Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA DIMASA


PANDEMI COVID 19”
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Oleh Ibu Happy Adianita,
SE, MM

DISUSUN OLEH :
1. SHEILLA YUSTINA AYU W. 19.60201.1.108
2. SITI MAMLUKATUN R. 19.60201.1.116
3. SINDIANA NUR SAIDAH 19.60201.1.112
4. MUHAMMAD ANDI BAHTIAR 19.60201.1.082

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BOJONEGORO
TH. 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baikpikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bojonegoro, 28 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Judul............................................................................................................................ I

Kata Pengantar........................................................................................................... II

Daftar Isi................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang...........................................................................................................IV

Rumusan Masalah.......................................................................................................V

BAB II ISI

Isi...............................................................................................................................VI

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................................IX

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Saat ini dunia dilanda oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) berupa pandemi
COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi individu
pertamanya di Wuhan, salah satukota di Republik Rakyat Tiongkok dan kemudian
menyebar keseluruh penjuru dunia tak terkecuali Indonesia. Pemerintah Indonesia
sendiri mengkonfirmasi kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada tanggal 2
Maret 2020 meskipun muncul beberapa spekulasi bahwa COVID-19 telah masuk ke
Indonesia beberapa waktu sebelumnya. Per 14 Mei 2020, kasus positif COVID-19
sudah mencapai angka 16.006 dengan angka kesembuhan sebesar 3.518 dan
kematian sebesar 1.043 jiwa. Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa langkah
seperti menganjurkan warganya untuk tetap berada di rumah hingga pemberlakuan
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau disingkat PSBB, meskipun memang
kebijakan tersebut menunjukkan adanya pembatasan kebebasan sipil masyarakat
untuk berkumpul serta adanya kemunduran dalam kinerja masyarakat dalam sektor
ekonomi yang pada akhirnya berujung pada jatuhnya perekonomian pada skala
nasional sehingga terdapat anjuran dari Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanggulangan COVID-19 dari BNPB yaitu Doni Monardo yang menyarankan
bagi para warga dengan usia dibawah 45 tahun kebawah untuk diperbolehkan
beraktivitas dengan tujuan untuk menggerakkan kembali perekonomian.PSBB
membatasi mobilitas lokal penduduk maupun secara lokal sirkuler dan temporer
dengan adanya anjuran untuk tidak melakukan bahkan pelarangan kegiatan mudik
terutama bagi penduduk yang berdomisili di daerah yang menerapkan PSBB seperti
Jabodetabek, wilayah Bandung Raya, Kota Makassar, Kota Pekanbaru, Kota Tegal,
Kota Banjarmasin, Kota Tarakan, Kota Surabaya, KabupatenGowa, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten Gresik, hingga provinsi Sumatera Barat .Meskipun begitu,
masih terdapat beberapa orang yang tetap melakukan kegiatan mudik bahkan hingga
melakukan penyelundupan pemudik.Tim peneliti melihat bahwa penjabaran diatas
menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia dan juga warga Indonesia sendiri
dalam rangka mempercepat penuntasan wabah COVID-19 di Indonesia, meskipun
memang kegiatan-kegiatan yang terkesan melanggar peraturan PSBB tersebut
banyak yang didasari pada faktor ekonomi yang mendesak serta keresahan akan
adanya pembatasan kebebasan sipil dalam berkumpul dan juga bepergian. Oleh
karena itu, untuk memahami lebih mendalam mengenai penyebaran kasus COVID-
19 di Indonesia dan dampaknya terhadap situasi nasional, tim peneliti akan
menjabarkan data penyebaran kasus COVID-19, tantangan berat dalam memutus
rantai penyebaran, dan dampak sosial dan ekonomi di masa mendatang dari
perspektif demografi sosial.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak wabah COVID-19 terhadap aspek ekonomi pada masyarakat


Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas Bahasa Indoneisa oleh Ibu Happy Adianita, SE, MM
2. Untuk mengetahui dampak covid 19 terhadap perekonomian di Indonesia
3. Untuk memberikan pengetahuan tentang perekonomian di Indonesia dimasa
pandemi
BAB II

ISI

I. Dampak Sosial Ekonomi Wabah COVID-19 di Indonesia

Tak hanya dari segi kesehatan, wabah COVID-19 juga berdampak pada
sektor lainnya, yaitu sosial dan ekonomi. Seperti pernyataan yang dipaparkan dalam
salah satu video yang diunggah di kanal Youtube oleh Nas Das Official yang
berjudul Be Careful of The Next 2 Years, yaitu pernyataan yang mengungkapkan
COVID-19 tak hilang dimuka bumi setidaknya selama 2 tahun yang berdampak
pada kondisi sosial yaitu kemiskinan dan kehilangan pekerjaan, maka kedua hal
tersebut bisa saja terjadi di Indonesia berdasarkan pemaparan studi berikut.
Menurutstudi yang dilakukan oleh Suryahadi yang memprediksikan tingkat
kemiskinan rata-rata Indonesia akan meningkat di akhir tahun 2020 sehingga
peningkatan tersebut akan menyebabkan sekitar 8 juta penduduk akan mengalami
kemiskinan baru akibat wabah ini. Data estimasi ini didapatkan berdasarkan data
Susenas bulan Maret dan September 2019. Selain itu terdapat data tingkat
kemiskinan pada tahun 2006 dan 2007 untuk melihat pola yang ada, karena di tahun
tersebut terjadi lonjakan kemiskinan dikarenakan naiknya harga minyak dunia.
Sehingga diprediksi akhir tahun nanti tingkat kemiskinan rata-rata Indonesia
akanmencapai 9,7% yang sebelumnya pada September 2019 mencapai 9,22%.
Prediksi peningkatan persentase kemiskinan juga berdasarkan pertumbuhan
ekonomi. Jika Pertumbuhan ekonomi menurun 1% maka setidaknya akan
menambah sekitar 1,4% persentase kemiskinan. Tak hanya berdasarkan data
estimasi, keadaan di lapangan pun juga digambarkandemikian. Sekitar 2,8 juta orang
telah kehilangan pekerjaan, dan proyeksi yang ada menunjukkan setidaknya 5,2 juta
penduduk lainnya akan kehilangan pekerjaan saat pandemi menyebar. Oleh karena
itu, KSPI (KonfederasiSerikatPekerja Indonesia) meminta pemerintah mengambil
langkah tegas mengenai hal ini. Setidakny apemerintah sudah merencanakan
pencairan dana sebesar 405 triliun rupiah untuk bantuan uang tunai. makanan,
bantuan di bidang kesehatan, sosial dan juga pengembangan bisnis. Melihat krisis
ini, Australia memandang perlu memberi bantuan kepada Indonesia, setidaknya
memberikan pinjaman tanpa bunga karena walaupun Indonesia berhasil melewati
krisis di tahun-tahun sebelumnya namun nampaknya keadaan kali ini cukup serius.
Salah satu contoh kasus dari profesi yang terdampak adalah pengemudi ojek dan
angkot dengan penurunan penghasilan sebesar 44%. Oleh karena itu pemerintah
menyiapkan bantuan sosial kepada warga yang terdampak. Di sisi lain, dengan
ditutupnya toko dan kantor tentu berdampak pada pihak yang menjual barang dan
makanan. Terjadi penurunan pembelian karena orang lebih memilih untuk
berbelanja secara online. Oleh karena itu, bisa saja mereka, pihak yang minim
pendapatan meninggalkan Jakarta namun mereka beresiko menyebarkan virus
keseluruh Indonesia. Pemerintah pun akhirnya membuat kebijakan KartuPra-Kerja
untuk mengadakan pelatihan gratis dengan memprioritaskan bagi 3,7 pengangguran
muda umur 18-24 tahun. Jadi pelatihan kerja ini berbasis digital dengan mengadakan
kerjasama dengan perusahaan startup digital unicorn di Indonesia seperti Bukalapak,
Maubela Jarapa, Pintaria, Ruangguru, Sekolah mu, Tokopedia, Pijar Mahir, dan
Sisnaker. Hal ini dilakukan karena 90% dari total pencari kerja muda belum pernah
mengikuti pelatihan sertifikasi dengan sebagian besar lulusan SMA. Distribusi
kartupra-kerja diharapkan dapat meningkatkan kompetensi, daya saing, dan
produktivitas mereka di tengah wabah COVID-19 ini. Sehingga diharapkan ini
menjadi salah satu solusi mengenai banyaknya pengangguran akibat dari dampak
pandemi ini.Selanjutnya dampak sosial yang dirasakan yaitu kesulitan mengakses
fasilitas kesehatan. Hal ini dialami oleh salah seorang warga di Jawa Barat yang
suaminya terdampak yaitu di PHK. Tak hanya suaminyas aja Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigras iJawa Barat mencatat sebanyak 5.047 buruh terkena pemutusan
hubungan kerja atau PHK. Selain itu, sebanyak 34.365 pekerja di Jabar diliburkan
dan 14.053 orang dirumahkan. Data tersebut tercatat hingga 5 April 2020. Kesulitan
akses kesehatan yang ia rasakan saat ingin memeriksa kehamilan di Puskesmas. Ibu
hamil tidak diperbolehkan kePuskesmas karena rawan penyebaran virus penyebab
COVID-19. Disisi lain ia tidak punya biaya lebih untuk memeriksa kandungan
kebidan atau ginekolog. Suaminya pun kesulitan mendapatkan pekerjaan pasca
dipecat. Hingga akhirnya ia berharap untuk mendapa tbantuan bahan makanan
daripemerintah, namun sayangnya bantuan tersebut hanya diberikan 10 KK per RT
dan keluarganya tidak termasuk. Kini ia dan keluarga terpaksa meminjam uang ke
saudara untuk keperluan makan sehari-hari. Jadi PHK yang dialami juga berdampak
kepada kesulitan akses kesehatan karena kesulitan ekonomi yang dialami. Tak hanya
itu, perempuan mengalami peran ganda, disaat bekerja di rumah perempuan juga
sekaligus mengurus anak. Seperti yang dialami salah satu guru di Cianjur, Jawa
Barat. Ia harus pintar berbagi waktu antara menjaga anak dan mengajar di rumah.
Di keadaan pandemi seperti ini juga terjadi ketimpangan gender yang semakin
timpang. Menurut Komnas Perempuan, beban yang dialami perempuan berlipat
ganda pada perempuan yang berkeluarga dan bekerja. Jadi persoalan pekerjaan
rumah tangga dibebankan pada perempuan sekaligus saat perempuan bekerja
dirumah yang banyak dikeluhkan saat ini. Sehingga, perlu adanya anjuran budaya
yaitu bagaimana sebuah keluarga membagi tugas dan bekerjasama untuk mengelola
kehidupan yang harus di rumah Jadi dapatdisimpulkan dampak sosial ekonomi tak
hanya seputar peningkatan kemiskinan akibat banyak yang kehilangan pekerjaan,
kesulitan akses kesehatan, namun termasuk juga ranah budaya dimana terjadi
ketimpangan gender yang semakin timpang yang banyak dikeluhkan oleh pihak
perempuan. Disisi lain, pernyataan di video mengenai dampaks eandainya COVID-
19 tetap ada selama 2 tahun ada kemungkinan juga dialami Indonesia yaitu dampak
kemiskinan dan hilangnya beberapa jenis pekerjaan karena keadaan saatini pun juga
mencerminkan hal tersebut.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pandemi COVID-19 yang telah menyebar ke hampir seluruh negara di dunia dan
tak terkecuali Indonesia ini menimbulkan banyak tantangan. Tantangan tersebut
berasal dari kesadaran oleh warga yang terdampak oleh pandemi itu sendiri. Secara
demografis sendiri wabah COVID-19 ini berpengaruh pada jumlah mortalitas dari
penduduk itu sendiri. Meskipun sudah diterapka nbeberapa kebijakan seperti PSBB
dan anjuran untuk tetap dirumah, namun masih banyak penduduk Indonesia yang
tidak taat dan mengikuti kebijakan dan anjuran tersebut. Memang sebagian warga
merasa resah karena kebebasan sipilny auntuk berkumpul dan juga bepergian sangat
dibatasi, namun selain itu, faktor ekonomi juga menjadi pendorong warga untuk
tetap keluar rumah demi mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,
dikarenakan masih ditemukan warga yang merasa bantuan dari Pemerintah masih
kurang atau belum merata. Meskipun memang, lagi-lagi tindakan keluar rumah yang
dilakukan oleh warga yang harus bekerja karena kebutuhan mendesak tersebut
memang berpotensi untuk memperpanjang masa pandemi, namun bagi mereka, tidak
ada pilihan lain yang dapat mereka lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=KONDISI+PEREKONOMIAN+INDONESI
A+DIMASA+PANDEMI+COVID+19&rlz=1C1CHBD_enID793ID794&oq=K
ONDISI+PEREKONOMIAN+INDONESIA+DIMASA+PANDEMI+COVID+1
9&aqs=chrome..69i57j0i22i30l2.1845j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.uii.ac.id/ekonomi-di-masa-pandemi-covid-19/

Anda mungkin juga menyukai