Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian


Indonesia
yang diampu oleh Ibu Ikramina Larasati Hazrati Hafidz S.H., MBA., Ph.D

Disusun Oleh:

1. Andi Rizkika (20190101385)


2. Aqilla Fadia Haya (20190101433)
3. Lidya Marika (20190101434)
4. Livia Mokodaser (20190101235)
5. Melanie (20190101233)
6. Novelia Tyas Dewi (20190101450)
7. Novy (20190101170)
8. Rista (20190101198)
9. Sherly Aprilia (20190101204)
10. Yoza Aresta (20180101654)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Kebijakan Perdagangan Luar Negeri” tepat pada waktunya.

Dasar penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perekonomian Indonesia. Terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun untuk
kebaikan di masa yang akan datang.

Atas perhatian dan kerja samanya, penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 15 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................1
LANDASAN TEORI...........................................................................................................................1
2.1 Pengertian, Pengaruh pandemi Covid-19, Instrumen dan Tujuan kebijakan Ekonomi
Internasional....................................................................................................................................1
2.1.1 Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional.................................................................1
2.1.2 Pengaruh pandemi Covid-19..............................................................................................1
2.1.3 Instrumen kebijakan ekonomi internasional....................................................................1
2.1.4 Tujuan kebijakan ekonomi internasional.........................................................................2
BAB III...............................................................................................................................................12
PEMBAHASAN.................................................................................................................................12
3.1 Pembahasan.............................................................................................................................12
Gambar 2.............................................................................................................................................13
Gambar 4.............................................................................................................................................13
BAB IV...............................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................16
4.2 Saran.........................................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau
kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perdagangan internasional yang mengarah pada pasar bebas ini pada dasarnya akan membuka
peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif dan
sebaliknya sehingga akan membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar
domestik. Hal ini dapat memungkinkan para pelaku usaha di satu negara berlomba-lomba
untuk mendapatkan akses pasar dan mendominasi pasar dari negara lain.

Dalam perdagangan Internasional yang ruang lingkupnya luas, tentu dibutuhkan suatu
kebijakan untuk mengatur kegiatan perekonomian tersebut. Karena tanpa sebuah kebijakan,
roda perekonomian akan berjalan secara tidak teratur dan terarah.Maka makalah ini akan
menjelaskan mengenai kebijakan perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh Covid-19 terhadap perdagangan luar negeri?
2. Bagaimana pengaruh ekspor luar negeri terhadap perekonomian Indonesia?
3. Apa pengaruh investasi di Indonesia terhadap ekspor perdagangan luar negeri ?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan proses perdagangan luar negri baik proses dari
dalam dan luar Indonesia seperti proses negoisasi import dan eksport, pengelompokan
barang-barang import dan eksport, proses transaksi, dan sebagainya. Selain itu menjelaskan
secara detail apa itu Perdagangan Internasional, bagaimana prosesnya dan pihak-pihak mana
saja yang terlibat menjelasan proses naik turun perdagangan luar negri di Indonesia, kendala-
kendala apa saja yang dihadapi termasuk bagaimana proses berjalannya pergadangan luar
negri ini dalam masa pandemi, dan sebagainya.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian, Pengaruh pandemi Covid-19, Instrumen dan Tujuan kebijakan


Ekonomi Internasional
2.1.1 Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu
negara yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor.

2.1.2 Pengaruh pandemi Covid-19


Perekonomian Indonesia dicatat pada kuartal III 2020 oleh BPS bahwa mengalami
penuruanan sebesar 3,49% (yoy), dibandingkan dengan kuartal dua sebelumnya yang
mengalami penuruanan sebesar 5,32% (yoy). Penurunan pertumbuhan ekonomi ini
dimulai dari akibat pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah
daerah.

Dilihat tahunan, hampir semua struktur Produk Domestik Bruto (PDB) pada sektor
lapangan usaha mengalami kontraksi (resesi). Kontraksi tertinggi oleh sektor
transportasi dan pergudangan sebesar -16,7% (yoy) dan perdagangan -5,03% (yoy).
Dari sisi pengeluaran, penurunan yang tinggi terjadi pada impor sebesar -21,86%
(yoy) dan ekspor sebesar -10,82% (yoy). Konsumsi rumah tangga menjadi pengendali
perekonomian Indonesia mengalami kontraksi 4,04% (yoy).

2.1.3 Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi:

1) Kebijakan perdagangan internasional misalnya pengenaan tarif terhadap


barang impor, bilateral, trade agreement , pengenaan kuota impor danekspor,
dll.

2) Kebijakan pembayaran internasional misalnya pengawasan terhadap lalu


lintas devisa, pengaturan lalu lintas modal jangkapanjang.

3) Kebijakan bantuan luar negeri misalnya pinjaman/hutang (loans),bantuan


untuk rehabilitasi serta pembangunan, dll.

1
2.1.4 Tujuan kebijakan ekonomi internasional Antara lain :

1) Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan


internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.

2) Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas.


Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan
memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan
meningkat. Maka untuk mendorong perdagangan
internasional,hambatan/restriksi dalam perdagangan internasional seperti
tarif,kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti
mengarah ke perdagangan bebas.

3) Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri daripersaingan


barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuotaimpor.

4) Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami


defisit dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah.
Maka diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan
neraca pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini ummnya berbentuk
pengawasan devisa(exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya
mengatur/mengawasi lalu lintas tapi juga modal.

5) Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu


negara pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya dengan
kebijakan seperti:

 Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh


(infant-industries).
 Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong
imporbarang-barang yang lebih esensial.
 Mendorong ekspor.

2
a. Kebijakan ekspor dan impor

Menurut (Dritsaki & Stiakakis, 2014) bahwa hubungan antara investasi asing
langsung, ekspor dan pertumbuhan ekonomi di kroasia. Sedangkan, Ekspor tidak
terpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi (Wulandari & Zuhri, 2019).

Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional diantaranya:

1) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang


yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya.

2) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor


adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor.

3) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan


menetapkan barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah dari pada
harga di dalam negeri.

4)Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing


pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.

5) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang


ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri.

Seperti halnya penelitian (Ismanto et al., 2019) kurs dan impor mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia sendiri menurut penelitian
(Febriyanti, 2019) ekspor lebih dominan dalam mempengaruhi produk domestik
bruto. Indonesia perlu meningkatkan nilai ekspor dengan cara melakukan diversifikasi
serta meningkatkan daya saing produk (Fitriani, 2019).

Kebijakan Impor dalam perdagangan Internasional diantaranya:

1) Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan pembebanan pajak atas


barang-barang impor atau barang yang masuk ke Indonesia.

2) Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi masuknya


barang impor dalam negeri.

3
3) Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang
disediakan untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga
importir mau tidak mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan
dibeli.

4) Kebijakan subsitusi impor, kebijakan mengadakan subsitusi impor


ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan
mendorong produsen luar negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang
yang di impor dalam negeri.

5) Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah


untuk menurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan
sengaja.

b. Kebijakan Tarif dan Non-Tarif

Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis
pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific
tariff’s) dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad
valorem (ad valorem tariff’s) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan presentase
tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor.

4.1.1 Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) Adalah suatu kebijakan proteksionis
terhadap barang–barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-
barang sejenis yang diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan
pungutan beamasuk kepada setiap barang impor yang masuk untuk
dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.

 Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:

1) Bea ekspor (export duties)

2) Bea transito (transit duties)

3) Bea impor (import duties)

 Jenis tarif:

1) Ad valorem duties

2) Specific duties

4
3) Specific ad valorem atau compound duties

 Sistem tarif:

1) Single-column tariffs

2) Double-column tariffs

3) Triple-column tariffs

Efek tarif :Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai


efekterhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barangtersebut.
Beberapa sfek tarif tersebut adalah:

1) Efek terhadap harga (price effect ).

2) Efek terhadap konsumsi (consumption effect ).

3) Efek terhadap produk (protective/import substitution effect )

4) Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect ).

Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) Adalah berbagai kebijakan


perdagangan selain bea masuk yang dapatmenimbulkan distorsi, sehingga mengurangi
potensi manfaat perdaganganinternasional.

A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff


barrier) sebagai berikut:

1) Pembatasan spesifik (specific limitation):

a.Larangan impor secara mutlak.

b.Pembatasan impor (kuota sistem).

c.Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.

d.Peraturan kesehatan atau karantina.

e.Peraturan pertahanan dan keamanan negara.

f.Peraturan kebudayaan.

g.Perijinan impor.

h.Embargo.

5
i.Hambatan pemasaran atau marketing.

2)Peraturan bea cukai (customs administration rules):

a.Tata laksana impor tertentu (procedure).

b.Penetapan harga pabean.

c.Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forexcontrol).

d.Consulate formalities

e.Packaging/labeling regulations.

f.Documentation needed.

g.Quality and testing standard.

h.Pungutan administasi (fees).

i.Tariff classification.

3) Partisipasi pemerintah (government participation):

a. Kebijakan pengadaan pemerintah.

b. Subsidi dan insentif ekspor,

c. Counter valuing duties.

d. Domestic assistance programs.

e. Trade-diverting.

f.Import charges

g.Import deposits.

h.Supplementary duties.

i.Variable levies.

c. Kebijakan Perdagangan lainnya

Ada tiga kebijakanekonomi/perdagangan internasional lainnya, antara lain:

1) Politik Proteksi

6
Politik Proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri
yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang
impor.Tujuan kebijakan proteksi adalah:

a.Memaksimalkan produksi dalam negeri.

b.Memperluas lapangan kerja.

c.Memelihara tradisi nasional.

d.Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri


pada satu komoditi andalan.

e.Menjaga stabilitas nasional, yang di khawatirkan akan terganggu jika


bergantung pada negara lain.

2) Politik Dagang

Bebas Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan


perdagangan bebas antat negara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan
perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang dimana
suatu negara memiliki keunggulan komparatif.

3) Politik Autarki

Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri
dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun militer,
sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang
menganjurkan adanya perdagangan bebas. Perangkat kebijakan perdagangan lainnya:

1) Proyek pengadaan pemerintah (National procurement)Pembelian-pembelian


oleh pihak pemerintah ataupun perusahaan-perusahaan yang diatur secara
ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam negeri,
meskipun barangkali barang-barang tersebut sebenarnya lebih mahal daripada
barang yang sejenisyang diimpor.

2) Hambatan-hambatan birokrasi (red-tape-barrier)Terkadang pemerintah


ingin membatasi impor tanpa melakukannyasecara formal.

7
D. Perkembangan Model Ekspor

Perkembangan ekspor dijunjung tinggi oleh para pembuat kebijakan bersama dan publik,
terutama yang berpengaruh pada ekonomi mikro dan makro yang didapat dari perdagangan
eksternal. Karena terbatasnya ruang lingkup dari teori ekonomi, banyak peneliti yang
mengadopsi pendekatan yang lebih mikroskopik. Studi mereka menghasilkan berbagai model
dimana perusahaan pribadi menuntun, berkembang, dan menopang ketelibatannya dalam
ekspor (Haar dan Ortiz-Buonafina, 1995 dalam Leonidas dan Constantine S, 1996). Model-
model ini tidak hanya berfokus pada rasional ekonomi dari proses perkembangan ekspor,
seperti pada teori perdagangan internasional, namun juga dikonsetrasikan pada perilaku dari
perusahaan yang berhubungan dengan perdagangan (Albaum, Strandskov Duern dan Dowl
1994 dalam Leonidas dan Constantine S 1996). Berikut ini adalah para peneliti yang telah
mencoba mengembangkan model-model ekspor :

1). Johansen dan Wiedersheim-Paul (1975)


Mengungkapkan suatu model yang menekankan pada bentuk organisasi atas
keterlibatan suatu negara dalam bisnis internasional. Ditemukan bahwa konsep kunci
dari perkembangan model ekspor adalah jarak fisik, ditentukan sebagai ratarata faktor
dari gangguan informasi antara perusahaan dan pasar asing. Berdasarkan konsep ini
perusahaan lebih memilih negara dengan psikologi tertutup, dengan resiko yang lebih
rendah.

2). Bilkey dan Tesar (1977)


Mengungkapkan proses pengembangan ekspor dari perspektif peningkatan
ketergantungan perusahaan berdasarkan jarak suatu negara secara psikologis. Uji
empiris model ini menyatakan bahwa aktivitas ekspor dapat ditinjau sebagai proses
pembelajaran, dimana perusahaan secara berangsurangsur menjadi familiar dengan
operasi dan pasar internasional.

3). Wiedersheim-Paul, Olson dan Welch (1978)


Pada tahap pre-engagement, proses ekspansi perusahaan membutuhkan fokus
terhadap investigasi terhadap model ini. Berdasarkan keinginan perusahaan untuk
melakukan ekspor dan kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan informasi.

4). Cavusgil (1982)


Proses pengembangan ekspor disusun untuk mendapatkan suatu keputusan yang baik
melalui manajemen selama periode tertentu, yang berpedoman terhadap konsep

8
perilaku ekspor. Perkembangan ekspor didapatkan sebagai hasil dari keputusan
manajer.

5). Czinkota (1982)


Mengembangkan suatu model yang bertujuan untuk mendeteksi perbedaan antara
beberapa tipe dari beberapa tipe perusahaan manufaktur dengan menggunakan
asistensi pengambilan ekspor pemerintah. Hasil empiris dari penelitian ini adalah
bahwa perusahaan memiliki pertimbangan yang berbeda dalam aspek organisasi,
manajerial dan karakteristik internal perusahaan.

6). Barett dan Wilkonson (1986)


Menyatakan suatu model yang berfokus pada tingkatan keterlibatan ekspor dari
perusahaan. Model ini menunjukkan tingkat signifikasi yang berbeda antara
perusahaan dalam level yang berbeda berdasarkan top manajemen, seperti
karakteristik personal, orientasi perencanaan aktivitas luar negeri, dan tingkah laku
dalam bisnis internasional.

7). Moon dan Lee (1990)


Berusaha menjelaskan proses ekspor yang dinamis dengan menciptakan beberapa
variabel independen. Berdasarkan penelitian ada tiga perbedaan level dari ekspansi
ekspor menjadi tahap lower, middle, dan higher.

8). Rao dan Naidu (1992)


Memiliki empat kategori perusahaan berdasarkan tingkat aktivitas ekspor mereka, non
exporters, export interders, sporadic exporters, dan regular exporters.

9). Recently, Crick (1995)


Menawarkan konsep internasionalisasi perusahaan yang melakukan ekspor
berdasarkan kriteria dari Bilkey dan Tesar (1977) dan Czinkota (1982). Dia
mengkategorikan perusahaan kepada tiga tipe, yaitu : non-eksportir, pasif eksportir,
dan aktif eksportir.

E. Orientasi Pasar Ekspor

Perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis menempatkan kepuasan konsumen sebagai


sasaran utamanya. Seperti yang ditulis oleh Adam Smith pada tahun 1970-an yang dikenal

9
dengan konsep marketing. Selama beberapa dekade terakhir ini, konsep marketing hanya
berupa sebuah artikel belaka, bukannya sebuah landasan untuk membangun sebuah bisnis.
Hal inilah yang menyebabkan akademisi mengembangkan konsep “orientasi pasar”, untuk
menggantikan konsep marketing yang telah dilupakan orang.

Fokus kepada kompetitor adalah bagaimana cara perusahaan untuk mengidentifikasi


kekuatan dan kelemahan lawan dan bagaimana menyikapinya agar tetap bertahan. Mengacu
pada Day dan Wensley, saat permintaan pasar dapat diprediksi, struktur kompetisi stabil,
dengan adanya beberapa kompetitor yang tangguh, maka perusahaan harus menitikberatkan
kepada kompetitor. Semakin sedikit derajat serangan dari kompetitor akan memberikan
dampak positif bagi kinerja.“fokus kepada kompetitor akan meningkatkan market sare pada
pasar yang stabil dan dapat diprediksi”.

Ukuran orientasi pasar ekspor memberikan informasi yang bernilai mengenai bagaimana
orientasi pasar ekspor berhasil dibandingkan orientasi lainnya. Noting Moorman`s (1995)
dalam cadogan, 1999b memberikan komentar kebanyakan organisasi terdiri dari campuran
budaya, diharapkan ukuran orientasi pasar ekspor berada pada produk atau pasar yang lebih
spesifik untuk memberikan hasil yang lebih potensial.

Pengaruh Investasi di Indonesia terhadap perdagangan luar negeri

Kegiatan ekonomi secara garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan


memproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa. Unit-unit kegiatan ekonomi memproduksi
barang dan jasa dan hasil kegiatan produksi adalah pendapatan yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang telah dimiliki oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Hal penting
juga dari tahun ke tahun faktor investasi dan ekspor juga akan mendapat perhatian ikut
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja

di Kalimantan Timur.

Menurut Dornsbusch dan Fischer, 1997, teori ekonomi, investasi akan berdampak terhadap
pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya berimplikasi terhadap kesempatan kerja di suatu
wilayah. Menurut valentina (2006), Investasi baik berbentuk FDI (foreign direct investment)
dan investasi domestik berpengaruh signifikan terhadap level pertumbuhan Produk Domestik
Bruto (PDB) di Indonesia. sedangkan menurut Dewi (2009), beberapa penelitian
menunjukkan bahwa adanya investasi yang dilakukan di suatu daerah, baik itu asing (PMA)

10
maupun domestik (PMDN) akan mengakibatkan penyerapan tenaga kerja sehingga proses
produksi menjadi produktif.

Adanya peningkatan investasi yang ditanamkan dalam suatu industri akibat meningkatnya
permintaan akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja dalam kegiatan produksi tersebut.
Seperti yang dikemukakan oleh Wie (2000) dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dibutuhkan faktor produksi. Disamping modal, maka peralatan lain secara mutlak
dibutuhkan pula yaitu tenaga kerja. Pada hakekatnya terdapat hubungan fungsional antara
produksi tenaga kerja. Dengan demikian setiap perubahan kegiatan produksi tentu akan
mengubah kuantitas tenaga kerjanya.

Jika pengembangan perdagangan luar negeri berada dalam skedul IS, maka ekspor netto di
dalam perekonomian terbuka merupakan komponen dari permintaan agregat (Dornbusch dan
Fischer, dalam Dewi, 2009). Pihak asing membeli sebagian dari output domestik (ekspor) dan
produsen mancanegara menerima sebagian masyarakat dalam negeri (impor). Hal ini
menimbulkan perubahan sehingga pengeluaran di dalam negeri. Sebelumnya. Pengeluaran
dalam negeri merupakan fungsi dari konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah, tetapi
sekarang fungsinya menjadi variabel ekspor dan impor menentukan output dalam negeri.

Perdagangan luar negeri punya peran besar dalam menunjang perekonomian Indonesia pada
umumnya. Aktivitas perdagangan ini bisa dilihat dari nilai ekspor dan impor yang dicatat
setiap tahunnya. Melalui kegiatan ekspor maka diperoleh devisa dan dengan kegiatan impor
didapatkan bahan baku dan barang modal sebagai input/faktor produksi atau kebutuhan lain
yang diperlukan dalam pembangunan.

11
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Pengaruh pandemi Covid-19 melumpuhkan seluruh negeri di dunia, tidak terkecuali
Indonesia, dimana Pandemi Covid-19 sudah meruntuhkan perekonomian Indonesia sampai
terletak di jurang resesi. perekonomian Indonesia lebih bertabiat domestik dimana kebutuhan
Negera-nya lebih banyak dipadati oleh produk Negera-nya sendiri dibanding dengan impor
serta ekspor barang. Dalam sepuluh tahun terakhir, volume perdagangan Indonesia setiap
tahunnya berfluktuatif.

Pada tahun 2019 aktivitas ekspor dan impor mengalami penurunan yang signifikan
dibandingkan tahun sebelumnya. Jika ekspor menurun sekitar 6,85%, impor menurun lebih
dalam yaitu mencapai 9,53%. Penurunan ekspor terjadi hampir disemua sektor termasuk
migas, kecuali produk-produk pertanian. Sementara itu, nilai impor yang menurun
disebabkan oleh penurunan impor barang konsumsi yang mencapai 16,8%.

Perekonomian Indonesia dicatat pada kuartal III 2020 oleh BPS bahwa mengalami
penuruanan sebesar 3,49% (yoy), dibandingkan dengan kuartal dua sebelumnya yang
mengalami penuruanan sebesar 5,32% (yoy). Penurunan pertumbuhan ekonomi ini dimulai
dari akibat pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Dilihat tahunan, hampir semua struktur Produk Domestik Bruto (PDB) pada sektor lapangan
usaha mengalami kontraksi (resesi). Kontraksi tertinggi oleh sektor transportasi dan
pergudangan sebesar -16,7% (yoy) dan perdagangan -5,03% (yoy).

Dari sisi pengeluaran, penurunan yang tinggi terjadi pada impor sebesar -21,86% (yoy) dan
ekspor sebesar -10,82% (yoy). Konsumsi rumah tangga menjadi pengendali perekonomian

12
Indonesia mengalami kontraksi 4,04% (yoy). Berikut ini adalah data PDP Indonesia sebelum
dan saat terjadinya Covid-19.

Gambar 1

Gambar 2
Gambar 1. PDB Indonesia Januari 2018 – Juli 2020 (dalam million dollar)

Dari gambar 1 diketahui bahwa pdb indonesia tertinggi berada pada bulan oktober 2019,
mulai mengalami penurunan di awal tahun 2020 hingga akhirnya berada pada posisi terendah
di bulan juli 2020. Pada fase ini terjadi perunanan drastis perekonomian indonesia sehingga
memerlukan respon kebijakan yang demikian rumit baik dari segi kesehatan, stimulus fiscal,
stimulus moneter dan juga sektor keuangan.

Gambar 3

Gambar 4
Gambar 2. Perubahan Pengeluaran Masyarakat Saat Pandemi Covid-19

Pemberlakuan PSBB di masyarakat lihat gambar 2 hampir 53% mengalami peningkatan


pengeluaran dibandingkan awal pandemi. Setelah berbulan-bulan lamanya aktivitas
perekonomian dihentikan, akhirnya pemerintah membuat pelonggaran pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) di beberapa daerah dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan,
sehingga bulan September 2020 PDB Indonesia mulai mengalami pertumbuhan. Beberapa

13
perusahaan mulai mengaktifkan kegiatannya sehingga banyak masyarakat yang mulai bekerja
dan mendapatkan penghasilannya kembali. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui adanya
pengaruh perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun
penelitian.

Pengaruh ekspor luar negeri terhadap perekonomian Indonesia, sangat berpengaruh


terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam teori dasar perdagangan internasional,
ekspor suatu negara ada berfluktuatif kelebihan penawaran domestik atau produksi barang
atau jasa yang tidak dikonsumsi konsumen negara tersebut. Tingkat ekspor yang tinggi akan
memberikan pendapatan yang tinggi bagi suatu Negara, sehingga semakin tinggi ekspor akan
membuat neraca pembayaran Negara menjadi surplus dan berpengaruh positif terhadap
perkembangan ekonomi Negara.

H1: Ekspor berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi masa Pandemi Covid-19

Impor Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Semakin tinggi impor,


semakin tinggi konsumsi suatu Negara sehingga menyebabkan neraca pembayaran Negara
semakin defisit yang pada akhirnya berpengaruh negatif terhadap perkembangan
perekonomian Negara.

Sejalan dengan (Ismanto et al., 2019) bahwa impor memiliki pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan hasil penelitian oleh (Putra, 2012), (Pridayanti, 2014)
berpendapat bahwa impor berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Berbanding
terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fitriani, 2019) yang berpendapat bahwa
impor tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

H2: Impor berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi masa Pandemi Covid– 19

Transaksi Ekspor dan Impor secara Simultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masa Pandemi
Covid–19

Transaksi ekspor dan impor akan memberikan keuntungan bagi masing-masing Negara
terutama akan mendatangkan devisa Negara. Sesuai (Febriyanti, 2019) menyatakan bahwa
secara simultan variabel ekspor dan impor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

H3 : Ekspor dan Impor secara Simultan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masa
Pandemi Covid–19

14
Pengaruh investasi di Indonesia terhadap ekspor perdagangan luar negeri, Pada pasar
internasional yaitu menempati peringkat ketiga sebagai negara produsen dan pengekspor kopi
terbesar di dunia setelah Brasil dan Vietnam (House of Infographics, 2013). Perspektif peran
dan peringkat ekspor kopi Indonesia, memberi petunjuk bahwa sampai sekarang dan
diperkirakan juga pada masa yang akan datang, pengelolaan subsektor perkebunan kopi
memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Bahkan pada pasar internasional, kopi
merupakan komoditas kedua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak mentah.
Pada tatanan pasar internasional, harga yang fluktuatif nampaknya adalah merupakan ciri
yang terus berkelanjutan karena dipengaruhi oleh gejolak produksi kopi dunia. Jika dilihat
dari sisi permintaan, konsumsi kopi dunia cenderung mengalami peningkatan yang cukup
tinggi sehingga ICO menghimbau negara-negara produsen kopi untuk meningkatkan
produksi dan kualitas kopi untuk mengatasi masalah ketatnya pasokan dan meningkatnya
konsumsi kopi dunia.

Selain itu, bahwa ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan merupakan
salah satu bentuk partisipasi para akademisi untuk mewujudkan arah untuk mewujudkan
efisien, produktif dan berdaya saing tinggi untuk kemakmuran rakyat secara berkeadilan dan
berkesinambungan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dampak covid-19 terhadap perdagangan luar negeri, ekspor, dan investasi di Indonesia
terhadap ekspor perdagangan luar negeri

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor adalah dengan memberi premi kepada badan
usaha yang melakukan ekspor Seperti halnya penelitian (Ismanto et al., 2019) dengan kurs
dan impor yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dimasa Pandemi
Covid 19. Pada tahun 2019 aktivitas ekspor dan impor mengalami penurunan yang signifikan
dibandingkan tahun sebelumnya. Jika ekspor menurun sekitar 6,85%, impor menurun lebih
dalam yaitu mencapai 9,53%. Di Indonesia sendiri menurut penelitian (Febriyanti, 2019)
ekspor lebih dominan dalam mempengaruhi produk domestik bruto. Kebijakan Impor dalam
perdagangan Internasional yaitu Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan
pembebanan pajak atas barang-barang impor atau barang yang masuk ke Indonesia dengan
tarif spesifik (specific tariff's) dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor,
sedangkan tarif ad valorem (ad valorem tariff's) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan
presentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor.

4.2 Saran
Untuk mendorong perdagangan internasional,hambatan/restriksi dalam perdagangan
internasional seperti tarif,kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Maka

16
diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran
internasionalnya dengan mengurangi impor barang yang non esensial dan mendorong impor
barang-barang yang lebih esensial.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Ekonomi-Qu
https://ejurnalunsam.id/index.php/jagris/article/view/1900

18

Anda mungkin juga menyukai