Anda di halaman 1dari 54

EFEKTIVITAS PROGRAM KARTU PRAKERJA ERA PANDEMI COVID-19

DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


PROVINSI SULAWESI UTARA

Oleh
Natasya Imanuela Memah
20202101041

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


PASCASARJANA
MANADO
2021
EFEKTIVITAS PROGRAM KARTU PRAKERJA ERA PANDEMI COVID-19
DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI SULAWESI UTARA

PROPOSAL TESIS

Disusun sebagai salah satu syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
pada
Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

Oleh
Natasya Imanuela Memah
20202101041

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


PASCASARJANA
MANADO
2021

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………...ii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………......iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iv

DAFTARlTABEL ..................................................... Error! Bookmark not defined.


BAB 1 ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar’Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 12
BAB II ........................................................................................................................ 13
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 13
A. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 13
B. Konsep Efektivitas ......................................................................................... 18
1. Pengertian Efektivitas ................................................................................ 18
2. Pengukuran Efektivitas ............................................................................. 21
3. Dimensi Model Proses Efektivitas............................................................. 23
4. Efektivitas Program ................................................................................... 24
C. Program Kartu Prakerja ............................................................................... 26
1. Program Kartu Prakerja ........................................................................... 27
2. Tujuan Program Kartu Prakerja ............................................................. 29
3. Syarat Penerima Program Kartu Prakerja ............................................. 30
4. Kartu Prakerja dalam Pelayanan Publik ................................................ 31
BAB III ....................................................................................................................... 36
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 36
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................... 36

iv
B. Objek Penelitian ............................................................................................. 37
C. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 38
D. Informan Penelitian ....................................................................................... 39
E. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 40
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 41
G.Teknik Analisis Data ......................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 45

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Peserta Program Prakerja Provinsi Sulawesi Utara 2020 ........... 6

Tabel 2 Rincian Pelaksanaan Pendaftaran Program Kartu Prakerja ................. 35

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi COVID – 19 yang melanda negara Indonesia membuat beragam

permasalahan yang terjadi di masyarakat. Tidak hanya Indonesia, berbagai negara di

belahan dunia merasakan dampak dari Virus Corona (COVID – 19). Berbagai

kegiatan terpaksa harus dilakukan pembatasan yakni dalam bidang pendidikan,

ekonomi, hingga pariwista. Kebijakan tersebut dilakukan dalam rangka memutus

mata rantai penularan yang mengakibatkan ruang gerak masyarakat menjadi sempit

sehingga meredupnya kinerja ekonomi. Sejak tahun 2020 banyak masyarakat yang

kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID – 19. Berbagai sektor mengalami

kendala dalam mempertahankan kegiatan, usaha dan bisnis sehingga kebijakan untuk

melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan langkah yang harus

diambil. Berdasarkan data dari Menteri Ketenagakerjaan Indonesia Ida Fauziyah

mencatat bahwa selama pandemi COVID – 19 terdapat 17,8% perusahaan melakukan

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan 25,6% perusahaan merumahkan pekerjanya

dan 10% perusahaan melakukan kedua kebijakan tersebut

(https://www.merdeka.com/diakses 26 Juli 2021). Kebijakan perusahaan dalam

melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada karyawannya disebabkan karena

menurunya volume penjualan dimasa pandemi COVID – 19 yang mengakibatkan

penurunan volume produksi sehingga perusahaan mengalami kerugian operasional.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa sebanyak
19,10 juta orang atau sekitar 9,30% dari total penduduk usia kerja mengalami dampak

dari COVID – 19 dalam dunia ketenagakerjaan. Sebanyak 1,62 juta orang mengalami

pengangguran karena COVID – 19, sebanyak 0,65 juta orang termasuk Bukan

Angkatan Kerja (BAK) karena COVID – 19, Sebanyak 1,11 juta orang sementara

tidak bekerja karena COVID – 19 dan 15,72 juta orang bekerja dengan pengurangan

jam kerja karena COVID – 19. Dari data tersebut pandemi COVID – 19 membuat

sebanyak 9,30 % masyarakat usia kerja kehilangan pekerjaannya.

Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akibat pandemi COVID – 19 semakin

nyata dikarenakan semakin sulit mendapatkan lapangan pekerjaan dimasa pandemi

dan semakin meningkatnya skill yang diperlukan oleh Angkatan kerja Indonesia.

Dalam menghadapi situasi pandemi COVID – 19, pemerintah menetapkan beberapa

kebijakan untuk berupaya menjaga produktivitas masyarakat. Pemerintah

memutuskan untuk menghadirkan Program Kartu Prakerja dimasyarakat, khususnya

bagi Warga Negara Indonesia yang tidak sedang menjalankan pendidikan formal.

Berdasarkan PERPRES No. 76 Tahun 2020 tentang perubahan atas PERPRES NO.

36 Tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi kerja melalui prakerja melalui

Program Kartu Prakerja yakni adanya penyesuaian Program Kartu Prakerja sebagai

bagian dari bantuan sosial untuk penanggulangan COVID – 19 sehingga terdapat

penambahan peserta yang dibolehkan mengikuti program yakni para buruh yang

terkena PHK. Program Kartu Prakerja berawal dari penyampaian gagasan oleh

Presiden Joko Widodo pada tahun 2019. Program prakerja ini merupakan salah satu

program yang berfokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

2
Indonesia. Harapan pemerintah terkait program prakerja ini agar skill gap yang

dialami oleh para pencari kerja dapat diminimalisir. Dikarenakan skill gap adalah

salah satu tantangan yang dihadapi oleh masyarakat yang sedang mencari kerja

ataupun pelaku usaha. Melalui program prakerja ini dapat membantu para pencari

kerja dan pelaku usaha untuk menambah skill yang dimiliki agar semakin berkualitas

dalam bersaing di dunia kerja dan usaha. Selaras dengan program pembangunan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, program kartu prakerja merupakan salah

satu penggerak proses pembangunan SDM Unggul, yakni sebagai fasilitator untuk

meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Program kartu prakerja terbuka bagi seluruh

Warga Negara Indonesia (WNI) yang memenuhi persyaratan.

Disaat pandemi COVID – 19 melanda Indonesia, maka sifat program kartu

prakerja mengalami perubahan menjadi semi bantuan sosial yang didapatkan lewat

insentif pasca pelatihan. Keterbatasan yang terjadi akibat pandemi COVID – 19,

membuat semua orang mengalami perubahan diberbagai sisi kehidupan. Keputusan

pemerintah terkait peresmian program kartu prakerja pada bulan April 2020 bertujuan

untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID – 19 yakni dengan

menambah produktivitas masyarakat dan mendukung pemulihan perekonomian

Indonesia. Program kartu prakerja hadir untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia

dengan penyediaan sarana pelatihan dan prakerja hadir sebagai semi bantuan sosial

akibat pandemi COVID – 19 melalui insentif pasca pelatihan. Penggunaan teknologi

cloud pemrograman terbaik dipilih oleh pemerintah untuk penggunaan program kartu

prakerja yang berbasis digital. Selain itu, pemanfaatan teknologi cloud tidak terbatas

3
ruang dan waktu sehingga pelaksanaan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat,

akurat, transparan dan melalui program kartu prakerja berbasis digital, sekaligus

melatih SDM Indonesia untuk mandiri dalam belajar dan membekali literasi digital

yang merupakan suatu kewajiban di era 4.0. Hadirnya program kartu prakerja dimasa

pandemi adalah sebuah harapan untuk membantu masyarakat agar tetap produktif dan

menjangkau masyarakat untuk menerima bantuan sosial dari pemerintah dalam

rangka pandemi COVID – 19.

Dilansir dari laman prakerja.go.id Program Kartu Prakerja adalah program

pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan yang membekali peserta

program untuk menambah keterampilan dan program kartu prakerja berupa bantuan

biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja yang terkena pemutusan hubungan

kerja (PHK), atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, pelatihan

sertifikasi dan juga bagi para pelaku usaha mikro dan kecil. Program kartu prakerja

ini dapat dinikmati oleh seluruh Warga Negara Indonesia dan ramah bagi kaum

difabel, sehingga pemerintah menganjurkan para kaum difabel untuk mengikuti

program kartu prakerja. Adapun tujuan dari program kartu prakerja yaitu untuk

mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh Angkatan kerja Indonesia,

meningkatan produktivitas termasuk daya saing Angkatan kerja sehingga SDM

Indonesia memiliki kualitas yang unggul Ketika terjun dalam dunia kerja serta

sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam mengembangkan

kewirausahaan di Indonesia. Dengan adanya program kartu prakerja, pemerintah

berharap bahwa program ini dapat membantu para pencari kerja dan masyarakat

4
terdampak PHK dalam membantu menambah keterampilan dan pengetahuan yang

baru. Dengan berbekal pelatihan dari kartu prakerja, sertifikat pelatihan, dana insentif

diharapakan dapat mempermudah peserta untuk mendapatkan pekerjaan dan

membangun usaha sehingga dapat menekan laju tingkat pengangguran di Indonesia.

Adapun dana insentif yang akan didapat adalah senilai Rp. 3.550.000. Nominal

tersebut terdiri dari bantuan pelatihan sebesar Rp. 1.000.000 dan insentif pelatihan

senilai Rp. 600.000 per bulan da akan didapatkan selama 4 bulan masa pelatihan dan

insentif survei sejumlah Rp.150.000 untuk 3 jenis survei. Pendaftaran program kartu

prakerja dilaksanakan secara online dan pendaftaran dilakukan per periode

gelombang pendaftaran. Setelah berhasil mendaftar, maka peserta akan mengikuti

seleksi tes pendaftaran, jika lolos maka peserta secara resmi akan mendapatkan

nomor kartu prakerja dan siap untuk mengikuti pelatihan program kartu prakerja.

Program kartu prakerja ini menjadi tanggung jawab Dinas Tenanga Kerja Daerah

untuk dilakukan sosialiasi agar program dapat diterima dimasyarakat dan berjalan

dengan baik. Provinsi Sulawesi Utara mulai menjanlankan program kartu prakerja

sejak awal diresmikan dengan target peserta Kartu Prakerja Provinsi Sulawesi Utara

sejumlah 50.000 peserta, tetapi dikarenakan antusiasme dari peserta maka jumlah

peserta Program Kartu Prakerja Provinsi Sulawesi Utara tahun 2020 mencapai 83.217

peserta (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara, 2021).

Berikut adalah jumlah peserta Program Kartu Prakerja Provinsi Sulawesi Utara tahun

2020.

5
KOTA/KABUPATEN JUMLAH
Kota Manado 20.817 peserta
Kabupaten Minahasa 12.013 peserta
Kota Bitung 8.850 peserta
Kabupaten Minahasa Utara 8.364 peserta
Kabupaten Minahasa Selatan 6.038 peserta
Kota Tomohon 4.855 peserta
Kabupaten Bolaang Mongondow 4.560 peserta
Kabupaten Minahasa Tenggara 4.113 peserta
Kota Kotamobagu 3.994 peserta
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2.172 peserta
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 1.446 peserta
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 1.503 peserta
Kepulauan Sangihe 2.736 peserta
Kepulauan Talaud 933 peserta
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 823 peserta
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara (2021)

Tabel 1 Jumlah Peserta Program Kartu Prakerja Provinsi Sulawesi Utara 2020
Untuk mendukung penelitian ini, dilakukan prasurvey kepada 3 narasumber

penerima program kartu prakerja untuk mengetahui “bagaimana efektivitas program

kartu prakerja era pandemi COVID – 19?”

Narasumber 1 berdomisili di Kabupaten Minahasa, merupakan peserta program

kartu prakerja yang telah menyelesaikan program prakerja namun belum

mendapatkan pekerjaan. Dari hasil prasurvey narasumber 1, kartu prakerja efektif

dalam rangka memberikan Latihan keterampilan bagi sumber daya manusia

Indonesia. Akan tetapi, program ini belum dapat membantu menekan pertumbuhan

6
pengangguran di Indonesia. Bagi penerima program kartu prakerja tidak menjamin

bahwa peserta akan mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Program kartru prakerja

dapat dijangkau terutama oleh kalangan milenial karena sangat bergantung dengan

sistem digitalisasi. Sehingga proses pelatihan menjadi fleksibel karena dilaksanakan

secara online tanpa tatap muka. Terkait insentif yang didapatkaan pasca pelatihan,

sangat membantu peserta dalam masa pandemi untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehingga dapat memberi kontribusi bagi daya beli masyarakat pada masa pandemi ini.

Narasumber 2 berdomisili di Kota Manado, merupakan peserta program kartu

prakerja yang telah menyelesaikan program kartu prakerja dan telah merintis bisnis

florist via online. Dari hasil presurvey narasumber 2, kartu prakerja efektif dalam

menambah keterampilan dimana program kartu prakerja menawarkan beragam

pelatihan yang dapat disesuaikan dengan minat peserta program. Berdasrkan

ungkapan narasumber 2, pelatihan yang dipilih mengenai strategi membangun bisnis

online yang telah diterapkan lewat penjualan florist via online. Prakerja dinilai efektif

bagi peserta dimana mendapatkan insentif yang dapat digunakan untuk modal

membangun bisnis online. Maka insentif yang didapatkan dapat digunakan untuk hal

– hal yang berguna terutama dalam menambah modal usaha.

Narasumber 3 berdomisili di Kabupaten Minahasa, narasumber telah

menyelesaikan program prakerja namun belum mendapat pekerjaan. Dari hasil survey

narasumber 3, kartu prakerja sangat membantu para fresh graduate yang baru

memasuki dunia kerja yakni dengan pelatihan – pelatihan yang ada. Dari pelatihan

tersebut dapat menambah pengetahuan bagi para peserta yang sebelumnya tidak

7
didapatkan dari pendidikan formal. Dengan mengikuti pelatihan maka peserta

diuntungkan untuk mendapat skill baru sehingga dapat dicantumkan dalam

curicullum vitae (CV) saat melamar kerja dan dapat melampirkan sertifikat pelatihan

prakerja yang menjadi nilai tambah untuk melamar kerja. Tetapi, program kartu

prakerja tidak menjamin pesertanya untuk langsung mendapat pekerjaan selesai

pelatihan. Pada website prakerja juga menampilkan lowongan pekerjaan yang

membantu para pencari kerja untuk melamar pekerjaan.

Dalam pelaksanaannya, program kartu prakerja menuai berbagai

persamasalahan yang muncul dimasyarakat. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh

BPS per Agustus 2020 hasil yang didapatkan menunjukan indikasi bahwa program

kartu prakerja salah sasaran, dimana sebanyak 66,47% penerima program merupakan

status pekerja dan status pengangguran hanya 22,42% dan sisanya sebanyak 11,29%

adalah Bukan Angkatan Kerja (BAK). Berdasarkan tujuannya yang menjadi prioritas

peserta program ini adalah para pekerja yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja

(PHK), fresh graduate, dan usia angkatan kerja. Jika dilihat dari tujuannya, hasil

sasarannya cukup memenuhi kualifikasi tetapi tidak tepat untuk situasi dan kondisi

pandemi COVID - 19. Dimana para pengangguranlah yang sangat membutuhkan

program kartu prakerja ini, dibandingkan para pekerja yang memiliki penghasilan

tetap untuk bertahan hidup dimasa pandemi.

Program kartu prakerja juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu

ditindak lanjut oleh pemerintah terkait pelaksana program yakni mengenai hasil

verifikasi peserta yang masih lemah sehingga dapat menghasilkan salah sasaran

8
penerima program seperti survey yang dilaksanakan oleh BPS. Kelemahan yang perlu

diperhatikan adalah indikator dari kelulusan peserta program kartu prakerja yang

tidak transparan, apakah peserta yang lolos benar – benar memiliki standar kualifikasi

kelulusan atau semata – mata hanya untuk memenuhi kuota dan mencapai target yang

ditetapkan oleh pemerintah. Sistem pelaksanan program secara menyeluruh

menggunakan sistem digitalisasi yang memiliki artian tidak dapat menjangkau

seluruh kalangan masyarakat, dimulai dari sistem pendaftaran hingga pencairan

insentif merupakan proses yang harus dijalani menggunakan sistem online yang

belum tentu dapat dijangkau bagi masyarakat yang tinggal di desa yang terhalang

koneksi internet ataupun masyarakat terdampak PHK yang gagap teknologi sehingga

dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang dapat menerima program ini hanya untuk

masyarakat menengah yang mampu mengaplikasikan smartphone, akses internet dan

tidak gagap teknologi. Hal tersebut dibuktikan dengan survey BPS (2020) bahwa latar

belakang peserta program kartu prakerja sebanyak 76% tinggal di perkotaan.

Ditinjau dari materi pelatihan yang terdapat dalam beberapa platform

pelatihan, ada puluhan ribu jenis pelatihan yang dapat membantu mengembangkan

potensi dari para peserta program kartu prakerja, tetapi tidak membantu peserta untuk

mengarahkan pelatihan yang sesuai dengan minat peserta. Jika program ini berfokus

pada pelatihan yang ditawarkan kepada para peserta, sebenarnya berbagai pelatian

dapat diakses dengan mudah dari situs youtube sehingga tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dalam materi pelatihan yang ditawarkan. Dalam pelaksanaanya sejak

2020 hingga saat ini terjadi kenaikan anggaran khusus program kartu prakerja.

9
Berdasarkan informasi dari laman tirto.id (https://tirto.id/f9Mp 03 Agustus 2021)

Anggaran awal yang ditetapkan hanya Rp 10 triliun untuk menjangkau para pencari

kerja dan korban PHK yang membutuhkan pelatihan kemudian anggaran tersebut

dinaikkan menjadi Rp 20 triliun untuk kebutuhan pelatihan dan skema bantuan sosial

dimasa pandemi. Pemanfaatan program kartu prakerja menjadi salah satu bantuan

sosial era pandemi COVID – 19 dinilai dapat mendukung proses pemulihan

perekonomian di Indonesia dikarenakan insentif yang didapatkan oleh para peserta.

Selanjutnya program prakerja ini dinilai dapat menambah produktivitas masyarakat

terdampak PHK dan para pencari kerja untuk menambah keterampilan lewat

pelatihan yang ditawarkan. Sehingga diharapkan dapat memenuhi kualitas SDM

Indonesia yang memiliki daya saing yang unggul serta mengatasi permasalahan

tenaga kerja di Indonesia khususnya tingkat pengangguran.

Dikarenakan program ini masih baru dan hadir di era pandemi COVID - 19,

menggunakan anggaran yang tidak sedikit dan banyak peminatnya perlu dilakukan

penelitian untuk mengetahui efektivitas program kartu prakerja. Sebuah program

dapat dikatakan efektif Ketika sasaran dan tujuan yang direncanakan dan ditetapkan

telah tercapai dan proses kegiatan telah berjalan serta mendapatkan hasil yang bisa

bermanfaat dan dapat dinikmati. Gibson (1985) dalam penelitiannya mengatakan

bahwa Efektivitas merupakan sebuah pencapaian sasaran dari upaya bersama yang

derajat pencapaian sasarannya menunjukan derajat efektivitas yang dapat

disimpulkan bahwa efektivitas adalah pencapaian tujuan. Menurut Steers (1985)

Efektivitas adalah bentuk jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem

10
dengan sumberdaya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa

melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta memberi tekanan yang tidak wajar

terhadap proses pelaksanaannya. Steers (1990) dalam Watung, Rompas &

Tampongangoy (2021) bahwa penelitian tentang efektivitas biasanya dipusatkan pada

2 faktor utama yang berhubungan yaitu (1) faktor yang berfungsi membantu

penyampaian tujuan yang hendak dicapai yaitu faktor eksternal dan fator internal

yang membantu meramalkan keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan, (2) faktor yang berkenaan dengan beragam ukuran seberapa jauh

keberhasilan pencapaian tujuan dan faktor ini lazim disebut kriteria efektivitas. Jadi

dapat dilihat dari Program Kartu Prakerja yang dilaksanakan oleh pemerintah dimasa

pandemi terdapat berbagai kekurangan dalam pelaksanaan program tersebut sehingga

memicu pertanyaan terkait efektivitas dari program kartu prakerja.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengangkat judul

penelititan “Efektivitas Program Kartu Prakerja Era Pandemi COVID – 19 di Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana Efektivitas Program Kartu Prakerja Era Pandemi COVID – 19 di Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara?”

11
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Efektivitas Program Kartu Prakerja Era Pandemi COVID – 19 di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian dapat menjadi

sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

pengembangan manajemen sumberdaya manusia.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini akan menjadi

sumbangan pemikiran pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi

Utara tentang Efektivitas Program Kartu Prakerja di Era Pandemi COVID -1 9.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan sumber acuan penelitian yang bertujuan untuk

menganalisa teori, metode, dan hasil dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan sumber

penelitian terdahulu, menjadi tolak ukur atau dasar penelitian bagi penulis dalam

melakukan penelitian berkaitan dengan Efektivitas Program Kartu Prakerja Era

Pandemi COVID – 19

Penelitian oleh Naritza Mirlithia Karauwan, Alden Laloma dan Deysi

Tampongangoy (2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program pengembangan usaha

mikro kecil dan menengah berlangsung efektif untuk menunjang semangat

berwirausaha di Kota Manado. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode kualitatif dengan suatu peneltian konstektual yang menjadikan manusia

sebagai instrument dan disesuaikan dengan situasi dalam pengumpulan data yang

bersifat kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan, menggunakan lima indikator

pengukuran efektivitas menurut Gibson (1984) yang mencakup produksi, efisiensi

kepuasan, adaptasi dan pengembangan, Hasil penelitian menjelaskan bahwa

efektivitas dalam program pengembangan dalam kaitan ukuran efektivitas yakni

dengan cara memfasilitasi pelaku usaha UKM dan fasilitas tersebut dijalankan sesuai
dengan fungsinya. Selanjutnya, efektivitas pelaksanaan program pengembangan

UKM di Dinas Koperasi dan Usaha Mikor Kecil Menengah Kota Manado dinilai

sudah cukup baik tetapi masih terdapat ketidakmerataan sumber daya manusia

instansi terkait kepada pelaku usaha UKM di Kota Manado.

Penelitian oleh Dian Anggraeini Putri, Salmin Dengo dan Very Londa (2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program penataan

lingkungan pemukiman berbasis komunitas di Kelurahan Titiwungen Utara

Kecamatan Sario Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam

hasil dan pembahasan yang didapatkan mencakup kejelasan tujuan program,

kejelasan strategi pencapaian tujuan program, perumusan kebijakan program yang

mantap, penyusunan program yang tepat, penyediaan sarana dan prasarana, serta

efektivitas operasional program yang terdiri dari efektivitas fungsional program,

efektivitas tujuan program, efektivitas sasaran program. Maka didapatkan kesimpula

bahwa pengukutan efektivitas program Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis

Komunitas didapat tingkat efektivitas dalam pelaksanaan program telah cukup baik.

Penelitian oleh Soleman Lalompo, Masje Pangkey dan Joyce Rares (2019)

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari tahu efektivitas kerja pegawai

pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud. Teori yang

digunakan adalah teori efektivitas dengan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan

penelitian kepada beberapa informan, efektivitas kerja pegawai dilihat dari aspek

waktu, produktivitas, lingkungan kerja perlengkapan dan fasilitas. Dilihat dari

14
indikator konsisten, sarana dan prasarana dan sumber daya manusia (SDM) maka

diketahui bahwa efektivitas kerja pegawai pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud masih dikatakan belum sepenuhnya efektif.

Dilihat dari konsistensi dalam waktu bekerja, sarana dan fasilitas yang kurang

mendukung seperti ruangan yang nyaman, minimnya referensi buku. Selanjutnya

adalah sumber daya manusia (SDM) masih terdapat pegawai yang belum tahu cara

mengoperasikan computer serta minimnya computer atau laptop penunjang

pekerjaan.

Penelitian oleh Grace Nainggolan, Jhonny Posumah, Joyce Rares (2021)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perkuliahan berbasis

online di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sam Ratulangi

Manado. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif yang

menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi dan situasi melalui variable yamg

timbul dimasyarakat. Penelitian ini didasari oleh fenomena yang terjadi akibat wabah

COVID – 19 yang meminimalisir hampir seluruh kegiatan pertemuan dimasyarakat.

Dikatakan dalam penelitian ini konsep efektivitas merupakan hasil yang menunjukan

keberhasilan dari segi yang memperlihatkan tercapainya atau tidak sasaran yang telah

ditetapkan. Khususnya dalam konsep efektivitas penbelajaran secara daring,

dijelaskan mengenai efektivitas pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil nilai atau

evaluasi yang dicapai oleh mahasiswa melainkan ada unsur pemahamana yang baik,

ketekunan, kedisiplinan, semangat dan rasa senang saat belajar. Penelitian ini

menggunakan indikator pembelajaran efektif menurut Slavin (2009) yang terdiri dari

15
Mutu pengajaran, tingkat pengajaran yang tepat, insentif dan waktu. Namun dalam

penelitian ini hanya menggunakan 3 indikator yakni mutu pengajaran, tingkat

pengajaran dan waktu. Dari hasil yang didapatkan mengatakan bahwa kegiatan

perkuliahan online efektif, dilihat dari tingkat kelulusan mahasiswa. Selanjutnya

Media pembelajaran online yang digunakan mempermudah komunikasi antar dosen

dan mahasiswa, dalam hal insentif dosen sama saja dengan perkuliahan tatap muka

dan yang terakhir adalah jadwal kegiatan perkuliahan efektif karena dapat dilakukan

dimana saja akan tetapi terdapat beberapa hambatan yang timbul dalam proses

perkuliahan daring sehingga waktu terbuang sia – sia.

Penelitian oleh Jesika Watung, Welson Rompas dan Deysi Tampongangoy

(2021)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program

pembangunan infrastruktur di Desa Kayuuwi. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan indikator efektivitas infrastruktur

menurut Riant Nugroho (2012) yang terdiri dari tepat kebijiakan, tepat pelaksanaan,

tepat target, tepat lingkungan dan tepat proses. Hasil penelitian menyatakan

efektivitas pelaksanaan program pembangunan infrastruktur perdesaan di Desa

Kayuuwi 1 Kecamatan Kawangkoan Barat merupakan tingkat keberhasilan

pemerintah dalam melaksanakan programnya dan indikator ekektivitas pelaksanaan

menurut Nugroho (2012) adalah tepat kebijakan mencakup kebijakan dan program

yang dibuat pemerintah Kabupaten Minahasa guna mendukung pelaksanaan

pembagunan infrastruktur, tepat pelaksanaan mencakup aktor pelaksanaan kebijakan

16
tersebut dan pembagian tugas tanggung jawab dalam melaksakan program

pembangungan infrastruktur, tepat target mencakup sasaran program pembangunan

infrastruktur yang belum mencapai target, tepat lingkungan yakni interaksi internal

dan eksternal dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur dalam hal ini adalah

hubungan antar masyarakat dan pelaksana kegiatan pembangunan yang tidak terjalin

baik sehingga terjadi kesalahpahaman. Indikator terakhir adalah tepat proses yang

mencakup pemahaman publik, respon publik dan pelaksana terkait prose

pembangunan infrastruktur di Desa Kayuuwi 1. Maka berdasarkan lima indikator

tersebut menunjukan hasil ketepatan kebijakan yang sesuai dengan masalah

dimasyarakat Desa Kayuuwi 1 Kecamatan Kawangkoan Barat.

Penelitian oleh Melindah Lasut, William Areros dan Daud Liando (2019)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas tunjangan

kinerja bagi tenaga kependidikan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan fokus peneltian

produktivitas, kemampuan menyesuaikan diri dan kepuasan. Hasil penelitian

menunjukan tambahan penghasilan berupa tunjangan kinerja yang dianalisis dari

faktor produktivitas, kemampuan menyesuaikan diri dan kepuasan. Pemberian

tunjangan kinerja bagi tenaga pendidik Fakultasi Ilmu Budaya Unsrat sudah efektif

dalam meningkatkan produktivitas, mampu menyesuaikan diri dan dapat memberikan

kepuasan. Sistem penghargaan dalam hal tunjangan kinerja dpat memberikan rasa

puas bagi tenaga pendidik karena kinerja telah dihargai sehingga kebijakan tunjangan

17
kinerja diharapkan ada kajian lebih lanjut dalam sistem penerimaan karena sering

tidak tepat waktu penerimaannya.

B. Konsep Efektivitas

Penelitian ini menggunakan teori efektivitas untuk mengetahui peranan

Program Kartu Prakerja Era Pandemi COVID – 19 di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara. Dalam sub bab ini, peneliti memaparkan

tentang pengertian efektivitas, pengukuran efektivitas dan efektivitas program

menurut para ahli dan penelitian terdahulu untuk mendukung kajian teori pada

penelitian ini.

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata

efektif yang memiliki arti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya dan kesannya);

dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus; mulai

berlaku (tentang undang – undang, peraturan).

Menurut Sergiovanni (1990) dalam Sedarmayanti et al., (2020) efektivitas

adalah suatu pengukuran dalam arti tercapainya sasaran dan tujuan yang telah

ditentukan sebagaimana pengertian efektivitas sebagai kesesuaian hasil dengan

tujuan yang telah ditetapkan organisasi.

Menurut Gibson (1984) yang dikutip dari Putri, Dengo, dan Londa (2017)

efektivitas merupakan konteks perilaku organisasi yang merupakan hubungan

18
antar produksi, kualitas, efisien. Fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan

pengembangan.

Efektivitas menurut Campbell (1990) efektivitas dapat diartikan sebagai

tingkat kemampuan dari suatu Lembaga atau organisasi yang menajalankan dan

memampu melaksanakan semua tugas – tugas pokoknya yakmi untuk mencapai

segala sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

The Liang Gie (1989) dalam Sedarmayanti et al., (2020) berpendapat bahwa

efektivitas merupakan suatu keadaan atau kemampuan berhasilnya manfaaat yang

diharapkan.

Efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan pencapaian

individu, kelompok dan organisasi. Semakin dekat mereka dengan pencapaian

yang diharapkan, semakin efektivlah mereka. Efektivitas juga dapat dilihat dari

bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh seseorang (Robbins, 1997) dalam

Sedarmayanti et al., (2020).

Menurut penelitian Supriyono (2002) dalam Anisah dan Soesilowati (2018)

dikatakan bahwa efektivitas merupakan hubungan antaran keluaran atau output

suatu tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar

kontribusi daripada output yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran

tersebut maka dapat dikatakan efdektif unit tersebut.

Pengertian Efektivitas menurut Lalompoh, Pangkey dan Rares (2019)

berpendapat bahwa terdapat perbedaan diantara efisiensi dan efektivitas. Pada

efisiensi menitik beratkan pada sebuah pencapaian hasil yang besar dan

berdampak dengan pengorbanan atau usaha yang dilakukan sekecil mungkin.

19
Berbeda dengan efektif yang lebih terarah pada tujuan yang akan dicapai tanpa

mementingkan bentuk pengorbanan yang harus dilakukan.

Efektivitas menurut Rompas, Rompas dan Kolondam (2020) efektivitas

adalah upaya mengevaluasi jalannya suatu program kegiatan, dapat dilakukan

melalui konsep efektivitas. Salah satu faktor konsep efektivitas yakni untuk

menentukan apakah perlu dilakukan perubahan yang signifikan terhadap bentuk

ataupun manajemen suatu program kegiatan atau tidak.

Menurut Siagian (2001) dalam Nainggolan, Posumah, Rares (2021)

efektivitas adalah sebuah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana yang

ada dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan untuk menghasilkan

jumlah atau hasil barang atau jasa dari kegiatan yang telah dijalankan. Sehingga

efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Dari beberapa pengertian efektivitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

efektivitas dapat diketahui ketika suatu tujuan telah dilaksankanan pelaksanaanya

dan hasil yang didapat bisa dirasakan dan dinikmati karena telah melalui

serangkaian proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas

dapat menjadi tolak ukur sebuah keberhasilan kegiatan, kebijakan ataupun

program yang dijalankan.

20
2. Pengukuran Efektivitas

Menurut Gibson (1984) dalam Karawuan, Laloma dan Tampongangoy

(2017) mengemukakan adanya lima hal pokok yang menjadi ukuran

efektivitas, yakni:

1) Produksi, yaitu mengacu pada ukuran output utama organisasi

baik menyangkut jumlah maupun kualitas keluaran yang

dibutuhkan organisasi.

2) Efisiensi, yaitu menunjukan tingkat dimana organisasi

memenuhi kebutuhan karyawan/anggotanya.

3) Kepuasan, yaitu menunjukan tingkat dimana organisasi

memenuhi kebutuhan karyawan/anggotannya.

4) Adaptasi, yaitu tingkat dimana organisasi dapat dan benar –

benar tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal atau

mengacu pada kemampuan manajemen, meraskan perlunya

perubahan dalam organisasi.

5) Pengembangan, yaitu kemampuan organisasi untuk

meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan

lingkungan atau mengukur tanggung jawab organisasi dalam

memperbesar kapasitas dan potensi untuk berkembang.

Menurut Gibson dalam Annas (2017:76) pengukuran efektivitas organsiasi dapat

diukur melalui:

21
1) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

2) Kejelasan strategi pencapaian tujuan

3) Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap

4) Perencanaan yang matang

5) Penyusunan program yang tepat

6) Tersedianya sarana dan prasarana

7) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

Efektivitas memiliki berbagai kriteria khusus sebagai tolak ukur pengukuruannya,

berikut adalah penjabaran dari kriteria efektivitas. Menurut Gibson dkk (1997) dalam

Annas (2017:76) Efektivitas memiliki tiga tingkatan yakni:

1) Efektivitas individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang

menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari ogranisasi

2) Efektivitas kelompok adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu

saling bekerja sama pada kelompok. Efektivitas kelompok merupakan

sejumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya

3) Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok.

Sedangkan menurut Richard M. Steers (1985) mengatakan bahwa pengukuran

efektivitas sebagai berikut:

1) Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang

sebagai suatu proses. Maka dari itu, agar pentahapan pencapaian bagian –

22
bagiannya maupun pentahapan dalam arti peridisasinya. Pencapaian tujuan

terdiri dari beberapa faktor yaitu: kurun waktu dan sasaran yang merupakan

target kongkrit.

2) Integrasi

Integrasi merupakan pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan

komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut

proses sosialisasi.

3) Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur pengadaan dan pengisian

tenaga kerja.

Berdasakan teori yang dikemukakan, maka dapat diketahui bahwa ukuran

efektivitas secara umum dapat dilihat melalui bentuk kejelasan tujuan, proses

pelaksanaan hingga hasil yang dirasakan dalam menjalankan program atau kegiatan

yang berlangsung.

3. Dimensi Model Proses Efektivitas

Terdapat tiga dimensi utama dari model proses efektivitas yang dikemukakan

oleh Steers (1984) tediri dari:

1) Optimisasi Tujuan

23
Penggunaan ancangan optimisasi tujuan terhadap efektivitas organisasi

memungkinkan diakunya secara eksplisit bahwa organisasi yang berbeda

mengejar tujuan yang berbeda juga. Maka nilai keberhasilan atau kegagalan

relative dari organisasi tertentu harus ditentukan dengan membandingkan

hasil – hasil dengan tujuan organisasi. Sehingga optimisasi merupakan sarana

pengimbang dari berbagai tujuan yang bertentangan sehingga menjadi selaras.

2) Perspektif sistem

Perspektif sistem memusatkan perhatian pada hubungan antara komponen –

komponen baik yang terdapat di dalam maupun di luar organisasi smentara

komponen – kompenen ini secara bersama mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan organisasi.

3) Tekanan pada perilaku

Dimensi terakhir adalah tekanan pada perilaku, yang dimaskud engan tekanan

yakni tentang perilaku manusia yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian

organisasi atau pekerjaan.

4. Efektivitas Program

Annas (2017) berpendapat bahwa penilaian efektivitas program perlu

dilakukan untuk menemukan informasi tentang sejauh mana manfaat dan dampak

yang ditimbulkan oleh program kepada penerima manfaat program. Hal ini juga

menentukan keberlangsungan program.

Maka pelaksanaan program yang efektif ditandai oleh beberapa hal yang

dikemukakan oleh Annas (2017:79), yaitu:

24
1) Ketepatan waktu

2) Sumber daya manusia yang mengelola program

3) Mekanisme yang baik

4) Mengedepankan kerjasama dan komunikasi diantara para tim program

5) Penyaluran dana yang benar

6) Tidak ada penyimpangan

7) Perlunya monitoring dan evaluasi untuk melihat umpan balik (feedback

program)

Menurut Guntur (2013) dalam Annas (2017:79) suatu pengendalian

proyek/program yang efektif ditandai dengan hal – hal berikut:

1) Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan

2) Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar

3) Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari

penyelenggaraan proyek/program

4) Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan penemuan

sehingga dapat menarik perhatian pimpinan maupun pelaksana proyek yang

bersangkutan agar tindakan koreksi yang diperlukan segera diselesaikan

5) Kegiatan pengendalian tidak lebih yang diperlukan, yakni biaya yang dipakai

untuk kegiatan pengendalian tidak boleh melampaui faedah dan hasil dari

kegiatan tersebut

6) Memberikan petunjuk berupa pikiram hasil pekerjaan yang akan datang

bilamana pada saat pengecekan tidak mengalami perubahan

25
Dalam mengukur efektivitas suatu program, Sutrisno (2007) mengungkapkan

bahwa pengukuran efektivitas terkait:

1) Pemahaman program, yaitu dilihat sejauhmana masyarakat mengerti dan

memahami program yang dibuat

2) Tepat sasaran, yaitu dilihat dari peserta atau pengguna program berdasarkan

dengan syarat ketentuan yang ditetapkan

3) Tepat waktu, yakni dilihat dari proses pelaksanaan program yang dijalani

4) Tercapainya tujuan, yaitu diukur dari tujuan pelaksanaan program yang telah

disepakati

5) Perubahan nyata, diukur dari sejauh mana program dapat diterima dan

dirasakan manfaat serta dampak yang nyata dimasyarakat

C. Program Kartu Prakerja

Pada sub bab ini, peneliti menjelaskan tentang Program Kartu Prakerja

yang didalamnya terdapat pengertian program, maksud dan tujuan Program

Kartu Prakerja, persyaratan untuk menerima Program Kartu Prakerja dan

keberlangsungan Program Kartu Prakerja dalam pelayanan public yang

dikutip dari website resmdan buku panduan Laporan Manajemen Pelaksana

Program Kartu Prakerja Tahun 2020.

26
Putri, Dengo dan Londa (2017) berpendapat bahwa Program adalah unsur

pertama yang harus ada, demi tercapainya suatu kegiatan yang telah

direncanakan. Program terdiri dari beberapa aspek, yakni:

1) Tujuan kegiatan yang akan dicapai

2) Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan

3) Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui

4) Pemikiran anggaran yang dibutuhkan

5) Strategi pelaksanaan

Sebuah program pada hakikatnya harus melibatkan proses manajemen, yakni

perencanaan tentang program yang akan diterapkan, kepemimpinan yang jelas

tentang tanggung jawab pengelola pelaksana program, pengorganisasian yang

jelas terkait skema program, dan pengendalian tentang program yang sementara

dijalankan dan dilakukan evaluasi secara berkala untuk memitigasi resiko yang

dapat mengganggu kelangsungan program.

1. Program Kartu Prakerja

Dikutip dari laman prakerja.go.id Program Kartu Prakerja adalah program

pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk para pencari kerja,

pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan atau pekerja/buruh

yang membutuhkan peningkatan kompetensi. Kartu Prakerja adalah program bantuan

biaya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja dan bukan untuk menggaji

pengangguran. Penerima manfaat Kartu Prakerja tidak harus para pengangguran,

27
tetapi bisa untuk masyarakat yang sudah bekerja yang ingin menambah keterampilan,

dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah memiliki kesempatan untuk terdaftar

sebagai penerima manfaat Program Kartu Prakerja dengan memenuhi berbagai syarat

dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Program Kartu Prakerja resmi diluncurkan pada 11 April 2020 yang awalnya

didesain sebagai program pelatihan dengan tujuan meningkatkan kompetensi peserta

dan diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran di Indonesia. Namun program

ini kemudian ditambahkan dengan skema bantuan sosial (bansos) untuk mencegah

penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat terdampak pandemi COVID – 19 yang

belum dapat dijangkau dalam skema bantuan sosial regular (Bachtiar, et al., 2020).

Maka Program Kartu Prakerja berfokus untuk memberikan pelatihan dan

pengembangan kepada para peserta Kartu Prakerja yakni masyarakat Indonesia yang

telah memasuki usia Angkatan kerja dan menjangkau masyarakat terdampak pandemi

COVID – 10 yang belum mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Sejak diresmikan pada bulan April 2020, program prakerja telah membuka 17

gelombang pendaftaran hingga bulan Juni 2021. Berdasarkan data dari Laporan

Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja 2020, jumlah penerima kartu prakerja

sebanyak 5.509.055 dari peserta gelombang 1 – 10. Sepanjang tahun 2020, program

kartu prakerja berhasil menjangkau pesertanya di 514 kabupaten/kota di Indonesia.

Merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mempersiapkan SDM Indonesia yang

ramah dengan teknologi digital agar mampu bersaing di era 4.0. Maka, penggunaan

platform digital sebagai media pembelajaran dari program kartu prakerja dianggap

28
mampu menjadi sarana edukasi kepada peserta kartu prakerja agar terbiasa dalam

menggunakan teknologi digital. Selain melibatkan platform digital dari beberapa

kementerian, pemerintah juga menggandeng pihak swasta yakni e-commerce

Tokopedia, Bukalapak, dll. Program kartu prakerja memiliki lebih dari 100 lembaga

pelatihan yang siap menyajikan materi pelatihan untuk para peserta termasuk lebih

dari 1000 jenis pelatihan. Pemerintah melibatkan institusi pendidikan dalam hal ini

Universitas Indonesia, Universitas Atma Jaya, IPB University dan Indonesia

mengajar. Selain Lembaga pelatihan dan pendidikan, pemerintah menggandeng situs

job portal untuk memberikan pemberitahuan lowongan pekerjaan bagi para peserta.

Mitra pembayaran untuk insentif kartu prakerja melibatkan Bank BNI dan beberapa

e-wallet yakni Gopay, Dana, Linkaja, dan OVO. Berdasarkan data dari Laporan

Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja tahun 2020, jumlah peserta program

kartu prakerja di Sulawesi Utara untuk gelombang 1 – 10 adalah sebanyak 83.600

peserta. Program kartu prakerja ditujukan kepada seluruh Warga Negara Indonesia

berusia diatas 18 tahun, tidak sedang menjalankan pendidikan formal, dan bagi

masyarakat yang terdampak PHK dan berbagai syarat lainnya.

2. Tujuan Program Kartu Prakerja

Berdasarkan Laporan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (2020),

tujuan dari Program Kartu Prakerja, mengacu pada Peraturan Presiden nomor 76

tahun 2020 yang terdiri dari:

1) Mengembangkan kompetensi Angkatan kerja

2) Meningkatkan produktivitas dan daya saing Angkatan kerja

29
3) Mengembangka kewirausahaan

4) Pendaftaran secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan).

Pendaftaran luring (luar jaringan) dilakukan apabila ada keterbatasan

infrastruktur telekomunikasi dan kebijakan pusat

5) Jenis pelatihan daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Khusus

dimasa pandemi COVID – 19, pelatihan hanya dilakukan secara daring

(dalam jaringan).

6) Besaran total manfaat peserta Program Kartu Prakerja adalah Rp.

3.550.000. Dengan rincian sebagai berikut:

a. Bantuan saldo pelatihan senilai Rp. 1.000.000

b. Insentif pasca pelatihan Rp. 2.400.000 diterima sebesar Rp.600.000

selama 4 bulan masa program Kartu Prakerja

c. Insentif survei total Rp.150.000 untuk survei

3. Syarat Penerima Program Kartu Prakerja

Dalam Program Kartu Prakerja, telah dibuat beberapa syarat dan ketentuan oleh

pelaksana program, untuk para calon peserta program kartu prakerja. Adapun syarat

yang harus dipenuhi untuk calon penerima Program Kartu Prakerja yaitu:

1) Warga Negara Indonesia (WNI)

2) Berusia minimal 18 tahun

3) Tidak sedang mengikuti pendidikan formal

4) Pekerja/buruh dan pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID – 19

5) Lolos seleksi pendaftaran

30
Berikut adalah ketentuan yang tidak bisa terdaftar sebagai peserta Program Kartu

Prakerja, yakni:

a) Pejabat negara

b) Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

c) Aparatur Sipil Negara

d) Prajurit Tentara Nasional Indonesia

e) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

f) Kepala desa dan perangkat desa

g) Direksi, Komisaris dan Dewan Pengawas pada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

h) Dalam 1 kartu keluarga hanya diperkenankan maksimal 2 anggota keluarga

yang menjadi penerima Program Kartu Prakerja

Berdasarkan persyaratan yang telah dibuat oleh pemerintah, sasaran penerima

kartu prakerja dikhususkan bagi Warga Negara Indonesia (WNI), berusia minimal

18 tahun dengan berbagai ketentuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari syarat

untuk penerima kartu prakerja tekah difokuskan bagi masyarakat yang memasuki

usia prduktif untuk bekerja.

4. Kartu Prakerja dalam Pelayanan Publik

Pelaksanaan Program Kartu Prakerja merupakan bentuk tanggung jawab

pemerintah dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas Sumber Daya

31
Manusia di Indonesia agar memiliki daya saing dan siap berkontribusi dalam

dunia pekerjaan. Program Kartu Prakerja merupakan salah satu inovasi

pemerintah dalam menciptakan program yang berbasis teknologi digital terutama

dalam pelayanan publik dimasa pandemi COVID – 19. Dikutip dari Laporan

Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (2020) dalam Program Kartu

Prakerja melibatkan beberapa elemen penting, yang terdiri dari:

1) Optimalisasi Teknologi

a. Cloud Technology

Efisien, cepat dan mampu memberikan data yang real time dan

reliable untuk mampu menjangkau dan melayani pendaftar dan peserta

Program Kartu Prakerja dalam jumlah besar.

b. End – to – End Digital

• Pendaftaran, on-demand application, bersifat self-targeting

dengan menyediakan akses langsung bagi pendaftar melalui

situs resmi.

• Kartu virtual, meniadakan biaya percetakan kartu dan resiko

kehilangam kartu

• Pelatihan daring (dalam jaringan), menghilangkan batasan

ruang dan waktu menyamaratakan akses dan kualitas pelatihan

dengan biaya yang lebih rendah

• Insentif, disalurkan secara digital melalui e-wallet dan rekening

bank

32
2) Kolaboratif

a. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

• Tidak menggunakank skema pengadaan barang dan jasa

• Berbagi beban dengan mitra platform digital untuk melayani

masyarakat

• Mitra platform digital dan mitra pembayaran bersaing untuk

memberikan pelayanan terbaik

• Lembaga pelatihan juga bersaing memberikan pelayanan

terbaik

• Free entry and exit

b. Melibatkan Fintech (Financial Technology)

• Menjadi pionier government to person (G2P) Programa di

Indonesia yang melibatkan fintech (financial technology)

berdampingan dengan perbankan.

c. Berorientasi pada konsumen

d. Memberikan kebebasan dalam memilih

• Peserta bebas memilih platform digital, Lembaga pelatihan,

jenis pelatihan dan rekening untuk dana insentif

e. Menerapkan product and customer-first mindset

• Kartu Prakerja adalah produk yang menjawab kebutuhan

peserta, bukan sekedar program yang menghabiskan anggaran

33
• Mengevaluasi dari kacamata penerima manfaat Program Kartu

Prakerja melalui ulasan pelatihan, rating pelatihan dan survei

evaluasi sehingga produk relevan dengan kebutuhan mereka

• Kanal pesan yang beragam dan umum (Instrgram, Facebook,

Youtube, situs) maupun targeted kepada peserta (e-mail,

dashboard, SMS) semua berfokus terkait Program Kartu

Prakerja

f. Contact center yang andal

• Menyediakan berbagai saluran untuk melayani jutaan

pertanyaan dan keluhan

• Hotline gratis, beroperasi setiap hari pukul 08.00 – 20.00 WIB,

melayani hingga 1.100 telepon perhari dan sebanyak 90%

telepon terlayani

• Live chat yang mencapai 24.000 per hari dan sebanyak 11%

terlayani

• Memiliki dashboard monitoring semua kanal

Sejak diresmikan pada bulan April 2020, Program Kartu Prakerja telah

membuka sebanyak 17 gelombang pendaftaran sampai bulan Juni 2021. Berikut

merupakan rincian pelaksanaan pendaftaraan Program Kartu Prakerja.

Gelombang Tanggal Pendaftaran


Gelombang 1 11 April – 16 April 2020

34
Gelombang 2 20 April – 23 April 2020
Gelombang 3 27 April – 30 April 2020
Gelombang 4 08 Agustus – 12 Agustus 2020
Gelombang 5 15 Agustus – 19 Agustus 2020
Gelombang 6 27 Agustus – 31 Agustus 2020
Gelombang 7 03 September – 07 September 2020
Gelombang 8 10 September – 14 September 2020
Gelombang 9 17 September – 21 September 2020
Gelombang 10 26 September – 28 September 2020
Gelombang 11 02 November – 04 November 2020
Gelombang 12 23 Februari – 26 Februari 2021
Gelombang 13 04 Maret – 07 Maret 2021
Gelombang 14 11 Maret – 14 Maret 2021
Gelombang 15 18 Maret – 21 Maret 2021
Gelombang 16 25 Maret – 28 Maret 2021
Gelombang 17 5 Juni – 7 Juni 2021
Sumber: Instagram prakerja.go.id (2021)

Tabel 2 Rincian Pelaksanaan Pendaftaran Program Kartu Prakerja

Maka berdasarkan tabel diatas, pelaksanaan program kartu prakerja pada

tahun 2020 sebanyak 11 gelombang. Kemudian program kartu prakerja dilanjutkan di

tahun 2021 dan telah berlangsung 6 gelombang dan akan bertambah hingga akhir

tahun 2021.

35
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis atau Desain Penelitian

Proses penelitian bertumpu pada minat untuk mengetahui masalah ataupun

fenomena yang terjadi karena berbagai faktor yang mendukung terjadinya suatu

fenomena sosial. Jenis metode penelitian merupakan bagian penting untuk menjaga

reliabilitas dan validitas suatu hasil penelitian. Berdasarkan pengalaman empiris dan

kebutuhan terhadap setiap penelitian kualitatif, maka terdapat tiga format desain

penelitian kualitatif yaitu desain penelitian kualitatif yang digunakan saat ini yaitu

desain deskriptif, desain verifikatif, dan desain grounded research (Bungin, 2019).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, disebabkan oleh

dasar masalah yang akan diteliti yakni untuk mengetahui Efektivitas Program Kartu

Prakerja Era Pandemi COVID – 19. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian

yang menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi dan berbagai

variable yang hadir dimasayarakat dan menjadi sebuah permasalahan kemudian dapat

menarik ke permukaan sebagai suatu ciri ataupun gambaran tentang sebuah kondisi,

situasi ataupun variable tertentu (Nainggolan, Posumah dan Rares, 2021).

Menurut Bungin (2001) penelitian kualitatif deskriptif merupakan data yang

diungkapkan dalam bentuk kata – kata ataupun uraian kalimat. Menurut Herdiansyah

(2010) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk

36
memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan

mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan

fenomena yang diteliti.

Maka, penelitian kualitatif dianggap sesuai untuk digunakan sebagai metode

penelitian untuk mengukur efektivitas Program Kartu Prakerja yang menuai pro

kontra di masyarakat akan kehadirannya yang dianggap sebagai bentuk bantuan sosial

pemerintah bagi masyarakat terdampak, akibat pandemi COVID – 19.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah efektivitas program menurut

Steers (1985) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Efektivitas adalah bentuk

jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumberdaya dan sarana

tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber

daya itu serta memberi tekanan yang tidak wajar terhadap proses pelaksanaannya.

Adapun indikator untuk mengukur efektivitias menurut Steers (1985) terdiri dari

pencapaian tujuan, intergrasi dan adaptasi.

1. Pencapaian tujuan

Pencapaian tujuan merupakan keseluruhan upaya yang dilakukan oleh

organisasi dan dipandang sebagai suatu proses. Terdapat beberapa faktor

untuk mengukur tercapainya suatu tujuan yaitu, kurun waktu pelaksanaan

dan sasaran yang merupakan target konkrit yang telah ditetapkan sebelum

37
berlangsungnya suatu program. Pencapaian tujuan program kartu prakerja

dapat dilihat dari tujuannya yaitu (a) mengembangkan kompetensi

Angkatan kerja, (b) meningkatkan produktivitas dan daya saing Angkatan

kerja, (c) mengembangkan kewirausahaan

2. Integrasi

Integrasi merupakan pengkuruan terhadap tingkat kemampuan organsasi

dalam melaksanakan bentuk – bentuk sosialisasi, pengembangan dan

komunikasi yakni dalam penyelenggaraan program kartu prakerja.

Integrasi dalam hal proses sosialiasasi merupakan proses penting untuk

mendukung kesusksesan sebuah program. Sosialisasi yang baik dan dapat

diterima oleh masyarakat akan memberikan dampak yang baik dan respon

yang positif dari masyarakat terkait program kartu prakerja.

3. Adaptasi

Adaptasi yakni kemapuan organisasi dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Maka digunakan tolak ukur proses pengadaan dan

pengisian tenaga kerja, dalam hal ini vendor – vendor terkait dalam

pelaksanaan program kartu prakerja.

C. Lokasi Penelitian

Penetapan lokasi penelitian sangat penting pada metode penelitian kualitatif,

karena dapat mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Lokasi dalam

38
penelitian ini adalah di Instansi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Sulawesi Utara.

D. Informan Penelitian

Informan adalah responden penelitian yang berfungsi untuk menjaring

sebanyak – banyaknya data dan informasi yang diperlukan dan bermanfaat bagi

bahan analisis (Bungin, 2019). Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini

diambil dari unsur – unsur terkait dalam penelitian program kartu prakerja

khsususnya di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini melibatkan informan yang ikut

serta dalam pelaksanaan Program Kartu Prakerja, dalam hal ini adalah instansi

pemerintah yakni Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara

yang bertanggung jawab dalam proses sosialisasi dan pendataan Program Kartu

Prakerja di Sulawesi Utara. Selanjutnya, peneliti melibatkan informan yang

merupakan peserta Program Kartu Prakerja yang berdomisili di Sulawesi Utara.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian in, terdiri dari:

1. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara

2. Bagian pengelola Program Kartu Prakerja di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara

3. Peserta Program Kartu Prakerja yang terdampak pandemi COVID – 19

4. Peserta Program Kartu Prakerja yang belum mendapatkan pekerjaan dan

sedang mencari pekerjaan

5. Peserta Program Kartu Prakerja yang telah mendapatkan pekerjaan atau

telah berwirausaha

39
Peneliti memfokuskan informan tersebut untuk mengetahui pemahaman dari

bagian yang mengelola pelaksanaan Program Kartu Prakerja dan mengetahui hasil

yang didapatkan oleh penerima Program Kartu Prakerja yang sesuai dengan target

atau sasaran penerima Program Kartu Prakerja.

E. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland sumber utama data dalam penelitian kualitatif adalah kata –

kata dan tindakan, selebihnya merupakan data tambahan sebagai bukti berupa

dokumentasi dan lain – lain. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka

penelitian ini dibagi menjadi dua data, yaitu data primer dan data sekunder.

1) Data primer

Sugiyono (2013) berpendapat bahwa data primer merupakan sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer adalah

data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Data primer

dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan atau informasi dari hasil

wawancara dengan pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Sulawesi Utara yang bertanggung jawab dalam Program Kartu Prakerja dan

peserta Program Kartu Prakerja yang adalah informan dalam penelitian ini.

2) Data sekunder

Data sekunder menurut Sugiyono (2013) adalah sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

40
atau melalui dokumen, dimana penelitian ini yang menjadi data sekunder

adalah dokumen jurnal penelitian terlebih dahulu yang dibuat oleh peneliti

sebelumnya. Data sekunder tidak perlu diolah lagi karena data tersebut telah

diuji kebernarannya dimana data sekunder merupakan data pendukung data

primer untuk memperkuat data sekunder yang ada (Alfariji, Rorong,

Tampongangoy, 2020)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian diperlukan sasaran penelitian yang umumnya memiliki

jumlah yang besar atau banyak. Akan tetapi tidak semua sasaran penelitian harus

diteliti melainkan hanya diperlukan sampel atau contoh sebagai bentuk representasi

objek penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan Langkah yang paling strategis

dalam penelitian dikarenakan tujuan utama penelitian yaitu untuk mendapatkan data

Sugiyono (2013).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan mendatangi lokasi

penelitian untuk melihat kegiatan secara langsung. Dalam hal ini peneliti

melakukan pengamatan mengenai kelangsungan program kartu prakerja di

Sulawesi Utara yang menjadi tanggung jawab Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara dan respon dari masyarakat

Sulawesi Utara terkait program kartu prakerja.

41
2. Wawancara

Wawancara adalah metode mengumpulkan data dengan cara melakukan

wawancara langsung dengan pihak yang berkaitan dan berpengaruh

terhadap proses pelaksanaan Program Kartu Prakerja. Wawancara adalah

proses percakapan dengan maksud untuk mengontruksi mengenai orang,

kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang

dilakukan dua pihak yaitu pewawancara dan orang yang di wawancarai.

Pendapat Koentjaraningrat (1986) dalam Bungin (2019) terdapat beberapa

pencatatan dari wawancara, yaitu pencatatan langsung, pencatatan dari

ingatan, pencatatan dengan alat recording, pencatatan dengan field rating

dan pencatatan dengan field coding.

3. Dokumentasi

Menurut Bungin (2008) dokumentasi adalah metode yang digunakan

untuk menelusuri “historis”. Dokumentasi adalah metode mengkaji dan

mengolah data dari dokumen – dokumen sebelumnya untuk mendukung

suatu penelitian. Metode dokumentasi yang digunkana dalam penelitian

ini adalah Laporan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Tahun

2020, Program Kartu Prakerja bersumber dari Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian Republik Indonesia dan Kebijakan Kartu Prakerja:

Penuh Masalah dan Perlu Diganti dengan Skema Asuransi Pengangguran.

42
G. Teknik Analisis Data

Dalam Teknik analisis data Bungin (2001) dalam Herdiansyah (2010)

mengatakan, Teknik anlisis data yang digunakan menjelaskan secara rinci tahapan –

tahapan dari hasil observasi yang telah dilakukan. Analisis data menjadi kegiatan

memahami makna dan kesimpulan yang didadpatkan dari keseluruhan data

penelitian.

Menurut Miles dan Hubberman dalam Sugiyono (2014) terdapat beberapa

metode analisis data yang terdiri dari 4 bagian yang merupakan tahapan yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah proses yang dilakukan peneliti dalam

mendapatkan data yang akurat sesuai dengan fenomena yang akan

diteliti. Pengumpulan data yang dilakukan yakni studi Pustaka,

wawancara dan dokumentasi.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan tahap dari Teknik analisis data kualitatif.

Reduksi data merupakam penyerdehanaan, penggolongan dan

membuang yang tidak perlu data sedemikian rupa sehingga data

tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan

memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Tahap reduksi ini

dilaksanakn untuk pemilihan relevan atau tidaknya data dengan

tujuan akhir.

43
3. Penyajian data

Penyajian data adalah kegiatan saat sekumpulan data disusun

secara sistematis dan mudah dipahami, sehingga mempermudah

memberikan kemungkinan menghasilkan kesimpulan. Bentuk

penyajian data kualitatif bisa berupa teks naratif dari penelitian di

lapangan, grafik ataupun bagan

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari Teknik analisis

data kualitatif yang dilakukan untuk melihat hasil reduksi data

mengacu pada tujuan analisis yang hendak dicapai. Tahap ini

bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan

mencari hubungan, perbedaan dan persamaan untuk dapat ditarik

kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.

44
DAFTAR PUSTAKA

Annas, A. (2017). Interaksi Pengambilan Keputusan dan Evaluasi Kebijakan.

Makassar: Celebes Media Perkasa.

Bungin, B. (2008 ). Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.

Bungin, B. (2019). Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah

Ragam Varian Kontemporer. Depok : PT RajaGrafindo Persada.

Dian Anggreini Putri, S. D. (2017). Efektivitas Program Penataan Lingkungan

Pemukiman Berbasis Komunitas di Kelurahan Titiwungen Utara Kecamatan

Sario Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik UNSRAT Volume 3 No 46, 1-

8.

Grace M.N. Nainggolan, J. H. (2021). Efektivitas Pelaksanaan Kuliah Berbasis

Online Suatu Studi di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Jurusan Ilmu

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Manado. Jurnal Administrasi Publik Unsrat, 69-77.

Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu - Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika.

https://tirto.id. (2021, 08 10). https://tirto.id. Retrieved from https://tirto.id/program-

kartu-prakerja-masih-bermasalah-kok-anggarannya-dinaikkan-f9Mp.

45
https://www.bps.go.id. (2021, 06 01). Retrieved from Keadaan Ketenagakerjaan di

Indonesia Agustus 2020: https://www.bps.go.id/galeri#

https://www.bps.go.id. (2021, 06 01). Retrieved from Hasil Sensus Penduduk

Indonesia 2020: https://www.bps.go.id/galeri

https://www.instagram.com/prakerja.go.id/. (2021, 06 20). Retrieved from

Gelombang Pendaftaran Prakerja: https://www.instagram.com/prakerja.go.id/

https://www.merdeka.com/. (2021, 08 10). Retrieved from

https://www.merdeka.com/uang/menaker-178-perusahaan-phk-karyawan-

selama-pandemi-covid-19.html.

https://www.prakerja.go.id. (2021, 06 01). Retrieved from Tanya Jawab Kartu

Prakerja: https://www.prakerja.go.id/tanya-jawab/tentang-kartu-prakerja

https://www.prakerja.go.id/. (2020, 12 31). Retrieved from Manajemen Pelaksana

Program Kartu Prakerja: https://static-asset-cdn.prakerja.go.id/www/ebook-

reporting/Laporan_Manajemen_Pelaksana_Program_Kartu_Prakerja_Tahun_

2020_bahasa.pdf

Jesika Watung, W. Y. (2021). Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangungan

Infrastruktur Perdesaan di Desa Kayuuwi 1 Kecamatan Kawangkoan Barat

Kabupaten Minahasa. Jurnal Administrasi Publik Unsrat, 21-27.

46
Melindah Lasut, W. A. (2019). Efektivitas Tunjangan Kinerja Bagi Tenaga

Kependidikan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi. Jurnal

Administrasi Publik Unsrat, 45-52.

Naritza Mirlithia Karauwan, A. L. (2017). Efektivitas Pelaksanaan Program

Pengembangan UKM di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik UNSRAT Volume 3 No

46, 1-11.

Palmira Permata Bachtiar, L. B. (2020). Kartu Prakerja di tengah Pandemi COVID -

19: Asesmen Cepat dari Sudut Pandang Peserta Program. Catatan Penelitian

Smeru No 3 , 1-8.

Profil Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2020. (2021, 06 01).

Retrieved from https://sulut.bps.go.id/: https://sulut.bps.go.id/publication

Sedarmayanti, A. K. (2020). Membangun & Mengembangkan Human Capital

Unggul Melalui Pendidikan, Kinerja & Produktivitas Kerja di Era Industri

4.0. Bandung: PT Refika Aditama.

Soleman Lalompoh, M. P. (2019). Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal

Administrasi Publik UNSRAT Volume 5 No 76, 1-4.

Steers, R. M. (1984). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

47
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Yasserina Rawie, P. L. (2020). Analisis Cost and Effectivity Program Kartu Prakerja

di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kebijakan Publik Volume 5 No 2, 118-

139.

48

Anda mungkin juga menyukai