Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TUGAS PEMASARAN INTERNASIONAL

“DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP

EKSPOR INDONESIA”

S
U

Oleh :

Nama : Putri Theresia Dory

Kelas : MB 5A

NIM : 1905171034

Politeknik Negeri Medan

T.A 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah virus corona yang
berasal dari China. Virus corona menyebabkan kepanikan di China dan menimbulkan korban
jiwa sampai ribuan orang penduduk China. Akibat lainnya, banyak perusahaan kecil, menengah
maupun besar yang akhirnya terpaksa menutup usahanya untuk sementara. Tidak hanya
perusahaan saja yang tutup, ribuan tempat usaha makanan/ minuman juga terpaksa tutup.

Perekonomian China pun menjadi terguncang di awal tahun 2020 ini, karena selama ini
perekonomian China didukung dari sektor usaha kecil dan menengah. Ada sekitar 30 juta usaha
kecil dan menengah menyumbang lebih dari 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) China.
Selain itu, bursa saham Shanghai juga sempat menurun mencapai 9%, yang merupakan yang
terparah sejak bulan Agustus 2015 (merdeka.com., 18 Februari 2020).

Dengan melihat kondisi perekonomian China saat ini, banyak analis yang memprediksi
pertumbuhan ekonomi China dapat turun mendekati angka 5% di tahun 2020. Industri yang
paling terkena dampaknya adalah industri manufaktur dan pariwisata. Seperti kita ketahui, Kota
Wuhan di mana tempat awal mula wabah virus corona terjadi, merupakan pusat industri otomotif
di China. Kontribusi Kota Wuhan terhadap perekonomian China mencapai 1,6% (katadata.co.id,
7 Februari 2020).

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah menetapkan status gawat
darurat global untuk wabah virus corona. Dunia menjadi waspada akan wabah virus ini. Tidak
hanya waspada terhadap penyebaran penyakitnya saja akan tetapi juga waspada terhadap
dampak yang mungkin terjadi terhadap perekonomian dunia. Menurut Direktur Pelaksana IMF,
Kristalina Georgieva, dengan adanya wabah virus corona, diperkirakan dalam jangka pendek
akan terjadi perlambatan ekonomi global (katadata.co.id, 5 Februari 2020). Tujuan tulisan ini
adalah untuk melihat apa saja dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia pada
sektor perdagangan pertanian, pariwisata, dan industri.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ekspor dan investasi memegang peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu


negara. Ekspor akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor bahan
baku dan barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan membentuk nilai
tambah. Kegiatan ekspor tentunya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Manfaat dari kegiatan ekspor adalah membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar
domestik, menumbuhkan investasi, dan menambah devisa suatu negara. Tidak dapat dipungkiri
karna adanya wabah ini keadaan ekonomi Indonesia saat ini tidak stabil. Sektor
perekonomiannya pun lemah dikarenakan adanya pembatasan sosial berskala besar pada masa
pandemi COVID-19 berlangsung.

Banyak aktivitas dikerjakan dirumah masing-masing (Work From Home), dengan


menggunakan teknologi yang sudah di sediakan. Dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS)
Ekspor dan Impor 2020, Nilai ekspor Indonesia Agustus 2020 mencapai US$13,07 miliar atau
menurun 4,62 persen dibanding ekspor Juli 2020. Sementara dibanding Agustus 2019 menurun
8,36 persen. Ekspor nonmigas Agustus 2020 mencapai US$12,46 miliar, turun 4,35 persen
dibanding Juli 2020. Sementara jika dibanding ekspor nonmigas Agustus 2019, turun 7,16
persen.

Melalui berbagai sektor perdagangan ekspor di Indonesia, yang telah mencapai tingkat
yang lebih baik maka pemerintah harus memperhatikan dampak dari pandemic Covid-19 ini
dengan mitra dagang ekspor Indonesia.

Pemerintah juga harus memperhatikan setiap sektor yang terdampak pandemic. Menurut
Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi, pertumbuhan
ekonomi Indonesia sangat didukung oleh konsumsi yakni sebanyak 56% porsinya dan
sebenarnya konsumsi tidak hanya dipengaruhi oleh makanan dan minuman saja, tetapi juga
pakaian, transportasi, komunikasi, dan lainnya. Pemerintah juga akan terus menghidupkan
kembali destinasi wisata yang ada dengan membuat bundling paket-paket wisata dan
memberikan harga khusus agar masyarakat mau melakukan perjalanan.
2

BAB III

PEMBAHASAN

I. Dampak Wabah Virus Corona terhadap Sektor Pertanian


Nilai perdagangan untuk beberapa komoditas pertanian di dunia secara umum
mengalami penurunan selama periode 2019‒2020. Penurunan tajam terjadi pada periode
Januari hingga Juli 2020 ketika terjadi pandemi Covid-19. Penurunan perdagangan
beberapa produk pertanian ini akibat adanya pembatasan pergerakan barang antarnegara
dan juga penurunan permintaan akibat resesi global. Pandemi Covid-19 telah
memengaruhi aktivitas ekspor-impor sehingga tidak berjalan normal, yang menyebabkan
nilai ekspor dan impor komoditas pertanian dunia secara umum mengalami penurunan.
Nilai ekspor dunia yang penurunannya paling tajam terjadi pada karet, sedangkan untuk
impor terjadi pada kapas.

II. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Sektor Pariwisata


Sepanjang tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan manca negara yang masuk
ke Indonesia mencapai 16,11 juta, angka ini naik 1,88% jika dibandingkan dengan
jumlah kunjungan wisatawan pada periode yang sama tahun 2018 yang berjumlah 15,81
juta. Kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia sepanjang tahun 2019 paling
banyak berasal dari Malaysia sebanyak 2,98 juta (18,51%) yang kemudian diikuti oleh
China sebesar 2,07 juta (12,86%) (cnbcindonesiacom, 3 Februari 2020).
Sejak merebaknya virus corona, selain memberlakukan kebijakan pembatasan
impor hewan hidup dari China, Pemerintah juga menghentikan penerbangan dari dan ke
China per 5 Februari 2020. yang tentunya hal ini juga akan memengaruhi sektor
pariwisata Indonesia. Banyak perusahaan travel dan penerbangan yang mengalami
kerugian akibat penghentian penerbangan dari dan ke China.
3
Sejak adanya pemberlakuan tersebut, saat ini jumlah kunjungan wisatawan China
ke Bali mengalami penurunan. Pada tahun 2019, dari 6,3 juta wisatawan mancanegara,
sebanyak 1.185.519 wisatawan atau 18,2% berasal dari China. Namun pada Januari
sampai pertengahan Februari 2020 tercatat 22.000 wisatawan China batal ke Bali
(tribunnews.com, 14 Februari 2020). Hal tersebut sangat memengaruhi perekonomian

Provinsi Bali. Menurut pemerhati pariwisata, Herry Angligan, pariwisata Bali


menjadi beresiko karena ketergantungannya kepada wisatawan China. Sampai ada dua
perusahaan atraksi air di Bali yang ditutup karena 100% tamunya adalah wisatawan
China. Wisatawan non-China pun juga ikut berkurang karena banyak wisatawan negara
lain yang mengurungkan niatnya berkunjung ke Bali karena kedekatan China dengan
Indonesia. Jadi dapat disimpulkan, secara umum penurunan wisatawan di Bali mencapai
50% (voaindonesia.com, 12 Februari 2020).

III. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Sektor Industri


Capaian ekspor sektor industri pengolahan pada Juni 2021 sebesar USD14,08
Miliar ini berkontribusi 75,91% terhadap total ekspor nasional yang mencapai USD18,55
Miliar. Hal ini menandakan sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar
dari kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan pada periode ini.
Sektor industri manufaktur dengan kinerja ekspor yang mendominasi ekspor di
bulan Juni 2021 antara lain industri besi dan baja dengan nilai USD1,99 Miliar, diikuti
lemak dan minyak hewan/nabati (USD1,89 Miliar), mesin dan perlengkapan elektrik
(USD1 Miliar), kendaraan dan bagiannya (USD734,6 Juta), serta karet dan barang dari
karet (USD605 Juta).
Semakin membaiknya kinerja ekspor pada paruh pertama 2021 mencatatkan
surplus perdagangan sebesar USD11,86 Miliar. Karenanya, Menperin bertekad untuk
terus mempertahankan dan memperkuat potensi ekspor industri pengolahan dan
meningkatkan daya saing industri dalam negeri dari negara-negara kompetitor.
4

BAB IV

KESIMPULAN

Wabah Covid-19 yang menyerang banyak negara di dunia dan terjadi pada awal tahun
2020 berdampak negatif terhadap perdagangan barang di dunia. Pandemi Covid-19 telah
memengaruhi aktivitas ekspor-impor sehingga tidak berjalan normal, yang menyebabkan nilai
ekspor dan impor komoditas pertanian dunia secara umum mengalami penurunan.

Terhambatnya kegiatan ekspor impor menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas


pangan dan penutupan sejumlah bisnis. Ketika bisnis kehilangan pendapatan, pengangguran
cenderung meningkat tajam. Dampak ini akan terus terasa selama adanya pembatasan
pergerakan orang dan kegiatan ekonomi, serta tergantung pada respons dari otoritas-otoritas
keuangan nasional.

Penurunan tajam dalam pengeluaran konsumen di Uni Eropa dan Amerika Serikat akan
mengurangi impor barang-barang konsumsi dari negara-negara berkembang. Negara-negara
berkembang, terutama yang bergantung pada pariwisata dan ekspor komoditas, menghadapi
risiko ekonomi yang meningkat. Produksi manufaktur global mengalami penurunan secara
signifikan.

Untuk mengatasi mandeknya kegiatan ekonomi banyak negara melakukan kebijaksanaan


“new normal”. Sehingga pemulihan kegiatan ekonomi kembali bergeliat walaupun tidak serta
merta kembali seperti sebelum adanya pandemi.

Bagi Indonesia, dampak yang ditanggung sektor perdagangan sangat terasa. Terutama akibat
perlambatan ekspor impor dengan Cina, salah satu dari lima besar mitra dagang Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) per April 2020, lima besar tujuan ekspor Indonesia adalah
Cina, Jepang, Amerika Serikat, India, dan Australia.
5

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

https://supplychainindonesia.com/wp-content/files/SCI_-
_Artikel_Dampak_Virus_Corona_terhadap_Perdagangan_Ekspor-Impor_V3-.pdf

https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/08-BBRC-2020-II-2-3-RDY.pdf

https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-4-II-P3DI-Februari-
2020-219.pdf

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200427/9/1233454/dampak-pandemi-covid-19-ekonomi-
indonesia-diperkirakan-pulih-2022

https://www.kompasiana.com/dinaferis/6010fd40d541df0bbb6f5be2/dampak-covid-19-
terhadap-kegiatan-ekspor-impor-indonesia-china

https://media.neliti.com/media/publications/260701-pengaruh-ekspor-terhadap-
pertumbuhan-eko-fda4dca9.pdf

Anda mungkin juga menyukai