OLEH
KELOMPOK : 20
JORONG : PANDAN GADANG
NAGARI : SUNGAI TANANG
KECAMATAN : BANUHAMPU
KABUPATEN : AGAM
Mengetahui,
Ketua PKL Terpadu
ii
KATA PENGANTAR
Kelompok 20
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan IPE-CP...........................................................................................................4
C. Manfaat IPE-CP.........................................................................................................4
D. Sistematika Laporan...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................6
A. Konsep IPE-CP..........................................................................................................6
B. Konsep Problem Solving Cycle..................................................................................8
C. Pengendalian Stunting di Masyarakat.........................................................................9
BAB III METODE PELAKSANAAN..................................................................................14
A. Tahapan, Waktu dan Tempat PKL-T........................................................................14
B. Sasaran PKL-T.........................................................................................................17
C. Assessment (Level Individu, Keluarga dan Masyarakat)..........................................17
D. Community Diagnosis..............................................................................................20
E. Penyusunan POA dan Ganttchart.............................................................................21
F. Implementasi Program Intervensi.............................................................................22
G. Monitoring dan Evaluasi..........................................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................23
A. Gambaran Umum Lokasi PKL.................................................................................23
B. Hasil Assessment dan Prioritas Masalah..................................................................25
C. POA..........................................................................................................................36
D. Implementasi Kegiatan.............................................................................................56
E. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan..................................................................57
F. Faktor Pendukung dan Penghambat.........................................................................66
BAB V PENUTUP................................................................................................................67
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran………………………………………………………………………..69
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik kolaborasi antar profesi merupakan pendekatan yang sangat penting
dalam intervensi dan pelayanan program kesehatan. Tidak ada satu profesi kesehatan
pun yang dapat menangani permasalahan kesehatan yang kompleks tanpa kerjasama
dengan profesi kesehatan yang lain. Praktik kolaborasi bukan hanya diperlukan demi
keselamatan pasien, tetapi juga untuk meningkatkan kepuasan serta terciptanya mutu
pelayanan kesehatan yang baik. Apabila tidak dilakukan kerjasama tim yang baik,
maka dalam menghadapi kompleksitas permasalahan kesehatan akan berpotensi
terjadinya fragmanted care, pelayanan yang tumpang tindih, konflik interprofesional,
serta keterlambatan dalam pelayanan.
1
Pelaksanaan PKL-T dilaksanakan pada semester akhir pembelajaran dan
sudah dirintis sejak tahun akademik 1992/1993 dengan lokasi di berbagai kabupaten
di Propinsi Sumatera Barat.Sejak tahun ajaran 2015/2016, pelaksanaan PKL-terpadu
menggunakan pendekatan konsep pembelajaran dan kerjasama inter-profesi atau
yang lebih dikenal Sejak tahun ajaran 2015/2016, pelaksanaan PKL-terpadu
dipertajam dengan pendekatan konsep pembelajaran dan kerjasama inter-profesi atau
yang lebih dikenal dengan istilah Interprofesional Education dan Collaborative
Practices (IPE-CP). Hal ini sejalan dengan perkembangan tuntutan pelayanan
kesehatan yang paripurna yang berpusat pada kebutuhan pasien dan melibatkan
kolaborasi interprofesi. Untuk menyiapkan tenaga kesehatan kompeten dan mampu
bekerjasama dalam tim, pengalaman belajar yang melibatkan inetraksi peserta didik
dari dua atau lebih latar belakang keilmuan yang berbeda merupakan suatu
keharusan. Adopsi konsep yang dipopulerkan oleh Badan Kesehatan dunia
(WHO,2010) ini dimaksudkan agar setiap peserta didik dengan latar profesi tertentu,
dapat belajar dari, tentang dan dengan profesi lain dalam membangun kerjasama
yang efektif untuk meningkatkan hasil pelayanan kesehatan yang lebih optimal.
2
dilanjutkan dengan Praktik Lapangan berupa implementasi siklus pemecahan
masalah (community assessment, community diagnosis, program intervention,
monitoring and evaluation) kekelompok sasaran di tingkat Nagari, Jorong atau Desa.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut dilakukan mahasiswa secara berkelompok yang
berasal dari berbagai program studi di lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang.
Propinsi Sumatera Barat data tahun 2021 prevalensi stunting sebesar 23,3,
tapi tahun 2022 terjadi menjadi 25,2 diatas angka nasional sebesar 21,6%. Sedangkan
Kabupaten Agam Pada tahun 2017 prevalensi stunting tercatat 14,8 persen yang
kemudian naik menjadi 28,4 persen di 2018. Menurut SSGI tahun 2021, Data
Kabupaten Kota, Kabupaten Agam pada angka 19.1% dan naik menjadi 24,6 %
tahun 2022 (lebih tinggi dari data Nasional 21,6%). Sehubungan dengan masalah ini,
Pemerintah Kabupaten Agam memprioritaskan pencegahan terhadap stunting dengan
berbagai terobosan. Kekinian, pemerintah setempat meluncurkan inovasi bertajuk
Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) (Dinas kesehatan Kab. Agam).
3
1.544 jiwa dari 2.600 jiwa (59.3%). Penyakit Infeksi untuk cakupan penemuan kasus
TB + di Kabupaten Agam dari tahun ketahun masih belum memuaskan, terjadi
penurunan cukup tajam di Kabupaten Agam tahun 2016 sebanyak 343 kasus
(54.44%) dari yang ditetapkan sebanyak 630 kasus dan pada tahun 2017 Dinas
Kesehatan Agam, pencapaian sebanyak 363 kasus (46.83%), masalah ini masih
menjadi fokus penanganan di Kabupaten Agam di tahun mendatang.
Sesuai dengan masalah prioritas PKL-T IPE-CP tahun ajaran 2022/2023 ini,
telah ditetapkan dua kecamatan di Kabupaten Agam sebagai lokasi fokus , yaitu
Kecamatan IV Koto dan Banuhampu. Pemilihan lokasi berdasarkan Angka stunting
pada balita di Kabupaten Agam, kondisi sekarang menunjukan tren penurunan sesuai
data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-
PPGBM). Kasus stunting bisa ditekan di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
B. Tujuan IPE-CP
1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam kompetensi
Interprofessional Education–Collaborative Practice (IPE-CP) dalam praktek
kerja lapangan terpadu.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan proses pengkajian/assessment masalah dan
factor penyebab stunting (penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi gizi,
PTM) pada level individu, keluarga berisiko (penyakit degeneratif) dan
masyarakat dengan penerapan empat domain kompetensi IPE-CP.
4
b. Mahasiswa mampu melakukan perumusan diagnosis masalah dan faktor
penyebab stunting pada level individu, keluarga berisiko dan masyarakat
dengan penerapan empat domain kompetensi IPE-CP.
c. Mahasiswa mampu melakukan intervensi promotive preventif
penanggulangan stunting pada level individu, keluarga berisiko dan
masyarakat dengan penerapan empat domain kompetensi IPE-CP.
d. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya
promotif preventif penanggulangan stunting pada level individu, keluarga
berisiko dan masyarakat dengan penerapan empat domain kompetensi
IPE-CP.
C. Manfaat IPE-CP
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dalam menerapkan ilmu
yang sudah diperoleh di bangku kuliah secara nyata di wilayah lokasi
PKL-T dengan konsep IPE-CP, khususnya dalam upaya intervensi
penanggulangan stunting pada individu, keluarga dan kelompok yang
berisiko.
b. Mahasiswa memiliki pengalaman belajar dalam implementasi tahap-
tahap problem solving dengan pendekatan IPE-CP, khususnya dalam
upaya penanggulangan masalah stunting pada kelompok sasaran.
2. Bagi Pemerintah
Dengan adanya kegiatan PKL-Terpadu diharapkan dapat membantu
peningkatan cakupan program intervensi spesifik dan sensitive dalam upaya
penanggulangan stunting.
3. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat memiliki perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan)
yang mendukung upaya penanggulangan stunting khususnya pada 1000
hari pertama kehidupan.
b. Masyarakat memiliki kemampuan untuk mengenal, memutuskan,
melakukan tindakan, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan khususnya dalam penanggulangan stunting.
5
D. Sistematika Laporan
Laporan ini merupakan hasil dari pelaksanaan PKL Terpadu konsep IPE-CP,
dengan tema stunting. Laporan ini disusun berdasarkan aturan yang telah
dijelaskan pada buku panduan dan dibagi dalam lima bab, dengan uraian sebagai
berikut :
1. BAB I (Pendahuluan) diulas tentang latar belakang, tujuan, manfaat, dan
sistematika laporan.
2. BAB II (Tinjauan Pustaka) diulas tentang konsep IPE-CP, konsep problem
solving cycle, dan pengendalian stunting di masyarakat.
3. BAB III (Metode Pelaksanaan) diulas tentang tahapan, waktu, dan tempat
PKL-T, sasaran PKL-T, community assesment (level individu, keluarga, dan
masyarakat), community diagnosis, penyusunan POA, implementasi program
intervensi, monitoring dan evaluasi.
4. BAB IV (Hasil dan Pembahasan) diulas tentang gambaran umum lokasi PKL,
hasil assesment dan prioritas masalah, POA dan Gantt Chart, implementasi
kegiatan, hasil monitoring dan evaluasi kegiatan, faktor pendukung dan
penghambat.
5. BAB V (Penutup) diulas tentang kesimpulan, saran.
6. Lampiran
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep IPE-CP
1. Pengertian
Menurut World Health Organization (2010), IPE didefenisikan
sebagai proses pembelajaran dimana dua atau lebih profesi belajar dengan,
dari, dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas
outcome pelayanan kesehatan.
IPE merupakan pendekatan proses pendidikan dua atau lebih disiplin
ilmu yang berbeda berkolaborasi dalam proses belajar-mengajar dengan
tujuan untuk membina interdisipliner/interaksi interprofessional yang
meningkatkan praktek disiplin masing-masing.
Dalam menerapkan konsep IPE-CP dibutuhkan komunikasi yang baik
antar profesi karena dengan adanya komunikasi interprofesi yang sehat, dapat
menimbulkan terjadinya pemecahan masalah, berbagai ide, dan pengambilan
keputusan bersama dalam penanganan masalah kesehatan sehingga akan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan kepuasan
pasien.
7
d. Kerjasama tim
Kompetensi untuk bekerja di dalam tim adalah dengan mengaplikasikan
nilai-nilai membangun kelompok dan membangun prinsip dinamika
kelompok untuk melaksanakan fungsi tim secara efektif.
8
situsai nyata di lapangan untuk memberikan pelayanan kepada pasien
nyata. Praktek Lapangan dilakukan di komunitas, pada lingkup wilayah
mikro yaitu Jorong. Pada saat praktik lapangan, mahasiswa melakukan
pengkajian pada kelompok sasaran dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat, keluarga dan individu yang berisiko mengalami masalah
stunting. Selama proses praktik lapangan, masing-masing kelompok
dibimbing oleh tim dosen pembimbing yang memahami konsep IPE-CP.
10
(severely stunted) (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Sekretariat Wakil Presiden, 2017).
Anak dengan perawakan pendek dikatakan stunting jika disertai
dengan gangguan perkembangan seperti kemampuan daya ingat yang kurang,
apatis, rewel, dan kemampuan motoric yang tidak sesuai dengan umur. Dari
berbagai hasil penelitian, anak-anak stunting memiliki kemampuan IQ 10
point lebih rendah dari pada anak normal. Menurut laporan UNICEF tahun
2010, ada beberapa dampak stunting pada anak :
a. Anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam
bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun.
Stunting yang parah pada anak, akan terjadi defisit jangka panjang dalam
perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar
secara optimal di sekolah.
b. Pengaruh gizi pada usia dini yang mengalami stunting dapat menganggu
pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Stunting pada
usia lima tahun cenderung menetap sepanjang hidup, kegagalan
pertumbuhan usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh
menjadi wanita dewasa yang stunting dan mempengaruhi secara
langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan
peluang melahirkan BBLR.
c. Stunting terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung
menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar
meninggal saat melahirkan.
d. Jika kondisi buruk terjadi pada masa golden period perkembangan otak
(0-2 tahun) maka tidak dapat berkembang dan kondisi ini sulit untuk
dapat pulih kembali. Hal ini disebabkan karena 80-90% jumlah sel otak
terbentuk semenjak masa dalam kandungan sampai usia 2 (dua) tahun.
Apabila gangguan tersebut terus berlangsung maka akan terjadi
penurunan skor tes IQ sebesar 10-13 point (Supariasa, 2011).
11
Gambar 1 Dampak Stunting terhadap
kualitas Sumber Daya Manusia
12
Gambar 2 Faktor Penyebab Stunting
13
bergizi. Intervensi gizi sensitive umumnya dilaksanakan di luar
Kementerian Kesehatan. Sasaran intervensi gizi sensitive adalah keluarga
dan masyarakat dan dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan
sebagaimana tercantum di dalam.
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
15
c. Konsep Problem solving Cycle dalam penanganan masalah kesehatan
d. Mekanisme pelaksanaan PKL terpadu
e. Proses bimbingan PKL f. Proses evaluasi pencapaian kompetensi
c. Pembekalan Mahasiswa
16
Ibu menyusui dan anak 0-23 bulan, pada Kelompok Sasaran Usia
Lainnya yaitu Rematri dan WUS, Anak 24-59 bulan (PAUD). Jumlah
sasaran sebanyak 10-12 KK untuk prioritas balita stunting dan kelompok
yang berisiko. Program dan kegiatan yang dilakukan pada tahap program
intervensi antara lain berupa:
a) Intervensi Prioritas yaitu
Antenatal care/pemeriksaan kehamilan
Pemberian TTD bumil
PMT Bumil KEK/keluarga miskin
Promosi dan konseling ASI
Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak
(PMBA)
Tatalaksana gizi kurang dan gizi buruk
PMT anak gizi kurang
Imunisasi dasar lengkap
Promosi dan pemantauan tumbuh kembang
TTD Remaja putri
Tata laksana anak gizi kurang dan gizi buruk
Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak
(PMBA)
Tatalaksana gizi kurang dan gizi buruk
PMT anak gizi kurang
b) Intervensi Pendukung yaitu : •
Kelas bumil
Pendampingan bumil konsumsi TTD
Suplementasi kalsium
Peningkatan pengetahuan/keterampilan dalam perawatan
kehamilan, konsumsi makanan dan persiapan persalinan
Pemberian Vit A dosis tinggi utnuk ibu nifas dan balita
Suplementasi zinc untuk anak diare
Manajemen terpadu balita sakit
Kelas ibu balita
17
Pendampingan konsumsi PMT anak gizi kurang
Pos gizi untuk anak gizi kurang
Peningkatan kapasitas ibu dan keluarga dalam pola asuh anak
Pemeriksaaan kesehatan gigi dan mulut
Pendampingan konsumsi TTD rematri
Promosi gaya hidup sehat
Suplementasi zinc untuk anak diare
Manajemen terpadu balita sakit
Kelas ibu balita
Pendampingan konssumi PMT anak gizi kurang
Pos gizi untuk anak gizi kurang
Peningkatan kapasitas ibu dan keluarga dalam pola asuh anak
Pemeriksana gigi dan mulut balita
Pola hidup bersih dan sehat
1) Identifikasi kelompok berisiko dari data sekunder (catin/WUS yang
mengalami Kekurangan Energi Kronik, ibu hamil berisiko tinggi, bayi
dengan BBLR, bayi / balita dengan BB kurang, kurus atau pendek,
balita dalam keadaan sakit).
2) Validasi data individu dan keluarga yang termasuk kelompok berisiko
melalui Kunjungan Rumah (home visit) secara bertim sesuai profesi
3) Lakukan assessment (pengkajian) terhadap individu dan keluarga
bersiko.
4) Membuat diagnosis dan prioritas masalah
5) Menyusun perencanaan intervensi (POA) dan Ganttchart
6) Melakukan implementasi masalah
7) Monitoring dan evaluasi masalah
3. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dengan sasaran:
1) Pemahaman konsep dan implementasi konsep IPE-CP (Kode etik
profesi, pemahaman peran dan tugas masing-masing profesi dalam
yankes, komunikasi interprofesional, kerjasama tim kesehatan) dalam
pelaksanaan PKL Terpadu.
18
2) Penguasaan konsep dan implementasi Problem Solving Cycle dalam
pencegahan dan penanganan stunting.
19
B. Sasaran PKL-T
20
kurus/wasting intervensi spesifik dan
(BB/TB< -2SD) sensitive
Balita pendek penanggulangan
(TB/U<-2SD) stunting)
21
untuk mengumpulkan data primer pada individu dan keluarga yang berisiko.
Identifikasi keluarga yang berisiko mengalami masalah stunting dapat dilakukan
berbasis data sekunder yang tersedia dan atau informasi dari puskesmas, serta
pemerintahan kelurahan, juga masyarakat sekitar.
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Yaitu data yang disajikan dalam bentuk verbal, yang termasuk data
kualitatif yaitu gambara umum lokasi PKL-T, karakteristik individu,
karakteristik keluarga, serta karakteristik komunitas.
b. Data Kuantitatif
Data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung, yang termasuk data
kuantitatif yaitu jumlah penduduk, jumlah balita, jumlah ibu hamil, jumlah
bayi dan jumlah remaja putri.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Sumber data pada
PKL-T ini ada 2 yaitu:
a. Sumber data sekunder
Yaitu data yang didapatkan dan diperoleh dari pengelola program gizi,
bidan desa, puskesmas, rumah desa sehat dan aplikasi pencatatan
pelaporan program gizi berbasi masyarakat (e-PPGBM).
b. Sumber data primer
Sumber data primer ada data yang dikumpulkan langsung oleh
mahasiswa, adapun yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner,
dan dokumentasi 10 kk binaan serta komunitas
3. Teknik Pengumpulan
a. Wawancara
Dilakukan dengan menggunakan insrument untuk melakukan community
assesment pada sasaran yang telah didapatkan.Wawancara dilakukan
kepada ketua jorong, KPM dan keluarga yang dijadikan sasaran.
b. Observasi
Dilakukan dengan pengamatan langsung pada saat assesment
4. Teknik Pengolahan Data
a. Editing/Validasi
22
Yaitu melihat kembali data sekunder yang telah didapatkan dan
memvalidasinya kepada wali jorong, pustu, bidan desa dan kpm. Selain
itu, juga melihat kembali hasil kuesioner bila ditemukan kekurangan dan
kesalahan dalam pengumpulan data maka dapat diperbaiki.
b. Coding
Yaitu proses pengkodean data yang telah dikumpulkan.
c. Entry
Yaitu proses pemindahan data ke komputer sehingga didapatkan data
yang akan dianalisis.
d. Clening
Yaitu membersihkan data untuk mecegah kesalahan data
D. Community Diagnosis
Metode yang digunakan dalam kegiatan PKL-T/IPE-CP Poltekkes Kemenkes
RI Padang adalah dengan metode problem solving circle. Tahapan problem
solving yang digunakan dengan pendekatan ADIME (assessment, diagnosis,
intervensi, monitoring dan evaluasi). Community diagnosis diartikan sebagai
sebuah deskripsi atau gambaran mengenai kesehatan warga (masyarakat dan
penduduk) dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat
setempat baik secara kuantitatif dan kualitatif.
23
E. Penyusunan POA dan Ganttchart
Setelah mendapatkan rumusan masalah kesehatan prioritas maka langkah
berikutnya adalah penyusunan rencana intervensi atau plan of action (POA) dan
Gantchart kegiatan dengan mempertimbangkan karakteristik masalah pada setiap
level serta kemampulaksanaan dari segi waktu, tenaga dan sumber daya lain.
Perencanaan program intervensi dilakukan menggunakan konsep kemitraan,
pemberdayaan dan advokasi dalam edukasi dalam pelayanan kesehatan.
Perencanaan kegiatan intervensi dituangkan dalam matriks POA yang memuat
informasi tentang :
1. Rumusan masalah
2. Program intervensi yang dilakukan
3. Tujuan kegiatan intervensi
4. Target kegiatan intervensi
5. Input kegiatan intervensi
6. Proses kegiatan intervensi
7. Output kegiatan intervensi
8. Waktu pelaksanaan kegiatan
9. Penanggungjawab kegiatan
10. Sumber daya yang dibutuhkan
24
1. Intervensi gizi spesifik berkontribusi sebanyak 30%. Intervensi ini ditujukan
kepada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kegiatan ini
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan dan bersifat jangka pendek, hasilnya
dapat dicatat dalam waktu relatif pendek.
2. Intervensi gizi sensitif berkontribusi sebanyak 70%. Intervensi yang
ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangun di luar sektor kesehatan.
Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK.
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
Jumlah KK : 225 KK
27
Kesehatan/Diagnosa
1. Resiko melahirkan anak Rendahnya asupan energi a. Ibu hamil memiliki Hb
dengan panjang badan dan protein dan prilaku < 11 gr%
kurang dari 48 cm yang tidak memadai b. Ibu memiliki penyakit
anemia
c. Ibu terlalu muda
d. Ibu hamil terlalu sering
melahirkan dan dengan
jarak yang dekat
e. Ibu hamil mengalami
gigi berlubang
f. Ibu hamil tidak
mengkonsumsi tablet Fe
yang diberikan
28
dengan usianya
i. Asupan nutrisi kurang
dari 80% seperti anak
hanya makan 2x sehari
dengan hanya
mengkonsumsi
karbohidrat dan protein
hewani
j. Kategori TB <-2 SD
k. Adanya kebersihan gigi
dan mulut yang buruk
l. Pemberian imunisasi
yang tidak lengkap.
m. Kurangnya pemberian
MPASI pada balita.
n. Kebiasaan pengasuhan
ibu dan pelayanan
kesehatan yang kurang
o. Lingkungan tempat
tinggal yang tidak
bersih
3. Resiko remaja putri a. Status gizi remaja putri a. Berat badan remaja
melahirkan bayi stunting yang kurang putri yang kurang
b. Ketidakpatuhan remaja (IMT<18,5)
dalam mentaati b. LILA remaja putri
program kesehatan <23,5 cm
(penggunaan tablet Fe) c. Remaja putri
mengeluhkan lelah dan
sering pusing
d. Rematri tidak patuh
mengkonsumsi obat Fe
yang telah diberikan
29
Karakteristik
No. Problem/Risks Etiologi Sign/Symtoms
Individu
30
baik
31
mengkonsumsi tablet
Fe
f. Jarak kehamilan
dengan anak terakhir
19 bulan
g. Ibu hamil dengan
karies gigi
6. Nama : Ny. NS Tergolong Kurangnya a. Ibu berusia 23 tahun
kelompok risiko pengetahuan b. LILA ibu 26 cm
Umur : 23 tahun
melahirkan bayi ibu mengenai c. Ibu hamil dengan
Pekerjaan : Ibu stunting perawatan anemia (HB 11,1)
RT selama d. Penambahan BB
kehamilan, sebelum dan setelah
kondisi kehamilan 1,7 Kg
lingkungan e. Jarak kehamilan
rumah yang dengan anak terakhir
kurang 3,5 tahun
memadai f. Ibu hamil dengan
karies gigi
g. Kebersihan dan udara
dalam rumah kurang
baik
7. Nama : An. AA Tergolong Pola asuh yang a. Tidak ada imunisasi
kelompok balita tidak memadai b. Riwayat ISPA
Umur : 1 tahun
dengan stunting dan kualitas c. TB/U pendek, BB/U
2 bulan
lingkungan kurang
BB : 6,8 kg yang buruk d. Kebersihan dan
32
h. BB/U : -2,75 SD
(Kurang)
8. Nama : An. AS Tergolong Pola asuh yang a. Imunisasi tidak
kelompok balita tidak memadai lengkap
Umur : 3 tahun
dengan risiko dan kualitas b. TB/U pendek
1 bulan
stunting lingkungan c. Kebersihan dan
BB : 12,1 kg yang buruk udara dalam rumah
TB : 92 cm kurang baik
d. BB : 12,1 kg
e. TB : 92 cm
f. TB/U : -1,33 SD
(Pendek)
g. BB/U : -1,54 SD
(Normal)
9. Nama : An. FP Tergolong Pola asuh yang a. Imunisasi tidak
kelompok balita tidak memadai lengkap
Umur : 1 tahun
dengan risiko dan kualitas b. Riwayat diare dalam
8 bulan
stunting lingkungan 1 bulan terakhir
BB : 9,8 kg yang buruk c. TB/U pendek
34
g. BB/U : -2,29 SD
(Kurang)
35
PRIORITAS MASALAH
Keterangan:
A. Resiko terjadi
B. Resiko parah
C. Pentensial untuk penkes
D. Minat masyarakat
E. Sesuai dengan program pemerintah
F. Adanya tempat
G. Tersedianya waktu
H. Adanya faskes
I. Dana
J. Sumberdaya
Skore :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
36
RENCANA INTERVENSI KOMUNITAS
37
RENCANA INTERVENSI KELUARGA DAN INDIVIDU
38
C. POA
RENCANA KEGIATAN KOMUNITAS KELOMPOK 37 JORONG BALAI BATINGKAH
NAGARI SANIANG BAKA TAHUN 2022
39
pada balita tentang meningkatkan dengan balita 28-03-22 Nurul Huda @50.000 Dinda Silfani
pencegahan pengetahuan ibu yang beresiko
stunting balita terhadap stunting
pencegahan
stunting
b. Edukasi dan b. Tercukupinya
penyuluhan asupan kebutuhan
tentang gizi gizi dengan gizi
seimbang seimbang
c. Demontrasi
modifikasi resep
(nugget ikan bili)
PHBS a. Edukasi mengenai a. Meningkatkan a. Masyarak Rabu / Halaman Masyarakat Rani Nabilla Fahmi
Rumah air minum yang pengetahuan at jorong 23-03-22 surau nurul (@150.000) Wiwi Putri Dewi
Tangga baik dan bersih tentang PHBS agar balai huda (untuk Catrine Permata Sari
yang tidak b. Penyuluhan dapat mencegah batingkah pembelian Hukama Aribi
baik mengenai PHBS terjadinya stunting yang air mineral Mutia Tri Allda
c. Gotong royong di mempuny dan snack)
wilayah jorong ai balita
d. Senam jantung b. Tokoh
sehat masyarak
40
at
Karies gigi a. Melakukan a. Meningkatkan Mahasiswa Fitria Rahmadani
dan CTPS penyuluhan pengetahuan tentang Anak Balita Selasa/ SD. N 29 (@15.000) Rani Nabilla Fahmi
tentang karies gigi karies gigi dan anak 22-02-22 Saning (untuk Wiwi Putri Dewi
b. Demontrasi b. Meningkatkan sekolah kelas Bakar pembelian
menyikat gigi kebersihan gigi dan 1-5 odol dan
c. Melakukan mulut sabun cair)
penyuluhan dan c. Meningkatkan
demonstrasi cara pengetahuan
mencuci tangan mengenai
dengan sabun bagaimana cara
mencuci tangan
dengan baik
Risiko ibu a. Pemberian Tujuan Umum :
hamil PMT Untuk meningkatkan Ibu Hamil Sabtu/ Rumah Puskesmas Irsyadul Husni
melahirkan b. Pemberian Fe pengetahuan ibu 26-03-22 Keluarga Catrine Permata Sari
bayi c. Penyuluhan hamil. Fitria Rahmadani
stunting mengenai Tujuan Khusus :
anemia dan a. Ibu mengetahui
resiko pengertian makanan
perdarahan seimbang untuk pibu
d. Edukasi
41
tentang gizi hamil.
seimbang dan b. Untuk mencukupi
ASI ekslusif asupan kebutuhan
e. Penyuluhan gizi dengan PMT
tentang gigi c. Untuk mencukupi
berlobang asupan Fe ibu hamil
dan karies
gigi
42
tinggi Fe dan manfaat
konsumsi makanan
tinggi Fe
Ketua Sekretaris
Amrizal
43
RENCANA KEGIATAN KELUARGA DAN INDIVIDU KELOMPOK 37 JORONG BALAI BATINGKAH
NAGARI SANIANG BAKA TAHUN 2022
No Masalah
Rencana Kegiatan Tujuan Target Waktu Tempat Dana Evaluasi PJ
. Kesehatan
1. Masalah 1. Memberikan 1. Meningkatkan Ny. N yang Jumat,18 Rumah Keluarga 1. Klien dapat Mahasiswa
pada Ny. N penyuluhan pengetahuan tergolong Maret 2022 Ny. N @5000 mengatasi masalah
mengenai anemia klien tentang dalam yang akan dialami
a. Ibu
dan hepatitis B pada anemia dan kelompok setelah melahirkan
hamil
ibu hepatitis B resiko
b. Hepatitis
melahirkan
B (+) 2. Memberikan 2. Meningkatkan 2. Meningkatnya
bayi yang
konseling gizi pengetahuan pengetahuan
PB <48 cm
mengenai klien tentang mengenai
pentingnya peran pentingnya peran pentingnya gizi
gizi sebagai gizi dalam masa
penunjang dalam kehamilan untuk
memperbaiki menghindari resiko
keadaan klien melahirkan anak
3. Meningkatkan dengan panjang
3. Memberikan
pengetahuan badan <48 cm
edukasi tentang
tentang rumah
44
rumah sehat sehat
3. Meningkatnya
4. Meningkatkan
4. Edukasi tentang pengetahuan tentang
pengetahuan
karies gigi dan rumah sehat
tentang karies
karang gigi
gigi dan karang
gigi
4. Meningkatnya
pengetahuan
mengenai karies gigi
dan dampaknya
2. Masalah 1. Edukasi ibu 1. Meningkatkan Ny. H yang Sabtu, 26 Rumah Ny. Keluarga 1. Meningkatnya Mahasiswa
pada Ny. H mengenai anemia pengetahuan ibu tergolong Maret 2022 H @5000 pengetahuan ibu
dan pentingnya tentang anemia dalam mengenai anemia
a. Ibu
meminum tablet Fe dan pentingnya kelompok dan pentingnya
hamil
mengkonsumsi resiko meminum tablet Fe
b. Anemia 2. Edukasi Ibu
tablet Fe melahirkan
(Hb 9,2) mengenai peran gizi 2. Ibu dapat
bayi yang
c. Kebersih seimbang sebagai 2. Meningkatkan mengkonsumsi
PB <48 cm
an dalam penunjang dalam pengetahuan ibu PMT dan tablet Fe
rumah memperbaiki gizi tentang gizi sesuai arahan yang
kurang ibu
45
baik dan 3. Memberikan seimbang telah diberikan
tidak makanan tambahan
3. Untuk 3. Meningkatnya
memenu ibu hamil (biskuit
mencukupi sikap dan perilaku
hi syarat ibu hamil) dan
asupan klien untuk hidup
rumah pemberian tablet Fe
kebutuhan nutrisi bersih dan sehat
sehat
dengan PMT dan
d. Karies 4. Meningkatnya
4. Memberikan asupan Fe
gigi pengetahuan
konseling tentang
4. Meningkatkan mengenai karies
rumah sehat dan
pengetahuan gigi dan dampaknya
PHBS
tentang rumah
sehat
5. Edukasi tentang
karies gigi dan 5. Meningkatkan
karang gigi pengetahuan
tentang karies
gigi dan karang
gigi
3. Masalah 1. Edukasi gizi 1. Meningkatkan Ny. M yang Sabtu, 26 Rumah Keluarga 1. Meningkatnya Mahasiswa
pada Ny. M seimbang untuk pengetahuan tergolong Maret 2022 Ny.M @5000 pengetahuan dan
memenuhi gizi pada tentang gizi dalam perilaku klien
a. Ibu
masa kehamilan seimbang bagi kelompok mengenai
46
Hamil ibu hamil resiko pemenuhan gizi
melahirkan selama kehamilan
b. Anemia 2. Memberikan 2. Meningkatkan
bayi yang
(Hb edukasi mengenai pengetahuan 2. Meningkatnya
PB <48 cm
10,8) anemia dan tentang anemia pengetahuan ibu
dan
dampaknya dan dampak yang hamil mengenai
perdarahan
dapat anemia dan
ditimbulkan dampak yang
ditimbulkan
4. Masalah 1. Edukasi tentang 1. Meningkatkan Ny. E yang Kamis/ 24 Rumah Ny. Keluarga 1. Meningkatnya Mahasiswa
pada Ny. E gizi seimbang pada pengetahuan tergolong Maret 2022 E @5000 pengetahuan dan
masa kehamilan tentang gizi dalam perilaku klien
a. Ibu
seimbang kelompok mengenai
Hamil
resiko pemenuhan gizi
2. Memberikan 2. Meningkatkan
b. Karies melahirkan selama kehamilan
konseling tentang pengetahuan
gigi bayi yang
anemia dan cara tentang anemia 2. Meningkatnya
PB <48 cm
pencegahannya dan cara pengetahuan
pencegahannya mengenai anemia
3. Memberikan dan cara
3. Meningkatkan
edukasi tentang pencegahannya
pengetahuan
PHBS
tentang PHBS 3. Meningkatnya
47
4. Meningkatkan pengetahuan
4. Penyuluhan pengetahuan tentang PHBS
mengenai karies mengenai karies
gigi dan gigi dan
dampaknya bagi 4. Meningkatnya
dampaknya bagi
kehamilan pengetahuan
kehamilan
mengenai karies
gigi dan
dampaknya
5. Masalah 1. Memberikan 1. Meningkatkan Ny. N yang Senin, 28 Rumah Ny. Keluarga 1. Meningkatnya Mahasiswa
pada Ny. N edukasi mengenai pengetahuan tergolong Maret 2022 N @5000 pengetahuan klien
anemia & tentang anemia dalam mengenai anemia
a. Ibu
pentingnya dan pentingnya kelompok dan pentingnya
Hamil
mengkonsumsi mengkonsumsi resiko mengkonsumsi
b. Jarak tablet Fe tablet Fe melahirkan tablet Fe
kehamila BBLR,
2. Edukasi gizi 2. Meningkatkan 2. Meningkatkan
n yang perdarahan
seimbang pada masa pengetahuan pengetahuan dan
terlalu
masa kehamilan mengenai gizi perilaku klien
dekat
seimbang mengenai
c. Anemia pemenuhan gizi
3. Memberikan 3. Meningkatkan
konseling tentang pengetahuan
48
d. Karies alat kontrasepsi mengenai alat selama kehamilan
gigi kontrasepsi
4. Penyuluhan 3. Meningkatnya
mengenai karies gigi 4. Meningkatkan pengetahuan ibu
dan dampaknya pengetahuan mengenai alat
mengenai karies kontrasepsi
4. Meningkatnya
pengetahuan
mengenai karies
gigi dan
dampaknya bagi
kehamilan
6. Masalah 1. Edukasi gizi 1. Meningkatkan Ny. NS Jumat, 25 Rumah Ny. Keluarga 1. Meningkatkan Mahasiswa
pada seimbang pada masa pengetahuan yang Maret 2022 NS @5000 pengetahuan dan
Ny.NS kehamilan tentang gizi tergolong perilaku klien
seimbang dalam mengenai
a. Ibu
kelompok pemenuhan gizi
Hamil 2. Memberikan 2. Meningkatkan
resiko selama kehamilan
konseling tentang pengetahuan
b. Usia ibu melahirkan
rumah sehat mengenai rumah 2. Meningkatnya
masih bayi yang
sehat pengetahuan dan
muda PB <48 cm
perilaku klien
49
c. Tidak 3. Edukasi tentang cara 3. Meningkatkan untuk hidup bersih
memenu menyikat gigi yang pengetahuan dan sehat
hi syarat baik dan benar mengenai karies
3. Meningkatnya
Rumah gigi dan cara
pengetahuan
Sehat menyikat gigi
mengenai karies
yang baik dan
d. Karies gigi dan
benar
gigi dampaknya
4. Meningkatkan
pengetahuan
tentang cara
menyikat gigi
7. Masalah 1. Edukasi gizi 1. Meningkatkan An. A yang Sabtu, 26 Rumah An. Keluarga 1. Meningkatnya Mahasiswa
pada An. A seimbang pada pengetahuan tergolong Maret 2022 A @5000 pengetahuan
balita tentang gizi dalam mengenai gizi
a. Balita
seimbang kelompok seimbang pada
2. Penyuluhan
b. Tidak balita balita
mengenai stunting 2. Meningkatkan
ada dengan
dan pencegahannya pengetahuan 2. Meningkatnya
imunisa- stunting
mengenai pengetahuan
si 3. Penyuluhan
stunting dan mengenai ISPA dan
mengenai ISPA dan
c. Riwayat cara pencegahannya
pencegahannya
50
ISPA melalui PHBS pencegahannya melalui PHBS
8. Masalah 1. Edukasi gizi 1. Meningkatkan An. FP Jumat, 25 Rumah An. Keluarga 1. Meningkatkan Mahasiswa
pada An.FP seimbang pada pengetahuan yang Maret 2022 FP @5000 pengetahuan
balita tentang gizi tergolong tentang gizi
a. Balita
seimbang dalam seimbang
2. Penyuluhan
b. TB/U kelompok
51
pendek mengenai stunting 2. Meningkatkan balita 2. Meningkatkan
dan pengetahuan dengan pengetahuan
c. Penamb
pencegahannya mengenai risiko mengenai stunting
ahan
stunting dan stunting dan
BB 3. Penyuluhan
pencegahannya pencegahannya
tidak mengenai diare
sesuai dan 3. Meningkatkan 3. Meningkatkan
dengan pencegahannya pengetahuan pengetahuan
usia mengenai diare mengenai diare
4. Pemberian
dan dan
d. Riwaya makanan
pencegahannya pencegahannya
t diare tambahan
dalam 4. Balita dapat 4. Balita dapat
5. Memberikan
satu menghabiskan menghabiskan
konseling tentang
bulan makanan makanan
rumah sehat dan
terakhir tambahan yang tambahan yang
PHBS
diberikan diberikan
e. Kondisi
rumah 5. Meningkatkan 5. Meningkatkan
tidak pengetahuan pengetahuan
memen tentang rumah tentang rumah
uhi sehat dan PHBS sehat dan PHBS
persyar
52
atan
rumah
sehat
serta
kebersi
han
rumah
tidak
terjaga
9. Masalah 1. Edukasi gizi 1. Meningkatkan An. MR Sabtu, 26 Rumah An. Keluarga 1. Meningkatkan Mahasiswa
pada An. seimbang pada pengetahuan yang Maret 2022 MR @5000 pengetahuan
MR balita tentang gizi tergolong tentang gizi
seimbang dalam seimbang
a. Balita 2. Penyuluhan
kelompok
mengenai stunting 2. Meningkatkan 2. Meningkatkan
b. Riwaya balita
dan pengetahuan pengetahuan
t diare dengan
pencegahannya mengenai mengenai stunting
dan risiko
stunting dan dan
ISPA 3. Penyuluhan stunting
pencegahannya pencegahannya
mengenai diare
c. Rumah
dan ISPA dan 3. Meningkatkan 3. Meningkatkan
tidak
pengetahuan pengetahuan
memen
53
uhi pencegahannya tentang diare tentang diare dan
syarat dan ISPA serta ISPA beserta
4. Penuluhan tentang
rumah pencegahannya pencegahannya
rumah sehat
sehat
4. Meningkatkan 4. Meningkatkan
5. Pemberian
d. TB/U pengetahuan pengetahuan
makanan
pendek tentang rumah tentang rumah
tambahan
sehat sehat
e. Masala
6. Penyuluhan
h karies 5. Balita dapat 5. Balita dapat
tentang karies gigi
gigi menghabiskan menghabiskan
serta cara
makanan makanan
menyikat gigi
tambahan yang tambahan yang
diberikan diberikan
6. Meningkatkan 6. Meningkatkan
pengetahuan pengetahuan
mengenai mengenai karies
karies gigi dan gigi dan cara
cara menyikat menyikat gigi
gigi
10. Masalah 1. Edukasi gizi 1. Meningkatkan An. RL Sabtu, 26 Rumah An. Keluarga 1. Meningkatkan Mahasiswa
pada seimbang pada pengetahuan yang pengetahuan
54
An.RL balita tentang gizi tergolong Maret 2022 RL @5000 tentang gizi
seimbang dalam seimbang
a. Balita 2. Penyuluhan
kelompok
mengenai stunting 2. Meningkatkan 2. Meningkatkan
b. Imunisa balita
dan pengetahuan pengetahuan
si dasar dengan
pencegahannya mengenai mengenai stunting
tidak stunting
stunting dan dan
lengkap 3. Penyuluhan
pencegahannya pencegahannya
mengenai ISPA
c. Riwaya
dan 3. Meningkatkan 3. Meningkatkan
t ISPA
pencegahannya pengetahuan pengetahuan
d. TB/U tentang ISPA tentang ISPA dan
4. Penyuluhan
pendek dan pencegahannya
mengenai
pencegahannya
e. Kondisi imunisasi 4. Meningkatkan
rumah 4. Meningkatkan pengetahuan ibu
5. Pemberian
tidak pengetahuan balita tentang
makanan
memen ibu balita manfaat imunisasi
tambahan
uhi tentang manfaat dasar lengkap
persyar 6. Memberikan imunisasi dasar
5. Balita dapat
atan konseling tentang lengkap
menghabiskan
rumah rumah sehat
5. Balita dapat makanan
sehat
menghabiskan tambahan yang
55
makanan diberikan
tambahan yang
6. Meningkatkan
diberikan
pengetahuan
6. Meningkatkan tentang rumah
pengetahuan sehat
tentang rumah
sehat
11. Masalah 1. Edukasi gizi 1. Meningkatkan An. AK Sabtu, 26 Rumah An. Keluarga 1. Meningkatkan Mahasiswa
pada An. seimbang pada pengetahuan yang Maret 2022 AK @5000 pengetahuan
AK balita tentang gizi tergolong tentang gizi
seimbang dalam seimbang
a. Balita 2. Penyuluhan
kelompok
mengenai stunting 2. Meningkatkan 2. Meningkatkan
b. Imunisa balita
dan pengetahuan pengetahuan
si dasar dengan
pencegahannya mengenai mengenai stunting
tidak stunting
stunting dan dan
lengkap 3. Penyuluhan
pencegahannya pencegahannya
mengenai
c. Rumah
imunisasi 3. Meningkatkan 3. Meningkatkan
tidak
pengetahuan pengetahuan ibu
terjaga 4. Penuluhan
ibu balita balita tentang
kebersi mengenai PHBS
tentang manfaat manfaat imunisasi
56
hannya, 5. Pemberian imunisasi dasar dasar lengkap
sampah makanan lengkap
4. Dapat menerapkan
bersera tambahan
4. Meningkatkan PHBS dalam
kan
pengetahuan rumah
d. TB/U tentang PHBS
5. Balita dapat
pendek,
5. Balita dapat menghabiskan
BB/U
menghabiskan makanan
kurang
makanan tambahan yang
tambahan yang diberikan
diberikan
57
5 Menentukan prioritas masalah dan menegakkan diagnosa Sma Mhsswa
6 MMJ (musyawarah masyarakat jorong) Sma Mhsswa
7 Intervensi
a. Penyuluhan mengenai diare dan ISPA Perawat
b. Pemberian penyuluhan tentang gizi seimbang pada balita Gizi
c. Penyuluhan dan pemberian PMT pada balita Perawat, Bidan
d. Penyuluhan mengenai karies gigi dan demonstrasi cara menyikat gigi Kepgi
e. Demonstrasi modifikasi makanan untuk meningkatkan asupan nutrisi Gizi
f. Penyuluhan mengenai anemia dan pemberian TTD pada remaja putri Bidan
g. Penyuluhan mengenai PHBS Sanitasi
8. Intervensi Keluarga
9 Monitoring dan evaluasi Sma Mhsswa
10. Penyusunan laporan Sma Mhsswa
11 Penutupan PKLT Sma Mhsswa
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Kelompk 37
58
D. Implementasi Kegiatan
1. Implementasi Komunitas
a. Penyuluhan pada rematri mengenai anemia dan promosi gaya hidup sehat
b. Penyuluhan dan demonstrasi cara menyikat gigi dan mencuci tangan yang
baik di SD N. 29 Saning Bakar
c. Penyuluhan mengenai tablet Fe dan pemeriksaan ANC pada ibu hamil
d. Penyuluhan mengenai PHBS pada masyarakat jorong
e. Melakukan kegiatan gotong royong
f. Penyuluhan tentang gizi seimbang dan pencegahan stunting pada ibu balita
g. Demonstrasi pembuatan makanan tambahan berupa modifikasi resep
(nugget ikan billis)
h. Melakukan senam sehat
i. Melakukan pemeriksaan kesehatan
2. Implementasi Individu Keluarga
a. Penyuluhan pada ibu balita mengenai penyakit infeksi seperti ISPA dan
Diare
b. Demonstrasi pada keluarga dengan balita mengenai pembuatan oralit
c. Edukasi kepada keluarga tentang gizi seimbang
d. Pengukuran antropometri pada balita
e. Pemeriksaan gigi dan mulut pada balita beserta keluarganya
f. Edukasi mengenai karies gigi
g. Demonstrasi menyikat gigi yang benar
h. Edukasi tentang cara mencuci tangan yang benar dan menggunakan air
bersih
i. Edukasi tentang pola asuh ibu pada anak
j. Pemantauan tumbuh kembang anak
59
E. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
60
Tabel 8 Monitoring dan Evaluasi Individu Keluarga
61
tidak memenuhi dan memantau ibu melalui buku KIA
syarat rumah hamil meminum telah dilakukan
sehat tablet fe melalui c. ibu mengerti dan akan
d. Karies gigi buku KIA menerapkan makanan
c. Memberikan bergizi seimbang
konseling gizi yang mendukung
tentang pentingnya pertumbuhan janin
asupan makananan serta kesehatan ibu
yang bergizi d. Ibu akan menerapkan
seimbang untuk hidup sehat dan bersih
ibu hamil di rumah
d. Memberikan e. Ibu mengerti dan akan
konseling tentang melakukan apa yang
rumah sehat dan disampaikan serta
PHBS pemantaun karies gigi
e. Memberikan telah dilakukan
edukasi dan
pemantauan
tentang karies gigi
pada ibu hamil
62
tentang pentingnya pertumbuhan janin
asupan makananan serta kesehatan ibu
yang bergizi d. Ibu akan menerapkan
seimbang untuk hidup sehat dan bersih
ibu hamil di rumah
d. Memberikan e. Ibu mengerti dan akan
edukasi dan melakukan apa yang
pemantauan disampaikan serta
tentang karies gigi pemantaun karies gigi
pada ibu hamil telah dilakukan
63
tentang karies gigi
pada ibu hamil
64
e. Memberikan dilakukan
edukasi dan
pemantauan
tentang karies gigi
pada ibu hamil
65
c. Riwayat ISPA yang bergizi bergizi seimbang
b. TB/U pendek, seimbang untuk untuk balita dan
c. BB/U kurang balita dan melakukan
melakukan pengukuran
pengukuran antropometri
antropometri b. Ibu akan menerapkan
b. Memberikan hidup sehat dan bersih
konseling tentang di rumah
rumah sehat, PHBS c. Balita dapat
dan ISPA menghabiskan
c. Memberikan makanan tambahan
makanan tambahan yang diberikan
kepada balita d. ibu mengerti dan akan
d. Memberikan membawa anak untuk
edukasi tentang melakukan imunisasi
imunisasi sesuai jadwal yang
ditentukan
66
tidak terjaga kepada balita yang diberikan
d. Memberikan d. Ibu akan menerapkan
konseling tentang hidup sehat dan bersih
rumah sehat dan di rumah
PHBS
67
c. Riwayat ISPA seimbang untuk untuk balita dan
balita dan melakukan
d. TB/U pendek
melakukan pengukuran
e. Kondisi rumah pengukuran antropometri
tidak memenuhi antropometri b. Ibu akan menerapkan
persyaratan rumah b. Memberikan edukasi hidup sehat dan bersih
sehat mengenai ISPA, di rumah
PHBS dan c. ibu mengerti dan akan
pencegahannya membawa anak untuk
c. Memberikan edukasi melakukan imunisasi
mengenai imunisasi sesuai jadwal yang
d. Memberikan ditentukan
makanan tambahan d. Balita dapat
kepada balita menghabiskan
e. Memberikan makanan tambahan
konseling tentang yang diberikan
rumah sehat e. Ibu akan menerapkan
hidup sehat dan bersih
di rumah
68
c. Memberikan ditentukan
edukasi mengenai c. Ibu akan menerapkan
PHBS dan rumah hidup sehat dan bersih
sehat di rumah
d. Memberikan d. Balita dapat
makanan tambahan menghabiskan
kepada balita makanan tambahan
yang diberikan
2. Faktor Penghambat
a. Dana untuk pelaksanaan kegiatan kurang memadai
b. Kurangnya partisipasi dari sebagian masyarakat sehingga terhambatnya
kegiatan intervensi yang dilakukan.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan laporan praktek kerja lapangan terpadu dengan pendekatan IPE-
CP yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa apa
yang telah direncanakan berupa program bersama dapat dilaksanakan dengan
baik. Hal ini didukung oleh antusias warga yang mengikuti beberapa kegiatan
kami dan dilihat dari dukungan serta arahan warga kepada mahasiswa PKLT yang
sangat membantu dalam menjalankan program.
Disisi lain, terdapat beberapa hal yang mengharuskan program tidak dapat
berjalan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, seperti kendala cuaca
yang tidak dapat diprediksi. Meskipun demikian kami tidak merasa begitu
kesulitan dalam melaksanakan program di jadwal pengganti, hal ini
mengakibatkan ketidaksesuaian perencanaan di POA dan pelaksanaan didalam
SAP.
Dari keuntungan dan kendala yang kami dapatkan selama menjalani masa
PKLT, keseluruhan Mahasiswa kelompok jorong balai batingkah dari berbagai
jurusan kesehatan sudah dapat terpenuhi. Bidang gizi pada balita total balita yang
berada di jorong balai batingkah ada 30 orang, balita yang menjadi sasaran balita
Stunting/pendek ada 6 orang dan balita gizi kurang ada 3 orang. Bidang
Kebidanan pada ibu hamil terdapat 6 orang ibu hamil yang menjadi sasaran,ibu
hamil dengan HB rendah 3 orang dan ibu menyusui ada 12 orang. Bidang
Kesehatan Gigi pada ibu hamil terdapat 3 orang ibu hamil dengan karies gigi dan
pada balita tidak ada yang terkena karies gigi. Bidang Keperawatan pada balita
terdapat 3 orang balita dengan diare dan 3 orang balita dengan ispa. Bidang
Kesehatan Lingkungan pada rumah sasaran ibu hamil dan balita dari 12 rumah
terdapat 7 buah rumah sehat,7 buah rumah yang menerapkan PHBS, dan 5 buah
rumah yang tidak mememenuhi syarat rumah sehat.
B. Saran-Saran
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan PKLT masih banyak terdapat
kekurangan sehingga diperlukan adanya langkah untuk penyempurnaan. Maka
dari itu kami akan menampaikan saran-saran untuk kebaikan bersama :
70
1. Saran untuk mahasiswa PKLT selanjutnya
a. Perlu adanya usaha dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan guna menambah pengetahuan
kesehatan.
b. Melakukan survei kepada warga sebaik-baiknya dan mendapatkan
informasi tentang lingkungan dan masyarakat sebanyak-banyaknya, agar
dapat merancang program kerja yang tepat untuk diberikan kepada warga,
dalam memajukan warga.
c. Tujuan dan sasaran program kerja dirancang sebaik-baiknya sesuai
dengan permasalahan warga yang sudah ada, agar dapat memberikan
jalan keluar yang tepat kepada warga atas permasalahan tersebut.
d. Jadikan pembekalan dari PKLT untuk mendapatkan informasi sebaik-
baiknya, agar waktu yang diberikan sebelum penerjunan dapat digunakan
untuk persiapan terjun secara langsung ke masyarakat.
e. Sebelum pelaksanaan PKLT, hendaknya mahasiswa mempersiapkan diri
semaksimal mungkin baik pengetahuan dan keterampilan serta mental.
f. Diharapkan selama menjadi mahsiswa PKLT, untuk tetap terbuka dan
sopan dalam menerima kritik dan saran dari masyarakat untuk
memudahkan mahsiswa PKLT berbaur dan memahami karakter
masyarakat.
g. Senantiasa mahasiswa PKLT mentaati norma-norma yang ada di
msyarakat baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
2. Saran untuk institusi pendidikan
a. Diharapkan kepada institusi pendidikan dalam penempatan lokasi PKLT,
sebaiknya mahasiswa PKLT diletakkan pada lokasi yang memang
membutuhkan banyak perubahan yang nantinya akan memberikan
motivasi lebih untuk mahasiswa PKLT belajar lebih banyak dalam
mengembangkan kemampuan sesuai bidang kesehatan.
b. Diharapkan kepada institusi pendidikan berkerjasama dengan dosen
bidang masing-masing jurusan untuk memverifikasi program kerja
individual, agar ilmu yang diberikan ke masyarakat tidak cendrung
“monoton” dari setiap angkatan PKLT.
71
LAMPIRAN
72