Anda di halaman 1dari 17

PAPER

GATHERING ADMINISTRASI PUBLIK (GAP): SYNCHRONIC 2021

DIGITALISASI BANTUAN SOSIAL MELALUI PROGRAM BANTUAN SOSIAL


UNTUK RAKYAT DI MASA PANDEMI COVID-19

Disusun oleh Kelompok (1):

-Alesha Lovadena Harmein (6072101020)

-Bagas Rayhan Prabusanu (6071901093)

-Bellarminus Christian Adiwidya (6072101050)

-Cristin Osla Aritonang (6072101006)

-Damas Triananta Mahamur Raja Hasiolan (6071901095)

-Muhammad Fachrul Rizki Salim (6071901101)

-Muhamad Rizki Pirdaus (6072101064)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2021
Daftar Isi

BAB 1 : Pendahuluan 3
1.1 Urgensi Masa Pandemi di Indonesia 3
1.2 Identifikasi Masalah 5
Bab 2 : Pembahasan 6
2.1 ANALISIS PROGRAM MEMBANGKITKAN UMKM 6
2.2 ANALISIS PROGRAM BANSOS BAGI WARGA YANG TERDAMPAK COVID-19 8
2.3 ANALISIS PROGRAM MEMPERLUAS PASAR MITRA TANI DAN TOKO TANI 10
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Inovasi 14
BAB 1 : Pendahuluan

1.1 Urgensi Masa Pandemi di Indonesia

Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan melemahnya perekonomian di Indonesia.


Tidak hanya itu saja, pandemi juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Indonesia adalah
negara peringkat 20 di dunia yang mengalami banyak kasus COVID-19 1. Hal tersebut
diakibatkan angka pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah dan jumlah kasus terinfeksi
mencapai lebih dari 1,3 Juta orang dengan jumlah kematian lebih dari 40 ribu orang (COVID-
19.go.id, 2021). Dengan jumlah tersebut,menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia
Tenggara dengan kasus positif COVID-19 terbanyak (WHO 2020).

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (Satgas) Coronavirus Disease 2019 menyatakan


tingginya kasus dikarenakan kurangnya pengujian dan pelacakan kontak yang rendah karena
kurangnya laboratorium untuk memproses tes virus tersebut. Sedangkan Juru Bicara Vaksinasi
COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengemukakan bahwa masalah ini
disebabkan oleh kasus yang tidak menunjukkan gejala. Sehingga orang yang terkena virus dapat
menularkan kepada siapa saja, hal tersebut membuat tingginya angka penyebaran di Indonesia.
Dari kedua pendapat tersebut harus adanya tindakan yang optimal dan menyeluruh dalam
penanganan kasus COVID-19. Semua elemen dalam proses penanganan pandemi ini harus
berjalan dan bersinergi satu sama lain2.

Melalui penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pandemi COVID-19 menjadi salah
satu periode yang sangat berat bagi semua penduduk Indonesia. Pandemi ini tidak hanya
memberikan dampak langsung dalam aspek kesehatan, melainkan aspek lainnya seperti ekonomi

1 Fahreza Rizky, “Indonesia Peringkat 20 Negara dengan Kasus Aktif COVID-19


Terbanyak di Dunia”. Diakses dari: https://nasional.sindonews.com/read/534388/15/indonesia-
peringkat-20-negara-dengan-kasus-aktif-covid-19-terbanyak-di-dunia-1631016557, pada tanggal
4 Oktober 2021 pukul 16.43
2NEWS SETUP, “Sebuah Studi Mengungkap Penduduk Indonesia yang Terinfeksi
Corona Lebih Banyak”. Diakses dari: https://newssetup.kontan.co.id/news/sebuah-studi-
mengungkap-penduduk-indonesia-yang-terinfeksi-corona-lebih-lebih-banyak-1?page=all, pada
tanggal 4 Oktober 2021 pukul 16.33
dan sosial. Dengan adanya kebijakan pembatasan sosial dan juga karantina suatu wilayah
berpotensi membatasi masyarakat dalam melaksanakan aktivitas ekonomi, sehingga sirkulasi
barang dan jasa menjadi terhambat. Tidak hanya itu, dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan
sosial semakin dirasakan masyarakat bahkan menjadi lebih buruk tanpa adanya bantuan sosial
dari pemerintah.

Maka dari itu, pandemi menyebabkan masyarakat, banyak kehilangan pekerjaannya


sehingga meningkatnya angka pengangguran. Pengangguran menyebabkan kemiskinan yang
dikarenakan kegiatan perekonomian tidak berjalan dengan lancar. Banyak masyarakat yang tidak
bisa memenuhi kebutuhan keluarganya bahkan kebutuhan dasar sekalipun. Semakin tinggi
tingkat kemiskinan maka daya beli masyarakat pun semakin rendah sehingga kemiskinan
menjadi parah.

Pemerintah melalui kebijakan/program yang diantaranya adalah pendekatan secara makro


melalui manajemen UMKM secara bisnis. Laporan OECD 3 menyebutkan bahwa untuk
membantu UMKM saat ini, pemerintah harus mempertimbangkan kebijakan tersebut yaitu
pemerintah harus mengumumkan langkah-langkah dukungan ekonomi dan bisnis saat ini
dan secara progresif yang lebih terfokus untuk pemulihan serta mengupayakan agar masalah
pandemi ini dapat segera diatasi. Walaupun demikian, pemerintah harus memantau terlaksananya
kebijakan atau program serta mengevaluasinya3.

3 Siti Nuzul Laila Nalini , “Dampak-Dampak COVID-19 Terhadap Usaha Mikro , Kecil , dan
Menengah”, dalam Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah (JESYA), Vol 4 No 1, Januari 2021
(Ponorogo: IAIN,2021).
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan data dari Kepala Bidang Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
Kota Bandung Marsana mengatakan, banyak sektor terdampak yang membuat jumlah
pengangguran meningkat pada masa pandemi COVID-19. Permasalahan Ekonomi dan Sosial di
kota Bandung memerlukan perhatian dari pemerintah, karena jika tidak segera ditanggulangi
akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang akan terus turun dan semakin parah.
Berdasarkan data Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), saat ini pertumbuhan ekonomi di Kota
Bandung berada di angka minus 2 Persen. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota
Bandung, Ema Sumarna, di Balai Kota Bandung, Jumat 5 Maret 2021. "Kalau melihat laju
ekonomi Kota Bandung selalu jaya di nasional, dulu di angka 7 persen sekarang ini LPE kita
minus 2,28 persen, nasional juga minus 2,98 persen, itu laporan dari Bappenas yang kita baca,"
ujar Ema4.

Pemkot Bandung juga terus melakukan koordinasi, konsolidasi, evaluasi, dan


penjadwalan ulang terhadap kegiatan ekonomi yang sebelumnya tertunda untuk dilaksanakan
kembali. Pada kondisi saat ini, tentu saja menimbulkan pengaruh bagi perekonomian Indonesia
dan mengakibatkan pemerintah indonesia membuat kebijakan untuk melakukan pembatasan
sosial di berbagai daerah, sehingga menghambat aktivitas ekonomi. Hal ini membuat semakin
menurunnya pertumbuhan ekonomi. Penurunan ekonomi menyebabkan masyarakat yang berada
di kalangan bawah kehilangan pekerjaannya dan bahkan banyak yang menjadi pengangguran.
Tidak sedikit kita jumpai masyarakat yang kehilangan pekerjaan beralih menjadi pengamen di
pinggir jalan yang bahkan dirasakan oleh kalangan remaja sampai anak dibawah umur bekerja.
Hilangnya mata pencaharian masyarakat membuat mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan
dasar5.

4Tommy Riyadi, “Dampak Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Kota bandung


minus 2 persen”. Diakses dari: https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-
131542841/dampak-pandemi-covid-19-pertumbuhan-ekonomi-kota-bandung-minus-2-persen.
Pada tanggal 11 Oktober 2021 pukul 17.33

5Mutik Aromsin Putri dkk. “Dampak COVID-19 pada Perekonomian Indonesia”


(Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta, 2020) Diakses dari:
http://ojs.udb.ac.id/index.php/HUBISINTEK/article/download/996/859/
Bab 2 : Pembahasan

2.1 ANALISIS PROGRAM MEMBANGKITKAN UMKM

Program ini merupakan inisiasi Pemkot Bandung untuk mendorong ratusan ribu pelaku
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk terus berinovasi dan berkreasi di masa
pandemi COVID-19. Terlebih masyarakat Kota Bandung yang dikenal kreatif dan inovatif.
Program ini dilatarbelakangi oleh pandemi COVID-19 yang menyerang Indonesia,
mengakibatkan para pelaku UMKM berdampak dalam kegiatan transaksi mereka 6. Sebagaimana
yang ada dalam peraturan daerah Kota Bandung Nomor : 23 Tahun 2009 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah yang mengatakan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah memiliki peran
penting dalam menopang laju pertumbuhan ekonomi daerah dengan menyerap banyak tenaga
kerja sehingga dapat mengurangi terjadinya pengangguran.7

Program tersebut dilakukan untuk mendorong para pelaku UMKM di Kota Bandung
melalui Dinas terkait untuk memanfaatkan pemasaran secara online dengan marketplace.
Termasuk membuat kegiatan pasar kreatif dan pameran online selain itu, Pemkot Bandung juga
terus membina dan melatih pelaku UMKM. Upayanya dengan mendorong dan datang langsung
ke lokasi sehingga Pemkot Bandung mengetahui secara langsung kendala yang dihadapi di
lapangan. Dengan adanya program ini diharapkan bisa membantu pertumbuhan ekonomi di Kota
Bandung. Hal ini dikarenakan Kota Bandung yang tidak memiliki sumber daya alam, sehingga
harus mengandalkan jasa dan juga perdagangan. Setiap tahapan mempunyai fungsi untuk
memastikan pelaku usaha mikro bisa menghasilkan produk yang memenuhi standar dan
membantu para pelaku UMKM untuk menjalankan usahanya. Pemkot Bandung juga memastikan
para pelaku UMKM dapat mempromosikan dan memasarkan produksinya.

6Sony Teguh Prasatya, “Pemkot Bandung Dorong UMKM Terus Menggeliat di Masa
Pandemi” , diakses dari: https://humas.bandung.go.id/layanan/pemkot-bandung-dorong-umkm-
terus-menggeliat-d pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 17.44

7Pemkot Bandung, “Peraturan Daerah Kota Bandung” diakses dari:


https://jdih.bandung.go.id/home/berkas/2025 , pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 16.54
Dalam pelaksanaan membangkitkan kembali roda perekonomian UMKM Program ini
memiliki beberapa kekurangan menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Teten Masduki ada kesulitan dalam penyaluran bantuan untuk para pelaku UMKM yang
disebabkan oleh kurangnya data. Hal tersebut membuat bantuan yang diberikan tidak tepat
sasaran. Berdasarkan pendapat Kepala Dinas UMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman
program untuk membangkitkan UMKM terjadi karena pandemi COVID-19 yang terjadi,
khususnya di Kota Bandung memang menimbulkan masalah yang kompleks. "Kami survei ke
banyak UMKM Kota Bandung yang terdampak. Hasilnya banyak yang terkendala aspek
pemasaran saat ini," katanya. Sementara menurut Wakil Wali kota berpendapat, dari sisi
pemerintah tidak sulit untuk mendorong para pelaku UMKM untuk terus berinovasi. Sehingga
pelaku UMKM didorong untuk bisa menjadi inspirator bagi pelaku lainnya8.

Melansir dari bagaimana masalah yang dihadapi maka program ini berjalan secara tidak
efektif karena perkembangan zaman yang mengharuskan UMKM berbasis digital, karena pasca
COVID-19 ini akan menunjukkan, siapa yang dekat dengan teknologi hidupnya akan lebih
mudah dan yang jauh dari teknologi akan lebih sulit bertahan dan masih banyak pelaku usaha
mikro kecil menengah yang belum mendapat bantuan dari pemerintah. Untuk itu, dibutuhkan
digitalisasi pada sektor UMKM dengan tujuan untuk dapat memudahkan segala kegiatan yang
dilakukan pelaku UMKM9.

2.2 ANALISIS PROGRAM BANSOS BAGI WARGA YANG TERDAMPAK COVID-19

8 Sony Teguh Prasatya, “Pemkot Bandung Dorong UMKM Terus Menggeliat di Masa
Pandemi” , diakses dari: https://humas.bandung.go.id/layanan/pemkot-bandung-dorong-umkm-
terus-menggeliat-d pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 17.44

9 JABARPROV, “Inilah Lima Upaya Jabar Dorong UMKM Saat Pandemi Covid-19” ,
diakses dari: https://jabarprov.go.id/index.php/news/38315/2020/07/01/Inilah-Lima-Upaya-
Jabar-Dorong-UMKM-Saat-Pandemi-Covid-19 , pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 17.07
Program ini merupakan salah satu program pemerintah kota Bandung dalam membantu
para masyarakat yang terdampak dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk
mengurangi penyebaran COVID-19. Program ini dilatarbelakangi oleh adanya peraturan
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat para warga terkena
dampak dari kebijakan tersebut. Pemerintah kota Bandung telah menyalurkan bantuan kepada
kepada 108.457 keluarga yang disalurkan secara bertahap. Sebagaimana yang ada dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial
dalam tema bantuan, sumbangan, kesejahteraan rakyat, dan penanggulangan bencana. Tertulis
juga dalam UU Republik Indonesia No. 2 tahun 2020 tentang tentang kebijakan keuangan negara
dan stabilitas sistem keuangan untuk penanganan pandemi (COVID-19) dan dalam rangka
menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan stabilitas sistem
keuangan.

Program ini dilakukan untuk membantu para warga yang terdampak. Dengan adanya
program ini diharapkan bisa meringankan beban warga yang terdampak akibat adanya kebijakan
PPKM. Meski demikian, kita tidak menginginkan kebijakan PPKM terus berlanjut karena
berdampak pada ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Untuk itu pemerintah mengajak
masyarakat selalu kompak memerangi wabah COVID-19, berharap pandemi segera berakhir.
Tapi pandemi berakhir itu kalau kita bersama-sama. Bukan pemerintah saja,tapi masyarakat
sama-sama ikut membantu dalam memerangi wabah ini.

Pelaksanaan program ini terdiri dari beberapa tahapan. Tahap I masyarakat miskin
mendaftarkan diri ke kepala desa atau lurah membawa KTP dan KK. tahap II kepala desa atau
lurah menyampaikan data pendaftaran ke Bupati atau Walikota melalui Camat dengan proses
musyawarah desa atau kelurahan. Tahap III Dinas Sosial melakukan verifikasi dan validasi data
pendaftaran rumah tangga. Selanjutnya, Bupati atau Walikota menyampaikan hasilnya ke
menteri sosial melalui Gubernur. Tahap IV penetapan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) di kementrian. Tahap V kegiatan mencocokan data calon KPM yang memenuhi kriteria
oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Kemensos. Tahap VI pemberian hak KPM dan
kewajiban KPM10.
10 Akbar f, “Tahapan Daftar Bansos PKH 2021 untuk Dapatkan Bantuan” diakses dari:
https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/citizen/pr-701927315/cukup-6-langkah-ini-tahapan-daftar-
Masing-masing tahapan mempunyai fungsi tahap I sendiri untuk menyaring siapa saja
yang akan mendapatkan bantuan, tahap II, III, dan IV untuk mendata daftar penerima bantuan,
tahap V untuk memvalidasi data penerima bansos, dan tahap yang ke VI pemberian bantuan
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan kegiatan bantuan sosial program ini memiliki beberapa kekurangan
menurut Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani realisasi penyaluran
program bantuan sosial ke masyarakat berjalan tidak mulus, hal itu disebabkan oleh target
penerima bantuan tidak tepat pada sasaran. Banyak masyarakat yang seharusnya membutuhkan
malah tidak mendapat bantuan yang diberikan. Berdasarkan pendapat Ekonom Institute for
Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listyanto kelemahan program bantuan
sosial ini terjadi karena kurangnya efektivitas dalam penyaluran dana bantuan, yang
menyebabkan adanya dana yang terpotong karena oknum tertentu11. Sementara peneliti Center
for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine berpendapat bahwa kekurangan tersebut
menjadi masalah bagi pemerintah itu sendiri. Efektivitas berjalannya program ini sendiri sangat
bergantung pada data yang ada. Pemerintah diharapkan dapat memiliki data yang akurat
sehingga masyarakat yang membutuhkan bisa mendapat bantuan12.

Melansir dari bagaimana masalah yang ada maka program ini tidak berjalan secara efektif
karena penyaluran bansos secara tunai tidak menjamin nantinya tidak akan menimbulkan
masalah. Dari sisi keuntungan, memang penyaluran bansos tunai lebih aman dan bisa menutup
celah potensi korupsi. Penyaluran bansos secara tunai juga dapat memudahkan para warga untuk
memenuhi kebutuhannya masing-masing. Tetapi penyaluran bansos secara tunai juga dapat
bansos-pkh-2021-untuk-dapatkan-bantuan-hingga-rp3-juta?page=2 , pada tanggal 18 Oktober
2021 pukul 16.45

11 Yuli Yanna Fauzie, “Melihat Kelemahan Penyaluran Bansos Anti Sunat Ala Jokowi”,
diakses dari: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210105073449-532-589469/melihat-
kelemahan-penyaluran-bansos-anti-sunat-ala-jokowi , pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 19.21

12 [1] M Razi Rahman,” Peneliti: Efektivitas bantuan sosial sangat tergantung akurasi data” ,
diakses dari: https://www.antaranews.com/berita/2007705/peneliti-efektivitas-bantuan-sosial-
sangat-tergantung-akurasi-data , pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 18.44
berpotensi menimbulkan masalah seperti penyalahgunaan bantuan yang diberikan. Untuk itu,
dibutuhkan pengawasan yang ketat dalam penyaluran bansos, yang dapat menjadi solusi terbaik
sehingga lebih aman dan tepat sasaran.

2.3 ANALISIS PROGRAM MEMPERLUAS PASAR MITRA TANI DAN TOKO TANI

Program ini merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam mempermudah
para masyarakat mendapat pangan terbaik dan memperluas pasar para petani di masa pandemi
ini. Program ini dilatarbelakangi oleh undang-undang RI no.13 tahun 2013 ,tentang perlindungan
dan pemberdayaan tani13. Sebagaimana yang ada dalam pasal satu yang berisi “Pemberdayaan
petani adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan petani untuk melaksanakan usaha
tani yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan,
pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan
lahan pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta penguatan
kelembagaan petani’’. Dengan adanya program ini diharapkan dapat menjangkau semua
kalangan masyarakat untuk mengakses produk pangan langsung dari para petani14.

Pelaksanaan program ini terdiri dari beberapa tahapan, menurut Mentan Syahrul Yasin
Limpo juga menuturkan perlunya kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga
antara penyuluh dan petani. Masing-masing tahapan mempunyai fungsi agar memperkuat
ketahanan pangan melalui intensifikasi pangan, ekstensifikasi pangan dan juga diversifikasi
pangan. Intensifikasi pangan sendiri memiliki arti untuk meningkatkan kualitas pertanian,
Ekstensifikasi pangan untuk memperluas lahan pertanian, dan Diversifikasi pangan untuk

13 Undang-undang Republik Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19


Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani” diakses dari:
http://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/06/UU-No.19-Tahun-2013-
Perlindungan-dan-Pemberdayaan-Petani.pdf, pada tanggal 25 Oktober 2021 pukul 16.50.

14Gro, “Pasar Tani Memperluas Jaringan Pasar”, diakses dari:


https://www.neraca.co.id/article/138817/pasar-tani-memperluas-jaringan-pasar , pada tanggal 25
Oktober 2021 pukul 17.09.
membuat jenis tanaman yang dikembangkan beragam. Produktivitas pertanian ini perlu
dioptimalkan agar mendapatkan hasil pertanian yang maksimal.

Dalam pelaksanaan program memperluas pasar mitra tani dan toko tani ini memiliki
beberapa keterbatasan menurut pendapat Syahyuti dari Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian masalah ini disebabkan oleh rendahnya partisipasi petani karena kesan bahwa agenda
pemerintah ini dilakukan sepenuhnya oleh aparat pemerintah dan tidak memberi keuntungan
bagi para petani. Program ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya krisis ekonomi di sektor
pertanian. Hal ini juga dapat membuat masyarakat tetap bisa mendapatkan bahan pangan yang
murah dan lebih bagus15.

Melansir dari masalah yang ada maka program ini tidak berjalan secara efektif karena
kurangnya pendekatan dan penyuluhan pemerintah ke para petani yang ada. Pemerintah juga
masih kurang persiapan saat menghadapi masalah dalam bidang pertanian di masa pandemi ini.
Untuk itu,dibutuhkan kerjasama dari masyarakat dan pemerintah untuk menjalankan program
yang dibuat oleh tersebut agar program tersebut efektif. Agar tidak ada ancaman bagi sektor
pertanian akibat pandemi COVID-19 di Indonesia.

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang lakukan terhadap program pemerintah Indonesia dan Kota
Bandung ditemukan bahwa ada beberapa faktor dan penyebab program yang kurang efektif
diantaranya;

15 Syahyuti, “Kelemahan Konsep dan Pendekatan Dalam Pengemban Organisasi Petani:


Analisis Kritis Terhadap PERMENTAN NO. 273 Tahun 2007” , dalam Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian, (Bogor: 2012)
1. Pelaksanaan membangkitkan kembali roda perekonomian UMKM Program ini memiliki
beberapa kekurangan, ada kesulitan dalam penyaluran bantuan untuk para pelaku UMKM
yang disebabkan oleh kurangnya data. Ketidaktepatan penerima bantuan sesuai syarat
yang telah ditentukan dan ketidaksesuaian dalam penyaluran dana dengan keputusan
yang dikeluarkan. Hal ini membuat bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran.
2. Pelaksanaan kegiatan bantuan sosial program ini memiliki beberapa kekurangan, realisasi
penyaluran program bantuan sosial ke masyarakat berjalan tidak mulus, hal itu
disebabkan oleh target penerima bantuan tidak tepat pada sasaran. Banyak masyarakat
yang seharusnya membutuhkan malah tidak mendapat bantuan yang diberikan.
Kelemahan program bantuan sosial ini terjadi karena kurangnya efektivitas dalam
penyaluran dana bantuan, yang menyebabkan adanya dana yang terpotong karena oknum
tertentu.
3. Pelaksanaan program memperluas pasar mitra tani dan toko tani ini memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu kurangnya pendekatan dan penyuluhan pemerintah ke para petani
yang ada, pemerintah juga masih kurang persiapan saat menghadapi masalah dalam
bidang pertanian di masa pandemi ini. Menurut pendapat Syahyuti dari Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian masalah ini disebabkan oleh rendahnya partisipasi
petani karena kesan bahwa agenda pemerintah ini dilakukan sepenuhnya oleh aparat
pemerintah dan tidak memberi keuntungan bagi para petani.
3.2 Inovasi

Setelah peneliti menemukan indikator dari masalah tersebut tim peneliti berhasil
menggagas inovasi yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Program ini dinamakan
Program bansos untuk membantu warga dalam bidang ekonomi. Dengan adanya program ini
diharapkan bisa meringankan beban warga yang terdampak akibat adanya kebijakan PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Inovasi ini berupa salah satu program
bantuan dari pemerintah yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan akan terus
dikembangkan agar perekonomian masyarakat Indonesia menjadi stabil seperti sebelum
terjadinya COVID-19.

Dengan maksud serta tujuan dikembangkannya program ini, diharapkan masyarakat yang
terdampak pandemi bisa terbantu dengan adanya program bantuan sosial, namun dengan
perjalanannya bansos tidak berjalan efektif karena proses yang bertele-tele dan pendistribusian
bantuan yang tidak tepat sasaran, seharusnya ada pembaharuan dalam sistem yang diberlakukan
dengan cara digitalisasi. Digitalisasi bantuan sosial diharapkan dapat digunakan pemerintah
sebagai alternatif penyaluran yang lebih transparan, mencegah kerumunan, dan tepat sasaran.
Tujuan dari diadakannya program digitalisasi Bansorak (Bantuan Sosial untuk Rakyat) untuk
penyaluran bantuan sosial melalui website (online) ini agar semua masyarakat yang terdampak
pandemi bisa mengakses website ini dari rumah masih-masing tanpa harus berkerumun, hal
tersebut juga sangat membantu masyarakat, karena bansos ini akan dikirimkan langsung oleh
petugas ke rumah masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial ini. Bantuan sosial ini
disalurkan lewat digitalisasi atau website ini berupa uang tunai, memiliki tujuan utama untuk
membantu kebutuhan masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19, dan yang kedua adalah
sembako, dalam hal ini sembako sangat penting bagi kebutuhan masyarakat karena sembako
sebagai pemenuhan kebutuhan primer dan utama untuk masyarakat. Untuk mempercepat
langkah pemerintah dalam melakukan digitalisasi Bansos, ada aspek yang harus menjadi
perhatian pemerintah yaitu perbaikan regulasi, perbaikan tata kelola penyaluran melalui
digitalisasi (platform), dan data dalam penyaluran bansos.
Poin penting yang harus diutamakan dalam penyaluran bansos adalah dalam
pendistribusian bansos agar pemerataan dapat berjalan dengan sempurna. Untuk itu perlu adanya
pemastian dari tersampainya bansos ke tangan setiap masyarakat dalam hal ini individu yang
kurang mampu dengan pengklarifikasian data dalam penyaluran bansos. Inovasi dengan bantuan
teknologi adalah yang paling tepat dan mumpuni karena keandalan dan keakuratan data dapat
dijamin, misalnya bisa dilakukan dengan cara penyinkronan skema bansos dengan warga yang
menerima bansos yaitu dengan pelaporan penyaluran bansos secara online yang dapat diakses
melalui website. Dalam pemastian ini akan diberikan fitur seperti pelaporan warga dan
pencocokan nya dengan data keluarga sebagai WNI (Warga Negara Indonesia) dan juga fitur
untuk membantu warga melaporkan tetangga ataupun kerabat yang belum bisa mengakses
bantuan sosial tersebut agar jangkauan tersampainya lebih luas dan merata.
Daftar Pustaka

● Rizky, F., (2021). _Sindonews.com_ : Indonesia Peringkat 20 Negara dengan Kasus


Aktif COVID-19 Terbanyak di Dunia. Diakses pada 4 Oktober 2021, dari :
https://nasional.sindonews.com/read/534388/15/indonesia-peringkat-20-negara-dengan-
kasus-aktif-covid-19-terbanyak-di-dunia-1631016557
● NEWS SETUP. (2021). Sebuah Studi Mengungkap Penduduk Indonesia yang Terinfeksi
Corona Lebih Banyak. Diakses pada 4 Oktober 2021, dari :
https://newssetup.kontan.co.id/news/sebuah-studi-mengungkap-penduduk-indonesia-
yang-terinfeksi-corona-lebih-lebih-banyak-1?page=all
● Aeni, N., (2021). _Jurnal Litbang_ : Pandemi COVID-19: Dampak Kesehatan , Ekonomi
, dan Sosial, 21, 17(1). Diakses dari:
http://ejurnal-litbang.patikab.go.id/index.php/jl/article/view/249/160
● Nalini, L, N, S., (2021). _Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah (JESYA)_ : Dampak-
Dampak COVID-19 Terhadap Usaha Mikro , Kecil , dan Menengah, 21, 4(1). Diakses
dari: https://stiealwashliyahsibolga.ac.id/jurnal/index.php/jesya/article/view/278/184
● Riyadi, T. (2021, March 5). Dampak Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Kota
bandung minus 2 persen. PRFM News. Retrieved October 11, 2021, from
https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-131542841/dampak-pandemi-
covid-19-pertumbuhan-ekonomi-kota-bandung-minus-2-persen.
● Azis, M., Dermoredjo, K, S., & Susilowati, G., (2021). Dampak Pandemi COVID-19
Terhadap Investasi Sektor Pertanian. Diakses dari:
https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/06-BBRC-2020-II-2-1-MTA.pdf
● Putri, A, M., Septyanani, R., & Santoso, A, P, A., (2020). Dampak COVID-19 pada
Perekonomian Indonesia. Diakses dari:
http://ojs.udb.ac.id/index.php/HUBISINTEK/article/download/996/859/
● Pemkot Bandung, “Peraturan Daerah Kota Bandung” diakses dari:
https://jdih.bandung.go.id/home/berkas/2025 , pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 16.54
● Prasatya, S, T.“Pemkot Bandung Dorong UMKM Terus Menggeliat di Masa Pandemi” ,
diakses dari:
● https://humas.bandung.go.id/layanan/pemkot-bandung-dorong-umkm-terus-menggeliat-
di-masa-pandemi , pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 17.05
● JABARPROV, “Inilah Lima Upaya Jabar Dorong UMKM Saat Pandemi Covid-19” ,
diakses dari: https://jabarprov.go.id/index.php/news/38315/2020/07/01/Inilah-Lima-
Upaya-Jabar-Dorong-UMKM-Saat-Pandemi-Covid-19 , pada tanggal 18 Oktober 2021
pukul 17.07
● Akbar f, “Tahapan Daftar Bansos PKH 2021 untuk Dapatkan Bantuan” diakses dari:
https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/citizen/pr-701927315/cukup-6-langkah-ini-tahapan-
daftar-bansos-pkh-2021-untuk-dapatkan-bantuan-hingga-rp3-juta?page=2 , pada tanggal
18 Oktober 2021 pukul 16.45
● Rahman, M, R. (2021) ” Peneliti: Efektivitas bantuan sosial sangat tergantung akurasi
data” , diakses dari: https://www.antaranews.com/berita/2007705/peneliti-efektivitas-
bantuan-sosial-sangat-tergantung-akurasi-data , pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul
18.44
● Fauzie, Y, Y. “Melihat Kelemahan Penyaluran Bansos Anti Sunat Ala Jokowi”, diakses
dari: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210105073449-532-589469/melihat-
kelemahan-penyaluran-bansos-anti-sunat-ala-jokowi , pada tanggal 18 Oktober 2021
pukul 19.21
● Bkp Pertanian, (2021) “Peraturan Perundang-undangan Bidang Pangan” diakses dari:
http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/2021/Peraturan%20yang%20masih
%20berlaku%202021.pdf
● Gro. (2020). “Pasar Tani Memperluas Jaringan Pasar”. Diperoleh dari:
https://www.neraca.co.id/article/138817/pasar-tani-memperluas-jaringan-pasar
● Andri, K, B. (2020). “Strategi Pertanian Menghadapi Pandemi Covid-19”. Diperoleh
dari: https://mediaindonesia.com/opini/308928/strategi-pertanian-menghadapi-pandemi-
covid-19
● Undang-Undang Republik Indonesia. (2013). “Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani”. Diperoleh dari:
http://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/06/UU-No.19-Tahun-2013-
Perlindungan-dan-Pemberdayaan-Petani.pdf
● Syahyuti. (2012). “Kelemahan Konsep dan Pendekatan Dalam Pengemban Organisasi
Petani: Analisis Kritis Terhadap PERMENTAN NO. 273 Tahun 2007”. Diperoleh dari:
https://media.neliti.com/media/publications/53224-ID-kelemahan-konsep-dan-
pendekatan-dalam-pe.pdf
● Undang-Undang Republik Indonesia. (2020). “Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-
Undang” . Diperoleh dari:
https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/176114/UU_Nomor_2_Tahun_2020.pdf

Anda mungkin juga menyukai