DISUSUN OLEH :
(201811477)
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
23 Maret 2020
BAB I
Pendahuluan
Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah virus corona
yang berasal dari China. Virus corona menyebabkan kepanikan di China dan
menimbulkan korban jiwa sampai ribuan orang penduduk China. Akibat lainnya,
banyak perusahaan kecil, menengah maupun besar yang akhirnya terpaksa menutup
usahanya untuk sementara. Tidak hanya perusahaan saja yang tutup, ribuan tempat
usaha makanan/minuman juga terpaksa tutup. Perekonomian Chinapun menjadi
terguncang di awal tahun 2020 ini. Dengan melihat kondisi perekonomian China saat
ini, banyak analis yang memprediksi pertumbuhan ekonomi China dapat turun
mendekati angka 5% di tahun 2020.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah menetapkan
status gawat darurat global untuk wabah virus corona. Dunia menjadi waspada akan
wabah virus ini. Tidak hanya waspada terhadap penyebaran penyakitnya saja akan
tetapi juga waspada terhadap dampak yang mungkin terjadi terhadap perekonomian
dunia. Menurut Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dengan adanya wabah
virus corona, diperkirakan dalam jangka pendek akan terjadi perlambatan ekonomi
global.
Perlambatan dalam ekonomi global tak hanya impor, dari beberapa produk
ekspor Indonesia ke China juga berpotensi melemah. Secara otomatis, Negeri Tirai
Bambu tersebut akan mengurangi jumlah permintaannya. Terlebih lagi secara global
banyak pabrik di China yang mengurangi produksi karena penduduk tidak bisa
bekerja akibat Virus COVID-19 ini.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI),
Hasan Johnny Widjaja, sejak ada kabar tentang Virus Corona, para pembeli di China
langsung menghentikan pembelian. Para eksportir buah yang paling 'menangis' adalah
mereka yang melakukan penjualan atau pengiriman barang dengan skema CNF (Cost
and Freight/CFR) atau pembayaran yang dilakukan setelah barang tiba di pelabuhan
tujuan ekspor. Bahkan ada yang sudah mengirim barang di kapal, namun di tengah
perjalanan terjadi pembatalan
Tujuan tulisan ini adalah untuk melihat apa saja dampak virus corona terhadap
ekspor dan impor di indonesia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak virus corona terhadap ekspor dan impor di indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
China merupakan mitra dagang utama Indonesia dan negara asal impor dan
tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia. Sekitar 29 persen dari barang yang diekspor
China, bahan mentah dan penolongnya berasal dari Indonesia (terutama batu bara,
kelapa sawit). Implikasinya: perlu untuk mengantisipasi penurunan permintaan untuk
produk-produk tersebut. Bisa diduga: harga komoditas dan barang tambang berisiko
menurun. Jika ini terjadi, sektor ekspor kita akan terganggu.
Dari sisi impor pangan, Indonesia yang memiliki ketergantungan bawang putih
dari China, hanya dapat mengimpor bawang putih dari China sebesar 23.000 ton pada
Februari 2020. Angka ini juga turun drastis jika dibandingkan dengan impor tahun
sebelumnya yang mencapai 583.000 ton. Pada Februari 2020, penurunan impor terbesar
dari China juga terlihat pada komoditas buah-buahan. Adapun impor komoditas buah-
buahan turun signifikan sebesar 78,88% dari USD160,4 juta menjadi USD33,9 juta.
Pemerintah juga akan segera meluncurkan paket stimulus fiskal jilid II.
Stimulus ini mengutamakan kemudahan perizinan ekspor dan impor. “Integrasi dari
sistem perdagangan, perhubungan, dan bea cukai agar dokumentasi ekspor itu lebih
sederhana. Saat ini, rencana stimulus itu telah dilaporkan kepada Presiden Jokowi dan
sedang dalam tahap finalisasi. Nantinya akan ada delapan paket di dalam kebijakan
stimulus tersebut. Rinciannya, empat kebijakan akan terkait prosedur dan empat
kebijakan lainnya akan berkaitan dengan fiskal.
Sebagai pihak yang paling terdampak dari masalah virus corona, kalangan
dunia usaha berpandangan bahwa saat ini yang terpenting adalah menjaga stabilitas
ekonomi makro dan mempertahankan pertumbuhan pasar domestik. Sehingga saat ini
tujuan pemerintah melakukan kebijakan bukan untuk ekspansi, tetapi upaya-upaya
defensif untuk mencegah perlambatan ekonomi yang lebih dalam.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Eka Budiyanti. 2019. Dampak virus corona terhadap sektor perdagangan dan pariwisata
indonesia. Badan ekonomi dan kebijakan publik. Vol. XII, No.4: 20-21.
Supply Chain Indonesia. (2020). Dampak Virus Corona terhadap Perdagangan Ekspor-Impor.
Diakses pada 23 Maret 2020, dari https://supplychainindonesia.com/new/pengaruh-virus-
corona-terhadap-perdagangan-ekspor-impor/
UI. (2020). Ekonom UI : Memahami Kaitan Perekonomian dan Virus Corona. Diakses pada
23 Maret 2020, dari https://www.ui.ac.id/ekonom-ui-memahami-kaitan-perekonomian-dan-
virus-corona/