(UNIV6009)
TUGAS MAKALAH
LITERATUR REVIEW DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENURUNAN
JUMLAH KUNJUNGAN PARIWISATA DI INDONESIA
Dosen Pengampu: Helmi Muzaki
Disusun Oleh :
1. Dyah Rina Syafitri (170722637037)
2. Favlisya Ainnur M. R. (170722637013)
3. Benediktus Janis F. (170722637070)
4. Fairuz Wahyu N (170722637075)
A. LATAR BELAKANG
Pariwisata telah berkembang sebagai sektor ekonomi terbesar dunia yang
menyediakan lapangan kerja, berbagai jenis komoditas, bahkan prospek masa depan yang
terus berkembang (WTTC, 2019). United Nation of World Tourism Organization yang
umum disebut UNWTO (2020) menyatakan, bahwa kunjungan wisata meningkat 4%
pada 2019 (meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya) dan mencapai angka 1,5 miliar
perjalanan di seluruh dunia. Disamping itu seluruh regional mengalami peningkatan
tingkat wisatawan terhitung pada angka 5% di wilayah Asia Pasific. Melihat prospek
ekonomi dan Indeks Confidence, UNWTO memproyeksikan kemajuan tingkat wisatawan
akan meningkat 3 – 4% pada tahun 2020.
C. TUJUAN PENELITIAN
Kajian ini bertujuan untuk membahas bagaimana dampak Pandemi Covid 19
terhadap penurunan jumlah pengunjung wisata mancanegara di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
a. Pariwisata Indonesia
Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan berulang kali, bersifat
sementara, dilakukan secara berkelompok maupun perorangan dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan maksud dan tujuan tertentu. G.A. Schmoll (1977)
menyatakan bahwa:
“tourism is a highly decentralized industry consisting of
enterprises different in size, location, function type organization,
range of services provided and method used to market and sell
then”
Dari beberapa para ahli yang memberikan definisi, pariwisata merupakan suatu
kegiatan yang memberikan pelayanan perjalanan manusia, bernilai ekonomis, dan
menyenangkan.
Perkembangan pariwisata di Indonesia terus meningkat seiring perkembangan
pariwisata Global. Statistik OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development) menyatakan bahwa jumlah wisatawan internasional yang masuk ke
Indonesia meningkat 13,396 juta pada tahun 2018 dengan persentase kenaikan 3,5%
dari tahun sebelumnya. Data yang sama juga menampilkan rata-rata tahunan
peningkatan jumlah wisatawan di Indonesia mencapai 10,4 % dari hasil record tahun
2015 – 2018 (OECD, 2020). Hal ini menunjukkan prospek yang terus meningkat dari
potensi Pariwisata Indonesia. Pada tahun 2016 tercatat jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia sebanyak 11,519,275 wisman (BPS, 2017). Destinasi
wisata yang banyak menarik minat wisatawan mancanegara ke Indonesia adalah
Pulau Bali. Keindahan alam dan kekayaan budayanya menjadikan Bali sebagai
tujuan utama wisatawan mancanegara. Selain untuk tujuan wisata, kegiatan lainnya
juga biasa dilakukan berupa MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) serta
bisnis.
Berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang terus
meningkat dari tahun ke tahun menjadinya pariwisata di Indonesia terus berbenah
dan memaksimalkan setiap indikator kepariwisataan yang ada, hal tersebut dapat
diwujudkan dengan memperhatikan keberlanjutannya (Sustainable). Pariwisata
berkelanjutan adalah keseimbangan dari sebuah hubungan triangulasi antara daerah
tujuan wisata dengan habitat dan manusianya. Pembangunan pariwisata
berkelanjutan ditekankan pada kriteria berkelanjutan, yang dapat diartikan bahwa
pembangunan dapat seimbang dengan ekologi dalam kurun waktu yang panjang dan
layak secara ekonomi dan juga sosial masyarakat.
Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang
diharapkan mampu menggerakan perekonomian Indonesia. Pariwisata dikatakan
sebagai sektor unggulan karena dampak yang ditimbulkan terbilang besar terhadap
kegiatan ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Kegiatan tersebut yang mendorong
pemerintah maupun masyarakat Indonesia untuk terus mengembangkan sektor
pariwisatanya, mulai dari pariwisata buatan yang dilakukan secara massal hingga
Desa Wisata dengan pemanfaatan kawasannya sebagai ekologi pariwisata.
b. Pandemi Covid-19
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19) merupakan penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia dan mulai menyebar sejak akhir
tahun 2019. World Health Organization (WHO) menyebutkan Corona Virus atau yang
lebih umum disebut Covid-19 sebagai penyakit yang dapat menginfeksi manusia dan
hewan. Gejala utama yang dirasakan oleh manusia yang terjangkit virus ini adalah
gangguan klinis pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas, hingga Infeksi
saluran pernapasan mulai flu sampai penyakit yang terbilang cukup serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Masa inkubasi Virus ini sebelum menyerang
jaringan tubuh adalah 5 atau 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. (Yurianto,
Ahmad, 2020).
Masa penyebaran coronavirus ini begitu cepat dan mudah sehingga tersebar ke
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam kurun waktu yang sangat singkat. Berbagai
media seperti siaran televisi menjelaskan, seseorang dapat tertular COVID-19 melalui
berbagai cara yaitu:
1. Tanpa sengaja menghirup droplets yang berasal dari percikan ludah karena
batuk dan bersin penderita COVID-19
2. Menyentuh area mulut, hidung, dan mata sebelum mencuci tangan setelah
melakukan berbagai aktivitas diluar dengan kondisi tangan yang telah
berkontak dengan virus COVID-19
3. Jarak terhadap penderita yang terlalu dekat sehingga dapat bersentuhan atau
secara tidak sengaja terkena droplets dari penderita COVID-19
Penyebaran coronavirus semakin marak akibat mudahnya aksesibilitas dan
mobilitas dengan beberapa kepentingan yang mengharuskan warga untuk berkunjung ke
berbagai negara termasuk dalam konteks PAriwisata. Di Indonesia, coronavirus mulai
masuk pada awal tahun 2020 dan terdeteksi pada tanggal 02 Maret 2020 yang diduga
berawal dari warga negara Indonesia yang telah melakukan kontak fisik secara langsung
dengan warga negara asing yang berasal dari Jepang. Berita tersebut secara langsung
diumumkan oleh bapak Presiden Jokowi.
Jika dilihat pada tahun 2019, Sektor Pariwisata Indonesia sedang berada pada
masa terbaiknya. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tercatat sebanyak 16,11
juta, dibandingkan dengan kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2018 yang
berjumlah 15,81 juta. Angka kunjungan meningkat sebesar 1,88%. Namun sejak
merebaknya coronavirus, mulai dilakukan berbagai pembatasan dengan tujuan untuk
mencegah penyebaran Virus ini. Tidak hanya memberlakukan kebijakan pembatasan
impor hewan hidup dari China, pemerintah juga menghentikan aktivitas mobilitas luar
negeri bahkan secara regional melalui jalur udara dan laut. Dengan diberlakukannya
kebijakan penutupan perjalanan Internasional dan Domestik guna mencegah penyebaran
Covid-19 pastinya akan mempengaruhi sektor pariwisata di Indonesia.
B. PEMBAHASAN
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap pariwisata di
Dunia. Data UNWTO menunjukkan penurunan signifikan dengan total 142,6 Juta jumlah
kehilangan pekerjaan atau 43% dari sektor pariwisata. Disamping itu, UNWTO juga
memperkirakan penurunan yang semakin signifikan pada nilai 174,4 Juta atau 53%
apabila tidak ditemukan peningkatan kondisi Covid dimasa mendatang. Kerugian ini
dirasakan oleh berbagai negara dengan penurunan devisa Global dari sektor pariwisata
yang mencapai USD 3,851 Miliar atau 43% dari GDP global sektor pariwisata dan
diproyeksikan terus menurun sampai USD 4,711 Miliar atau 53% pada masa yang akan
datang. Perubahan yang paling signifikan sebagai dampak dari pandemic covid terhadap
pariwisata adalah penurunan jumlah perjalanan antar negara yang saat ini telah berkurang
sampai 65% secara internasional dan 33% dalam konteks Domestik, dimana nilai ini
diperkirakan terus memburuk sampai 73% pada perjalanan Internasional dan 45%
perjalanan Domestik pada masa yang akan datang.
Di Regional Asia Pasifik, penurunan signifikan dari sektor Pariwisata juga sedang
memprihatinkan. Jumlah kehilangan pekerjaan pada sektor pariwisata mencapai 87,4 juta
atau 48% dari nilai normal dengan proyeksi mencapai 106,7 juta dengan persentase 59%
dimasa mendatang. Disamping itu, penurunan GDP saat ini mencapai USD 1,475 Milyar
dengan persentase 50% dimana diproyeksikan berkuran sampai USD 1,801 Milyar
dengan persentase 61% dimasa yang akan datang. Dampak yang paling terlihat pada
perjalanan pariwisata Internasional mengalami penurunan 71% dan 31% pada perjalanan
Domestik, dimana dinilai akan terus menurun sampai 82% perjalanan pada skala
Internasional dan 41% pada skala domestic dimasa yang akan datang.
Gambar 2. Dampak Covid-19 terhadap ekonomi Asia-Pasifik (UNWTO, 2020a)
Penurunan jumlah perjalan dalam parwisata dari tahun 2019 sampai dengan tahun
2020 juga sangat signifikan pada berbagai Region di Dunia. UNWTO menyajikan data
penurunan yang signifikan tersebut pada diagram berikut:
Gambar 4. Grafik Trend Kunjungan Pariwisata Global tahun 2017 – 2020 (UNWTO, 2020b)
Tren perubahan jumlah perjalanan pariwisata di wilayah Asia Pasifik juga dapat
dilihat pada diagram berikut:
Gambar 5. Grafik Trend Kunjungan Pariwisata Asia Pasifik tahun 2017 – 2020 (UNWTO, 2020b)
Dalam bagian regional yang lebih detil perubahan jumlah perjalanan pariwisata
yang terdampak oleh pandemic Covid-19 dapat dilihat dengan lebih jelas. UNWTO
menunjukkan data perubahan jumlah perjalan pariwisata global dengan satuan regional
yang lebih detail pada diagram berikut:
Tren Perubahan jumlah kunjungan Pariwisata tahun 2016 sampai dengan September
2020 (Kemenpar, 2020)
Pada tahun 2016 jumlah kunjungan pariwisata mencapai 11,5 juta kunjungan yang
kemudian meningkat sampai 14,0 juta kunjungan pada tahun 2017. Peningkatan ini terus
terlihat pada tahun 2018 dengan capaian 15,8 juta kunjungan. Tren pariwisata di
Indonesia dinilai memiliki prospek yang tinggi yang ditunjukkan dengan peningkatan
yang terus signifikan pada tahun 2019 dengan nilai 16,1 juta kunjungan. Dari trend tahun
2016 sampai dengan 2019 dapat dilihat kenaikan jumlah kunjungan pariwisata yang
signifikan dari aspek perjalanan pariwisata di Indonesia. Sayangnya, penurun signifikan
dapat dilihat pada grafik tahun 2020 dengan nilai 3,6 juta atau sekitar atau hanya
mencapai 22,3% dari kunjungan tahun sebelumnya. Pecahnya Covid-19 pada akhir tahun
2019 dan mulai mendampak Indonesia pada awal januari tahun 2020 memberikan
dampak penurunan jumlah pengunjung Pariwisata yang sangat signifikan sampai 77,6%
khususnya dari pengunjung Pariwisata Mancanegara.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penurunan jumlah perjalanan pariwisata sangat signifikan secara Global, Regional
bahkan di Indonesia. Penurunan jumlah perjalanan pariwisata di dunia yang sebelumnya
mengalami peningkatan dengan nilai 3,7 % pada tahun 2019 menjadi -70,1% pada tahun
2020 pasca Covid19. Pada Regional Asia pasifik yang merupakan wilayah terdampak
paling buruk dari aspek perjalanan pariwisata dengan penurunan mencapai -78,8%
setelah peningkatan 3,6% pada tahun sebelumnya. Pada Wilayah Asia Tenggara
peningkatan pada tahun 2019 yang mencapai 6,4% kini menurun secara signifikan
sampai -73,5% pada tahun 2020 pasca pandemi Covid-19. Di Indonesia, penurunan
jumlah perjalanan pariwisata pada September 2020 mengalami penurunan dengan nilai
mencapai -88,95% dari jumlah 1.388.719 kunjungan pada tahun 2019 menjadi 153.498
kunjungan pasca covid pada tahun 2020. Penurunan pada pintu besar bandara
Internasional Indonesia juga menunjukkan penurunan yang signifikan dengan -100%
pada Bandara Ngurah Rai, -96,47% pada Bandara Soekarno hatta dan -98,84% pada
pintu Batam+Hang Nadim. Pecahnya Covid-19 pada akhir tahun 2019 dan mulai
mendampak Indonesia pada awal januari tahun 2020 memberikan dampak penurunan
jumlah pengunjung Pariwisata yang sangat signifikan sampai 77,6% khususnya dari
pengunjung Pariwisata Mancanegara.
B. SARAN
Monitoring terhadap perubahan jumlah kunjungan Pariwisata di Indonesia perlu
terus digiatkan untuk melihat dampak pandemic Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia.
Melalui monitoring ini, dapat disusun skema atau rencana perbaikan dampak dan
pencegahan terpuruknya sektor pariwisata dalam masa pandemic Covid-19. Hal ini
perlu menjadi perhatian mengingat besarnya pengaruh sektor pariwisata terhadap
Ekonomi Indonesia. Dari hasil kajian ini, diharapkan penulis, masyarakat umum dan
pemerintah dapat bersama melihat dampak Pandemi Covid-19 terhadap penurunan
jumlah Wisatawan di Indonesia untuk kemudian menyusun metode pemulihan terbaik di
masa mendatang. Dengan kajian masalah ini diharapkan pula, pariwisata Indonesia
dapat tetap bertahan dan berkembang ditengah kondisi Pandemi Covid-19 di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA