Anda di halaman 1dari 11

“DAMPAK IMPOR BARANG KONSUMSI TERHADAP PEREKONOMIAN

INDONESIA”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH :
ASYFIYA ZAKIYYATUN RAHMAT
42322100060

PROGRAM STUDI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS WIDYATAMA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ilmiah yang berjudul Dampak Impor Barang
Konsumsi Terhadap Perekonomian Indonesia Ini Tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Idi
Jahidi, S.Pd., M.Si. pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang dampak dari impor barang konsumsi terhadap perekonomian
indonesia yang akan bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah ilmiah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 17 Juni 2023

Asyfiya Zakiyyatun Rahmat


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 5
1.3. Maksud Dan Tujuan Penulisan .............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 6
2.1. Impor Barang Konsumsi ........................................................................................................ 6
2.2. Inflasi ...................................................................................................................................... 7
2.3. Cadangan Devisa .................................................................................................................... 7
2.4. Kurs ........................................................................................................................................ 8
2.5. Produk Domestik Bruto ......................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 10
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................... 10
3.2. Saran..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSAKA ............................................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan dengan
luar negeri, karena perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek terpenting dalam
perekonomian tiap negara. Adanya perdagangan internasional menjadikan perekonomian
tersebut saling terjalin serta tercipta hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi satu
negara dengan negara lainnya. Perekonomian dalam dan luar negeri akan menyebabkan
terciptanya suatu hubungan yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara
lainnya, pasar luar negeri berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan rakyatnya yang
tidak dapat terpenuhi oleh pasar dalam negeri karena dalam waktu jangka pendek biasanya
sulit untuk menambah hasil produksi.
Berbagai usaha pemerintah memenuhi akan segala kebutuhan barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yang dimana produksinya belum bisa memenuhi
permintaan seluruh masyarakatnya, maka pemerintah akan melakukan impor barang-
barang tersebut dari luar negeri agar tercapainya efektifitas dan efisiensi yang optimal
dalam kegiatan produksi dalam negeri; adanya barang-jasa yang belum atau tidak dapat
diproduksi di dalam negeri; dan adanya jumlah atau kuantitas barang di dalam negeri yang
belum mencukupi.
Impor bahan konsumsi merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari bagi
pemerintahan Indonesia, dengan populasi terbesar keempat di dunia membuat barang
konsumsi yang ada menjadi sangat terbatas, oleh sebab itu pemerintah melakukan
perdagangan internasional untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Terlepas dari
itu, pemerintah juga memerlukan suatu kebijakan yang mengatur keseimbangan dalam
pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan pengeluaran devisa. Dalam hal ini
terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi impor barang konsumsi,
antara lain Inflasi, Cadangan Devisa, Kurs dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Inflasi timbul karena adanya tekanan dari tingginya permintaan atas barang atau jasa
sedangkan ketersediaan atau kapasitas perekonomiannya terbatas. Menurut Undang-
undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, cadangan
devisa adalah aset yang dimiliki oleh bank sentral dan otoritas moneter, biasanya dalam
mata uang asing. Penurunan posisi cadangan devisa pada Desember 2021 antara lain
dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah (Haryono, 2022).
Kurs adalah nilai atau harga mata uang sebuah negara yang diukur dalam mata uang
negara lain. Salah satu indikator penting untuk mengetahui keadaan ekonomi pada suatu
negara dalam periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), dalam
pengertiannya PDB merupakan jumlah nilai tambahan yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu negara.
1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini saya telah menyusun permasalahan yang hendak dibahas mengenai
Dampak Impor Barang Konsumsi Terhadap Perekonomian Indonesia, diantaranya :
a. Apakah inflasi, cadangan devisa, kurs dan produk domestik bruto secara parsial
berpengaruh terhadap impor barang konsumsi di Indonesia?
b. Apakah inflasi, cadangan devisa, kurs dan produk domestik bruto secara simultan
berpengaruh terhadap impor barang konsumsi di Indonesia?
1.3. Maksud Dan Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu:


a. Untuk mengetahui pengaruh inflasi, cadangan devisa, kurs dan produk domestik bruto
terhadap impor barang konsumsi di Indonesia
b. Untuk mengetahui pengaruh inflasi, cadangan devisa, kurs dan produk domestik bruto
terhadap impor barang konsumsi di Indonesia
Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu:
a. Bagi pemerintah, penulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan
pemerintah dalam menentukan kebijakan di sektor perdagangan luar negeri
khususnya impor
b. Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai dampak dari impor barang
konsumsi terhadap perekonomian negara kita Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Impor Barang Konsumsi

Perdagangan internasional merupakan salah satu alat bagi pembangunan ekonomi dengan
memperbesar kemampuan konsumsi suatu negara. Dengan kata lain, perdagangan
internasional ini lebih cenderung dalam meningkatkan persamaan internasional serta
domestic yang lebih merata dengan menyamakan harga factor produksi, meningkatkan
pendapatan riil negara-negara yang melakukan perdagangan dan menjadikan penggunaan
sumber-sumber dari masing-masing negara dan dunia secara efisien (Todaro, 1987).
Motif dalam pengadaan perdagangan internasional ini kemugkinan diperolehnya gains of
trade atau manfaat dari perdagangan. Manfaat yang didapat adalah timbulnya perubahan
konsumsi dari konsumen negara yang melakukan perdagangan yang menjadikannya lebih
sesuai dengan selera konsumen dan meningkatkan tingkat kepuasan semua pihak tanpa
ada yang merasa dirugikan atas itu.
Teori Absolute Advantage merupakan sebuah teori yang lebih mendasarkan pada besaran
atau variabel riil bukan moneter sehingga pemahaman ini sering dikenal dengan nama
teori murni (pure theory) perdagangan internasional. arti murni dalam teori ini yaitu
memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur
dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin
banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor
Theory of value).
Kegiatan yang dilakukan negara dengan menjalankan perdagangan internasional untuk
membeli barang atau jasa yang diproduksi oleh negara lain disebut sebagai kegiatan impor.
Rasio besarnya impor yang dilakukan suatu negara itu ditentukan oleh adanya persaingan
antar mutu barang yang lebih baik atau lebih murah dengan yang di produksi di dalam
negeri. Besarnya impor di suatu negara ditentukan oleh sampai dimana kesanggupan
barang dan jasa yang diproduksi di negara itu untuk bersaing terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan dari negara lainnya. Impor juga dipengaruhi oleh pendapatan nasional.
Kegiatan impor juga terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
domestik dan volume ekspor.
Dalam penelitian analisis terkait faktor-faktor yang mempengaruhi impor daging sapi di
Indonesia menyatakan bahwa dalam jangka panjang maupun jangka pendek nilai tukar
rupiah terhadap dollar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impor. Meskipun tidak
ada dampak jangka pendeknya, tetapi pengaruh nilai tukar riil terhadap impor dalam
jangka panjang berpengaruh negatif dan signifikan didalam keadaan nilai tukar
mengambang.
2.2. Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam
jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang
lainnya. Berdasarkan teori purchasing power parity (PPP) dapat diketahui bahwa
tingginya tingkat inflasi akan menyebabkan melemahnya nilai tukar mata uang. Tingkat
inflasi Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi di Amerika Serikat yang
menyebabkan biaya produksi meningkat (Timothy, dkk., 2016). Secara umum, apabila
inflasi meningkat maka harga barang di dalam negeri mengalami kenaikan, naiknya harga
barang sama artinya dengan turunnya nilai mata uang.
Inflasi memiliki pengaruh yang besar terhadap fluktuasi nilai tukar. Jika laju inflasi di
Indonesia meningkat cukup besar sementara laju inflasi di Amerika Serikat relatif tetap
maka akan membuat harga produk di Indonesia menjadi semakin mahal. Kenaikan harga
tersebut akan mempengaruhi permintaan terhadap mata uang rupiah tersebut karena
konsumen akan mengalihkan pembelian produk ke negara Amerika Serikat yang memiliki
harga yang relatif murah (Madesha, dkk., 2013). Inflasi yang tinggi akan melemahkan
daya beli masyarakat terutama terhadap produksi dalam negeri yang selanjutnya dapat
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang domestik.
Beberapa wujud inflasi efek inflasi: (1) Inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri
lebih mahal dari harga-harga di luar negeri oleh sebab itu inflasi cenderung menambah
impor dan menyebabkan permintaan valuta asing bertambah, (2) Inflasi menyebabkan
harga-harga barang ekspor menjadi lebih mahal, sehingga inflasi mengurangi ekspor yang
menyebabkan penawaran ke atas valuta asing berkurang maka harga valuta asing akan
bertambah (Sukirno, 2011).
2.3. Cadangan Devisa

Cadangan devisa merupakan simpanan mata uang asing (dollar, euro, yen, dll) yang
merupakan asset bank sentral yang tersimpan dan digunakan untuk menjadi jaminan
kewajiban mata uang local yang diterbitkan. impor dapat ditekan oleh kesanggupan atau
kemampuan dalam menghasilkan barang-barang yang bersaing dengan barang luar negeri,
hal ini dapat menghemat cadangan devisa.

Sumber: BI (Data Olah)


Gambar 1.1. Cadangan Devisa Negara Indonesia 2020-2023
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2023
mencapai US$139,4 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi akhir
Desember 2022 sebesar US$137,2 miliar. Menurut kepala departemen komunikasi BI
Erwin Haryono mengatakan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan
6,1 bulan impor atau enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Selain itu, cadangan devisa RI ini juga berada di atas standar kecukupan internasional
sekitar tiga bulan impor.
Cadangan devisa merupakan pembatas terhadap kegiatan impor. pada saat cadangan
devisa menipis pemerintah harus menekan angka impor. Permintaan impor akan
memberikan dampak negatif bila impor terbesar berupa impor barang untuk konsumsi.
2.4. Kurs

Kurs adalah harga atau nilai sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau
dinyatakan dalam mata uang asing lainnya. Nilai tukar mata uang sangat berguna bagi
negara karena digunakan sebagai satuan alat pembayaran pada saat melakukan transaksi
internasional. Semakin tinggi nilai mata uang domestik menunjukkan bahwa semakin
kuatnya perekonomian suatu negara.
Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka, karena
ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di
pasar (Wilaga, 2021). Pemerintah akan menekan angka impor barang konsumsi jika nilai
kurs rupiah mengalami penurunan dibandingkan dengan mata uang negara lainnya. Nilai
tukar sebuah mata uang ditentukan oleh relasi penawaran-permintaan (supply-demand)
atas mata uang tersebut. Jika permintaan atas sebuah mata uang meningkat, sementara
penawarannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan naik.
Apresiasi nilai tukar akan memberi dampak harga produk impor menjadi lebih murah
dibandingkan harga sebelum terjadinya apresiasi. Hal ini mengakibatkan permintaan
terhadap barang impor akan semakin tinggi.
2.5. Produk Domestik Bruto

Data Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indicator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku dapat
digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Peningkatan
ekonomi suatu negara yang diukur dari produktifitas produk yang dihasilkannya dari
waktu ke waktu. Perkembangan ekonomi sendiri merupakan peningkatan dari pendapatan
perkapita yang diimbangi dengan pertambahan jumlah penduduk sehingga dapat terjadi
pemerataan pendapatan.
Dengan tingkat konsumsi masyarakat yang semakin lama semakin meningkat yang dipicu
oleh bertambahnya jumlah penduduk cenderung mendorong Indonesia untuk melakukan
perdagangan internasional dengan melakukan ekspor maupun impor. Keterbatasan
produktivitas barang dan jasa yang dihasilkan di Indonesia akan mendorong dilakukannya
impor dengan tujuan agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi guna mencapai
kemakmuran suatu negara.
Kenaikan barang impor akan menaikkan barang produksi yang diimpor dari luar negeri
sehingga produk-tifitas dalam negeri semakin menurun yang akan menurunkan
pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Nilai impor tergantung dari nilai tingkat pendapatan
nasional negara tersebut, semakin tinggi pendapatan nasional, semakin rendah produksi
barang dalam negeri, semakin tinggi impor sebagai akibat dari banyaknya kebocoran
pendapatan nasional (Hodijah & Angelina, 2021).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perkembangan impor barang konsumsi di Indonesia Tahun 2000-2018 rata-rata


mengalami kenaikan setiap tahunnya, perkembangan impor barang modal rata-rata
mengalami peningkatan per Tahun lebih tinggi dari impor barang konsumsi,
perkembangan impor bahan baku/penolong rata-rata mengalami peningkatan setiap
tahunnya dan diikuti dengan perkembangan PDB Indonesia yang meningkat setiap tahun.
Karena impor barang konsumsi berpengaruh signifikan terhadap PDB Indonesia
3.2. Saran

Bagi Negara importir sebaiknya lebih mempertimbangkan impor barang non migas karena
dapat mengurangi minat terhadap barang dalam negeri, agar dapat mengendalikan PDB
Indonesia. Untuk pemerintah diharapkan dapat mengurangi atau menekankan impor
karena terjadinya peningkatan impor barang konsumsi dibandingkan produksi barang
sejenis di dalam negeri akan mengancam dan mengakibatkan kerugian yang serius
terhadap industri dalam negeri yang memproduksi barang serupa.
DAFTAR PUSAKA

Prakoswa, H., Raditya. (2018). Melihat untung rugi badai impor. Retrieved from
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180625134054-17-20317/melihat-untung-rugi-
badai-impor
Mashita, J. (2022). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Impor Barang Konsumsi Di
Indonesia. Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.2 No.12.
Richart, P., & Meydianawati, L. (2014). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Impor
Barang Konsumsi Di Indonesia (E-Jurnal Ep Unud, 3 [12] : 613-623).
Boediono. (1990 : 10). Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE UGM.
Jiranyakul, Komain. 2013. Exchange Rate Uncerttainty and Import Demand of Thailand. Journal
of Asian Ecconomic and Finanncia. Review, 3(10), pp: 1269-1280
Siregar, H., Widiya, & Hilmiatussahla. (2019). Pengaruh Pendapatan Nasional, Kurs, Inflasi,
Suku Bunga, Terhadap Impor Barang Modal. Fakultas Ekonomi – Ekonomi Pembangunan
Silitonga, Ribka., Ishak, Z., & Mukhlis (2017). Pengaruh ekspor, impor, dan inflasi terhadap nilai
tukar rupiah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 15 (1): 53-59
Madesha, Wellington., Chidoko, Clainos., & Zivanomoyo, James. 2013. Empirical Test of
Relationship between Exchange Rate and Inflatian. Journal of Economics and Sustainnable
Development. Journal of Economics and Sustainable Development, 4(1): 52-58
Sukirno, Sadono. 2011. Pengantar Makroekonomi. Edisi ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Fathina, Hana. (2022). Apa itu Cadangan Devisa? Ini Manfaat, Jenis, Beserta Contohnya.
Retrieved from https://ekonomi.bisnis.com/read/20221126/9/1602330/apa-itu-cadangan-
devisa-ini-manfaat-jenis-beserta-contohnya
Wilaga, S. (2021). Analisis Kurs, Pdb, Bi Rate, Dan Cadangan Devisa Terhadap Neraca
Perdagangan Indonesia Tahun 1990 – 2019. Skripsi Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Astuti, I., & Ayuningtyas, F. (2018). Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, Volume 19, Nomor 1: 1-10.
Nababan, Maria., Haryadi, Nurjanah, Rahma. (2021). Analisis pengaruh impor barang konsumsi,
impor barang modal, dan impor bahan baku/penolong terhadap PDB Indonesia Tahun 2000-
2018. E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Vol. 10. No.2: 99

Anda mungkin juga menyukai