Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

(UNIV6009)

TUGAS MAKALAH
LITERATUR REVIEW DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENURUNAN
JUMLAH KUNJUNGAN PARIWISATA DI INDONESIA
Dosen Pengampu: Helmi Muzaki

Disusun Oleh :
1. Dyah Rina Syafitri (170722637037)
2. Favlisya Ainnur M. R. (170722637013)
3. Benediktus Janis F. (170722637070)
4. Fairuz Wahyu N (170722637075)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 ILMU GEOGRAFI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pariwisata telah berkembang sebagai sektor ekonomi terbesar dunia yang
menyediakan lapangan kerja, berbagai jenis komoditas, bahkan prospek masa depan yang
terus berkembang (WTTC, 2019). United Nation of World Tourism Organization yang
umum disebut UNWTO (2020) menyatakan, bahwa kunjungan wisata meningkat 4%
pada 2019 (meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya) dan mencapai angka 1,5 miliar
perjalanan di seluruh dunia. Disamping itu seluruh regional mengalami peningkatan
tingkat wisatawan terhitung pada angka 5% di wilayah Asia Pasific. Melihat prospek
ekonomi dan Indeks Confidence, UNWTO memproyeksikan kemajuan tingkat wisatawan
akan meningkat 3 – 4% pada tahun 2020.

Gambar 1.1 Jumlah kunjungan Wisata Tahun 2019 (UNWTO, 2020b)

Perkembangan pariwisata di Indonesia terus meningkat seiring perkembangan


pariwisata Global. Statistik OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development) menyatakan bahwa jumlah wisatawan internasional yang masuk ke
Indonesia meningkat 13,396 juta pada tahun 2018 dengan persentase kenaikan 3,5% dari
tahun sebelumnya. Data yang sama juga menampilkan rata-rata tahunan peningkatan
jumlah wisatawan di Indonesia mencapai 10,4 % dari hasil record tahun 2015 – 2018
(OECD, 2020). Hal ini menunjukkan prospek yang terus meningkat dari potensi
Pariwisata Indonesia.
Trend Pariwisata di Jawa Timur juga menunjukkan peningkatan 22,8% kunjungan
pariwisata pada Februari - Maret 2019 (BPS, 2019). Tren peningkatan prospek di jawa
timur ini menjadikan Pariwisata sebagai salah satu sektor dengan peran strategis dalam
kerangka pembangunan nasional (LKJIP Jatim, 2018). Pengembangan sektor pariwisata
dianggap perlu terus digencarkan melihat dampaknya pada perkembangan ekonomi,
sosial, budaya, teknologi, sistem politik, dan aspek lainnya (Damanik et al., 2006).
Sayangnya, Wishnutama Kusubandio (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
menilai keterbatasan mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 (Baik secara lokal
maupun global) termasuk dalam kegiatan pariwisata, memberikan dampak ekonomi
cukup besar terhadap sektor pariwisata (Fauzan, 2020). LPEM FEB UI merilis data
penurunan jumlah Wisatawan Mancanegara yang menurun secara signifikan sejak
Februari tahun 2020 hingga 29% (y.o.y) dari tahun sebelumnya (Revindo et al., 2020).
Tidak hanya itu, dari sumber data yang sama, Perjalanan wisata Nusantara juga menurun
tajam dari tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik juga menyatakan terjadi kontraksi
sebesar -5,32 % pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 kuartal ke II dan
menjadi angka terendah sejak 1999. Hal ini berdampak besar oleh sejumlah wilayah yang
mengandalkan sektor pariwisata dalam pengembangan regionalnya.
Untuk melihat perubahan angka wisatawan akibat dampak dari pandemic Covid-
19, kajian ini dilakukan dengan metode Literature Review berdasarkan kajian terdahulu,
data, analisis dan publikasi ilmiah terbaru pada tahun 2020 yang dinilai berkaitan dengan
topik ini. Hasil kajian literatur kemudian dijabarkan secara deskriptif untuk menunjukkan
dampak Pandemi Covid-19 terhadap penurunan jumlah perjalanan Pariwisata di
Indonesia. Dari hasil kajian ini, diharapkan penulis, masyarakat umum dan pemerintah
dapat bersama melihat dampak Pandemi Covid-19 terhadap penurunan jumlah Wisatawan
di Indonesia untuk kemudian menyusun metode pemulihan terbaik di masa mendatang.
Dengan kajian masalah ini diharapkan pula, pariwisata Indonesia dapat tetap bertahan dan
berkembang ditengah kondisi Pandemi Covid-19 di masa mendatang.
B. RUMUSAN MASALAH
Kajian ini menitikberatkan pembahasannya pada permasalahan bagaimana
dampak Pandemi Covid 19 terhadap penurunan jumlah pengunjung wisata mancanegara
di Indonesia.

C. TUJUAN PENELITIAN
Kajian ini bertujuan untuk membahas bagaimana dampak Pandemi Covid 19
terhadap penurunan jumlah pengunjung wisata mancanegara di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI
a. Pariwisata Indonesia
Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan berulang kali, bersifat
sementara, dilakukan secara berkelompok maupun perorangan dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan maksud dan tujuan tertentu. G.A. Schmoll (1977)
menyatakan bahwa:
“tourism is a highly decentralized industry consisting of
enterprises different in size, location, function type organization,
range of services provided and method used to market and sell
then”
Dari beberapa para ahli yang memberikan definisi, pariwisata merupakan suatu
kegiatan yang memberikan pelayanan perjalanan manusia, bernilai ekonomis, dan
menyenangkan.
Perkembangan pariwisata di Indonesia terus meningkat seiring perkembangan
pariwisata Global. Statistik OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development) menyatakan bahwa jumlah wisatawan internasional yang masuk ke
Indonesia meningkat 13,396 juta pada tahun 2018 dengan persentase kenaikan 3,5%
dari tahun sebelumnya. Data yang sama juga menampilkan rata-rata tahunan
peningkatan jumlah wisatawan di Indonesia mencapai 10,4 % dari hasil record tahun
2015 – 2018 (OECD, 2020). Hal ini menunjukkan prospek yang terus meningkat dari
potensi Pariwisata Indonesia. Pada tahun 2016 tercatat jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia sebanyak 11,519,275 wisman (BPS, 2017). Destinasi
wisata yang banyak menarik minat wisatawan mancanegara ke Indonesia adalah
Pulau Bali. Keindahan alam dan kekayaan budayanya menjadikan Bali sebagai
tujuan utama wisatawan mancanegara. Selain untuk tujuan wisata, kegiatan lainnya
juga biasa dilakukan berupa MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) serta
bisnis.
Berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang terus
meningkat dari tahun ke tahun menjadinya pariwisata di Indonesia terus berbenah
dan memaksimalkan setiap indikator kepariwisataan yang ada, hal tersebut dapat
diwujudkan dengan memperhatikan keberlanjutannya (Sustainable). Pariwisata
berkelanjutan adalah keseimbangan dari sebuah hubungan triangulasi antara daerah
tujuan wisata dengan habitat dan manusianya. Pembangunan pariwisata
berkelanjutan ditekankan pada kriteria berkelanjutan, yang dapat diartikan bahwa
pembangunan dapat seimbang dengan ekologi dalam kurun waktu yang panjang dan
layak secara ekonomi dan juga sosial masyarakat.
Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang
diharapkan mampu menggerakan perekonomian Indonesia. Pariwisata dikatakan
sebagai sektor unggulan karena dampak yang ditimbulkan terbilang besar terhadap
kegiatan ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Kegiatan tersebut yang mendorong
pemerintah maupun masyarakat Indonesia untuk terus mengembangkan sektor
pariwisatanya, mulai dari pariwisata buatan yang dilakukan secara massal hingga
Desa Wisata dengan pemanfaatan kawasannya sebagai ekologi pariwisata.
b. Pandemi Covid-19
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19) merupakan penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia dan mulai menyebar sejak akhir
tahun 2019. World Health Organization (WHO) menyebutkan Corona Virus atau yang
lebih umum disebut Covid-19 sebagai penyakit yang dapat menginfeksi manusia dan
hewan. Gejala utama yang dirasakan oleh manusia yang terjangkit virus ini adalah
gangguan klinis pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas, hingga Infeksi
saluran pernapasan mulai flu sampai penyakit yang terbilang cukup serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Masa inkubasi Virus ini sebelum menyerang
jaringan tubuh adalah 5 atau 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. (Yurianto,
Ahmad, 2020).
Masa penyebaran coronavirus ini begitu cepat dan mudah sehingga tersebar ke
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam kurun waktu yang sangat singkat. Berbagai
media seperti siaran televisi menjelaskan, seseorang dapat tertular COVID-19 melalui
berbagai cara yaitu:
1. Tanpa sengaja menghirup droplets yang berasal dari percikan ludah karena
batuk dan bersin penderita COVID-19
2. Menyentuh area mulut, hidung, dan mata sebelum mencuci tangan setelah
melakukan berbagai aktivitas diluar dengan kondisi tangan yang telah
berkontak dengan virus COVID-19
3. Jarak terhadap penderita yang terlalu dekat sehingga dapat bersentuhan atau
secara tidak sengaja terkena droplets dari penderita COVID-19
Penyebaran coronavirus semakin marak akibat mudahnya aksesibilitas dan
mobilitas dengan beberapa kepentingan yang mengharuskan warga untuk berkunjung ke
berbagai negara termasuk dalam konteks PAriwisata. Di Indonesia, coronavirus mulai
masuk pada awal tahun 2020 dan terdeteksi pada tanggal 02 Maret 2020 yang diduga
berawal dari warga negara Indonesia yang telah melakukan kontak fisik secara langsung
dengan warga negara asing yang berasal dari Jepang. Berita tersebut secara langsung
diumumkan oleh bapak Presiden Jokowi.
Jika dilihat pada tahun 2019, Sektor Pariwisata Indonesia sedang berada pada
masa terbaiknya. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tercatat sebanyak 16,11
juta, dibandingkan dengan kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2018 yang
berjumlah 15,81 juta. Angka kunjungan meningkat sebesar 1,88%. Namun sejak
merebaknya coronavirus, mulai dilakukan berbagai pembatasan dengan tujuan untuk
mencegah penyebaran Virus ini. Tidak hanya memberlakukan kebijakan pembatasan
impor hewan hidup dari China, pemerintah juga menghentikan aktivitas mobilitas luar
negeri bahkan secara regional melalui jalur udara dan laut. Dengan diberlakukannya
kebijakan penutupan perjalanan Internasional dan Domestik guna mencegah penyebaran
Covid-19 pastinya akan mempengaruhi sektor pariwisata di Indonesia.

B. PEMBAHASAN
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap pariwisata di
Dunia. Data UNWTO menunjukkan penurunan signifikan dengan total 142,6 Juta jumlah
kehilangan pekerjaan atau 43% dari sektor pariwisata. Disamping itu, UNWTO juga
memperkirakan penurunan yang semakin signifikan pada nilai 174,4 Juta atau 53%
apabila tidak ditemukan peningkatan kondisi Covid dimasa mendatang. Kerugian ini
dirasakan oleh berbagai negara dengan penurunan devisa Global dari sektor pariwisata
yang mencapai USD 3,851 Miliar atau 43% dari GDP global sektor pariwisata dan
diproyeksikan terus menurun sampai USD 4,711 Miliar atau 53% pada masa yang akan
datang. Perubahan yang paling signifikan sebagai dampak dari pandemic covid terhadap
pariwisata adalah penurunan jumlah perjalanan antar negara yang saat ini telah berkurang
sampai 65% secara internasional dan 33% dalam konteks Domestik, dimana nilai ini
diperkirakan terus memburuk sampai 73% pada perjalanan Internasional dan 45%
perjalanan Domestik pada masa yang akan datang.

Gambar 1. Dampak Covid-19 terhadap ekonomi Global (UNWTO, 2020a)

Di Regional Asia Pasifik, penurunan signifikan dari sektor Pariwisata juga sedang
memprihatinkan. Jumlah kehilangan pekerjaan pada sektor pariwisata mencapai 87,4 juta
atau 48% dari nilai normal dengan proyeksi mencapai 106,7 juta dengan persentase 59%
dimasa mendatang. Disamping itu, penurunan GDP saat ini mencapai USD 1,475 Milyar
dengan persentase 50% dimana diproyeksikan berkuran sampai USD 1,801 Milyar
dengan persentase 61% dimasa yang akan datang. Dampak yang paling terlihat pada
perjalanan pariwisata Internasional mengalami penurunan 71% dan 31% pada perjalanan
Domestik, dimana dinilai akan terus menurun sampai 82% perjalanan pada skala
Internasional dan 41% pada skala domestic dimasa yang akan datang.
Gambar 2. Dampak Covid-19 terhadap ekonomi Asia-Pasifik (UNWTO, 2020a)

Penurunan jumlah perjalan dalam parwisata dari tahun 2019 sampai dengan tahun
2020 juga sangat signifikan pada berbagai Region di Dunia. UNWTO menyajikan data
penurunan yang signifikan tersebut pada diagram berikut:

Gambar 3. Penurunan Kunjungan Pariwisata Global (UNWTO, 2020b)

Berasal dari provisional data, penurunan jumlah perjalanan pariwisata di dunia


sangat buruk dari peningkatan dengan nilai 3,7 % pada tahun 2019 menjadi -70,1% pada
tahun 2020. Pada wilayah eropa penurunan mencapai -67,7% yang bertolak belakang
dengan peningkatan 3,9% pada tahun sebelumnya. Asia pasifik menjadi regional dengan
dampak paling buruk yakni penurunan mencapai -78,8% sedangkan peningkatan 3,6%
pada tahun 2019. Di wilayah amerika peningkatan 1,6% pada tahun 2019 berubah
signifikan menjadi penurunan -64,8% setelah pandemic covid pada tahun 2020. Pada
wilayah Afrika penurunan juga terlihat mencapai -69,1% setelah pandemic covid, padahal
peningkatan perjalanan pariwisata meningkat 4,7% pada tahun sebelumnya. Wilayah
Timur tengah yang sempat memiliki peningkatan perjalan pariwisata terbaik pada tahun
2019 dengan nilai 8,4%, menurun signifikan sampai -68,7% setelah pandemic covid pada
tahun 2020. Data ini menunjukkan penurunan yang signifikan dialami oleh berbagai
negara di dunia pada aspek jumlah perjalanan wisata dari tahun 2019 sampai pada
menyebarnya pandemic covid tahun 2020. Tren perubahan jumlah perjalanan pariwisata
di dunia juga dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4. Grafik Trend Kunjungan Pariwisata Global tahun 2017 – 2020 (UNWTO, 2020b)

Tren perubahan jumlah perjalanan pariwisata di wilayah Asia Pasifik juga dapat
dilihat pada diagram berikut:
Gambar 5. Grafik Trend Kunjungan Pariwisata Asia Pasifik tahun 2017 – 2020 (UNWTO, 2020b)

Dalam bagian regional yang lebih detil perubahan jumlah perjalanan pariwisata
yang terdampak oleh pandemic Covid-19 dapat dilihat dengan lebih jelas. UNWTO
menunjukkan data perubahan jumlah perjalan pariwisata global dengan satuan regional
yang lebih detail pada diagram berikut:

Gambar 6. Kunjungan Pariwisata Global dengan satuan Regional Januari-Agustus tahun


2019-2020 (UNWTO, 2020b)
Di wilayah Asia penurunan jumlah perjalanan pariwisata pada masing masing
wilayah Asia Timur Laut (Asia tengah dan Asia Timur), Asia Tenggara, Asia Selatan dan
Oceania. Penurunan paling signifikan terlihat pada wilayah Asia Timur Laut yang juga
merupakan penurunan terburuk secara global dengan persentase penurunan perjalanan
pariwisata mencapai -86,3%. Di Oceania penurunan jumlah perjalanan pariwisata
mencapai -68,8% padahal peningkatan pariwisata mencapai 2,4% pada tahun 2019. Pada
wilayah Asia Selatan yang sejak tahun 2019 mengalami peningkatan jumlah perjalanan
pariwisata yang paling tinggi di wilayah asia dengan persentase 7,3% menurun sampai
-66,5% pada tahun 2020 setelah pandemic Covid-19. Pada Wilayah Asia Tenggara
peningkatan pada tahun 2019 yang mencapai 6,4% kini menurun secara signifikan sampai
-73,5% pada tahun 2020 pasca pandemi Covid-19.
Di Indonesia dampak pandemic Covid-19 juga sama buruknya dengan kondisi
pariwisata global. Kementerian Pariwisata memetakan perubahan jumlah perjalan
pariwisata di Indonesia pada tahun 2020 yang disajikan dalam laman resmi kementrian
Pariwisata (https://www.kemenparekraf.go.id/). Berdasarkan data Kementerian pariwisata
ini dapat dilihat perubahan jumlah perjalan pariwisata yang mancanegara melalui 3 pintu
besar, yakni: Bandara Ngurah Rai, Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Batam-Hang
Nadim sebagai 3 Bandara Internasional di Indonesia dan didukung oleh 26 pintu masuk
utama.
Pada bulan September 2020, penurunan jumlah perjalanan pariwisata mengalami
penurunan dengan nilai mencapai -88,95% dari jumlah 1.388.719 kunjungan pada
September 2019 menjadi 153.498 kunjungan pasca covid pada September 2020.
Penurunan pada pintu besar bandara Internasional Indonesia juga menunjukkan
penurunan yang signifikan dengan -100% pada Bandara Ngurah Rai, -96,47% pada
Bandara Soekarno hatta dan -98,84% pada pintu Batam+Hang Nadim. Disamping itu,
tabel jumlah kunjungan dari kementerian Pariwisata pada Bulan September 2020
menunjukkan sebaran kunjungan berdasarkan kebangsaan yang tercatat pada pintu masuk
dengan rincian: 1) Kunjungan Timor Leste sejumlah 76.758; 2) Kunjungan Malaysia
sejumlah 54.199; 3) Kunjungan Tiongkok sejumlah 6.977; 4) Kunjungan Belanda
sejumlah 2.437 dan 5) Kunjungan Amerika Serikat sejumlah 1.505 (Kemenpar, 2020).
Disamping itu, tren perubahan jumlah kunjungan pariwisata di Indonesia pada
tahun 2016 sampai dengan 2020 dapat diamati pada tabel berikut:

Tren Perubahan jumlah kunjungan Pariwisata tahun 2016 sampai dengan September
2020 (Kemenpar, 2020)
Pada tahun 2016 jumlah kunjungan pariwisata mencapai 11,5 juta kunjungan yang
kemudian meningkat sampai 14,0 juta kunjungan pada tahun 2017. Peningkatan ini terus
terlihat pada tahun 2018 dengan capaian 15,8 juta kunjungan. Tren pariwisata di
Indonesia dinilai memiliki prospek yang tinggi yang ditunjukkan dengan peningkatan
yang terus signifikan pada tahun 2019 dengan nilai 16,1 juta kunjungan. Dari trend tahun
2016 sampai dengan 2019 dapat dilihat kenaikan jumlah kunjungan pariwisata yang
signifikan dari aspek perjalanan pariwisata di Indonesia. Sayangnya, penurun signifikan
dapat dilihat pada grafik tahun 2020 dengan nilai 3,6 juta atau sekitar atau hanya
mencapai 22,3% dari kunjungan tahun sebelumnya. Pecahnya Covid-19 pada akhir tahun
2019 dan mulai mendampak Indonesia pada awal januari tahun 2020 memberikan
dampak penurunan jumlah pengunjung Pariwisata yang sangat signifikan sampai 77,6%
khususnya dari pengunjung Pariwisata Mancanegara.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penurunan jumlah perjalanan pariwisata sangat signifikan secara Global, Regional
bahkan di Indonesia. Penurunan jumlah perjalanan pariwisata di dunia yang sebelumnya
mengalami peningkatan dengan nilai 3,7 % pada tahun 2019 menjadi -70,1% pada tahun
2020 pasca Covid19. Pada Regional Asia pasifik yang merupakan wilayah terdampak
paling buruk dari aspek perjalanan pariwisata dengan penurunan mencapai -78,8%
setelah peningkatan 3,6% pada tahun sebelumnya. Pada Wilayah Asia Tenggara
peningkatan pada tahun 2019 yang mencapai 6,4% kini menurun secara signifikan
sampai -73,5% pada tahun 2020 pasca pandemi Covid-19. Di Indonesia, penurunan
jumlah perjalanan pariwisata pada September 2020 mengalami penurunan dengan nilai
mencapai -88,95% dari jumlah 1.388.719 kunjungan pada tahun 2019 menjadi 153.498
kunjungan pasca covid pada tahun 2020. Penurunan pada pintu besar bandara
Internasional Indonesia juga menunjukkan penurunan yang signifikan dengan -100%
pada Bandara Ngurah Rai, -96,47% pada Bandara Soekarno hatta dan -98,84% pada
pintu Batam+Hang Nadim. Pecahnya Covid-19 pada akhir tahun 2019 dan mulai
mendampak Indonesia pada awal januari tahun 2020 memberikan dampak penurunan
jumlah pengunjung Pariwisata yang sangat signifikan sampai 77,6% khususnya dari
pengunjung Pariwisata Mancanegara.

B. SARAN
Monitoring terhadap perubahan jumlah kunjungan Pariwisata di Indonesia perlu
terus digiatkan untuk melihat dampak pandemic Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia.
Melalui monitoring ini, dapat disusun skema atau rencana perbaikan dampak dan
pencegahan terpuruknya sektor pariwisata dalam masa pandemic Covid-19. Hal ini
perlu menjadi perhatian mengingat besarnya pengaruh sektor pariwisata terhadap
Ekonomi Indonesia. Dari hasil kajian ini, diharapkan penulis, masyarakat umum dan
pemerintah dapat bersama melihat dampak Pandemi Covid-19 terhadap penurunan
jumlah Wisatawan di Indonesia untuk kemudian menyusun metode pemulihan terbaik di
masa mendatang. Dengan kajian masalah ini diharapkan pula, pariwisata Indonesia
dapat tetap bertahan dan berkembang ditengah kondisi Pandemi Covid-19 di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke


Indonesia menurut Pintu Masuk, 1997-2016. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BPS. 2019. Perkembangan Pariwisata Jawa Timur Maret 2019. Surabaya : Badan pusat
statistik Jawa timur No. 30/05/35/Th. XVII
Budiyanti, E., 2020. Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Perdagangan Dan
Pariwisata Indonesia. Info Singkat XII,(4).
Damanik, et al. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Dewi, W.A.F., 2020. Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di
Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), pp.55-61.
Fauzan, Rahmad. 2020. Pandemi Berdampak Cukup Besar Bagi Sektor Pariwisata.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200807/12/1276123/pandemi-berdampak-cuku
p-besar-bagi-sektor-pariwisata-. Diakses pada 1 November 2020.
Hanoatubun, S., 2020. Dampak Covid–19 terhadap Prekonomian Indonesia.
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), pp.146-
153.
Kementrian Pariwisata (Kemenpar). 2020. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Bulanan Tahun 2020. Jakarta: dengan publikasi online
https://www.kemenparekraf.go.id/post/data-kunjungan-wisatawan-mancanegara-b
ulanan-tahun-2020. diakses pada 17 November 2020.
LKJIP Jatim. 2018. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Surabaya: Dinas Budaya dan
Pariwisata Jawa Timur tahun 2018
Revindo M. D. Sabrina, S. Sowwan M, 2020. Dampak Pandemi Covid -19 terhadap
Pariwisata Indonesia: Tantangan , Outlook dan Respon Kebijakan. Jakarta:
LPEM FEB UI, Pusat Kajian Iklim Usaha dan GVC, April 2020.
Sabon, V.L., Perdana, M.T., Koropit, P.C. and Pierre, W.C., 2018. Strategi Peningkatan
Kinerja Sektor Pariwisata Indonesia Pada Asean Economic Community. Esensi:
Jurnal Bisnis dan Manajemen, 8(2), pp.163-176..
Schmoll, G.A. 1977. Tourism Promotion. Tourism International Press, London, Hlm. 30.
Simanjuntak, B.A., Tanjung, F. and Nasution, R., 2017. Sejarah pariwisata: menuju
perkembangan pariwisata Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia
UNWTO (United Nation of World Tourism Organization). 2020. UNWTO World
Tourism Barometer-Volume 18, 1 issue, January 2020. Madrid: World Tourism
Organization, C/Poeta Joan Maragall 42, 28020 Madrid, Spain, ISSN: 1728-9246
UNWTO. 2020. Global Recovery Scenario Update November 2020.
https://wttc.org/Research/Economic-Impact/Recovery-Scenarios. diakses pada 17
November 2020.
UNWTO. 2020. World Tourism Barometer – October 2020. Paris: https://www.e-
unwto.org/doi/pdf/10.18111/wtobarometereng.2020.18.1.6 diakses pada 17
November 2020
WTTC (World Travel and Tourism Council), 2019. Tour and Travel World Economic
Impact 2019. London : WORLD TRAVEL & TOURISM COUNCIL (WTTC),
The Harlequin Building, 65 Southwark Street, London SE1 0HR, United
Kingdom - www.wttc.org
Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, K. P. 2020. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) (M. I. Listiana Azizah, Adistikah
Aqmarina (ed.)).

Anda mungkin juga menyukai