Anda di halaman 1dari 27

PASAR MODAL INDONESIA

MAKALAH

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Mata Kuliah


Manajemen Investasi Dan Pasar Modal

Dosen Pengampu : Erna Listyaningsih, SE., M.Si., PhD

Oleh :

GUSTARINA ANDINI NPM. 1986010205


HERLI ANGGARA NPM. 1986010215
KHAVID NORMASYHURI NPM. 1986010210

Program Study : Ekonomi Syari’ah / A

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Investasi
Dan Pasar Modal berkaitan dengan Pasar Modal Indonesia tepat pada waktu yang
telah ditentukan.yang akan digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Investasi Dan Pasar Modal yang diampu oleh Ibu Erna Listyaningsih,
SE., M.Si., PhD
Makalah ini merupakan hasil dari tugas kelompok bagi para mahasiswa, untuk
belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang Manajemen Investasi Dan Pasar Modal.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri
kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal
sesuai dengan yang diharapkan.Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa dalam mengetahui tentang Pasar Modal Indonesia
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membutuhkannya. Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan
datang

Bandar Lampung, 19 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sekilas perekonomian Indonesia...........................................................


B. Investor internasional............................................................................
C. Sejarah pasar modal Indonesia..............................................................
D. Hambatan pasar modal Indonesia.........................................................
E. Instrumen pasar modal..........................................................................
F. Sistem bursa efek..................................................................................
G. Sistem perdagangan..............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya sentimen investor
terhadap pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung negatif.
Langkah-langkah strategis terkait fiskal dan moneter sangat dibutuhkan untuk
memberikan rangsangan ekonomi. Seiring berkembangnya kasus pandemi
COVID-19, pasar lebih berfluktuasi ke arah yang negatif. Tidak hanya itu saja,
lambatnya kegiatan ekspor Indonesia ke China juga memiliki dampak yang
signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Lambatnya ekonomi global saat
ini sangat berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal
tersebut dapat dilihat pada analisis sensitivitas terhadap perekonomian
1
Indonesia. Berdasarkan analisis sensitivitas ditemukan bahwa ketika terjadi
pelambatan 1 % pada ekonomi China, maka akan mempengaruhi dan memiliki
dampak pada laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu sebesar -0,09 %.
Sejalan juga dengan analisis sensitivitas lanjutan dimana, setiap 1 %
perlambatan ekonomi Uni Eropa akan memiliki dampak pada laju pertumbuhan
ekonomi di Indonesia yaitu sebesar -0,07 %.
Dikutip dari laman (economy.okezone.com, Maret 2020) nilai rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencapai Rp.16.486 per USD. Hal ini
dikarenakan ketidakpastian akan penyebaran virus yang tengah mewabah di
seluruh dunia yaituCorona Covid-19. Farial Anwar selaku Ekonom Pasar Uang
mengatakan bahwa hampir semua pasar keuangan global terdampak. Dari pasar
modal hingga uang 'terpapar' virus corona Covid-19 tersebut. Ketidakpastian
tersebut membuat investor lari dari negara emerging market. Serta membawa
banyak dolar keluar dari Indonesia dan membuat rupiah anjlok. Kurs

1
Dito Aditia Darma Nasution, “Dampak Pandemi terhadap Perekonomian Indonesia” Jurnal
Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)
merupakan variabel makro ekonomi yang turut mempengaruhi pergerakan
harga saham. 2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sekilas tentang perekonomian Indonesia saat ini?


2. Apa Investor internasional ?
3. Bagaimana Sejarah pasar modal Indonesia ?
4. Bagaimana Hambatan dan Tantangan pasar modal Indonesia?
5. Apa saja Instrumen pasar modal ?
6. Bagaimana Sistem bursa efek ?
7. Bagaimana Sistem perdagangan bursa efek ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Sekilas tentang perekonomian Indonesia saat ini


2. Untuk mengetahui mengenai Investor internasional
3. Untuk mengetahui Sejarah pasar modal Indonesia
4. Untuk mengetahui Hambatan dan Tantangan pasar modal Indonesia
5. Untuk mengetahui Instrumen pasar modal
6. Untuk mengetahui Sistem bursa efek
7. Untuk mengetahui Sistem perdagangan bursa efek

2
https://www.cermati.com/artikel/ihsg-dan-rupiah-terinfeksi-virus-corona-harga-emas-
justruberkilau-berikut-datanya (Diakses Tanggal 19 September, 2020).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekilas perekonomian Indonesia
Kasus covid-19 muncul pertama kali di Wuhan, Cina, pada akhir tahun
2019. Penyebaran pandemi virus ini begitu cepat dari manusia ke manusia, dari
satu Negara ke Negara lain, sehingga menyebar ke seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Masuknya kasus wabah covid-19 ke Indonesia, diumumkan pada 2
Maret 2020. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran
wabah covid-19 ini, antara lain dengan melakukan physical distancing,
menggunakan masker, meliburkan sekolah, melakukan work from home, dan
sebagainya. Adanya penyebaran wabah covid-19 yang begitu cepat ini, tentu
saja membawa dampak terhadap perekonomian Indonesia. Indonesia
melakukan pembatasan keluar rumah, sehingga banyak sektor-sektor ekonomi
tertentu yang terkena dampak negatif dari virus tersebut. Ada beberapa
perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), misalnya yang
dilakukan oleh Ramayana di daerah Depok. Terdapat 87 karyawan Ramayana
di City Plaza Depok, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).3
Munculnya wabah Virus corona atau Covid-19 di Indonesia pasar modal
mengalami berbagai tantangan khususnya awal tahun ini sudah mengalami
penurunan karena munculnya wabah virus corona. Tapi salah satunya yakni
virus corona membuat aktivitas dunia terhambat. Wabah virus corona atau
COVID-19 telah menggoyang pasar saham dan pasar keuangan di dalam negri,
hingga mencetak rekor baru. Dan mengakibatkan Indeks Harga Saham
Gabungan atau ( IHSG ) anjlok dan terpukul ke level yang cukup rendah.
Dilihat dari data statistik yang dikutip dari laman resmi PT. Bursa Efek
Indonesia (BEI), IHSG sudah terjun bebas 13,44% sejak 1 Januari-28 Februari

3
Ifa Nurmasari, “Dampak Covid-19 Terhadap Perubahan Harga Saham dan Volume Transaksi
(Studi Kasus Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.)” JURNAL SEKURITAS (Saham, Ekonomi,
Keuangan dan Investasi ) Vol.3, No. 3, Mei 2020 h. : 230 – 236.
2020 (year to date). Selain IHSG, Rupiah ikut ‘terinfeksi’ virus corona. Nilai
tukar mata uang Garuda sudah tembus ke level 14.000 per USD. Data kurs
referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dari Bank Indonesia (BI)
per 2 Maret 2020 menunjukkan, Rupiah terkoreksi ke angka 14.413 per USD.
Sejak 2 Januari 2020 dari level Rp13.895 per USD, kursrupiah telah melemah
sebesar 3,7%. “Pelemahan Rupiah pada awal Februari 2020, utamanya dipicu
sentimen Covid-19,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI,
Onny Widjanark.4
Tandelilin (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor makroekonomi secara
empiris telah terbukti mempunyai pangaruh terhadap kondisi pasar modal di
beberapa Negara. Oleh sebab itu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) di BEI sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor makro ekonomi.
Menurut Tandelilin (2010) variabel makro ekonomi yang mempengaruhi pasar
modal yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi, tingkat suku bunga dan
kurs rupiah. Inflasi merupakan suatu variabel ekonomi makro yang
menggambarkan kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode tertentu.
Inflasi akan cenderung meningkatkan biaya produksi dari perusahaan, sehingga
margin keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah. Dampak lanjutan
dari hal ini adalah menjadikan harga saham di bursa menjadi turun. Apabila hal
ini dialami oleh banyak perusahaan di pasar modal maka kinerja IHSG juga
akan menurun.5

B. Investor internasional
4
Nastiti Rizky Shiyammurti, “Dampak Pandemi COVID-19 di PT Bursa Efek Indonesia”
Journal of Accounting Taxing and Auditing (JATA) Vol. 1, No. 1, Februari 2020.
5
Spagnuolo, G., De Vito, D., Rengo, S., & Tatullo, M. COVID-19 Outbreak: An Overview on
Dentistry. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17 (2020).
1. Makna Investasi Asing
Istilah penanaman modal atau investasi berasal dari Bahasa Latin, yaitu
“investire” (memakai), sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut
“investment”. Investasi internasional merupakan penanaman modal dari
investor asing yang bekerjasama dengan investor dalam negeri untuk
melakukan usaha di Indonesia.
Ada tiga pengertian investasi, yaitu:
a. suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaan
lainnya;
b. suatu tindakan membeli barangbarang modal; dan
c. pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di
masa yang akan dating
Penanaman modal asing atau investasi asing merupakan merupakan
suatu kegiatan penanaman modal yang didalamnya terdapat unsur asing
(foreign element), unsur asing yang dapat ditentukan oleh adanya
kewarganegaraan, asal modal, dan lain sebagainya yang berbeda. Penanaman
modal asing diperlukan oleh Indonesia untuk membantu pertumbuhan dan
pembangunan negeri ini. Keperluan kehadiran asing di Indonesia, karena
sumaber daya manusia yang maju dimiliki oleh investor asing. Di samping
itu, teknologi untuk pengolahan sumber daya alam yang unggul dimiliki oleh
penanaman modal asing. Teknologi yang unggul tersebuh yang dapat
diharapkan oleh Indonesia untuk terjadinya alih teknologi dari penanaman
modal asing kepada Indonesia.6

2. Investasi Langsung dan Tidak Langsung

6
Rumawi, “Aspek Hukum Investasi Asing dalam Portofolio Pasar Modal”
Ada dua jenis investasi. Pertama ialah Investasi Langsung (Direct
Investment) dimana investor dapat langsung berinvestasi dengan membeli
secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan. Investasi ini
merupakan aset-aset riil (real assets) yang melibatkan aset berwujud, misalkan
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan, dan lainnya. Investasi secara langsung selalu dikaitkan
adanya keterlibatan secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan
pengelolaan modal. Dalam penanaman modal secara langsung, pihak investor
langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan usaha dan bertanggung jawab
secara langsung apabila terjadi suatu kerugian. 
Kedua ialah Investasi Tidak Langsung (Portfolio Investment) dimana
investor dapat melakukan investasi namun tidak terlibat secara langsung dan
cukup dengan memegangnya dalam bentuk saham dan obligasi. Investasi tidak
langsung pada umumnya merupakan investasi jangka pendek yang mencakup
kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Investasi ini disebut
sebagai investasi jangka pendek karena pada umumnya mereka melakukan jual
saham dan atau mata uang dalam jangka waktu yang relatif singkat, tergantung
kepada fluktuasi nilai saham dan atau mata uang yang hendak mereka
perjualbelikan.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal sebenarnya sudah membedakan secara tegas antara investasi langsung
(direct investment) dan investasi tidak langsung (portfolio investment). Hal ini
dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 2 undang-undang tersebut, yang
mengatakan: “yang dimaksud dengan penanaman modal di semua sektor di
wilayah negara Republik Indonesia adalah penanaman modal langsung dan
tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau portofolio.

C. Sejarah pasar modal Indonesia


Pengertian pasar modal menurut UU Pasar Modal RI No 8 tahun 1995
didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.1Berikut
merupakan pendapat para ahli mengenai pasar modal.7
Menurut Sunariyah:“Pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termaksud didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan, serta seluruh surat-surat berharga yang
beredar. Sedangkan dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar (tempat
berupagedung) yang disiapkan untuk memperdagangkan saham-saham,
obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnyadengan memakai jasa para
perantara pedagang efek.8
Menurut Fahmi dan Hadi: “Pasarmodal adalah tempat dimana berbagi
pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari
hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana
atau untuk memperkuat dana perusahaaan.”9
Dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah tempat pertemuan antar
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan
dana (perusahaan) dengan cara memperjualbelikan sekuritas baik berupa
saham, obligasi, maupun jenis surat berhargalainnya melalui jasa perantara
perdagangan efek
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka.Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda
dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau

7
Undang-undang tentang Pasar Modal, UU no 8 tahun 1995, Lembaran Negara No 64 tahun
1995, Tambahan Lembaran Negara no. 3608
8
Sunariyah,Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011, h. 4.
9
rham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi: Teori dan Soal
Jawab, Alfabeta, Bandung, 2011, h. 41.
VOC.Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya.Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali
pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di
Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:10
1. Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda
2. 1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
3. 1925 – 1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya
4. Awal 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang
dan Surabaya ditutup
5. 1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia
II
6. 1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif
7. 1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
8. 10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT
Semen Cibinong sebagai emiten pertama

10
https://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/
9. 1977 – 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
10. 1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
11. 1988 – 1990 Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat
12. 2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer
13. Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
14. 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
15. 13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
16. 21 Desember 1993 Pendirian PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO)
17. 22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
18. 10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996
19. 1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
20. 6 Agustus 1996 Pendirian Kliring Penjaminan Efek Indonesia(KPEI)
21. 23 Desember 1997 Pendirian Kustodian Sentra Efek Indonesia(KSEI)21
Juli 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia
22. 28 Maret 2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak
jauh (remote trading)
23. 09 September 2002 Penyelesaian Transaksi T+4 menjadi T+3
24. 06 Oktober 2004 Perilisan Stock Option
25. 30 November 2007 Penggabugan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjandi Bursa Efek Indonesia
(BEI)
26. 08 Oktober 2008 Pemberlakuan Suspensi Perdagangan
27. 10 Agustus 2009 Pendirian Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI)
28. Agustus 2011 Pendirian PT Indonesian Capital Market Electronic Library
(ICaMEL)
29. Januari 2012 Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
30. Desember 2012 Pembentukan Securities Investor Protection Fund (SIPF)
31. 2012 Peluncuran Prinsip Syariah dan Mekanisme Perdagangan Syariah.
32. 02 Januari 2013 Pembaruan Jam Perdagangan
33. 06 Januari 2014 Penyesuaian kembali Lot Size dan Tick Price
34. 12 November 2015 Launching Kampanye Yuk Nabung Saham
35. 10 November 2015 TICMI bergabung dengan ICaMEL
36. 2015Tahun diresmikannya LQ-45 Index Futures
37. 02 Mei 2016 Penyesuaian Kembali Tick Size
38. 18 April 2016 Peluncuran IDX Channel
39. Desember 2016 Pendirian PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI)
40. 2016 Penyesuaian kembali batas Autorejection. Selain itu, pada tahun
2016, BEI ikut menyukseskan kegiatan Amnesty Pajak serta
41. 06 Februari 2017 Relaksasi Marjin diresmikannya Go Public
Information Center
42. 23 Maret 2017 Peresmian IDX Incubator
43. 07 Mei 2018 Pembaruan Sistem Perdagangan dan New Data Center
44. 26 November 2018 Launching Penyelesaian Transaksi T+2 (T+2
Settlement)
45. 27 Desember 2018 Penambahan Tampilan Informasi Notasi Khusus pada
kode Perusahaan Tercatat
46. April 2019 PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) mendapatkan izin
operasional dari OJK
D. Hambatan pasar modal Indonesia
Pasar modal Indonesia sebagai pasar modal kategori emerging market di
hadapkan pada hambatan dan tantangan-tantangan berikut ini:
1. Masih minimnya investor domestik.
2. Jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kinerja bagus
masih relatif sedikit.
3. Produk investasi pasar modal masih terbatas.
4. Sistem aturan yang belum sinkron.
5. Masih banyak jebakan emiten gorengan.
Pasar modal Indonesia dalam perjalanannya mengalami beberapa kali
guncangan yang hebat. Namun, dengan semakin membaiknya kondisi makro
ekonomi Indonesia, maka krisis tersebut dapat dilalui. Selanjutnya pasar modal
Indonesia memiliki peluang yang sangat besar menjadi pasar modal yang kuat
dan tangguh dengan banyaknya kelas menengah Indonesia yang potensial untuk
berinvestasi di pasar modal. Tantangannya adalah pengetahuan mereka masih
minim terkait investasi dipasar modal, sehingga keterlibatan masyarakat
Indonesia berinvestasi di pasar modal masih sangat rendah dibandingkan
dengan Negara- negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

E. Instrumen pasar modal


Adanya produk atau instrument yang beragam pada pasar modal
merupakan pilihan kepada investor untuk bertransaksi di pasar modal. Dengan
adanya beberapa pilihan ini akan semakin memudahkan investor dalam
berinvestasi. Investasi saham yang memiliki return dan risiko yang besar begitu
menarik minat para investor yang mamiliki agresifitas bertransaksi di pasar
modal. Dalam melakukan transaksi di pasar biasanya ada barang atau jasa yang
diperjual belikan. Begitu pula dalam pasar modal, barang yang diperjualbelikan
kita kenal dengan istilah instrument pasar modal.
Instrument pasar modal yang diperdagangkan berbentuk surat-surat
berharga yang dapat diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik instrument
pasar modal bersifat kepemilikan atau bersifat utang. Instrument pasar modal
yang bersifat kepemilikan diwujudkan dalam bentuk saham, sedangkan yang
bersifat utang diwujudkan dalam bentuk obligasi. Adapun masing-masing jenis
instrumen pasar modal dapat dijelaskan sebagai berikut.11
1. Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si
pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham
yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan
tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama
deviden. Pembagian deviden ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut. Membeli saham tidak ubahnya dengan
manabung. Imbalan yang akan diperoleh dengan kepemilikan saham
adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga.
Tidak terhingga ini bikan berarti keuntungan investasi saham biasa sangat
besar, tetapi tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya. Bila
perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar maka ada
kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan
11
Aminatuz Zahroh, “Instrumen Pasal Modal” Iqtishoduna Vol. 5 No. 1 April 2015.
yang besar pula. Karena laba yang besar tersebut menyediakan dana yang
besar untuk didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen12
Ada beberapa jenis saham dalam praktik, yang dapat dibedakan menurut
cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
Menurut cara peralihannya, saham dibedakan menjadi :
a. Saham atas unjuk (brearer stock ) Di atas sertifikat saham ini tidak
dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham atas unjuk,
seseorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau
memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang
Pemilik saham atas unjuk harus berhatihati membawa dan
menyimpannya, karena kalau saham tersebut hilang, maka pemilik
tidak dapat memindahkan gantinya.
b. Saham atas nama (registered stock ) .Di atas sertifikat saham ini
ditulis nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen peralihan
dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang
khusus memuat daftar nama pemegang saham. Kalau sertifikat ini
hilang, pemilik dapat meminta ganti. Semua perusahaan yang
menerbitkan saham merupakan saham atas nama.

Menurut manfaat yang diperoleh pemegang saham, saham dapat


dibedakan menjadi :
a. Saham biasa (common stocks )

12
Sigit Triandaru, Totok Budisantoso, Bank dan lembaga keungan lain edisi kedua, (Jakarta :
salemba Empat, 2006), h. 293-294.
1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2) Memiliki hak suara.
3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila
bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
b. Saham Preferen (preferred Stocks ) :
1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen.
2) Tidak memiliki hak suara.
3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus.
4) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikwidasi.
5) Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap

Keuntungan Pemegang Saham


a. Dividen, merupakan pembagian keuntungan yang di berikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang di hasilkan
perusahaan. Dividen di berikan setelah mendapatkan persetujuan dari
pemegang saham dalam RES. Jika seorang investor ingin
mendapatkan dividen, maka investor tersebut harus memegang saham
dalam kurun waktu yg cukup lama, yaitu hingga kepemilikan saham
tersebut berada dalam periode dimana di akui sebagai pemegang
saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen merupakan salah
satu daya tarik bagi penegang saham dengan orientasi jangka panjang.
(35)
b. Capital gain, yaitu merupakan selisis antara harga jual dan harga beli.
Capital gain terbentuk karena adanya aktifitas perdagangan saham di
pasar sekunder. Misalnya seorang investor membeli saham bank BRI
dengan harga persaham RP 900, kemudian beberapa waktu kemudian
investor tersebut menjual sahamnya dengan harga RP 200,00 yang
berarti investor tersebut mendapatkan capital gain sebesar RP 300,00
untuk setiap saham yang di jualnya. Di satu sisi, saham dapat
memberikan keuntungan bagi para pemegangnya, namun saham juga
mengandung beberapa resiko antara lain
2. Obligasi Adalah Salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik
bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan dalam
mendapatkan dana untuk pembangunan perusahaan. Adanya
pengetatan prosedur pinjaman di lembaga perbankan menyebabkan
pihak perusahaan yang sedang membutuhkan dana untuk ekspansi
bisnis atau melakukan pelunasan uangnya mulai melirik instrument
obligasi sebagai salah satu alternative penggalangan dana. Beberapa
alasannya di antarannya adalah penerbitan obligasi lebih mudah dan
fleksibel dibandingkan melakukan prosedur pinjaman di bank.
Obligasi memberikan penghasilan yang tetap yaitu berupa bunga yang
dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah
ditetapkan. Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi
disebabkan oleh sulitnya memperkirakan perkembangan suku bunga.
Padahal harga obligasi sangat tergantung dari perkembangan suku
bunga.Bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan meningkat,
pemegang obligasi akan menderita kerugian.

Obligasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu obligasi atas unjuk


( brearer bond ) dan obligasi atas nama.
Ciri- cirri obligasi atas unjuk antara lain :
1. Nama pemilik dan tidak tercantum dalam sertifikat obligasi
2. Kupon bunga yang dibayarkan tercantum dalam sertifikat
3. Sangat mudah dipindah tangankan
4. Sertifikat dank upon yang hilang tidak dapat diganti Umumnya
obligasi di Indonesia adalah jenis atas unjuk.
Pada obligasi atas nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik dank
upon bunga tercantum dalam sertifikat. Sedangkan obligasi atas nama
untuk bunga dan nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat tetapi
dicatat diperusahaan emiten guna mempermudah dalam pengiriman
bunga.
3. Reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada pengelola reksa dana untuk digunakan
sebagai modal berinvestasi. Setiap prospectus reksa dana akan
mencantumkan sasaran saat penawaran. Reksa dana adalah satu
bentuk investasi kolektif, yang memungkinkan bagi investor yang
memiliki tujuan investasi sejenis untuk mengumpulkan dananya, agar
dapat diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dikelola oleh
manajer investasi. Dalan bahasa Inggris, reksa dana kerap disebut
sebagai unit trust, mutual fund, atau investment fund.
Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Indonesia, reksa dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek (saham, obligasi, valuta asing,
deposito) oleh manajer investasi. Dengan kata lain, reksa dana
merupakan suatu wadah berinvestasi secara kolektif untuk
ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang
ditetapkan oleh fund manager atau manajer investasi. Pengertian
portofolio sendiri adalah sekumpulan sekuritas atau surat berharga
atau efek atau instrumen investasi yang berada dalam satu
pengelolaan. Sedangkan reksa dana syariah adalah reksa dana yang
pengelolaannya dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat
Islam. Reksa dana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada
obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya
bertentangan dengan syariat Islam, misalnya pabrik minuman
beralkohol, industri peternakan babi, jasa keuangan yang melibatkan
system riba dalam operasionalnya serta bisnis hiburan yang berbau
maksiat.13
4. Warrant adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga
yang sudah ditentukan. Biasanya warran dijual bersamaan dengan surat
berharga lainnya, misalnya obligasi dan saham.
Keuntungan membeli warrant :
a. Membeli warran seperti menabung, perbedaanya adalah surat tanda
menabung tidak dapat diperjual belika, sedangkan warran dapat
diperjual belikan.
b. Dengan membeli satu paket obligasi yang sertai warran, berarti
investor akan mendapat penghasilan dari dua sumber yaitu dari bunga
obligasi dan dari dividen saham biasa. Akan tetapi harga pemegang
warran yang menggunakan haknya. Yang akan menerima dividen.
Pemegang obligasi yang disetai warran kemungkinan akan mendapat
keuntungan dari capital gain.

Resiko Investasi warrant


a. Investor akan menerima bunga yang lebih rendah
b. Kesempatan mendapatkan capital gain hilang. Hal ini dapat terjadi saat
pelaksanaan hak, harga saham dibursa lebih rendah dari harga yang
disertai semula.

13
Nurul Setianingrum,Lembaga Keuangan Syariah (Jember: Stain Jember Press, 2013), h. 6.
c. Menurunnya EPS(pendapatan per saham ) bila emiten menerbitkan
warrant, jumlah saham yang beredar akan bertambah, jika pemegang
warrant menggunakan haknya.
d. Penambahan jumlah saham yang beredar juga akan menurunkan EPS.
5. Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa
(common stock) untuk membeli tambahan penerbitan saham baru.
Hak tersebut biasanya dicantumkan dalam anggaran dasar perusahaan,
dengan tujuan pemilik saham yang lama dapat mempertahankan dan
mengendalikan perusahaan, serta mencegah penurunan nilai kekayaan
pemilik saham lama. Mekanisme right ini dipandang lebih
menguntungkan dibandingkan harus meminjam ke bank karena dana
yang diperoleh lebih murah, tak ada biaya tambahan, profisi, dan
masalah administrasi bank lainnya, karena dana dipasok oleh
pemegang sahamnya sendiri. Mekanisme right bersifat
operasional,dimana hak untuk membeli saham pada harga tertentu
pada waktu yang telah ditetapkan dan diberikan pada pemegang
saham lama masa perdagangan berkisar 1-2 minggu.14

F. Sistem bursa efek


Bursa efek atau Bursa Saham (Stock exchange) adalah sebuah pasar
yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang
sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar
uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan

14
Muhammad Firdaus NH, Sistem Kerja Pasar Modal Syariah (Jakarta: ITC Cempaka Mas,
2005) h. 27.
pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan,
namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu,
karena bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan
keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Karena pihak pihak yang
bertransaksi tidak perlu saling tahu lawan transaksinya, perdagangan dalam
bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham.
Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham didukung faktor-
faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, memengaruhi harga saham
(lihat penilaian saham). Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen
terpenting dari sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan
saham melalui bursa saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti
diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam ini dinamakan "off exchange".
Untuk saham yang sudah terdaftar perdagangannya harus dilapor ke bursa ybs.
Penawaran pertama dari saham kepada investor dinamakan pasar perdana atau
pasar primer dan perdagangan selanjutnya disebut pasar kedua (sekunder).

G. Sistem perdagangan
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa diakukan dengan menggunakan
fasilitas JATS NEXT-G. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan
oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota
Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di
Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
Pelaksanaan Perdagangan

1. Segmentasi Pasar dan Penyelesaian Transaksi

Segmen Pasar Waktu Penyelesaian Transaksi

Pasar Reguler Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa


(T+2)
Pasar Tunai Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi
Bursa (T+0)
Pasar Negosiasi Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual
dengan Anggota Bursa Beli

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan di


Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi pada Sesi I. Jam Perdagangan setiap Segmen
Pasar dapat dilihat

2. Pra-pembukaan
Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-
pembukaan. Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan
harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection.Harga Pembukaan terbentuk
berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak
yang dapat dialokasikan oleh JATS NEXT-G pada harga tertentu pada periode
Pra-pembukaan.Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak
teralokasi di Pra-pembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa
memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan beli) pada sesi I
perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
melampaui batasan auto rejection.
3. Pra-penutupan dan Pasca Penutupan
Pada masa Pra-Penutupan, Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran
jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan,
satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. JATS melakukan
proses pembentukan Harga Penutupan dan memperjumpakan penawaran jual
dengan permintaan beli pada Harga Penutupan berdasarkan price dan time
priority.
Dalam Pelaksanaan Pasca Penutupan, Anggota Bursa Efek memasukkan
penawaran jual dan atau permintaan beli pada Harga Penutupan, dan JATS
memperjumpakan secara berkelanjutan (continuous auction) atas penawaran
jual dengan permintaan beli untuk Efek yang sama secara keseluruhan maupun
sebagian pada Harga Penutupan berdasarkan time priority.
4. Pasar Reguler dan Pasar Tunai
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam
JATS NEXT-G diproses oleh JATS NEXT-G dengan memperhatikan:

a. Prioritas harga (price priority)


Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap
permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual
pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual
pada harga yang lebih tinggi.
b. Prioritas Waktu (time Priority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama,
JATS NEXT-G memberikan prioritas kepada permintaan beli atau
penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.
c. Pengurangan jumlah Efek pada JATS NEXT-G baik pada penawaran jual
maupun pada permintaan beli untuk tingkat harga yang sama tidak
mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Transaksi Bursa di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual
dijumpakan (match) dengan permintaan beli oleh JATS NEXT-G.
5. Pasar Negosiasi
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar
menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antara:
a. Anggota Bursa atau
b. Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
c. Nasabah dengan Anggota Bursa atau
Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses
melalui JATS NEXT-G.Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual
dan atau permintaan beli melalui papan tampilan informasi (advertising) dan
bisa diubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan dilaksanakan di JATS NEXT-
G. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara penawaran
jual dan permintaan beli di JATS NEXT-G.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar modal adalah tempat pertemuan antar pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (perusahaan)
dengan cara memperjualbelikan sekuritas baik berupa saham, obligasi, maupun
jenis surat berhargalainnya melalui jasa perantara perdagangan efek. Pasar
modal Indonesia sebagai pasar modal kategori emerging market di hadapkan
pada hambatan dan tantangan-tantangan yaitu : Masih minimnya investor
domestic, Jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kinerja
bagus masih relatif sedikit, Produk investasi pasar modal masih terbatas.,
Sistem aturan yang belum sinkron, Masih banyak jebakan emiten gorengan.
Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya sentimen investor
terhadap pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung negatif.
Langkah-langkah strategis terkait fiskal dan moneter sangat dibutuhkan untuk
memberikan rangsangan ekonomi. Seiring berkembangnya kasus pandemi
COVID-19, pasar lebih berfluktuasi ke arah yang negatif. Lambatnya ekonomi
global saat ini sangat berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian
Indonesia.
B. Saran
Seharusnya ada upaya untuk memberikan stimulus fiskal dengan
persentase yang lebih besar lagi guna menstimulus ekonomi global akibat
ditekan oleh pandemi COVID-19, akan tetapi, pada saat ini hanya diberikan
untuk tingkat pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Aminatuz Zahroh, “Instrumen Pasal Modal” Iqtishoduna Vol. 5 No. 1 April 2015.
Dito Aditia Darma Nasution, “Dampak Pandemi terhadap Perekonomian Indonesia”
Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224)

https://www.cermati.com/artikel/ihsg-dan-rupiah-terinfeksi-virus-corona-harga-
emas-justruberkilau-berikut-datanya (Diakses Tanggal 19 September, 2020).

https://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/

Ifa Nurmasari, “Dampak Covid-19 Terhadap Perubahan Harga Saham dan Volume
Transaksi (Studi Kasus Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.)” JURNAL
SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan dan Investasi ) Vol.3, No. 3, Mei
2020 h. : 230 – 236.

Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi: Teori
dan Soal Jawab, Alfabeta, Bandung, 2011, h. 41.

Muhammad Firdaus NH, Sistem Kerja Pasar Modal Syariah (Jakarta: ITC Cempaka
Mas, 2005).

Nastiti Rizky Shiyammurti, “Dampak Pandemi COVID-19 di PT Bursa Efek


Indonesia” Journal of Accounting Taxing and Auditing (JATA) Vol. 1, No. 1,
Februari 2020.

Nurul Setianingrum,Lembaga Keuangan Syariah (Jember: Stain Jember Press, 2013).

Rumawi, “Aspek Hukum Investasi Asing dalam Portofolio Pasar Modal”


Sigit Triandaru, Totok Budisantoso, Bank dan lembaga keungan lain edisi kedua,
(Jakarta : salemba Empat, 2006).

Spagnuolo, G., De Vito, D., Rengo, S., & Tatullo, M. COVID-19 Outbreak: An
Overview on Dentistry. International Journal of Environmental Research and
Public Health, 17 (2020).

Sunariyah,Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP STIM YKPN, Yogyakarta,


2011
Undang-undang tentang Pasar Modal, UU no 8
tahun 1995, Lembaran Negara No 64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara no.
3608

Anda mungkin juga menyukai