Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PADAT KARYA


TUNAI DESA (PPKTD) SELAMA PANDEMI COVID-19 DI
DESA HANDIL MALUKA KECAMATAN BUMI MAKMUR
KABUPATEN TANAH LAUT

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


SITI MAULIANA HAIRINI, S.IP, MA

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD DIMAS JANUAR
1810413210022

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
ILMU PEMERINTAHAN
2021
Daftar Isi

MAKALAH............................................................................................................1

Daftar Isi.................................................................................................................1

BAB I.......................................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................2

A. Latar Belakang..............................................................................................2

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

PEMBAHASAN.....................................................................................................6

A. Gambaran Umum Desa Handil Maluka........................................................6

B. Analisis Fokus Penelitian..............................................................................7

C. Implementasi Kebijakan Padat Karya Tunai di Desa Handil Maluka di


masa Pandemi COVID-19....................................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

Kesimpulan.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal tahun 2020, pandemi COVID-19 menjadi wabah dan menjadi
masalah kesehatan serius bagi dunia. Kasus yang berawal dari Informasi Badan
Kesehatan Dunia / WHO pada tanggal 31 Desember 2019 bahwa adanya kasus
kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di kota Wuhan, Provinsi
Hubei, China. Terus berkembang sampai adanya laporan kematian dan terjadinya
penyebaran virus di luar China. Pada tanggal yang sama pula China secara resmi
melaporkan adanya virus corona kepada WHO. Kemudia pada tanggal 30 januari
2020, WHO menetaplan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) / Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang
Meresahkan Dunia (KKMMD). Virus ini mulai masuk ke Indonesia pada tanggal
2 maret 2020 dimana Pemerintah Indonesia melaporkan ada 2 kasus konfirmasi
COVID-19. Lalu Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-
19 sebagai pandemi.1

Sudah satu tahun lebih selepas Pemerintah Indonesia melaporkan kasus


pertama COVID-19 yang tentunya berdampak besar di berbagai aspek kehidupan
masyarakat Indonesia. Mulai dari pembatasan kegiatan masyarakat yang dimana
sekarang berkumpul dan berkerumun tanpa menjaga jarak dilarang dan
masyarakat diharapkan memakai masker dan selalu mencuci tangan sehabis
datang dari luar rumah. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19
yang semakin meluas, maka dari itu segala mascam kegiatan yang berpotensi
menjadi kluster penyebaran baru COVID-19 dilarang dan dibatasi.mengenai
pembatasan kegiatan ini juga sebenarnya memulai pro dan kontra di masyarakat.
Sebagian masyarkat menilai hal ini bagus sebagai upaya untuk memutus mata

1
https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/03/063000665/kilas-balik-9-bulan-pandemi-covid-
19-dan-dampaknya-bagi-indonesia?page=all (di akses pada 28 April 2020 pukul 16:13 WITA)

2
rantai penyebaran COVID-19. Sebagian lain menilai kebijakan tersebut baik
namun terkesan dalam pelaksanaannya menjadi permainan, karena ketika orang-
orang penting mengadakan acara malah tidak ada larangan dari pihak terkait,
sedangkan ketika masyarakat biasa yang mengadakan langsung diadakan
penertiban. Dampak COVID-19 tidak hanya pada sektor kesehatan, melainkan
juga pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dampaknya pada kesehatan
ditunjukkkan dengan angka kematian korban di Indonesia yang mencapai 8,9
persen. Pada ekonomi pendemi ini memeberikan pengaruh yang cukup signifikan
menyebabkan anjloknya aktivitas perekonomian domestik di Indonesia dan tidak
menutup kemungkinan menuju kepada turunnya kesejahteraan masyarakat.
Bahkan saat ini Indonesia sudah mengalami resesi ekonomi.

Resesi sendiri adalah penurunan signifikan semua kegiatan ekonomi yang


berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. 2 Selama resesi,
ekonomi berjuang, banyak orang-orang kehilangan pekerjaan, perusahaan
membuat lebih sedikit penjualan dan output ekonomi negara secara keseluruhan
menurun. Indonesia sendiri resmi mengalami resesi ekonomi dampak dari
pandemi COVID-19 yang diandai dengan produk domestik bruto (PDB) RI pada
kuartal III-2020 minus mencapai 3,49 persen. Masih tingginnya angka penyebaran
COVID-19 membuat mobilitas mayarakat menjadi rendah sehingga
mengakibatkan kelesuan daya beli masyarakat dalam perekonoian. Wabah begitu
memukul banyak sektor usaha masyarakat. Dimana banyak ukmm kecil yang
kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, dimana omset yang
biasa mereka dapatkan menurun daripada kondisi sebelum pandemi. Tidak hanya
sektor usaha kecil masyarakat, namun juga sekelas perusahaan-perusahaan besar
juga terkena dampaknya. dikarenakan menurunya penjualan maka berdampak
pada pengurangan jumlah produksi barang. Menyebabkan banyak pemutusan
hubungan kerja serta enyebabkan menurunnya penyerapan tenaga kerja.Seluruh
kejadian ini bagaikan mata rantai yang saling menarik satu sama lainnya dan
membuat semacam kondisi resesi.
2
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/04/151000465/mengenal-apa-itu-resesi-
ekonomi-dampak-dan-penyebabnya-?page=all (di akses pada 28 April 2020 pukul 16:13 WITA)

3
Pandemi menekan perekonomian masyarakat dari berbagai sudut, tidak
terkecuali terhadap perekonomian desa. Dampak dari COVID-19 masih sangat
dan paling dirasakan oleh masyarakat perkotaan. Namun, kita tidak bisa lupakan
juga para pekerja yang juga kebanyakan berasal dari desa dengan mobilitas yang
cukup tinggi dari desa ke kota lalu kembali lagi ke desa. Apalagi wabah ini bisa
saja merebak di desa. Contohnya saja kegiatan mudik yang biasanya menjadi
agenda tahunan masyarakat untuk pulang ke kampung halaman mereka menjelang
ramadahan dan Idul Fitri juga bisa menjadi penyebarluasan COVID-19 di
perdesaan. Dengan sumber daya ekonomi dan sosial yang dimiliki desa. Terutama
dalam hal ini Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) dan dana desa, desa
dapat ikut berkontrbusi dalam penanganan COVID-19.

Pemerintah dalam hal ini menerbitkan Perppu No.1 Tahun 2020


memberikan instrument baru untuk meminimalkan dampak pandemi COVID-19
terhadap perekonomian seperti di desa dengan memanfaatkan dana desa. Dana
desa sendiri merupakan alokasi anggaran yang berasal dari pemerintah pusat serta
dapat digunakan langsung untuk keperluasn desa. Dalam kondisi sekarang
tantunya dana desa bisa mmenjadi alokasi anggaran yang dapat langsung
digunakan untuk mendukung upaya mengurangi dampak COVID-19 di tingkat
desa. Pada pasal 2 ayat 1 huruf (i) Perppu No.1 tahun 2020 disebutkan bahwa
perlu dilakukan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran untuk kegiatan
tertentu (Refocusing), penyesuaian alokasi, dan atau pemutongan/ penundaan
penyaluran anggaran untuk transfer ke daerah dan dana desa, dengan kriteria
tertentu. Lalu selanjutnya dalam perppu dijelaskan juga “pengutamaan
penggunaan dana desa” yang maksudnya dana desa dapat digunakan antara lain
untuk bantuan langsung tunai bagi penduduk miskin di desa dan kegiatan
penanganan pandemi COVID-19. Lebih lanjut akan protokol penanganan wabah
virus corona agar tidak masuk desa tertuang dalam surat Edaran Menteri Desa
PPDT Nomor 8 tahun 2020 tentang Desa tanggap Corona dan Penegasan Padat
Karya Tunia Desa (PKTD).

4
Didalam Surat edaran Menteri tersebut pada Huruf E dijelaskan Bahwa
Dana desa digunakan dengan pola Karya Tunai Desa (PKTD), melalui
pengelolaan secara swakelola, serta pendayagunaan sumber daya alam,
teknologitepat guna, inovasi dan sumber daya manusia desa. Dimana mengubah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebagai dasar untuk
mengeluarkan Dana Desa tahun 2020. Dalam Program padat karya Tunai Desa ini
ialah bagaimana prioritas dalam PKTD tersebut dimana adalah untuk anggota
keluarga miskin dan marjinal dengan sistem upah harian sehingga menjaga
keberlangsungan perekonomian mereka.

Melalui Surat Edaran tersebut ternyata dana desa juga digunakan untuk
Program padat karya desa yang dimana menjadi program unggulan dalam
mencegah dampak wabah COVID-19 untuk menyebar di desa selain program
Bantuan langsung Tunai desa. Maka perlu dilakukan kajian sederhana tentang
implementasi Program Padat karya Tunai di masa pandemi di Desa dengan lokasi
kajian terletak di Desa Handil Maluka, Kecamatan Bumi Makmur Kabupaten
Tanah Laut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah sebelumnya maka dapat disimpulkan


rumusan masalah dari kajian makalah ini berupa “ Bagaimana Imp;ementasi
Program Padat Karya Tunai desa pada masa pandemi COVID-19 “

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Handil Maluka

Handil Maluka adalah sebuah desa di Wilayah Kecamatan Bumi


Makmur, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Mata
Pencarian Penduduk setempat Hampir semuanya merupakan pertanian padi
dengan sistem tadah hujan dan pasang surut. Hal ini dapat dilihat dari luasan
lahan pertanian yang dimiliki penduduk desa Handil Maluka yang mencapai
2.940 ha/m2. Biasanya masyarakat desa menjual hasil panen mereka kepada
tengkulak dan sebagian untuk disimpan. Tak hanya bertani, penduduk desa
Handil Maluka juga memelihara unggas seperti ayam kampung dan juga itik,
dimana biasanya untuk dijual telur dan dagingnya. Namun pemanfaatan hasil
peternakan tersebut masih belum optimal dilihat hanya ada satu orang yang
mengolah lagi bahan telur tersebut menjadi produk baru seperti Telor asin.
Sementara untuk kebutuhan Air Bersih masyarakat desa memanfaatkan
sumur pompa yang dibangun secara swadaya masyarakat. Total ada sekitaran
46 sumur pompa yang dimanfaatkan oleh sekitar 337 kepala keluarga di dua
dusun desa.3

 Keadaan Geografis
1. Luas Wilayah
a. Luas Wilayah Desa Handil Maluka : 3,600 ha/m2
b. Batas-batas Desa:
Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Labuan Amas
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Kurau Utara
Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Handil Suruk

3
Sumber dari wawancara dengan staf pemerintah desa Handil Maluka dan juga Profil Desa Handil
Maluka 2020

6
Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Sungai Rasau

 Keadaan Penduduk
1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data pada tahun 2020, maka junlah penduduk yang
mendiami desa Handil Maluka adalah berjumlah 1194 Jiwa dan
terdapat 337 kepala keluarga yang terdiri dari 596 jumlah jiwa laki-
laki dan 598 jumlah jiwa perempuan.

2. Keadaan penduduk menurut mata pencarian


Gambaran mengenai keadaan penduduk menurut jenis mata
pencaharian di desa Handil Maluka, hampir sebagian besar
penduduknya memiliki profesi sebagai petani baik itu petani pemilik
lahan maupun petani yang hanya meambil upah. Tidak didapati jenis
profesi lain bahkan para aparatur desa sendiri kebanyakan juga
berkeja sebagai buruh tani.4

B. Analisis Fokus Penelitian

Fokus dalam kajian makalah kali ini adalah Implementasi dai Program
Padat Karya tunai Desa untuk masyarakat guna meminimalisir dampak pandemi
COVID-19 di Desa Handil Maluka kecamatan Bumi Makmur Kabupaten Tanah
Laut. Implementasi sendiri adalah proses mentranformasikan rencana ke dalam
praktik (Wijaya dan Supadmo, 2006:81). Implementasi merupakan berbagai
rangkuman berbagai kegiatan, di mana sumber daya manusia enggunakan sumber
daya lain untuk mencapai sasaran. Pihak berkepentingan berusaha sedapat
mungkin mempengaruhi kegiatan dan menerapkan kebijakan sehingga proses
implementasi penuh dengan nuansa politik. kegiatannya biasnaya diarahkan ke
realisasi program, administrator, mengorganisir, menginterpretasikan, dan
menerapkan kebijakan. Dapat dikatakan Implementasi adalah memahami senyata-
4
Data Profil Desa Handil Maluka 2020

7
nyatanya terjadi sebuah program yang telah dinyatakan berlaku, mencakup usaha-
usaha mengadministrasikan maupun menimbulkan akibat nyata kepada
masyarakat.

Implementasi kebijakan sendiri sebagai tindakan yang dilakukan individu-


individu (kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang mengarah ke
tujuan yang ingin dicapai yang sudah ditetapkan dalam keputusan sebelumnya.
Grindle dalam Wibawa (1994:127) mengemukakan implementasi sebagai proses
politik dan administrasi. Dalam teori ini Grindle memandang bahwa suatu
implementasi sangat ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya.
Dalam teorinya itu Grindle mengemukakan bahwa proses implementasi kebijakan
hanya dapat dimulai apabila tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang semula telah
diperinci, program aksi telah dirancang, dan sejumlah dana telah dialokasikan
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran tersebut. Isi kebijakan menurut
Grindle mencakup : 1) kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan; 2) jenis
manfaat yang akan dihasilkan; 3) derajat perubahan yang diinginkan, 4)
kedudukan pembuat kebijakan, 5) siapa pelaksana program;dan 6) sumber daya
yang dikerahkan.

Menurut Winarno (2012), implementasi kebijakan dibatasi sebagai


menjangkau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu pemerintah dan
individu-individu swasta (kelompok-kelompok) yang diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan
sebelumnya. Suatu kebijakan yang cemerlang mungkin juga akan mengalami
kegagalan jika kebijakan tersebut kurang diimplementasikan dengan baik oleh
para pelaksana kebijakan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi


kebijakan publik adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
individu-individu atau kelompok-kelompok baik pemerintah ataupun swasta,
sehingga pada akhirnya akan mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam hubungannya dengan makalah kali ini bagaimana kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan pemerintah Desa Handil Maluka untuk mencapai tujuan dari

8
Program padat karya tunai desa dalam mengurangi dampak pandemi COVID-19
di desa.

C. Implementasi Kebijakan Padat Karya Tunai di Desa Handil Maluka di


masa Pandemi COVID-19

Tahapan implementasi pelaksanaan PKT di desa Handil maluka sebagai


upaya mengurangi dampak pandemi COVID-19 di desa sendiri terdiri dari 5
tahapan. biasanya dimulai dari tahapan persiapan penggunaan dan desa; tahap
perencanaan penggunaan dana desa; pelaksanaan penggunaan dana desa untuk
PKT; tahapan pemantauan; evaluasi dan pelaporan PKT; serta tahapan pembinaan
dan pengawasan.5

PKT sendiri merupakan program produktif dengan pemberdayaan


masyarakat desa dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya lokal, tenaga
kerja lokal, dan teknologi lokal yang tepat guna, khususnya keluarga miskin,
pengangguran, setengah pengangguran, dan keluarga dengan balita gizi buruk.
Manfaat PKT, yaitu : menyediakan lapangan kerja bagi keluarga miskin,
pengangguran, setengah pengangguran, dan keluarga dengan balita gizi buruk
(stunting), menguatkan rasa kebersamaan, keswadayaan, kegotongroyongan, dan
partisipasi masyarakat, dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya lokal
secara optimal, meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan daya beli
masyarakat desa, serta mengurangi jumlah keluarga miskin, pengangguran,
setengah pengangguran, keluarga dengan balita gizi buruk.

Dalam pembuatan kebijakan salah satu hal yang paling penting adalah
implementornya, maka dalam melaksanakan suatu kebijakan harus jelas disebut
para aktor yang terlibat dalam proses pelaksanaan kebijakan. Sasaran dari PKT di
dalam surat edaran menteri desa dan PDT adalah desa-desa di seluruh Indonesia
dengan menggunakan Dana Desa yang yang sudah digeser pembelanjaan bidang
dan sub bidang lain menjadi bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat
5
Wawancara dengan Staf Pemerintah Desa Handil Maluka

9
dan mendesak desa, dimana kegiatan PKT sendiri diprioritaskan bersama dengan
kegiatan Bantua Langsung Tunai sebagai mana juga diatur dalam peraturan
Menteri dalam negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Keuangan desa. Berguna
mempercepat pembangunan infrastruktur di desa dan mempercepat
penanggulangan kemiskinan yang terjadi di desa. Dengan demikian pelaksana dari
PKT adalah Pemerintah Desa.

Tersedianya sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan


kebijakan, dengan sendirinya akan mempermudah pelaksanaannya. Sumber daya
ini berupa tenaga kerja, keahlian, dana, sarana, dan lain-lain. Adanya PKT,
menumbuhkan kesempatan kerja dan menciptakan lapangan kerja bagi keluarga
miskin, pengangguran, setengah pengangguran, dan keluarga dengan balita gizi
buruk (stunting). PKT meggunakan dan memberdayakan sumber daya lokal yang
tersedia di desa, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya juga diterapkan protokol kesehatan, dalam hal ini pemerintah
desa dalam pelaksanaannya menyediakan tempat cuci tangan dan handsanitaizer.
Tidak lupa juga pembatasan jarak dan memakai masker selama kegiatan.

Terkait pelaksanaan protokol kesehatan selama berlangsungnya kegiatan


PTK menjadi hal yang harus dijalankan oleh penyelenggara dalam hal ini
Pemerintah desa dan pihak partisipan yaitu masyarakat. Dalam pelaksanaanya
PKT di Desa handil maluka sudah dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan
dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan, selalu memakai masker,
dan menjaga jarak. Dalam pelaksanaanya sendiri dilakukan di ruang terbuka
dengan terik matahari sehingga masyarakat bisa lebih sehat dan juga mendapat
benefit berupa upah harian yang langsung dibayarkan. Pelaksanaan PKT di tengah
pandemi sangat berguna untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan
meningkatkan daya beli masyarakat setempat.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan


PKT di Desa Handil Maluka, berdasarkan kepentingan yang terpengaruhi oleh
kebijakan, jenis manfaat yang dihasilkan, derajat perubahan yang diinginkan,

10
kedudukan pembuat kebijakan, siapa pelaksana program, sumber daya yang
dikerahkan, dan penerapan protokol kesehatan. Aspek-aspek tersebut meneguhkan
tesis yang dikemukakan oleh Merilee S. Grindle. Dalam implementasinya, dapat
terlaksana dengan baik seperti : pelaksanaan kegiatan sesuai yang diisyaratkan
dalam prioritas penggunaan Dana Desa; pelaksanaan kegiatan PKT dilaksanakan
secara swakelola; pembayaran upah dibayarkan secara tunai (cash for work);
keterlibatan masyarakat lokal sebagai pelaksana kegiatan swakelola (tenaga kerja
lokal); Seta penerapan Protokol kesehatan Selama berlangsungnya kegiatan.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan temuan Implementasi kebijakan PKT di Desa Handil maluka


Berdasarkan kepentingan terpengaruhi oleh keijakan, siapa yang melaksanakan
program dan jug sumber daya yang dikerahkan. Dalam implementasinya, dapat
terlaksana dengan baik dimana Pelaksanaan kegiatan sesuai protokol kesehatan
mengingat dilaksanakannya di masa pandemi; sesuai dengan prioritas
pembangunan desa; dilaksanakan secara swakelola; Pembayaran upah harian
langsung tunai;

Dampak yang diberikan dari kegiatan PKT selama pandemi terhadap


masyarakat Desa Handil Maluka seperti dampak ekonomi, kesehatan, dan skill/
Keahlian bekerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/04/151000465/mengenal-apa-itu-resesi-
ekonomi-dampak-dan-penyebabnya-?page=all

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/03/063000665/kilas-balik-9-bulan-pandemi-
covid-19-dan-dampaknya-bagi-indonesia?page=all
Keputusan Bersama Empat (4) Menteri, yakni : Menteri Dalam Negeri, Menteri
Keuangan, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dan
Menteri Perencanaan pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan tentang
penyelarasan dan penguatan kebijakan Percepatan pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Surat Edaran Menteri, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 8
Tahun 2020 tentang desa Tanggap COVID-19.
Bekun, S, et al. (2013). Strategi Pelaksanaan Program Padat Karya Pangan dalam
Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Timor Tengah
Utara. Wacana-Vol. 16. No. 2.
Buku Profil desa Handil Maluka Kecamatan Bumi Makmur Kabupaten Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan selatan Pada Tahun 2020
Wawancara dengan beberapa staf Pemerintahan Desa Handil Maluka Kecamatan Bumi
Makmur Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan selatan

12

Anda mungkin juga menyukai