Dosen pengampu:
Oleh:
201910180311106
4c
2021
1. Latar Belakang
Pandemi Covid-19, yang berawal di Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019,
sampai dengan Agustus 2020 telah melanda 215 negara termasuk Indonesia.
WHO mencatat sampai dengan tanggal 13 Agustus 2020, terdapat lebih dari
20,4 juta kasus di seluruh dunia, dengan jumlah kematian sebanyak 744.000
jiwa. Presiden Republik Indonesia dalam pidato kenegaraannya pada sidang
umum MPR pada tanggal 14 Agustus 2020 mengatakan bahwa pandemi Covid-
19 telah mendatangkan krisis perekonomian dunia dan dianggap yang terparah
dalam sejarah. Pada kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia
masih positif sebesar 2,97%, namun pada kuartal II pertumbuhan ekonomi
mencapai -5,32%. Negara-negara maju bahkan mengalami kontraksi ekonomi
lebih parah dengan pertumbuhan minus dua digit sekitar -17% sampai -20%
(Setneg 2020). Ke depan, beberapa lembaga internasional memproyeksikan
bahwa ekonomi global akan mengalami kontraksi sebesar -4,9% (IMF 2020),
-5,2% (World Bank 2020), dan bahkan -6% (OECD 2020).
Krisis kesehatan telah berimbas pada krisis ekonomi. Kegiatan ekonomi
dan industri terhambat dan berdampak negatif terhadap kegiatan ekspor dan
impor. Pada saat yang bersamaan, hampir seluruh negara menerapkan kebijakan
pembatasan perjalanan sehingga kegiatan ekspor dan impor menjadi semakin
sulit untuk dilakukan. Akibatnya, volume dan nilai perdagangan dunia
mengalami penurunan cukup tajam. World Trade Organization (WTO) mencatat
volume perdagangan dunia pada kuartal II-2020 mengalami penurunan sebesar
14,3% (WTO 2020a). Ke depan, WTO (2020a) juga memperkirakan volume
pedagangan dunia akan turun sebesar 9,2% hingga akhir tahun 2020.
Kebijakan pembatasan perjalanan juga berdampak pada perdagangan
komoditas pertanian. Dampak negatif terjadi hampir pada seluruh subsistem
agribisnis, mulai dari aktivitas di hulu seperti perdagangan benih dan pestisida,
hingga perdagangan di hilir, yaitu bahan baku industri maupun barang jadi.
Beberapa negara memprioritaskan produksi pertaniannya untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Situasi ini memengaruhi ketahanan pangan suatu
negara, terutama negara-negara yang mengalami defisit neraca perdagangan
pangan. Pusat perhatian tidak lagi pada produksi pangan dunia, tetapi bagaimana
pangan yang diproduksi tersebut dapat sampai ke pihak yang rentan pangan.
Oleh sebab itu, OECD (2020) menyatakan bahwa risiko terbesar yang dihadapi
pada masa Covid-19 ini bukanlah pada aspek ketersediaan pangan, melainkan
pada akses terhadap pangan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak
pandemi Covid19 terhadap kinerja dan pertumbuhan ekspor dan impor
komoditas pertanian Indonesia, mencakup (i) analisis kinerja ekspor beberapa
komoditas ekspor dan pasar tujuan ekspor utama; (ii) analisis pertumbuhan
impor beberapa komoditas impor pertanian dan negara asal impor utama; (iii)
langkah yang telah dilakukan untuk mitigasi dampak negatif dan akselerasi
ekspor komoditas pertanian selama masa pandemi.
2. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui dampak dari pandemi covid
19 dalam sektor ekspor dam impor. Perlu diketahui bahwa Covid 19 adalah virus
yang berasal dari kota wuhan china, yang sejak awal tahun 2020 mulai
memasuki negara di dunia termasuk Indonesia dan meyebabkan banyak sektor
ekonomi terganggu mulai melemahnya rupiah sampai aktivitas ekspor impor
juga terkena dampak.
Jadi tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dampak dari
terkenanya aktivitas ekspor impor akan adanya virus corona ini.
3. Penelitian terdahulu
Penelitian sebelumnya di lakukan oleh Rezki Aulia Pramudita, Nikma
Yucha
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo,
Indonesia. Yang berjudul “ANALISIS COVID-19 PENGHAMBAT EKSPOR-
IMPOR DAN BISNIS ANTARA INDONESIA DAN CINA” Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan GDP dari Cina sejak tiga bulan
sebelum adanya Covid-19, pada masa pandemi di Cina pada bulan Januari &
Februari dan masa setelah pandemi pada bulan Maret & April serta mengamati
perdagangan Internasional pada 2 negara yaitu Indonesia dan Cina dengan cara
mengumpulkan data ekspor-impor dari hubungan billateral Indonesia-Cina.
Penelitian ini menggunakan kualitatif yang dengan metode wawancara dan
pengumpulan data statistikyang telah terhitung secara akurat dari beberapa
pengamat ekonomi dunia. Hasil data dan teori pendekatan penurunan GDP
sangat menurun pada 2 bulan Januari & Februari dan mulai menaik pada bulan
Maret, untuk data dan wawancara mendapatkan hasil yang tidak begitu menurun
karena kedua negara saling merebut keuntungan untuk menguatkan dari
perusahaan yang bekerjasama. Sehingga penghambat dari perdagangan
Internasional yaitu Covid-19 tidak begitu mempengaruhi GDP, expor-impor dan
perdagangan Internasional mulai normal pada bulan Maret
Selanjutnya penelitian dari Candra Adi Kurnia Universitas Islam Negeri
Ar Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia, dengan judul “DAMPAK PANDEMI
COVID-19 DAN PERUBAHAN POLA ADMINISTRASI TERHADAP
PELAKU UMKM EKSPOR DAN IMPOR” Pelaku usaha Mikro, Kecil dan
Menengah adalah bagian dari masyarakat Indonesia yang tersebar di seluruh
penjuru negeri.Keberadaan mereka dalam aktivitas ekonomi dalam upaya
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat.Bahkan, keberadaan mereka secara superior mendominasi
usaha nonpertanian yang ada di Indonesia. Data BPS menunjukkan saat ini ada
26 juta UMKM atau 98,68 persen dari total usaha nonpertanian yang ada di
Indonesia dengan daya serap tenaga kerja lebih dari 59 juta orang atau sekitar
75,33 persen dari total tenaga kerja non pertanian (BPS, 2019). Pada tataran
implementasi, berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM Tahun
2017, peran pelaku UMKM dalam aktivitas ekspor impor ternyata masih sangat
kecil, yakni hanya 14,17% saja (www.depko.go.id). Hal ini bisa jadi paradigma
ekspor impor di masyarakat yang menganggap bahwa kegiatan ekspor impor
adalah aktifitas yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar dengan sistem
administrasi birokrasi yang rumit serta membutuhkan modal yang banyak,
sehingga 85,83 persen pelaku UMKM 2|Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Pemerintahan UIN Ar-Raniry Banda Aceh P-ISSN: 2476-9029 Vol. 6, No. 1,
Oktober 2020 E-ISSN: 2549-6921 lainnya hanya berfokus pada pasar domestik.
Pasar dalam negeri Indonesia memang cukup besar dengan jumlah populasi
Indonesia yang sudah mencapai 269 juta jiwa, namun jika dibandingkan dengan
penduduk dunia yang mencapai 7,4 miliar jiwa tentu saja pasar ekspor
memberikan kesempatan dan pangsa pasar yang jauh lebih luas. Lebih dari itu,
aktifitas ekspor dan impor tidak hanya berkontribusi terhadap Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) dan ketersediaan lapangan kerja di Indonesia, namun
juga berkontribusi terhadap peningkatan jumlah penerimaan negara dari sektor
devisa dan pajak yang merupakan komponen utama pendapatan negara.
Berdasarkan pada fakta tersebut, sudah seharusnya Pemerintah mendorong
pelaku UMKM untuk memasarkan produknya ke pasar internasional, termasuk
Pemerintah Aceh.
4. Metodologi penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk menegetahui lebih dalam manfaat ekspor import dalam
perdagangan internasional. Menurut (Ardianto, 2019) metode kualitatis adalah
metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh karena itu,
penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat menghasilkan kajian atas
suatu fenomena yang lebih komprehensif. Penelitian kualitatif yang
memperhatikan humanisme atau individu manusia dan perilaku mnanusia
merupakan jawaban atas kesadaran bahwa semua akibat dari perbuatan manusia
terpengaruh pada aspek-aspek internal individu. Bidang internal tersebut seperti
kepercayaan, pandangan politik, dan latar belakang sosial dari orang yang
bersangkutan tersebut. Pengertian penelitian kualitatif menurut para ahli,
Menurut saryono (2010), Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak bisa dijabarkan, atau digambarkan
melalui pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
5. Diskusi
Pada dasarnya, tak ada satu pun negara yang sanggup memenuhi semua
kebutuhan penduduknya sendiri. Hal ini lah yang memicu suatu negara untuk
melakukan kerja sama perdagangan dengan negara lain atau yang biasa disebut
perdagangan internasional. Perdagangan internasional dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan suatu negara akan barang atau jasa yang tidak dapat
dihasilkan di dalam negeri karena faktor-faktor tertentu.
6. Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa adanya pandemic covid 19 ini sangat
berdampak pada aktivitas ekspor dan import, membuat kelangkaan barang dan
permintaan semakin bertambah ini membuat tida seimbangya ekonomi. Harga
barang semakin melonjak jauh dan sedangkan sekarang banyakpekerja yang
sedang di rumahkan
Daftar Pustaka
D., R. (2020). Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. DAMPAK PANDEMI COVID-19
TERHADAP, 149-170.
Kurnia, C. A. (2020). Studi terhadap Pengusaha Ekspor dan Impor di Banda Aceh. DAMPAK
PANDEMI COVID-19 DAN PERUBAHAN POLA ADMINISTRASI, 1-12.
Sutedi, A. (2014). Hukum Ekspor Impor. Pengertian ekspor dan impor, 13-45.