang intens juga terjadi baik
Globalisasi Sebagai Pendorong Indonesia-Korea Selatan maupun Bali
Kerjasama Pariwisata Bali-Jeju dengan Jeju.
Sejak berakhirnya perang dunia Globalisasi telah mendorong
kedua, kita telah menyaksikan munculnya Indonesia meningkatkan kerjasama
fenomena politik baru dalam politik global, pariwisata dengan Korea Selatan seperti
yaitu kerjasama dan intergrasi negara dalam halnya promosi wisata. Pada bulan Juni
tahun 2016, Indonesia dan Korea Selatan
Meeting of the International Studies Association, San mengadakan pembicaraan tingkat menteri
Diego, March 22-25, 2006. Hal.3
24
Ibid, K.J Holst “Politik Internasional, Kerangka
26
Untuk Analisis” Budi Winarno. 2014. Dinamika Isu-Isu Global
25
http://bali.antaranews.com/berita/77621/wagub- Kontemporer. Jakarta: buku seru.hal 91
27
bali-inginkan-promosi-pariwisata-jeju-berkelanjutan Ibid. hal 94

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 7


mengenai promosi wisata. Pertemuan antara kepentingan nasional namun juga aktor lain
menteri pariwisata Indonesia, Arif Yahya, seperti halnya provinsi Bali. Pemerintahan
dan menteri pariwisata Korea Selatan, Kim provinsi Bali mengembangkan potensi
Jong-deok, di National Moseum of Modern- wisatanya melalui kerjasama internasional
Seoul tersebut merupakan tindak lanjut dari salah satunya pemerintahan privinsi Jeju.
pertemuan presiden Republik Indonesia, Hal ini menunjukkan bahwa globalisasi
Joko Widodo dan presiden republik Korea, mampu mendorong pemerintahan tingkat
Park Geun-hye bulan sebelumnya.28 provinsi mengembangkan potensi wisata di
Kerjasama promosi wisata ini dilakukan pasar internasional.
juga dilakukan oleh provinsi Bali dan
provinsi Jeju. Pada tahun 2015 hingga Interdependensi termasuk dampak
sekarang kedua provinsi masih menjalankan dari globalisasi, Bali dan jeju ataupun
misinya untuk melanjutkan kerjasama Indonesia dan Korea Selatan mungkin akan
promosi daerah wisata. Kerjasama ini menjadi negara yang saling ketergantungan
menciptakan hubungan yang intens bagi untuk sektor pariwisata dan sektor lainnya.
kedua negara maupun provinsi, hal ini Hal ini sejalan dengan pendapat Klančnik
didukung dengan proses globalisasi yang yang mengatakan globalisasi akan
menjadi gambaran, informasi dan komoditas meningkatkan interdepedensi antar negara,
yang ada didunia hingga menjadi negara ekonomi dan masyarakat.32
global.29 Berbeda dengan Klančnik, Iris
Globalisasi telah mendorong Mihajlović dalam jurnalnya The Impact Of
terjadinya banyak perubahan besar, terutama Globalisation On The Development Of
dalam kaitannya dengan kekuasaan politik Tourism Within Social And Economic
dan otonomi negara. Sebagaimana Changes melihat globalisasi kemudian akan
dikemukakan oleh David Held, saat ini telah menjadi ajang kompetisi antar negara.33
terjadi perubahan-perubahan ekonomi dan Negara-negara dunia memang bekerjasama
sosial yang berkombinasi dengan untuk meningkatkan pariwisata masing-
pembentukan kesaling terhubungan regional masing tetapi hakekatnya mereka tetap
dan global yang unik, yang lebih ekstensif bersaing untuk keuntungan nasional.
dan intensif dibandingkan dengan periode Kompetisi kepariwisataan akibat globalisasi
sebelumnya.30 Globalisasi menciptakan memberikan tantangan bagi negara. Bentuk
ruang dimana negara tidak lagi menjadi tantangan globalisasi terhadap sektor
satu-satunya aktor dalam ekonomi politik periwisata mencakup faktor-faktor sebagai
global.31 Bukan hanya pemerintahan berikut:34
Indonesia yang melakukan kerjasama
internasional untuk mewujudkan
32
Klančnik, V. R. 2003. Globalizacija turizma. EU –
nova priložnost za slovenski turizem. Maribor: 6.
28
ITPC BUSAN: Indonesian Trade Promotion slovenski turistični forum, pg.51
33
Centre. http://itpc-busan.kr/2016/06/04/s-korea- Iris Mihajlović, PhD. Zorica Krželj – Čolović,
seeks-closer-ties-indonesia-tourism/?lang=id diakses M.Sc,” The Impact Of Globalisation On The
pada 1 februari 2017 pukul 21.15 wib Development Of Tourism Within Social And
29
Martin Albrow. Travelling Beyong Local Cultures Economic Changes”, European Scientific Journal
From Frank J. Lechner And John Boli (Ed). The August 2014 /SPECIAL/ edition ISSN: 1857 – 7881
Globalization Reader. Massachusset: Black Well (Print) e - ISSN 1857- 7431, hal. 113-114
34
Publisher. Hal.119 Gamal suwanto, 1997,dasar-dasar
30
Loc.Cit.hal 120 pariwisata,Yogyakarta: andi Yogyakarta. Hal.
31
Ibid. hal 121

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 8


1. Mutu Produk masing-masing negara.35 Dalam kerjasama
Pada dasarnya produk wisata internasional ini pula membawa Indonesia-
meliputi tiga unsur yaitu alam, budaya dan Korea Selatan saling memenuhi kebutuhan
serta buatan. Ketiga unsur tersebut tidak dalam setiap kondisi untuk mencapai
secara otomatis dimiliki oleh negara keuntungan nasional.
destinasi wistawan. Kondisi daya tarik Kunjungan perwakilan pemerintahan
global negara-negara ASEAN memiliki Pulau Jeju menjadi peluang pemerintahan
banyak kesamaan yaitu masih tergantung provinsi Bali dalam mengembangkan
pada keindahan alam kecuali singapura yang pemasaran pariwisata Pulau Bali. Sesuai
merupaka negara industry yang kekuatannya dengan peraturan daerah provinsi Bali
justru terletak pada aspek buatan. nomor 10 tahun 2015 tentang Rencana
2. Mekanisme pasar Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Mekanisme pasar akan menentukan Provinsi Bali Bab IV mengenai
dan mengatur siapa yang terbaik di antara pembangunan pemasaran pariwisata daerah
masing masing negara dengan segala meliputi:36
komoditas dan produk pekayanan terbaik
yang dimilikinya. a. Pengembangan pemasaran
3. Akses infomasi wisatawan
Kemajuan teknologi memungkinkan b. Pengembangan citra pariwisata
manusia untuk menyalurkan segala bentuk c. Pengembangan kemitraan
keinginannya setelah menjadikan dunia pariwisata, dan
sebagai suatu tempat yang tanpa batas. d. Pengembangan promosi
Meluasnya jaringan internet secara masala pariwisata.
akan menciptakan mekanisme informasi
Kerjasama promosi wisata Bali-Jeju
yang lengkap. Masukan informasi yang
jika dilihat dari peraturan pemerintah
lengkaptentunya menyebabkan para
provinsi bali erat kaitannya dengan poin b
wisatawan yang akan mengunjungi semakin
yaitu pengembangan kemitraan pariwisata
midah untuk menyeleksi kawasan-kawasan
dan poin d yaitu pengambangan promosi
yang akan mereka kunjingi.
pariwisata. Dalam arti lain kerjasama wisata
4. Daya saing
yang sudah terbentuk sejak 2001 antara
Aspek daya saing merupakan
provinsi Bali dan provinsi Jeju juga
cerminan kesiapan dan kemampuan prduk
didukung oleh peraturan daerah.
wisata serta penguasaan terhadap pasar dan
informasi yang diformulasikan secara tepat Pada tanggal 12 Agustus 2015 lalu
pada strategi dan program pengembangan Gubernur pulau Jeju, Won Hee Ryong,
pariwisata. berkunjung ke Indonesia dalam rangka
Tantangan bagi setiap negara untuk mempromosikan pariwisata pulau Jeju.
aspek pariwisatanya semakin meningkat Beliau mengungkapkan betapa eratnya
dalam era globalisasi. Kompetisi selalu hubungan Indonesia dengan Korea Selatan
terjadi dalam meraih keuntungan ekonomi, yang bisa dilihat di pulau Jeju. Salah satu
maka dari itu inisiatif kerjasama contohnya adalah dengan adanya Taman
internasional menjadi jalan yang relevan Megawati di pulau Jeju, yang sengaja dibuat
bagi kepentingan nasional dan kedamaian
dunia. menurut Keohane, kerjasama 35
Herbert L. Anne ibid. hal 225.s
internasional dapat mengatasi segala macam 36
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun
kondisi yang bisa memenuhi kepentingan 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 9


sebagai simbol keakraban pemerintah pulau 1. Memperkenalkan Kesenian Bali
Jeju dengan keluarga mantan Presiden
Indonesia tersebut.37 Sebagai salah strategi Kesenian bali berupa tari-tarian
dalam mempromosikan daerah wisata pulau daerah bali telah ditampilkan sebelum
Jeju, Gubernur pulau Jeju memilih Eru penampilan seni tari Korea Selatan di acara
sebagai duta pulau jeju untuk Indonesia. kesenian provinsi bali. Event kesenian atau
Langkah ini diambil dalam upaya untuk pentas kebudayaan termasuk dalam media
meningkatkan upaya penyebarluasan promosi wisata. Pentas budaya lebih
informasi mengenai daerah wisata pulau memperlihatkan kebudayaan dari pada
Jeju. sumberdaya alam, namun melalui promosi
budaya ini wisatawan biasanya akan tertarik
Eru merupakan penyanyi asal Korea untuk mencaritahu lebih dalam latar budaya
yang menjadi duta Pulau Jeju untuk tersebut.38
Indonesia termasuk Bali. Usaha yang
dilakukan langsung oleh Gubernur pulau 2. Taman Megawati di Pulau Jeju
Jeju menjadi bentuk keseriusan Jeju dalam
Sebagai bentuk kerjasama antara
mengembangkan destinasi wisatanya ke
Indonesia-Korea Selatan bidang
Indonesia. Begitu juga sebaliknya, Bali yang
kepariwisataan, pemerintah Korea Selatan
menjadi potensi wisata terbesar Indonesia
dan pemerintahan provinsi Jeju membuat
dipromosikan ke Korea Selatan.
taman Megawati di Pulau Jeju.39 Taman ini
Implementasi Resiprositas Pariwisata sebagai upaya untuk memperkenalkan Pulau
Bali dan Jeju Jeju di Indonesia. Pembuatan taman ini
dilakukan setelah penandatanganan MoU
MoU antara pemerintah Provinsi pada tahun 2001. Kegiatan promosi pulau
Bali dan Provinsi Jeju telah disepakati sejak Jeju untuk turis Indonesia terus berlangsung
tahun 2001.Implementasi dari promosi melalui taman megawati hingga saat ini.
wisata peneliti analisa dari setiap kegiatan
yang dilakukan setiap provinsi melalui 3. Transfer Wisatawan
berita yang ckup terpercaya. Adapun
Kegiatan transfer wisatawan masih
kegiatan yang berupa promosi wisata dari
belum terlaksana tetapi telah menjadi
kedua provinsi tersebut ditulis dalam
wacana bagi kedua provinsi untuk ditindak
implementasi reiprositas, sebagaimana
lanjuti sebagai bentuk kerjasama pariwisata
berikut: kedua provinsi. Transfer wisatawan dalam
Implementasi Resiprositas Bagi pariwisata adalah proses penjemputan
Pariwisata Bali wisatawan oleh pemandu wisata. Transfer
wisata terbagi menjadi dua, yaitu transfer in
Kerjasama antara provinsi Bali dan dan transfer out. Transfer in merupakan
provinsi Jeju memberikan keuntungan pada penjemputan wistawan oleh pemandu wisata
masing-masing provinsi. Adapun dalam
kerjasama ini provinsi Bali memperoleh 38
Sri Susanty, “Mahasiswa Sebagai Duta Promosi
keuntungan sebagai berikut: Pariwisata Indonesia Diluar Negeri”, Jurnal Analisis
Pariwisata Vol. 10 No. 1 Th. 2010, Hal.39
39
37
http://koin-media.com/news-detail/liputan- http://lifestyle.okezone.com/read/2015/08/13/406/119
kunjungan-gubernur-pulau-jeju-dalam-rangka- 5761/korsel-punya-taman-megawati-soekarnoputri-
promosi-pariwisata/111 diakses pada 9 februari 2017 di-jeju-island diakses pada 17 maret 2017 pukul
pukul 14.14 10.57 wib.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 10


agar di bawa ke hotel dan tujuan daerah pariwisata Indonesia 2014 mencapai 9,39
wisata. Transfer out merupakan kegiatan persen lebih tinggi pada pertumbuhan
kepulangan wisatawan yang di pandu oleh sebelumnya. Peningkatan tersebut lebih
pemandu wisata menuju bandara, pelabuhan tinggi dari ekonomi nasional dengan
atau stasiun.40 pertumbuhan sebesar 5,7 persen.
Melihat peluang besar yang dapat
Resiprositas Bagi Pariwisata Jeju dirasakan, membuat negara-negara dunia
mulai meningkatkan potensi wisatanya.
1. Pertujukan Seni Tari Korea Selatan
Tidak sedikit negara yang mengambil
Kesenia tari Korea Selatan tampil kebijakan untuk bekerjasama dengan negara
dalam acara kesenian Bali. Kesenian lain demi memajukan sektor wisatanya.
tersebut berupa tarian-tarian tradisional Indonesia termasuk negara yang aktif dalam
Korea Selatan seperti Samul Nori, Tam-ra melakukan kerjasama internasional kepada
Folk Dance Festival, Tae Pyung Dance, negara-negara sahabat. Ada berbagai macam
Cheju P`an Gut dan lainnya. Penampilan sektor dalam kerjasama yang dilakukan oleh
tersebut merupakan bentuk promosi wisata Indonesia seperti ekonomi, keamanan,
Korea Selatan khususnya Pulau Jeju. politik, lingkungan, sosial dan lain-lain.
Pada saat ini, Indonesia juga memanfaatkan
2. Transfer Wisatawan. potensi pariwisatanya untuk dijadikan icon
untuk memperoleh kerjasama agar
Kegiatan transfer wisatawan masih mendapatkan keuntungan tertentu. Salah
belum terlaksana tetapi telah menjadi satu bentuk kerjasama di bidang pariwisata
wacana bagi kedua provinsi untuk ditindak internasional yang terbilang baru adalah
lanjuti sebagai bentuk kerjasama pariwisata kerjasama periwisata dengan Republik
kedua provinsi. Korea Selatan.
3. Undangan Mengunjungi Wisata Bali Tidak hanya pemerintahan Indonesia
dan Korea Selatan yang bekerjasama dalam
Menteri pariwisata Indonesia Arief bidang kepariwisataan, pemerintahan
Yahya didampingi duta besar Indonesia provinsi yang didukung oleh pemerintahan
John Prasetyo, meminta dukungan negara bekerjasama untuk promosi wisata
kerjasama kepada menteri kebudayaan, olah Bali dan Jeju. Kerjasama ini telah
raga dan pariwisata Korea Selatan, Kim berlangsung dari kesepakan kedua provinsi
Jong Deok berupa undangan kepada media, pada tahun 2001.
tokoh, tour and travel untuk mengunjungi
daerah wisata Indonesia. Hubungan pariwisata Bali-Jeju
bersifat resiprositas. Resiprositas merupakan
teori yang berpendapat bahwa kerjasama
dapat dibangun dalam bilateral yang intensif
KESIMPULAN bilamana suatu negara akan memiliki
keuntungan didalam wilayahnya. Dalam
Dalam era globalisasi saat ini, sektor
kegiatan bilateral maupun multilateral suatu
pariwisata merupakan sektor terbesar dan
negara akan membuka hubungan kerjsama
terkuat dalam pembiayaan ekonomi global.
selagi memberikan keuntungan bagi
Industri pariwisata terbukti kebal dengan
kepentingan nasionalnya. Pada negara-
krisis global, pertumbuhan industri
negara yang terlibat kerjasama akan
40
www.academicedu.com diakses pada 17 maret
memberikan keuntungan timbal balik hal
2017 pukul 11.27 ini dapat disebut sebagai resiprositas.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 11


Welfare”, The Journal Of Sociology
And Welfare Vol.34, Issue 3 (2007):
Western Michigan University.

K.J Holsti. 1970, National Role Conceptions


In The Study Of Foreign Policy,
Vol.14, No.13

Pinkan Umboh., “Education For Asen


Community: The Case Of Indonesia”,
DAFTAR PUSTAKA Journal of Asen Studies, vol.1 no.1
(2013) pp: 83-89.
JURNAL
R. O. Keohane, J.S Ney, “International
Akram, M. dkk, “Globalization And It‟s Organization‟, Vol.25, No.3, The MIT
Impacts On The World Economic Press, summer (1971), pp: 329-349.
Development, International”, Journal
Bussines And Social Science, Vol.2, Soebagyo. Strategi Pengembangan
No.23, (Desember 2011) Periwisata Indonesia dalam jurnal
liquidity, vol.1 no. 2 Juli-Desember
Anthony Giddens, 1990. Dalam Zoran 2012.
Stevanovic, Globalization: theoretical
perspectives impact and institutional Yo Han Johng. Sejarah Singkat Ekonomi
response of the economy, Korea Selatan Masa Rekonstruksi
2008,series: Economic and 1953-1961 dalam jurnal Korea
Organization vol:5. Journal. Vol.1 no.1 maret 1986.

BUKU
Herbert L. Anne., “Cooperation in A. Yoeti, Oka. 2006. Ilmu Pariwisata:
international relation: A comparison Sejarah, Perkembangan Dan
keohane, has and franck”, Berkeley of Prospeknya. Jakarta: Perca
Journal International Law, Vol.14,
issue 1, article 5 (1996), Dalam Imam _____________. 2006. Tours And Travel
Cahyono, Menjanjikan Kekuasaan Management. Jakarta: Perca
Global, (Jakarta: LP3ES, 2008)
_____________. 2007. Industri Pariwisata
Iris Mihajlović, PhD. Zorica Krželj – Dan Peluang Kesempatan Kerja.
Čolović, M.Sc,” The Impact Of Jakarta:Perca
Globalisation On The Development
Of Tourism Within Social And _____________. 2006. Pariwisata Budaya:
Economic Changes”, European Masalah Dan Solusinya. Jakarta:
Scientific Journal August 2014 Pradnya Paramita
/SPECIAL/ edition ISSN: 1857 –
7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431 Ari, Yulianti. Diplomasi Budaya Indonesia-
Korea Selatan Dalam Bidang
James Midgley, “Perspective On Pariwisata: Studi Kasus Kerjasama
Globalizationsocial Justice And

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 12


Provinsi Dearah Istimewa
Yogyakarta Dengan Provinsi Gang
Won. Makassar: Pustaka Universitas Rodrik D, One Economy Many Recipes:
Hasanuddin. Globalization, Institution, And
Economic Growth dalam Imam
Damanik, Anianton, Hendrie Adji Kusworo Cahyono, Menjanjikan Kekuasaan
Dan Destha T. Raharjana. 2005. Global, (Jakarta: LP3ES, 2008)
Penanggulangan Kemiskinan
Melalui Pariwisata. Jakarta: Pusat Mas’oed, Mohtar. 1990 Ilmu Hubungan
Studi Pariwisata Universitas Gajah Internasional Dan Metodologi.
Mada. Jakarta: LP3S

Indriasih, Gusti. 2016. Diplomasi Indonesia Nuraini S, dkk. 2010. Regionalisme Dalam
Melalui Kampanye Wonderful Studi Hubungan Internasiona.
Indonesia Dalam Meningkatkan Yogyakarta: Pustaka pelajar
Pariwisata Indonesia Di Dunia
Tahun 2011-2015. Pekanbaru: Amalia, Nur. 2015. “Kebijakan Politik
pustaka Fisip Universitas Riau. Indonesia Dibawah Pemerintahan
Presiden Joko Widodo”. Makassar:
Hakim F. Asean Community 2015 dan Pustaka Universitas Hasanuddin
Tantangannya pada Pendidikan Islam
di Indonesia. Laporan individu 2013. K.J Holsti. 1988. Politik Internasional,
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kerangka Untuk Analisis, Jilid II,
Masyarakat IAIN Sunan Ampel. terjemahan M. Tahrir Azhari. Jakarta:
Erlangga
H. Al Husna, “Upaya Kerjasama
Universitas Riau Dan Universitas K.J. Holsti. 1985. Politik Internasional;
Kyoto Dalam Pengelolaan Ekosistem Kerangka Analisis, Efin Sudrajat
Gambut Di Kabupaten Bengkalis Dkk (Penerj), Jakarta: Pedoman Ilmu
Tahun 2010-2014,(Universitas Riau: Jaya.
2015)
Klančnik, V. R. 2003. Globalizacija turizma.
Hatta, Muhammad. 1976. Mendayung EU – nova priložnost za slovenski
Antara Dua Karang. Jakarta: Bulan Bintang. turizem. Maribor: 6. slovenski
turistični forum
Hyeonseock, Kang. “Strategi promosi
pariwisata provinsi gyonggie di Oak Kim, Myung dan Sam Jaffe. 2010. The
korea selatan untuk menarik New Korea: Mengungkap
wisatawan Indonesia”. Tesis pasca Kebangkitan Ekonomi Korea Selatan.
sarjana, universitas udayana, Jakarta: Kompas.
Denpasar 2016.
Pitana, I Gde dan Surya Diarta I Ketut.
James J. Spillane. 1994. Pariwisata 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata,
Indonesia: Siasat Ekonomi Dan Yogyakarta: Andi.
Rekayasa Kebudayaan.
Yogyakarta:Kanisius.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 13


Purba, Pran Suhandono. 2015. Peran SC Suwanto, Gamal. 1997,Dasar-Dasar
(Swiaacontact Dalam Peningkatan Pariwisata,Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Industry Pariwisata Pulau Flores
(2010-2013). Pekanbaru: Pustaka Spilene, JJ. 1987. Pariwisata Indonesia,
FISIP Universitas Riau. Sejarah dan Prospeknya,
Yogyakarta: Kanisius
Picard, Michel. 2006. Bali: Pariwisata
Budaya Dan Budaya Pariwisata. Jean Sidabutar, Susilawati. 2011. Dampak
Couteau Dan Warih Wisatsana, Penyelenggaraan Piala Dunia 2010
Penerj. Jakarta: KPG Terhadap Perekonomian Afrika
Selatan.Pekanbaru: Universitas Riau
Robert O. Keohane dalam Martin Griffin, et.
Al. Fifty Key Thinkers in International Martin Albrow. Travelling Beyong Local
Relations (Second Edition), New Cultures From Frank J. Lechner And
York: Routledge (2009) John Boli (Ed). The Globalization
Reader. Massachusset: Black Well
R. Suprapto. 1997. Hubungan Internasional: Publisher.
System, Interasi Dan Perilaku.
Jakarta: PT Grafindo Persada Umar Bakry, Suryadi. 1999. Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional. Jakarta:
Swastha Irawan, Basu. 2009. Manajemen Jayabaya Press.
Pemasaran Modern Edisi Kedua.
Liberty Yogyakarta: Yogyakarta. Utami, Tiara. 2014. Sistem Pemerintahan
Republik Korea Selatan.
Samsuridjal Dan Kaelany. 1996. Peluang Di Sarolangun:Pustaka Universitas
Bidang Pariwisata. Jakarta: Muatiara Jambi.
Sumber Widya.
Korea Tourism Organization, Korea Travel
Salusu. 1996. Pengambilan Keputusan Guide: 2012
Strategik Untuk Organisasi Publik
dan Organisasi Nonprofit .Jakarta : National Tourism Policy Review Of
PT. Gramedia. Republic Korea. Directorate Of
Science, Technology And Industry,
Seong Jeon, Je dan Yuwanto. 2014. Era OCDE July 2002.
Emas Hubungan Indonesia-Korea
Selatan: Pertukaran Kultural Melalui Vellas, Francois Dan Lionel Becherel. 2008,
Investasi Dan Migrasi. Pemasaran Pariwisata Internasinal:
Jakarta:kompas Sebuah Pendekatan Strategis.
Jakarta: Yayasan Obor.
Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Dan
Pembangunan Destinasi Pariwisata Winarno, Budi. 2014. Dinamika Isu-Isu
(Konsep Dan Aplikasinya Di Global Kontemporer. Jakarta: Buku Seru.
Indonesia). Yogyakarta: Penerbit
Gava Media. Wuryandari, Genewati. 2011, Politik Luar
Negeri Indonesia Di Tengah Arus

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 14


Perubahan Politik Internasional,
Jakarta: Pustaka Pelajar.

MAKALAH
Picard, Micheal. 1986. Cultural Tourism In
Bali: Cultural Performance As
Tourist Attraction: Leiden.

John R. Freeman, Patrick T. Brandt and


Michael Colaresi, Reciprocity,
Accountability and Credibility In
International Relations, presented at
the Annual Meeting of the
International Studies Association,
San Diego, March 22-25, 2006.

WEBSITE:
http://www.id.baliglory.com/2015/06/bali-
pulau-dewata.html
http://his-travel.co.id/korea/wisata-2/pulau-
jeju
http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/in
dokor
http://kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/20
13-01-21-22-49-05/berita-utama/603-
kunjungan-menpar-arief-yahya-3

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 - Oktober 2017 Page 15

Anda mungkin juga menyukai