Anda di halaman 1dari 18

PEMULIHAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI BISNIS DIGITAL

DI MASA PANDEMI COVID-19

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Ekonomi dalam IPS

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Rusdarti, M.Si

Oleh :

Anastasia Dwi Gandarini

NIM : 0301521007

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. Perkembangan Ekonomi Selama Pandemi Covid 19 Di Indonesia……………...5
B. Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Perekonomian Masyarakat………...……….6
C. Strategi Pemulihan Ekonomi Masyarakat Melalui Bisnis Digital ( Ditinjau dari
teori fungsional dan perubahan social budaya…………………………………...8

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................13


A. Kesimpulan......................................................................................................................13
B. Saran................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tahun 2020 merupakan tahun yang mengkhawatirkan seluruh negara, tanpa terkecuali
negara Indonesia. Hal itu disebabkan munculkan wabah virus Corona, yang bermula dari Kota
Wuhan China, dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Awalnya pemerintah tidak mengikuti
cara yang digunakan oleh beberapa negara lainnya terkait informasi yang diberikan mengenai
virus corona covid-19, yaitu dengan melakukan reaksi cepat sosialisasi pencegahan. Wabah atau
virus corona telah menyebabkan kerugian nyata dikalangan masyarakat dunia. Coronavirus
adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan
ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan
mamalia, termasuk manusia. Pada manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran
pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti;
SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan. Virus corona telah terjangkit cukup
masif di dunia sehingga status virus corona dikatakan sebagai pandemi. Pandemi merupakan
suatu istilah yang digunakan ketika suatu wabah atau virus telah menyebar secara global. Itu
artinya tidak terbatas pada satu negara saja tapi sudah mendunia. Tanpa terkecuali di Indonesia.

Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang sangat besar pada hampir semua sektor
kehidupan. Tidak hanya kesehatan, sektor ekonomi menjadi salah satu sektor paling terdampak
dan tidak dapat berjalan normal seperti biasanya. Di sisi lain, COVID-19 juga memaksa
masyarakat untuk mengurangi kontak fisik sebagai upaya untuk menekan penyebaran agar tidak
semakin meluas. Guna mengurangi kontak fisik dalam upaya menekan potensi penularan
COVID-19 sekaligus menggerakkan roda ekonomi, bisnis digital menjadi salah satu solusi,
tentunya dengan tetap menyesuaikan dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru. Pola ini akan
mengurangi sentuhan fisik dan mencegah penularan virus corona. Salah satu dampak dari
pandemi COVID-19 adalah pelaku bisnis yang kesulitan untuk memasarkan produk mereka,
terlebih lagi merek yang telah dibangun sebelumnya menjadi tidak dikenal kembali dikarenakan
pemerintah menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan social distancing untuk
menekan angka pertumbuhan kasus positif. Menurut (Wirapraja, 2018) perkembangan zaman

1
saat ini mengharuskan bagi pemasar untuk memperbaharui sistem penjualannya agar tetap
mampu bersaing di era saat ini. Salah satu kiat usaha yang dilakukan untuk mewujudkan sistem
ini adalah dengan pemasaran online yang diharapkan dapat memperbaharui sistem pemasaran
konvensional yang telah lebih dahulu difahami oleh masyarakat. Selama pademi COVID-19 ini,
pemerintah juga mulai mempertimbangkan masalah pemasaran online sebagai salah satu solusi
yang dapat diterapkan untuk mengatasi defisit pajak akibat perlambatan ekonomi dan
menurunnya pendapatan negara. Seperti contoh pada salah satu platform Bukalapak, mereka
megutamakan pemasaran online berupa produk sembako selama pandemi ini untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang berada di rumah.Menurut (Kotler, 2011) Pemasaran online adalah
suatu sistem kinerja perusahaan yang berfokus pada penjualan barang, jasa ataupun promosi
yang menggunakan media internet sebagai pendukung sistem tersebut.

Menurut Laporan dari Organisation for Economic Co-operation and Development


(OECD), Pandemi covid-19 ini mempengaruhi perekonomian dari sisi penawaran dan
Permintaan. Di sisi penawaran, perusahaan mengurangi pasokan bahan baku dan tenaga kerja
yang tidak sehat serta rantai pasokan yang juga mengalami kendala. Dari sisi permintaan,
kurangnya permintaan dan menurunnya kepercayaan konsumen terhadap suatu produk.OECD
juga menyebutkan UMKM memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi covid- 19
ini.UMKM sangat rentan terdampak dalam gangguan bisnis, karena seringnya berhubungan
langsung dengan pariwisata, transportasi dan industri kuliner yang memerlukan supplier yang
cepat yang semuanya terdampak secara signifikan oleh covid-19.(OECD, 2020). Terkait
Pandemi covid-19, dikeluarkanlah PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar dengan maksud membatasi pergerakan orang dan barangdan mengharuskan masyarakat
jika tidak ada keperluan mendesak diharapkan untuk berdiam diri dirumah. biasa.Dengan ini,
Pelaku Usaha dapat menyesuaikan diri dengan membuka toko online/ berjualan melalui e-
commerce.E- commerce merupakan sistem penjualan, pembelian dan memasarkan produk
dengan memanfaatkan elektronik(Kotler, Philip dan Amstrong, 2012).

Ekonomi digital disebut juga dengan ekonomi baru (new economy), ekonomi jaring (web
economy) dan ekonomi internet (internet economy) atau disebut juga dengan ekonomi era
revolusi 4.0 (Adhikara, 2005; Prastyaningtyas, 2019). Yang menunjukkan bahwa telah terjadi

2
perubahan secara global di berbagai belahan negara secara menyeluruh dengan adanya sistem
baru berbasis teknologi dan peraturan baru khususnya pada aspek ekonomi (Adhikara, 2005).
Hal ini ditandai dengan penggunaan tekonologi dan internet di tengah masyarakat untuk banyak
kebutuhan, bahkan semua di-digitalkan. Oleh karenanya terdapat perubahan besar dan meluas
berbagai perusahaan dari sistem operasional bahkan pemasaran, pada tingkat elemen konsumen
dan berbagai mekanisme peraturan transaksional. Dari sisi perusahaan harus tau strategi yang
dirumuskan secara tepat akan siapa yang benar-benar menjadi pesaing, siapa yang tepat
dijadikan mitra, bagaimana perubahan aspek manfaat yang terjadi, apa media yang tepat dan
selalu diperbaharui, apa yang perlu diperbaiki untuk nilai jual dan mengubah semua kelemahan
menjadi kekuatan (Adhikara, 2005). Masyarakat Indonesia hamper setengah lebih sudah
menggunakan internet, namun data statistik tentang penggunaan media internet sebagai usaha
hanya berkisar15,08 persen. Hal ini merupakan tantangan untuk meningkatkan sistem pemasaran
maupunbranding digital untuk mewujudkanekonomi masyarakat yang maju akanteknologi
pemasaran. Strategi pemasaran online atau bisnis digital dan membangun digital branding
mampu meningkatkan angka kesejahteraan perekonomian saat ini menjadi serba digital.

Pandemi covid-19 ini menyebabkan adanya pergeseran dan perubahan pola pembelian
konsumen.Biasanya meskipun sudah ada penjualan online, namun konsumen tetap banyak yang
membeli produk secara langsung ke toko atau pusat perbelanjaan.Namun sekarang ini, karena
ada pembatasan dan peraturan pemerintah untuk tidak keluar rumah, maka otomatis konsumen
tidak memungkinkan untuk berlama-lama di luar rumah.Pelaku UMKM juga harus
menyesuaikan diri dan mengkondisikan penjualan produk dan jasanya.Perlu adanya perbaikan
kualitas produk dan penyesuaian pelayanan untuk dapat menarik konsumen. Menurut (Gary,
2013)“kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal
itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan
reparasi produk juga atribut produk lainnya”. Menurut(Tjiptono, 2011) kualitas pelayanan adalah
tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan atau seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu
sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Penelitian (Tripayana & Pramono, 2020)dan (Lestari & R,
2019) menyatakan bahwa kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap

3
pembelian konsumen dan peningkatan kepuasan pelanggan sehingga nantinya dapat terbentuk
loyalitas pelanggan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan ekonomi selama pandemi covid 19?


2. Apa dampak pandemi covid-19 saat ini terhadap perekonomian di Indonesia?
3. Bagaimana strategi pemulihan ekonomi masyarakat melalui bisnis digital ?

C. Tujuan

1. Untuk mnegetahui perkembangan ekonomi selama pandemic covid-19


2. Untuk menejelaskan dampak pandemic covid-19 terhadap perekonomian di Indonesia
3. Untuk menjelaskan strategi pemulihan ekonomi masyarakat Indonesia melalui bisnis
digital saat ini

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Ekonomi Selama Pandemi Covid 19

Dampak diberlakukannya PSBB di Indonesia secara ekonomi memberikan dampak


perubahan sosial masyarakat yang dulunya sering bertransaksi secara offline kini menjadi
terbatas, kerumunan di pasar ataupun di tempat penjualan/ pembelian senantiasa diawasi dan
diperketat. Sehingga terjadi sistem ekonomi ditengah masyarakat yang tidak menentu/ tanpa
kepastian (Paul M. Muchinsky, 2012) sebagai akibat dari penurunan tingkat penawaran dan
permintaan masyarakat (Irawan, 2020) secara offline. Kebijakan PSBB tidak hanya mengubah
perilaku bertransaksi, tapi juga mengubah peraturan perusahaan terhadap karyawannya yaitu
berupa work from home (WFH) atau justru memutuskan hubungan kerja yang berakibat pada
terbukanya pintu pengangguran dan kehilangan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tercatat
hingga saat ini angka terdampak PHK di Indonesia 1,7 juta karyawan (Kompas, mei 2020).

Kondisi ekonomi di Indonesia nampak memprihatinkan, ekonomi secara global 2020


diperkirakan bisa jatuh seperti depresi 1930, bukan lagi seperti tahun 2008 atau 1998. Kondisi
ini juga memicu penurunan perdagangan bahkan perdagangan internasional. Di Indonesia
sendiri berbagai sektor harus terkendala dalam proses operasi, seperti pabrik-pabrik yang
harus menghentikan proses operasi karena kondisi tidak memungkinkan .Di kala pemerintah
sedang berupaya untuk mengoptimalkan kondisi perekonomian Indonesia , pandemi covid -19
datang dengan segala dampak negatifnya. Seperti yang kita ketahui sekarang bahwa dampak
dari pandemi ini sangat berpengaruh dalam segala aspek terutama pada kondisi kesehatan dan
perekonomianNegara. Dengan adanya pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri bahwa
perekonomian Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi yang bisa dibilang “sangat
tidak stabil”. Dikutip dari KOMPAS.com, berdasarkan pertumbuhan dari tahun ke tahun,
sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1 2020 terbesar pada sektor informasi
dan komunikasi sebesar 0,53 persen. Hal ini cukup bisa dimaklumi mengingat dengan adanya
anjuran dari pemerintah untuk “di rumah saja” maka banyak orang menjalankan pekerjaan,
hiburan dan pendidikan melalui teknologi informasi.

5
Dalam menghadapi pelemahan terhadap ekonomi, diperlukan langkah antisipasi ke depan.
Pemerintah tidak bisa tinggal diam, atau stagnan dalam mengambil langkah. Pelemahan ini
bisa diantisipasi dengan beberapa kebijakan, seperti pemulihan ekonomi nasional
(PEN),kemudian pelonggaran PSBB secara berhati-hati, mall, pasar, kantor sudah mulai
dibuka di masa transisi, selain itu pemerintah juga mencoba mempercepat reformasi ekonomi
(RUU Cipta Kerja).Selain melakukan pemulihan melalui jalur kebijakan, pihak pemerintah
juga bisa memberikan bantuan terhadap masyarakat. Kemudian bisa dengan stimulasi daya
beli masyarakat, yang tidak hanya bertumpu pada bansos. Lalu kembangkan aktivitas
masyarakat. Percepat realisasi stimulus fiskal. Serta memberikan bantuan kepada UMKM.
Perkembangan perekonomian selama pandemi di Indoensia sangatlah meresahkan masyarakat
terutama para pengusaha baik kecil hingga atas karena hampir saja pandemi covid 19 ini
meghentikan aktivitas perekonomian yang ada.

B. Dampak Pandemi Covid Terhadap Perekonomian Indonesia

Indonesia di hadapkan dengan banyak persoalan dalam aspek ekonomi akibat dari pandemi
Covid-19. Pandemi COVID-19 ini telah banyak menimbulkan dampak terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat di indonesia. Salah satunya adalah banyaknya para pekerja yang terkena
PHK (pemutusan hubungan kerja). Hal ini tentunya akan mempengaruhi roda perekomian
kita. Salah satu kiat yang efektif untuk diterapkan pada masa pandemi ini adalah dengan
memaksimalkan pemasaran online dan membangun branding kita. Mengingat semakin
banyaknya masyarakat yang memulai WFH (work from home). Dengan demikian peluang
untuk memaksimalkan branding maupun pemasaran kita semakin mudah karena penggunaan
internet pada saat pandemi COVID-19 meningkat pesat. Dilansir dari situs resmi CNN
indonesia, bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan terhadap pengguna internet di
masa pandemi ini yaitu sampai 40%. Hal ini terjadi pada beberapa penyedia jasa internet
seperti indihome dan biznet maupun penyedia jasa provider seperti telkomsel, indosat,
smartfren dan lain-lain.

Kekosongan aktifitas selama hampir 3 bulan sejak pertengahan Maret masih memberikan
peluang bagi perusahaan untuk langsung bangkit. Keuangan perusahaan diperkirakan masih
bisa bertahan sampai tiga bulan. Beda halnya bila aktifitas normal mulai diadakan pada bulan
Agustus atau bahkan Desember. Perusahaan perlu waktu mencari lagi pegawai baru untuk

6
memulai operasi. Banyak perusahaan juga akan tidak kuat bertahan selama lebih dari tiga
bulan. Dari sisi makro ekonomi, dengan adanya stimulus fiskal yang disertai dengan realokasi
anggaran untuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional dari sektor
keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian secara perlahan di kuartal
ketiga. Penyebaran covid-19 berpotensi berdampak secara langsung terhadap ekonomi
termasuk keberlangsungan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. Kementrian Koperasi
dan UMKM tengah mendata kondisi UMKM yang mengalami kesulitan bahan baku, kendala
proses produksi dan permintaan pasar yang turun drastis dan kemudian memetakan dampak
covid-19 ini terhadap UMKM. Berdasarkan dari hasil observasi, rata-rata UMKM merasakan
penurunan omset selama adanya covid-19. Hal ini terjadi karena mulai berkurangnya aktivitas
yang dilakukan diluar rumah, kesulitan dalam memperoleh bahan baku karena terjadi kendala
transportasi, serta mulai turunnya kepercayaan masyarakat terhadap produk yang ada di luar
terutama bidang kuliner.

Dampak dari COVID-19 tidak hanya mengganggu sektor ekspor dan impor Indonesia,
tetapi juga menyerang sektor perdagangan yaitu dari penerimaan pajak yang juga mengalami
penurunan. Hal ini berdampak sangat serius karena dalam penerimaan pajak sektor
perdagangan sangat memiliki kontribusi besar dalam mendongkrak penerimaan negara
tepatnya yaitu berada pada urutan kedua terbesar (Sugarda & Rifky, 2017). Badan Pusat
Statistik (BPS) merilis data terkait dengan ekspor migas dan non-migas yang menyebutkan
terjadinya penurunan ekspor migas dan non-migas yang dampaknya ditimbulkan oleh
pandemi ini, tidak heran karena memang China adalah importir minyak mentah terbesar di
dunia. Tidak hanya itu saja, pandemi COVID-19 juga menyebabkan turunnya produksi yang
dihasilkan China, padahal tumpuan barang dunia dan produksi sentral barang dunia terpusat di
China. Apabila terjadi koreksi negatif atas produksi di China maka dunia akan mengalami
gangguan supply chain yang pada akhirnya dapat menurunkan proses produksi dunia yang
bahan bakunya di impor dari China. Negara Indonesia sendiri sangat membutuhkan bahan
baku dari China untuk melakukan proses produksi khususnya bahan baku part elektronik,
furnitur, plastik, tekstil dan komputer.
Pandemi COVID-19 juga menimbulkan dampak yang mengerikan terhadap investasi yang
membuat masyarakat akan memilih untuk sangat hati-hati dalam membeli barang bahkan
untuk melakukan investasi. Pandemi ini juga sangat mempengaruhi proyeksi pasar. Pada

7
sektor investasi, China adalah salah satu negara yang memiliki dan menginvestasikan
modalnya di Indonesia. Pada tahun 2019 silam, realisasi atas investasi langsung dari China
menduduki peringkat dua terbesar setelah Singapura (Akhmad et al, 2019). Contohnya saja
investasi dari China untuk salah satu wilayah di Indonesia yaitu Sulawesi senilai 5 milyar
USD sedang dalam tahap pelaksanaan, namun pekerja dari China masih terhambat untuk
datang ke Indonesia sehingga investasi tersebut masih ditunda. Pandemi COVID-19 tidak
hanya menimbulkan dampak yang horor, namun juga dapat memberi pengaruh yang baik
terhadap perekonomian Indonesia. Diantaranya yaitu pasar ekspor baru selain China dapat
memiliki peluang yang besar untuk masuk ke Indonesia. Selain itu, ekonomi dalam negeri
juga akan lebih terdongkrak dikarenakan pemerintah akan lebih memperkuat produksi dalam
negeri daripada menarik keuntungan dari pihak asing. Pandemi COVID-19 juga dapat
dimanfaatkan sebagai koreksi agar investasi dapat stabil walaupun ekonomi global sedang
terancam.
C. Strategi Pemulihan Ekonomi Masyarakat Melalui Bisnis Digital
Masa pandemi covid-19 yang memaksa pemerintah Indonesia memberlakukan PSBB pada
bulan Maret 2020 tersebut, mengubah perilaku sosial masyarakatkhususnya pada aspek
ekonomi. Penurunan angka pendapatan terjadi di berbagai wilayah nusantara dan dampaknya
juga terjadi pada menurunnya beberapa hargasaham. Meskipun secara ekonomi terancam,
namun ada peluang besar yang bisa dilakukan oleh par pedagang model milenial. Mereka
adalah yang gemar dan akrab dengan perkembanga teknologi berbasis internet dengan segala
perangkatnya. Yaitu memanfaatkan peluan pemasaran online, pemasaran berbasis ekonomi
baru atau disebut juga dengan era ekonomi digital. Dan menurut hasil penelitian (Suwarni,
Sedyastuti, & Mirza, 2019) di Palembang, menunjukkan bahwa peluang ekonomi digital bagi
pertumbuhan UMKM sangat besar. Peluang dalam ekonomi digital sangat besar di Indonesia,
mengingat jumlah masyarakatnya yang notabene mudah mengakses internet sesuai denga visi
era Presiden RI, Jokowi (Prastyaningtyas, 2019). Sebagai negara konsumtif sebenarnya
merupakan ancaman bagi negera Indonesia sendiri, jika yang dikonsumsi adalah produk luar/
asing. Namun jika yang dikonsumsi adalahproduk lokal maka menjadi peluang besar bagi
pertumbuhan perusahaan dalam negeri. Dan masa pandemi covid-19 ini adalah peluang untu
menguji kemandirian ekonomi nasional.

8
Ditengah covid-19 ini, penjualan secara langsung umumnya mengalami penurunan
dikarenakan pola masyarakat yang lebih banyak berdiam dirumah. Selain itubanyak UMKM
yang memilih tidak membuka toko atau usaha mereka karena adanya pembatasan jam
operasional atau pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa
daerah. Salah satu cara untuk tetap menjalankan usaha dan menjangkau lebih banyak
konsumen dan memperluas pangsa pasar yang dapat dilakukan oleh UMKM adalah
memperluas jaringan dengan memanfaatkan penjualan e-commerce. E-commerce
merupakansuatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh
konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi
bisnis.(Laudon & Traver, 2016).E-commerce yang pada awalnya sebuah mekanisme
penjualan ritel online, sekarang sudah memiliki makna yang lebih luas. Menurut (Laudon &
Traver, 2016)e-commerce telah menciptakan pasar digital baru dengan harga yang lebih
transparant, kemudahan akses, pasar global dengan pergadagan yang sangat efisien. Meski
belum sempurna, e-commerce ini memiliki dampak langsung pada hubungan perusahaan atau
pelaku usaha dengan pemasok, pelanggan, pesaing dan dapat dengan mudah melakukan
pemasaran produk maupun mengadopsi cara pemasaran pelaku bisnis lainnya. Beberapa e
commerce yang bisa dimanfaatan oleh Pelaku UMKM di Indonesia seperti shopee, tokopedia,
buka lapak, OLX, gojek, lazada dll.
Menurut (Wany,2010) dalam penelitiannya yang berjudul strategi bertahan UMKM di
tengah pandemi Covid 19 menegaskan bhawa ada beberapa strategi yang busa di
implementasikan oleh UMKM yaitu merubah model penjualan yang semula konvensional
menjadi online atau e-commerce, melakukan suatu pemasaran digital dan membangun suatu
branding untuk mengenalkan produknya, peningkatan kualitas produk maupun jasa demi
kenyamanan serta menciptakan relasi kepada masyarakat maupun pelanggan agar tingkat
kepercayaan konsumen meningkat. Jika strategi tersebut dapat diterapkan secara maksimal
maka UMKM bisa berjalan dan tidak mengalami kerugian. Hal ini senada dengan hasil
penelitian (Awali & Rohmah, 2020) yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pemasaran online
terhadap pengusaha UMKM untuk memasarkan beberapa produknya memberikan dampak
yang positif walaupun pada masa pandemi coovid-19 dengan tetap melakukan social
distancing. optimalisasi pemasaran online di tengah pandemi bisa memberikan solusi kepada
seluruh sektor ekonomi karena hal tersebut sesuai dengan konsep revolusi industri 4.0 yang

9
menggunakan teknologi sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan. dengan adanya system
pemasaran online ini maka permintaan produksi akan tetap berjalan walaupun terhambat oleh
COVID-19.
Di Era revolusi industri 4.0 para pelaku usaha seharusnya memang sudah bergerak ke
perdagangan secara e-commerce karena pola pedagangan dan pembelanjaan dr konsumen
yang sudah mulai bergeser, ditambah lagi adanya pandemik covid-19 yang menjadikan
perdagangan e-commerce sudah menjadi pilihan yang baik untuk para pelaku UMKM untuk
bisa tetap bertahan bahkan berpotensi untuk dapat menjangkau pangsa pasar baru. Strategi
pemasaran online maupun digital branding merupakan strategi pemasaran yang sangat efektif,
mengingat perkembangan teknologi pada zaman sekarang sudah semakin pesat dan sudah
memasuki era revolusi industri 4.0. beberapa keunggulan dengan adanya sistem pemasaran
online ini adalah mudahnya akses maupun komunikasi antara penjual dengan pelanggan
dalam masalah penjualan produk, system pembayan yang semakin mudah karena
memanfaatkan teknologi dan efisiensi waktu maupun tempat. Jika pemasaran online
dimaksimalkan dengan membangun branding maka produk yang dijual akan semakin dikenal
oleh masyarakat luas dan bisa memaksimalkan peran pemasaran online. Dalam masa pandemi
COVID-19 ini, strategi pemasaran online maupun digital branding harus diimplementasikan
dengan maksimal, karena pada masa ini banyak pekerja terkena PHK dan kesempatan untuk
melakukan strategi pemasaran online ini semakin terbuka lebar, terlebih lagi peningkatan
penggunaan internet pada masa pandemi COVID-19 ini meningkat secara signifikan.
Era digital yang berkembang pesat saat ini tidak mungkin untuk dihindari. Pakar
pemasaran Yuswohadi mengungkapkan bahwa jika ingin bertahan, maka pelaku UMKM
harus mampu memaksimalkan manfaat perkembangan digital (Purwana et al., 2017) Digital
marketing adalah adalah kegiatan promosi dan pencarian pasar melalui media digital secara
online dengan memanfaatkan berbagai sarana misalnya jejaring sosial.(Purwana et al., 2017).
Cara pemasaran secara digital yang sering dimanfaatkan oleh pelaku usaha adalah dengan
menggunakan media sosial seperti memasarkan produk melalui instagram, facebook, twitter
dan masih banyak lagi.Selain itu pemasaran digital juga bisa dilakukan pada e-commerce dan
banyak media lainnya.Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga menjadikan digital
marketing harus dapat dipahami dan dipelajari oleh UMKM. Ada beberapa bentuk pemasaran
digital yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM untuk dapat melakukan pemasaran produk

10
adalah sebagai berikut : (1) Publikasi video dan foto produk di akun sosial media secara
intensif. Penggunaan sosial media juga disesuaikan dengan segmen produk yang kita miliki.
(2) Memanfaatkan facebook ads, instagram ads, twitter ads, google disply network dll yang
dapat dengan mudah diakses melalui sosial media dan dapat menjangkau konsumen dengan
kriteria yang sudah kita tentukan sebelmnya. (3) Membuat video produk pemasaran yang
ditayangkan melalui sosial media atau melakukan live promosi produk. Strategi ini jika
dilakukan dengan benar akan berpengaruh positif terhadap bisnis. (4) Melibatkan konsumen
didalam pemilihan produk, melakukan edukasi dan pengenalan terhadap kualitas produk
secara intensif di akun media sosial dan menggunakan kata-kata kreatif dan menggunakan
hastag (#) agar lebih mudah ditemukan konsumen. Dengan hal ini nantinya terbentuk
kesadaran merek dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Setelah hampir 5 bulan kita didera oleh wabah Covid-19. Saat ini kita mulai didera dengan
kondisi ekonomi. Kontraksi ekonomi telah mendera hampir semua negara di dunia ini.
Pemerintah Indonesia telah membentuk team satgas baru untuk pemulihan ekonomi,
berdampingan dengan satgas percepatan penanganan Covid-19 yang sudah lama dibentuk.
Pada hakekatnya ekonomi berhubungan dengan aktivitas produksi, distribusi, konsumsi
terhadap barang dan jasa. Kehadiran teknologi digital telah menggantikan sistem penjualan
menjadi on line. Demikian juga sistem digital telah bisa membantu sistem logistik, perizinan
hingga pemerintahan. Teknologi produksi menjadi lebih efisien karena pengendalian bisa
dilakukan secara jarak jauh dan lebih akurat (presisi), keperluan material, dan nilai tambah
produk menjadi mudah dikembangkan melalui kerjasama secara efektif dan efisien. Banyak
kegiatan transformasi digital gagal, karena menganggap transformasi ini adalah kegiatan
teknologi semata. Padahal efisiensi terjadi karena ada kolaborasi dan integrasi antara suatu
titik kegiatan dengan bisnis lain dan membentuk suatu platform. Pengalaman penulis
memberikan pelajaran bahwa transformasi digital adalah transformasi bisnis atau bahkan
kunci dari transformasi organisasi, karena akan menyangkut hampir semua proses perusahaan,
organisasi atau pemerintahan. Untuk itu perlu pengembangan secara sistematis sebagai bagian
transformasi organisasi , korporasi maupun pemerintahan. Dalam bisnis digital, ada yang
mengatakan siapa mengunci siapa, atau bangun kolaborasi antar platform membentuk supra
platform baru.

11
Bisnis digital berhubungan langsung dengan ajringan internet dan media massa yang
sekarang sudah menjadi kebutuhan setiap individu untuk mempermudah pekerjaan, melihat
lagi bagaimana keadaan Indonesia saat ini dimana perekonomian terancam terhenti. Bisnis
digital merupakan salah satu langkah untuk dapat memulihkan perekonomian, dengan begitu
struktur fungsional dalam masyarakatpun dapat berjalan secara seimbang dan system social
pun akan berfungsi secara semestinya. Namun sebaliknya, jika fungsionalisme struktural tidak
dijaga apalagi tidak ada dalam masyarakat, maka akan menjadikan masyarakatnya kacau dan
kebingungan. Di masa pandemi saat ini, jika tidak ada fungsionalisme struktural, masyarakat
hanya akan berputar-putar di atas kebingungan yang tiada habisnya. Sebab tidak ada yang
mereka jadikan sebagai pegangan dan penumbuh sifat optimisme. Banyak individu yang
terdampak pandemi hingga kehilangan pekerjaan mereka, sehingga mereka harus memutar
otak agar mampu mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan yang juga semakin
sulit. Usaha pun kini harus mampu menguasai secara online agar tetap bisa memasarkan
produk yang dimiliknya, bisnis dgital ini sebagai bentuk pemulihan ekonomi agar seimbang.

Hadirnya beragam kecanggihan teknologi kini dalam mengakses kemudahan kegiatan


sehari-hari, secara tidak langsung emmaksa masyarakat untuk bersinggungan dengan dunia
digital. Seperti banyak nya usaha yang megalihkan penjualan dengan cara online pun untuk
mencegah penyebaran pandemi, sehingga masyarakat harus menerima perkembangan
teknologi saat ini begitu luar biasa terutama yang berhubungan dengan telekomunikasi dan
informasi. Tetapi tidak berarti bahwa perkembangan teknologi komunikasi tidak
menimbulkan persoalan atau dampak bagi kebudayaan. Melihat kini masyarakat harus
melakukan aktivitas dari rumah semakin mengurangi interaksi antar individu sehingga sikap
indovidualisme dalam diri seseorang pun semakin tinggi. Selain itu, bisnis digital akan
mampu merubah social budaya karena oorang akan terbiasa dengan aktivitas digital yang
mereka lakukan saat ini. Digitalisasi ekonomi terbukti telah membawa berbagai perubahan,
dengan digital ekonomi setidaknya memberikan benefit dalam meraih efisiensi, efektivitas,
penurunan cost production, kolaborasi, terkoneksinya satu pihak dengan pihak lain, oleh
karena itu, transformasi digital ekonomi, sudah selayaknya dijadikan alternative solusi
sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi baru atau disebut dengan ekonomi digital akan terus berkembang dan diminati
masyarakat Indonesia. Terdata 86% dari pengguna internet mereka memanfaatkan jaringan
internet untuk bertransaksi jual beli. Oleh karenanya, dimasa PSBB akibat wabah covid-19 di
Indonesia, teknologi bisa mengambil perannya untuk menstimulus pengembangan ekonomi
khususnya pedagang kecil dan menengah. Sikap konsumtif masyarakat Indonesia bisa menjadi
peluang besar bagi usaha lokal. Khususnya jika didukung dengan pemasaran online yang
pasarnya luas dan global, sehingga penyedia produk (baik barang maupun jasa) harus berbekal
pengetahuan tentang kualitas produk, standar pelayanan, dan mengedepankan kejujuran. Tidak
hanya pada pemanfaatan teknologi saja, untuk memperoleh hasil yang signifikan dalam ekonomi
digital harus berbekal pengetahuan tentang konsumen, segmentasi pasar dan strategi pemasaran.
Dengan begitu persaingan ekonomi dalam negeri Indonesia akan baik dan mandiri, tanpa
bergantung pada asing.

Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya sentimen investor terhadap pasar


yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung negatif. Langkah-langkah strategis
terkait fiskal dan moneter sangat dibutuhkan untuk memberikan rangsangan ekonomi. Seiring
berkembangnya kasus pandemi COVID-19, pasar lebih berfluktuasi ke arah yang negatif. Tidak
hanya itu saja, lambatnya kegiatan ekspor Indonesia ke China juga memiliki dampak yang
signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Lambatnya ekonomi global saat ini sangat
berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada
analisis sensitivitas terhadap perekonomian Indonesia Pandemic covid-19 yang terjadi di
Indonesia berdampak pada ketidakstabilan dalam perekonomian terutama pada UMKM. Untuk
itu pelaku UMKM harus memiliki strategi untuk dapat bertahan di tengah pandemik ini dan
dituntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi yang terjadi. Bagi Indonesia ekonomi
digital memberikan harapan baru akan transformasi ekonomi yang diprediksi akan dapat

13
menjadi prime mover ekonomi Indonesia, McKinsey menyebutkan bahwa ekonomi digital
Indonesia sekarang hampir sama dengan China pada tahun 2010. Pilihan strategi pengembangan
ekonomi digital merupakan langkah tepat yang perlu terus didukung para pemangku
kepentingan, mengingat potensi demografi yang kita miliki.

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat membantu para pembaca untuk memperoleh informasi
mengenai strategi pemulihan ekonomi masyarakat melalui bisnis digital di masa pandemic
covid-19. Diharapkan pemerintah mampu bekerjasama dalam pengembangan bisinis digital
untuk mampu memulihakan perekonomian terdampak pandemic covid-19 saat ini. Selain itu
masyaakat segera mampu meminimalisir dampak perubahan ekonomi yang hadapi dan
penangganannya. Namun penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
pada makalah ini. Penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca guna membantu
penulis dalam pembuatan makalah berikutnya agar mampu lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adhikara, C. T. (2005). Siapa Konsumen Kita? : Analisis Perubahan Konsumen Di Era


”Ekonomi Baru”. The Winners, 6(2), 175–183. https://doi.org/10.21512/tw.v6i2.606

Akhmad, Romadhoni, B., Karim, K., Tajibu, M. J., & Syukur, M. (2019). The Impact of Fuel Oil
Price Fluctuations on Indonesia’s Macro Economic Condition. International Journal of
Energy Economics and Policy, 9(2), 277–282. https://doi.org/10.32479/ijeep.7470

Armstrong & Kotler. (2011). Prinsipprinsip Pemasaran, Jilid 1 dan 2(12th ed.). Erlangga.

Awali, H., & Rohmah, F. (2020). Urgensi Pemanfaatan E-Marketing Pada Keberlangsungan
UMKM di Kota Pekalongan Di Tengah Dampak COVID-19. Balanca: Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Islam, 2, 1–14

Gary, P. K. dan. (2013). Marketing Management (14th ed.). Pearson Education Limited.

Irawan, A. J. H. (2020). Fenomena Covid-19 : Dampak Globalisasi danRevitalisasi


Multilateralisme.

Kotler, Philip dan Amstrong, G. (2012). Principles of Marketing (15th ed.). Pearson Education

Limited.

Laudon, K. C., & Traver, C. G. (2016). E-commerce 2016: business. technology. society. In
Global Edition. www.pearsonglobaleditions.com

Lestari, S. P., & R, K. A. (2019). The Effect Of Product Quality Toward Interest In. 5(2), 95–102

OECD. (2020). SME Policy Responses. https://read.oecd-ilibrary.org/view/?ref=119_119680-

di6h3qgi4x&title=Covid-19_SME_Policy_Responses

Paul M. Muchinsky. (2012). Covid-Induced Economic Uncertainty. PsychologyApplied to


Work: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology, Tenth Editio Paul,
53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Prastyaningtyas, E. W. (2019). Dampak Ekonomi Digital Bagi Perekonomian Indonesia.


Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Dan Akuntansi, (Fakultas Ekonomi UN PGRI
Kediri), 103–108.

Purwana, D., Rahmi, R., & Aditya, S. (2017). Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha
Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Di Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit. Jurnal

15
Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), 1(1), 1–17.
https://doi.org/10.21009/jpmm.001.1.01

Sugarda, P. P., & Rifky, W. M. (2017). Strengthening Indonesia’s Economic Resilience through
Regulatory Reforms in Banking, Investment and Competition Law. Journal of Economic &
Management Perspectives, 11(3), 1093–1103.

Sugiarto,Eddy Cahyono.2019. Ekonomi Digital : The New Face of Indonesia’s Economy.


Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia;
setneg.go.id/baca/index/ekonomi_digital_the_new_face_of_indonesias_economy

Suwarni, E., Sedyastuti, K., & Mirza, A. H. (2019). Peluang dan Hambatan Pengembangan
Usaha Mikro pada Era Ekonomi Digital. Ikraith Ekonomika,2(3), 29–34.

Tjiptono, F. (2011). Service, Quality & Satisfaction (3th ed.). ANDI.

Tripayana, S., & Pramono, J. (2020). Kualitas Produk, Pelayanan, dan Loyalitas Pelanggan
Dimana Kepuasan Sebagai Variabel Intervening pada UKM Start Up Pariwisata Kombuchi
Brewing Co, Bali. Jemap, 2(2), 182. https://doi.org/10.24167/jemap.v2i2.2266

Wany, E. (2010). Jurnal Akuntansi. AKRUAL Jurnal Akuntansi, 2(1), 20– 42

https://money.kompas.com/read/2020/05/12/220000926/kemenaker-pekerja-yang-di-phk-dan-
dirumahkan-capai-17-juta

16

Anda mungkin juga menyukai