Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK EKSPOR IMPOR TERHADAP EKONOMI

INDONESIA DALAM MASA PANDEMI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1:

GATOT SYAPRIADI ( 1802123860 )

ICE KUSMILASARI ( 1802110236 )

RINA MARIANA ( 1802124470 )

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBAGUNAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Dampak ekspor
impor terhadap ekonomi Indonesia dalam masa pandemi

Makalah dengan judul “Dampak ekspor impor terhadap ekonomi Indonesia dalam masa
pandemic” ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 23 April 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Ekspor .................................................................................................................. 3

2.2 Teori impor .................................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus .................................................................................................................... 5

3. 2 Kebijakan yang diambil untuk ekspor impor ............................................................... 6

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 9

4.2 Saran ............................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sejak akhir tahun 2019, dunia dihebohkan dengan adanya wabah virus corona yang
berasal dari China. Virus corona menyebabkan kepanikan di China dan menimbulkan
korban jiwa sampai ribuan orang penduduk China. Akibat lainnya, banyak perusahaan
kecil, menengah maupun besar yang akhirnya terpaksa menutup usahanya untuk
sementara. Tidak hanya perusahaan saja yang tutup, ribuan tempat usaha makanan/
minuman juga terpaksa tutup.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah menetapkan status


gawat darurat global untuk wabah virus corona. Dunia menjadi waspada akan wabah
virus ini. Tidak hanya waspada terhadap penyebaran penyakitnya saja akan tetapi juga
waspada terhadap dampak yang mungkin terjadi terhadap perekonomian dunia. Menurut
Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dengan adanya wabah virus corona,
diperkirakan dalam jangka pendek akan terjadi perlambatan ekonomi global
(katadata.co.id, 5 Februari 2020). Tujuan tulisan ini adalah untuk melihat apa saja
dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia khususnya pada sektor
perdagangan dan pariwisata serta bagaimana upaya pemerintah mengantisipasi atau
mengatasinya.

Virus Corona menyebar ke Indonesia di tahun 2020, virus ini sangat mengemparkan
Indonesia, membuat masyarakat susah melakukan aktiftas seperti biasa. Di Indonesia
sendiri tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan ekonomi sangat tidak stabil. Pembatasan
sosial berskala besar secara tidak langsung membatasi pelaksanaan aktivitas
perekonomian di masyarakat. Keadaan pamdemi ini merubah tatanan kehidupan dalam
aspek global maupun nasional.

1
Tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan ekonomi Indonesia saat ini sangat tidak stabil.
Berbagai sektor perekonomian melemah dan terbatas hal tersebut karena adanya
pembatasan sosial pada masa pandemi, untuk itu masyarakat Indonesia mulai membatasi
aktivitasnya dengan membatasi aktifitas diluar rumah. Pembatasan aktivitas membuat
ekonomi melambat dan daya beli masyarakat menurun. Melihat data dari BPS impor
2020 april anjlok 18,58% dibandingkan tahun 2019 US$12 miliar. Untuk ekspor 2020
april juga mengalami penurunan drastis 7,09%, dibandingkan 2019 yang menjadi
US$12,19 miliar.

Dengan adanya Covid-19 ini membuat perekonomian dan ekspor impor di Indonesia
melambat membuat perusahaan akan mengalami kesulitan dalam aliran kasnya, banyak
perusahaan yang memutuskan untuk membatasi produksinya dan ada yang sementara
menutup pabriknya dan merumahkan para karyawannya tanpa pesangon, hal itu
mengakibatkan pengangguran di Indonesia meningkat. Karena pandemi ini bukan hanya
terjadi di Indonesia saja bahkan hampir di seluruh negara mengalami pandemi ini, untuk
itu pembatasan bukan hanya di lakukan di Indonesia tetapi di luar negeri juga
menetapkan hal yang serupa sehingga menyebabkan perusahaan kesulitan mendapat
bahan baku, mengakibatkan harga bahan baku melambung, untuk itu perusahaan memilih
untuk mengurangi produksinya. Bukan hanya pengurangan produksinya tetapi juga
pengurangan sumber daya dan pengurangan karyawannya.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu ekspor dan impor?
2. Bagaimana dampak ekspor dan impor terhadap ekonomi Indonesia dimasa pandemi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ekspor dan impor.
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak ekspor dan impor terhadap ekonomi Indonesia
dimasa pandemi.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori ekspor

Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar
negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor suatu negara terjadi karena
adanya manfaat yang diperoleh akibat transaksi perdagangan luar negeri. Perdagangan
juga dapat memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara serta membantu berbagai usaha
untuk melakukan pembangunan dan meningkatkan peranan sektor yang mempunyai
keunggulan komperatif karena efesiensi dalam faktor produksi. Nopirin menyatakan
bahwa ekspor berasal dari suatu produksi dalam negeri dijual dipakai oleh penduduk luar
negeri, maka ekspor merupakan injeksi kedalam aliran pendapatan seperti halnya
investasi. Salah satu komponen dalam perdagangan internasional, yaitu ekspor, sering
disebut juga sebagai komponen pembangunan utama (export-led-development) artinya
ekspor memegang peranan utama dan signifikan terhadap proses pembangunan suatu
bangsa.

Fungsi Ekspor

Keuntungan dari ekspor perdagangan luar negeri adalah negara memperoleh devisa
dari keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah
output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat output yang lebih tinggi lingkaran
setan kemiskinan dapat dihindari dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan
(Jhingan, 2010a, b)

2.2 Teori impor

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Transaksi impor
adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah
pabean Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan perudang-undangan yang
berlaku (Tandjung, 2011: 379).

3
Menurut Susilo (2008: 101) impor bisa diartikan sebagai kegiatan memasukkan
barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam wilayah pabean negara lain. Pengertian
ini memiliki arti bahwa kegiatan impor berarti melibatkan dua negara. Dalam hal ini bisa
diwakili oleh kepentingan dua perusahaan antar dua negara tersebut, yang berbeda dan
pastinya juga peraturan serta bertindak sebagai supplier dan satunya bertindak sebagai
negara penerima.Impor adalah membeli barang-barang dari luar negeri sesuai dengan
ketentuan pemerintah yang dibayar dengan menggunakan valuta asing (Purnamawati,
2013: 13).

Dasar hukum peraturan mengenai Tatalaksana Impor diatur dalam Keputusan


Direktur Jendral Bea dan Cukai Nomor KEP-07/BC/2003. Tentang petunjuk pelaksanaan
Tatalaksana Kepabeanan di bidang impor dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidang impor. Komoditi yang
dimasukkan ke dalam peredaran bebas di dalam wilayah pabean (dalam negeri), yang
dibawa dari luar wilayah pabean (luar negeri) dikenakan bea masuk kecuali dibebaskan
atau diberikan pembebasan. Dengan kata lain seseorang atau badan usaha yang
ditetapkan sebagai importir wajib membayar bea masuk dan pajak sebagaimana yang
telah ditetapkan pemerintah (Purba,1983: 51).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa impor yaitu kegiatan perdagangan internasional


dengan cara memasukkan barang ke wilayah pabean Indonesia yang dilakukan oleh
perorangan atau perusahaan yang bergerak dibidang ekspor impor dengan mematuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dikenakan bea masuk.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Studi Kasus


Wabah virus Corona yang bermula dari Wuhan di akhir Desember 2019 telah
menyebar ke berbagai penjuru dunia dengan sangat cepat, sehingga WHO
menetapkannya sebagai pandemi global. Kondisi ini telah memukul kegiatan
perekonomian global, termasuk lalu lintas perdagangan internasional.
Terhambatnya kegiatan ekspor impor menyebabkan kenaikan harga sejumlah
komoditas pangan dan penutupan sejumlah bisnis. Ketika bisnis kehilangan pendapatan,
pengangguran cenderung meningkat tajam. Dampak ini akan terus terasa selama adanya
pembatasan pergerakan orang dan kegiatan ekonomi, serta tergantung pada respons dari
otoritas-otoritas keuangan nasional.
Penurunan tajam dalam pengeluaran konsumen di Uni Eropa dan Amerika Serikat
akan mengurangi impor barang-barang konsumsi dari negara-negara berkembang.
Negara-negara berkembang, terutama yang bergantung pada pariwisata dan ekspor
komoditas, menghadapi risiko ekonomi yang meningkat. Produksi manufaktur global
mengalami penurunan secara signifikan.
Untuk mengatasi mandeknya kegiatan ekonomi banyak negara melakukan
kebijaksanaan “new normal”. Sehingga pemulihan kegiatan ekonomi kembali bergeliat
walaupun tidak serta merta kembali seperti sebelum adanya pandemi.
Bagi Indonesia, dampak yang ditanggung sektor perdagangan sangat terasa. Terutama
akibat perlambatan ekspor impor dengan Cina, salah satu dari lima besar mitra dagang
Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) per April 2020, lima besar tujuan ekspor
Indonesia adalah Cina, Jepang, Amerika Serikat, India, dan Australia.
Sektor batu bara merupakan sektor yang mengalami penurunan paling banyak. Selain
itu pengiriman komoditi agro industri juga ikut terdampak.  Di sektor manufaktur,
kebutuhan akan suku cadang industri yang biasanya diimpor dari Cina ikut terhambat.
Suku cadang dihargai lebih mahal dan prosesnya menjadi lebih lama, kegiatan pelayaran
juga ikut tersendat.

5
Kemudian penurunan juga tidak hanya terjadi pada bidang ekspor dan impor saja, tapi
merembet ke semua sektor ekonomi. Para pelaku usaha kecil turut merasakan hal ini.
Yang paling mencolok anjloknya tingkat penjualan semenjak pandemi.

3.2. Kebijakan yang diambil untuk ekspor impor


Pemerintah mengeluarkan stimulus non-fiskal untuk mengurangi dampak negatif dari
pandemi pada kegiatan ekspor impor. Stimulus tersebut diharapkan dapat memberikan
dorongan terhadap kegiatan ekspor dan impor tanah air. Sri Mulyani selaku Menteri
Keuangan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi dampak pandemi dengan
membuat kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
1. Penyederhanaan dan pengurangan pada jumlah larangan dan pembatasan (Lartas)
pada aktivitas ekspor. Dengan diadakannya kebijakan ini, kegiatan ekspor dapat
berjalan dengan lancar dan meningkatkan daya saing para pelaku ekspor dalam
negeri.
2. Penyederhanaan dan pengurangan untuk jumlah larangan dan pembatasan bagi
aktivitas impor terutama bahan baku. Hal ini bertujuan agar pasokan bahan baku
tetap lancar dan tersedia.
3. Pemerintah memberikan percepatan proses bagi reputable traders, yakni para
pelaku ekspor/impor yang memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi.
4. Peningkatan dan percepatan layanan untuk proses ekspor dan impor dengan
pengawasan melalui National Logistic Ecosystem (NLE).
Dengan diberlakukannya empat kebijakan di atas, kegiatan ekspor dan impor diharapkan
dapat berjalan lancar. Sehingga ketersediaan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan
ekonomi juga terjamin.
Tercatat 749 komoditas HS Code yang terdapat dalam penyederhanaan Lartas, atau
sekitar 55,19 persen dari total komoditas ekspor yang selama ini kena Lartas. Komoditas
yang bebas Lartas itu yakni 443 kode HS pada komoditas ikan dan produk ikan dan 306 HS
Code untuk produk industri kehutanan.

6
Tujuan penyederhanaan jumlah Lartas tersebut untuk meningkatkan kelancaran dan
ketersediaan bahan baku. Fasilitas di atas diberikan kepada perusahaan yang berstatus
sebagai importir produsen yang mengimpor bahan baku untuk 1.022 HS Code atau sekitar
9% dari komoditas yang selama ini masuk dalam Lartas.
Produk itu di antaranya produk besi baja, hortikultura, garam industri, gula, tepung,
jagung dan kentang serta komoditas lainnya. Sehingga beberapa peraturan yang berkaitan
dengan komoditi ekspor dan impor dilakukan revisi yaitu peraturan Permendag 44 tahun
2019 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura,  Permedag 72 tahun 2019 tentang
Ketentuan Ekspor Dan Impor Hewan Dan Produk Hewan  dan Peraturan Kepala Badan POM
nomor 30 tahun 2017 Tentang Pengawasan Pemasukan Obat Dan Makanan Ke Dalam
Wilayah Indonesia.
Pemerintah juga memberikan kemudahan percepatan arus barang kargo, yakni percepatan
proses ekspor dan impor untuk reputabletraders, yakni perusahaan-perusahaan terkait
kegiatan ekspor impor yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Perusahaan-perusahaan
tersebut masuk ke dalam AuthorizedEconomic Operator (AEO) sebanyak 136 perusahaaan
dan Mitra Utama Kepabeanan (MITA) sebanyak 626 perusahaan. Perusahaan-perusahaan
tersebut diberikan insentif tambahan dalam bentuk percepatan proses ekspor dan impor,
yakni penerapan proses dan persetujuan otomatis serta penghapusan laporan surveyor
terhadap komoditas yang diwajibkan.
Kemudahan lain dalam rangka mengurangi dampak wabah pandemi adalah layanan
prosesekspor-impor dan pengawasan melalui pengembangan  National Logistics
Ecosystem (NLE). NLE merupakan kanal yang memfasilitasi kolaborasi sistem informasi
antar instansi pemerintah dan swasta untuk penyederhanaan dan sinkronisasi. Adapun
penyederhanaan itu terkait arus informasi dan dokumen dalam kegiatan ekspor-impor di
pelabuhan dan kegiatan perdagangan atau distribusi barang dalam negeri melalui berbagai
data, simplikasi proses bisnis, penghapusan repetisi, serta duplikasi.  Dengan NLE maka
terjadi proses integrasi antara INSW, Inaport, Inatrade, CEISA, sistem trucking, sistem
gudang, sistem transportasi, sistem terminal operator, dan lainnya.

7
Di lapangan, terdapat perubahan proses impor untuk penyerahan
dokumen CertificateofOrigin (COO) atau Surat Keterangan Asal (SKA) ke petugas Bea
Cukai. Hal ini mengubah pula proses pengadministrasian dan pemanfaatan fasillitas impor
menggunakan tarif preferensi bea masuk.
Kini penerbitan SKA sering kali terkendala dengan kebijakan negara mitra yang
menerapkan lockdown. Dalam rangka menyesuaikan dengan kondisi tersebut, Bea Cukai
menerbitkan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor
45/PMK.04/2020. Dengan adanya aturan petunjuk pelaksanaan SKA tersebut, ada kepastian
hukum dalam kegiatan perdagangan internasional dengan negara mitra, khususnya terkait
penggunaan AffixedSignatureandStamp (ASnS).
Aturan-aturan tersebut dibuat untuk menjaga stabilitas perdagangan internasional dan
asas resiprokal dengan negara mitra FTA. Untuk menjaga physicaldistancing, Bea Cukai
juga mengubah pengaturan penyampaian COO/SKA terkait penyerahan SKA
atau InvoiceDeclaration beserta Dokumen Pelengkap Pabean (Dokap) penelitian SKA.
Dalam peraturan sebelumnya tentang COO/SKA (PMK 229 tahun 2017), dinyatakan
bahwa importir wajib menyerahkan lembar asli SKA secara fisik dengan dibubuhi tanda
tangan manual oleh pejabat dan wajib ditandatangani oleh eksportir serta adanya Overleaf
Notes. Kemudian dokumen original harus diserahkan kepada petugas Bea Cukai maksimal 3
hari (jalur hijau) dan 5 hari untuk perusahaan yang berstatus AEO dan MITA Kepabeanan.
Kini, penyampaian SKA harus dilakukan dengan pengiriman melalui surat elektronik
atau media elektronik lainnya dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kalender sejak
pemberitahuan pabean impor atau PPFTZ-01 pemasukan.  Ketentuan ini berlaku terhadap
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang diterbitkan sejak penetapan pandemi covid-19 oleh
WHO.
Pihak yang mendapatkan manfaat langsung atas peraturan-peraturan di atas adalah
importir, pengusaha tempat penimbunan berikat, pengusaha pusat logistik berikat, dan
pengusaha di kawasan bebas.

8
BAB IV

PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Dengan adanya Covid-19 ini membuat perekonomian dan ekspor impor di Indonesia
melambat membuat perusahaan akan mengalami kesulitan dalam aliran kasnya, banyak
perusahaan yang memutuskan untuk membatasi produksinya dan ada yang sementara
menutup pabriknya dan merumahkan para karyawannya tanpa pesangon, hal itu
mengakibatkan pengangguran di Indonesia meningkat. Karena pandemi ini bukan hanya
terjadi di Indonesia saja bahkan hampir di seluruh negara mengalami pandemi ini, untuk
itu pembatasan bukan hanya di lakukan di Indonesia tetapi di luar negeri juga
menetapkan hal yang serupa sehingga menyebabkan perusahaan kesulitan mendapat
bahan baku, mengakibatkan harga bahan baku melambung, untuk itu perusahaan memilih
untuk mengurangi produksinya. Bukan hanya pengurangan produksinya tetapi juga
pengurangan sumber daya dan pengurangan karyawannya.
Virus corona yang semakin menyebar memberikan dampak perlahan tapi pasti
terhadap perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi seebagian besar
oleh sector konsumsi, pemerintah akan terus melakukan percepatan belanja kementrian
dan lembaga di kuartal 1 2020. Selain focus pada belanja kementrian dan lembaga
pemerintah juga focus menyalurkan bantuan social. Pemerintah juga akan terus
menghidupkan kembali destinasi wisatayang ada.

4. 2 Saran
Kami sebagai penulis merasa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah kami
buat ini, untuk itu kami menerima dengan lapang dada apabila ada masukan dan saran
dari dosen pembimbing dalam penulisan makalah

9
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3499/4/BAB%20II.pdf

https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/F3113035_bab2.pdf

https://supplychainindonesia.com/pengaruh-virus-corona-terhadap-perdagangan-ekspor-impor/

https://hrdspot.com/blog/pemulihan-kegiatan-ekspor-impor-indonesia-akibat-pandemi-covid-19/

10

Anda mungkin juga menyukai