Anda di halaman 1dari 4

Dampak Covid-19 Bagi Sektor Ekonomi Indonesia

Abstrak

Akhir tahun 2019, masyarakat digemparkan karena adanya virus corona yang mulai
menyebar dari daerah negara Tiongkok. Virus tersebut berdampak pada beberapa hal, aspek, dan
sektor. Mulai dari memengaruhi aspek kesehatan masyarakat dunia hingga berdampak pada sektor
perekonomian dunia. Tema kali ini akan membahas dampak virus corona atau nama ilmiahnya
disebut sebagai Covid-19 bagi sektor ekonomi di dunia. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan proses memperoleh data bersifat apa adanya dan mendeskripsikan
fenomena yang terjadi. Hasil dari tulisan ini adalah melihat bagaimana besarnya pengaruh negatif
virus covid-19 bagi perekonomian dunia.

Pendahuluan

Pada tahun-tahun sebelumnya, dunia pernah mengalami krisis ekonomi yang terjadi akibat
beberapa faktor. Seperti akibat dari Perang Dunia I, Perang Dunia II, tahun 1998 yang terjadi di
Indonesia, hingga pada tahun 2007-2008 lalu yang menjadi titik berat dan signifikan yang
berdampak pada perekonomian di dunia karena adanya krisis bahan bakar minyak hingga krisis
pangan yang saat itu melanda perekonomian dunia. Kita semua tahu bahwa kiblat dalam sektor
perekonomian dunia adalah Amerika Serikat (AS), yang disebut sebagai kekuatan ekonomi nomor
satu pada saat ini. Apabila negara tersebut mengalami krisis finansial atau krisis ekonomi maka
dampaknya mengakibatkan pengaruh bagi negara di dunia dalam berbagai aspek, yang
berkemungkinan besar Indonesia akan terdampak juga.

Akhir tahun 2019 hingga tahun 2020 sekarang, dunia sedang digoyahkan karena dampak
Virus Corona atau yang biasa disebut Covid-19. Dalam berbagai sektor dan aspek, pandemi tersebut
salah satu dampaknya memengaruhi sektor perekonomian di Indonesia bahkan dunia. International
Monetary Fund (IMF) sebagai organisasi yang mengawasi kestabilan dan keberlanjutan ekonomi
dunia memperkirakan output ekonomi dunia tahun ini akan menyusut hampir 5%, atau hampir 2%
lebih buruk dari perkiraan yang dirilis pada bulan April. Dalam laporan terbarunya yang dikeluarkan
pada Rabu (24/06), disebutkan dengan penurunan maka dunia bakal kehilangan output ekonomi
senilai US$12 triliun selama dua tahun lamanya.

Kasus corona ini sendiri awalnya diduga berkaitan dengan pasar hewan yang ada di Wuhan
yang menjual berbagai jenis daging binatang yang tidak biasa dikonsumsi masyarakat seperti anjing,
ular, tikus, kelelawar dan berbagai hewan lainnya. Dugaan awal penyebaran virus ini adalah dari
daging kelelawar dan binatang lain yang dikonsumsi manusia sehingga menyebar. Dalam dunia
kesehatan hewan virus corona sudah sering terjadi, namun pada kasus kali ini virus tersebut telah
menyebar ke manusia. Gejala yang ditimbulkan akibat dari penyebaran virus corona ini seperti flu,
bagi orang yang memiliki komplikasi penyakit maka akan lebih mudah bagi virus ini untuk
menyebar dan menyerang organ lain dan mengakibatkan infeks yang lebih parah dan gagal organ
hingga pada kasus terburuknya dapat menyebabkan kematian bagi penderita.

Metode Penelitian

Metode Penelitian kali ini adalah menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Dampak dari
fenomena - fenomena yang terjadi dalam masyarakat oleh covid-19 terhadap perekonomian global
dideskripsikan dengan data - data yang diperoleh. Materi yang diambil penulis merupakan hasil dari
berbagai sumber dan artikel yang kemudian ditarik kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Di awal tahun 2020 penyebaran virus covid-19 meningkat sangat pesat di beberapa negara.
Sehingga hal tersebut menyebabkan adanya fluktuasi ekonomi secara global, tak hanya itu, sektor
keuangan pun mengalami guncangan hingga nilai tukar emas yang semakin lama semakin melonjak
tinggi akibat dari hal tersebut. Dalam sektor manufaktur RI, mengalami kontraksi sejak Maret lalu.
Angka pembacaan Purchasing Manager Indeks (PMI) manufaktur Maret 2020 versi Markit di angka
45,9. Angka PMI di bawah 50 menunjukan adanya kontraksi pada sektor tersebut. Yang dimana hal
tersebut berarti sektor dalam negeri mengalami kontraksi.
Selain berdampak pada kontraksi PMI manufaktur, dampak negatif lain dari covid-19 di
Indonesia adalah meluasnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pemerintah sendiri mengumumkan
bahwa angka PHK akibat dari covid-19 telah mencapai angka 3,05 juta dan kemungkinan akan terus
bertambah hingga 5,23 juta orang. Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kementrian
Koordinator Perekonomian, Bambang Adi Winarso menyampaikan penciptaan lapangan kerja saat
ini tidak ada. Dampak lain yang timbul dari banyaknya kasus PHK adalah semakin meningkatnya
angka kemiskinan dan pengangguran sehingga timbul masalah lama karena dampak covid-19 ini.

Sebagai negara bilateral, tentunya Indonesia bekerja sama dengan negara lain dalam hal
ekspor dan impor. Namun, kegiatan ekspor dan impor tersebut mengalami penurunan yang signifikan
akibat dari dampak penyebaran covid-19. Menurut data pada triwulan I tahun 2020, angka impor di
Indonesia menunjukan angka penurunan sebesar 3,7 % year to date (ytd). Menurut ketua Asosiasi
Logistik Indonesia, Zaldy Masita mengatakan bahwa kegiatan impor di Indonesia masih didominasi
oleh Tiongkok. Karena pandemi, kegiatan impor pun turun sebesar 30 %. Jalur kegiatan ekspor dan
impor yang paling berdampak besar adalah melalui jalur transportasi laut. Sedangkan untuk kegiatan
ekspor sendiri Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) mencatat pada bulan Februari 20202 terjadi
penurunan nilai ekspor hingga menyentuh angka 18,69 % dibanding dengan bulan Januari 2020.

Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menangkal kondisi
ekonomi global akibat dari covid-19. Kebijakan yang digunakan pemerintah agar sektor ekonomi di
Indonesia tetap berjalan adalah seperti memberikan suku bunga, diskon harga tiket pesawat maupun
tempat wisata di daerah-daerah agar tetap diminati oleh wisata dari dalam negeri maupun luar negeri.
Karena penyebaran covid-19 yang diperkirakan dapat menyebar melalui udara dan berbahaya,
berakibat juga pada banyaknya pembatalan penerbangan domestik dan internasional. Kementrian
Perhubungan menyatakan bahwa setidaknya lebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara Indonesia
dibatalkan sepanjang Januari hingga Maret tahun 2020. Pembatalan penerbangan dan penurunan
wisatawan mancanegara tentu memberikan dampak yang sangat tinggi bagi pendapatan sektor
layanan udara mencapai lebih dari Rp 300 miliar per harinya. Sehingga wisatawan lokal maupun
mancanegara tidak banyak memberikan pengaruh besar untuk terhadap ekonomi dalam negeri akibat
pembatalan penerbangan. Padahal, wisatawan memberikan pengaruh yang masif bagi sektor
ekonomi Indonesia melalu devisa negara. Menurut data, kunjungan wisatawan mancanegara turun
lebih dari 7 ribu wisatawan mancanegara setiap harinya. Berbicara sektor pariwisata yang
terpengaruh dampak negatif dari covid-19 maka berdampak juga kepada penurunan okupansi hotel.
Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa pengaruh covid-19 adalah Indonesia kehilangan
pemasukan devisa hingga 50 % jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Kesimpulan

Pengaruh dari covid-19 memberikan efek yang sangat signifikan bagi beberapa sektor
kehidupan di Indonesia bahkan dunia, terkhusus pada sektor ekonomi. Dampak tersebut memberikan
efek domino yang berkelanjutan. Untuk mengatasi efek domino ini, pemerintah mengeluarkan
kebijakan extraordinary sehingga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
No. 1 Tahun 2020 (PERPPU 1/2020) yang berisi tentang berbagai kebijakan keuangan negara dan
kebijakan stabilitas sistem keuangan dalam rangka menghadapi pandemi Corona Virus Disease
(Covid-19).

Daftar Pustaka

1. https://www.researchgate.net/publication/340487613_ANCAMAN_KRISIS_EKONOMI_GL
OBAL_DARI_DAMPAK_PENYEBARAN_VIRUS_CORONA_COVID-19
2. https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/pengaruh-covid-19-terhadap-perekonomian-
indonesia-4842/
3. https://money.kompas.com/read/2020/06/17/124100626/imf--ekonomi-dunia-bakal-alami-
krisis-yang-belum-pernah-terjadi-?page=all

Anda mungkin juga menyukai