Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

PRODI S1 DAN D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

PROSEDUR RASIONALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH BADUNG


SAAT PANDEMI COVID-19

Disusun Oleh Kelompok Parikesit :

Della Putri Rahmawati 210810301011


Lila Fitrianisya 210810301020
Siti Mahmudah 210810301050
Ayun Ulfatul 210810301051
Sindy Agustin 210810301052
Selvy Devi Maratri 210810301066
Siti Hotimatul Hosnia 210810301068
Adhinda Rizmala 210810301203
Azizah Rofiqoh 210810301217
Afif Rezha Fernaldi 220810301232

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PADA PEMERINTAHAN DAERAH BADUNG

NAMA : KELOMPOK PARIKESIT


PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI
FAKULTAS : FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER

Telah diperiksa dan disetujui,


Jember, 08 Juni 2023

KPS S1 Akuntansi, Pembimbing

Dr. Agung Budi Sulistiyo, SE, M.SI., Ak., CA., CSRS., Septarina Prita Dania Sofianti, MSA, S.E., Ak
CiQa
NIP. 197809272001121002 NIP. 198209122006042002

ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah sang pencipta alam semesta yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufik serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini. Shalawat dan salam yang senantiasa tercurah
limpahkan kepada Rasul yang Agung Baginda Nabi Muhammad Saw. yang kita harapkan
Syafaatnya.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Septarina Prita Dania Sofianti,
SE, MSA, Ak, CA, CSRS, CSRA, CRA, CSF, IAP, Mediator selaku dosen pembimbing
praktek kerja lapangan (PKL) yang telah memberikan pengarahan pada kami, dan segenap
pihak yang terlibat sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga apa yang telah disajikan ini dapat berguna untuk menambah wawasan
pengetahuan khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya, walaupun menurut kami
jauh dari kesempurnaan dan kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan makalah kami berikutnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jember, 5 Juni 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Alasan Pemilihan Judul.................................................................................................4
1.2.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan...........................................................................4
1.2.2 Kegunaan Praktek Kerja Lapangan......................................................................4
1.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Objek PKL.................5
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................6
2.1 Pemerintahan..................................................................................................................6
2.2 Kinerja Pemerintahan....................................................................................................6
III. GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN.............................8
3.1 Sejarah Pemerintah Daerah Badung............................................................................8
3.2 Struktur Organisasi........................................................................................................8
3.3 Kegiatan Pokok Objek PKL..........................................................................................9
IV. HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.............................................11
4.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah.............................................................................11
4.2 Potensi Ketiadaan Kas Akibat Penurunan PAD Pariwisata Pemda Badung.........12
V. KESIMPULAN..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
LAMPIRAN............................................................................................................................19

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
diikuti oleh mahasiswa untuk menerapkan teori yang diterima pada saat proses pembelajaran
ke dalam dunia kerja yang sebenarnya. Teori dan praktek memiliki hubungan yang penting
karena teori merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar bagi perwujudan Praktek Kerja
Lapangan. Teori yang dipelajari di bangku perkuliahan dapat dipraktekkan langsung dengan
keadaan sebenarnya di lapangan.Untuk itu, S1 Akuntansi mengadakan Praktek Kerja
Lapangan di beberapa tempat salah satunya yaitu di Pemda Badung Bali.

Alasan kelompok kami memilih judul tersebut karena yang menjadi sorotan adalah
tentang pariwisata yang ada pada Pemda Badung. PAD pariwisata Pemda Badung tersebut
turun dari 8,5 triliun menjadi 1,5 triliun dikarenakan adanya pandemi COVID-19. Maka dari
itu, solusi yang dilakukan oleh Pemda Badung yaitu dengan cara rasionalisasi anggaran.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapangan

1.2.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan yaitu :

1. Memantapkan keterampilan mahasiswa yang diperoleh selama masa perkuliahan.


2. Mengembangkan cara berfikir dan menambah pengetahuan mahasiswa di tempat
kerja praktek.
3. Menambah pengalaman dalam persiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja
yang sesungguhnya.
4. Mendorong mahasiswa supaya dapat menciptakan lapangan kerja bagi dirinya
dan lingkungan sekitarnya.
5. Menerapkan disiplin, rasa tanggung jawab, dan sikap profesional dalam bertugas.

1.2.2 Kegunaan Praktek Kerja Lapangan

Kegunaan dari Praktek Kerja Lapangan yaitu :

1. Bagi Mahasiswa :
● Agar dapat menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah pada saat
praktek di lapangan.
● Dapat melatih diri dan menambah pengalaman untuk beradaptasi dengan
dunia kerja yang sesungguhnya.
● Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi situasi dan kondisi
yang berbeda antara teori dan praktek di lapangan.
● Meningkatkan dan memperdalam keterampilan serta kreativitas.

4
2. Bagi Akademik :
● Diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu akuntansi, agar dapat dijadikan
referensi untuk mahasiswa selanjutnya.
● Dapat menciptakan kerjasama yang erat antara akademik dengan perusahaan.
● Serta dapat memperluas pengenalan jurusan S1 Akuntansi.
3. Bagi Perusahaan :
● Mendapatkan masukan dan pertimbangan agar lebih meningkatkan kualitas
dan kuantitas perusahaan.
● Dapat membantu mahasiswa untuk membentuk jiwa kerja yang unggul.
● Ikut memajukan pembangunan dalam bidang pendidikan.

1.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Objek PKL

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan pada tanggal 20 Mei 2023 dan
22 Mei 2023, yang dilaksanakan di Cok Konveksi, Joger Konveksi, Pemda Badung, dan OJK
Bali dengan jadwal sebagai berikut :

No Hari/Tanggal Tempat Waktu

1. Sabtu, 20 Mei 2023 Cok Konveksi dan Joger Konveksi 10.00 s.d 12.00 WITA

2. Senin, 22 Mei 2023 Pemda Badung dan OJK Bali 12.00 s.d 14.00 WITA

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemerintahan
Pemerintahan diartikan suatau kumpulan orang-orang yang mengelola hak-hak,
melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi dengan pemerintahan serta melakukan
pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga sesuai penempatannya. Pemerintahan
ialah suatu wadah bagi orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan lembaga yang
mengurus mengenai permasalahan kenegaraan dan kesejahteraan rakyatnya.
Pemerintahan juga diartikan sebagai segala urusan yang dilakukan oleh pejabat
Negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya. Selain itu, kepentingan
Negara sendiri tidak diartikan sebagai Pemerintah yang hanya melaksanakan tugas
eksekutif saja, melainkan terdapat tugas- tugas lainnya seperti tugas legislatif dan
yudikatif.
Dalam arti yang sempit, pemerintah lebih merujuk pada lembaga eksekutif. Hal
tersebut diperkuata dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang menyebutkan bahwa: “Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia“, “Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah”. Namun, secara
luas kata pemerintah juga mempunyai makna sebagai sistem, organ atau badan yang
memberikan perintah kepada suatu negara atau masyarakat yang meliputi kekuasaan
eksekutif, legislatif dan yudikatif (Supriyanto, 2009).

2.2 Kinerja Pemerintahan

Kinerja merupakan suatu hasil kerja dari aktivitas yang dilakukan seseorang baik
secara kuantitas dan kualitas dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Mangkunegara Anwar Prabu, 2006). Dalam hal ini, kinerja sering dikaitkan dengan
prestasi kerja seseorang yang bersangkutan. Oleh karena itu, pekerja tidak akan
mendapatkan prestasi jika tidak memahami apa yang harus dilakukan sebagai kewajiban
dan tanggung jawab.

Dalam perusahaan, kinerja juga tetap menjadi sorotan utama para investor dan pihak
lain yang nantinya menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kinerja
pemerintahan menjadi tampilan utama suatu p secara keseluruhan dalam periode tertentu.
Menurut Moerdiyanto (2010), kinerja perusahaan adalah hasil rangkaian dari proses
bisnis yang mengorbankan berbagai sumber daya agar mendapatkan prestasi yang baik
atau unggul.

2.3 Anggaran Pemerintah

Anggaran atau budget adalah suatu rancangan kerja untuk satu periode mendatang
yang diukur dengan nilai uang. Anggaran Pemerintah memuat dokumen pemerintah yang
menyampaikan data penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk tahun tertentu yang

6
disahkan oleh legislatif, dan diterima oleh Presiden yang kemudian diberikan kepada
Menteri Keuangan. Dokumen ini berisi perkiraan nominal penerimaan dan pengeluaran
negara yang telah diperhitungkan untuk tahun berjalan. Anggaran pemerintah merupakan
dokumen yang berisikan terkait belanja untuk menjalankan kegiatan yang telah diadakan
pemerintah dan pendapatan disini diharapkan mampu untuk menutupi kebutuhan belanja
tersebut atau membiayai segala sesuatu yang diperlukan apabila nantinya diperkirakan
akan terjadi defisit atau surplus.

Menurut jenisnya anggaran pemerintah ini dibagi menjadi dua yaitu Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
(APBD). APBN sendiri merupakan komponen dari keuangan negara.

Menurut Mulyadi (2001), anggaran pemerintah adalah suatu rancangan kerja yang
dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran
yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun.

7
III. GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Sejarah Pemerintah Daerah Badung

Sejarah terbentuknya Badung sebagai kerajaan atau wilayah administratif saat ini
merupakan perjalanan sejarah yang panjang. Hal itu berlangsung setidaknya 7 abad (dari
abad ke-14 sampai dengan abad ke-21). Ada tiga periode sejarah yang sangat penting,
yaitu: kesatuan Bali di bawah pemerintahan raja Samprangan dan Gelgel abad 14-18 lalu
pada periode kedua ketika Bali dibagi menjadi kerajaan pada abad 18-19. Terakhir era
pemerintahan kolonial dan kemerdekaan pada abad 19-20. Periode terakhir adalah yang
paling penting dari perjalanan sejarah. Masa kemerdekaan memberi makna pada
perubahan-perubahan penting dalam sistem dan nilai-nilai politik. Selama periode
terakhir itu, Badung bergerak menuju perubahan status dari kerajaan menjadi bentuk
demokrasi modern.

Dengan sistem demokrasi yang dinamis berdasarkan falsafah Pancasila dan


Bhinneka Tunggal Ika, Badung bergerak menuju pembangunan untuk memenuhi
tuntutan zaman. Semula pusat Badung terletak di Benculuk, namun semakin lama
berubah seiring dengan perkembangan sejarah. Pada akhir abad ke-20 dan memasuki
abad ke-21, merupakan abad perubahan besar-besaran dalam sistem politik dan nilai-
nilai sosial. Selain itu, pesatnya perkembangan pariwisata di abad ke-20 membuat Bali
khususnya Badung berkembang pesat. Pemekaran pemerintahan Badung dari satu
kabupaten menjadi dua kabupaten/kota (Kota Denpasar dan Kabupaten Badung) pada
tahun 1992 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan zaman. Untuk itu, mencari nama atau
lokasi ibu kota Kabupaten Badung yang baru berkembang menjadi sangat penting.

3.2 Struktur Organisasi

Struktur dari organisasi merupakan suatu hirarki yang menunjukkan pendeskripsian


dari berbagai komponen instansi di setiap individu pada lingkup instansi yang memiliki
tugas, wewenang dan kewajiban yang berbeda-beda. Dengan adanya struktur organisasi
pengelolaan instansi menjadi terarah karena memiliki posisi dan fungsi masing – masing.
Berikut adalah struktur organisasi SEKDA Kabupaten Badung:

8
Gambar 3.2.1 Struktur Organisasi Sekda Kab. Badung

3.3 Kegiatan Pokok Objek PKL

Praktek Kerja Lapangan di Pemerintahan Kabupaten Badung, kegiatan diarahkan


menuju ruangan pertemuan yang bertepatan di Dinas Komunikasi dan Informatika
Badung Command Center. Didalam ruang pertemuan tersebut kegiatan berlangsung dan
dijelaskan beberapa mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Alokasi dana untuk sekolah


Dari materi yang dipaparkan terdapat beberapa anggaran dana untuk kegiatan
pendidikan seperti pengadaan laptop dan komputer untuk sekolah SD-SMP,
pengadaan seragam sekolah untuk SD-SMP, pembangunan dan rehab gedung sekolah
yang diharapkan dapat memberi kenyamanan dan meringankan beberapa wali murid
di Kabupaten Badung. Tidak hanya itu alokasi dana ini juga diharapkan sebagai salah
satu terobosan yang dilakukan oleh Pemkab Badung untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di daerah Badung itu sendiri.
2. Alokasi dana untuk bantuan sosial
Pemerintah Kabupaten Badung mengadakan alokasi dana untuk beberapa
bantuan sosial seperti beasiswa berprestasi yang setiap tahunnya bisa mencapai 6
miliar, terdapat juga alokasi dana yang cukup besar yaitu bantuan perlindungan sosial
lanjut usia yang mencapai angka 171 miliar. Total dari beberapa bantuan sosial yang
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Badung pada tiap tahunnya dinilai meningkat.
3. Alokasi dana untuk infrastruktur
Pemerintah Kabupaten Badung menjalankan beberapa program kerja berupa
perbaikan kondisi jalan dan jaringan irigasi, setiap tahunnya total panjang jalan yang
masuk kedalam anggaran dinilai meningkat. Tetapi hal ini didominasi oleh kondisi
jalan yang baik dan disusul dengan kondisi sedang. Untuk kondisi jalan yang rusak

9
Pemerintah Kabupaten Badung sudah merealisasikan semua, sehingga sudah tidak ada
jalan yang rusak di sepanjang jalan Kabupaten Badung.
4. Hasil pemeriksaan BPK terhadap LKPD Kabupaten Badung
Menurut data pemeriksaan BPK terhadap LKPD Kabupaten Badung, hasil
menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Badung diberi penghargaan WTP (Wajar
Tanpa Pengecualian) yang dimana laporan keuangan entitas yang diperiksa telah
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di
Indonesia.

Penghargaan WTP ini merupakan kebanggaan bagi setiap pemerintahan atau


institusi karena yang bersangkutan dapat mengekspresikan akuntabilitasnya sebagai
entitas kepada masyarakat.

3.4 Kegiatan bagian yang dilaporkan

Pemerintah Kabupaten Badung diberikan beberapa penghargaan salah satunya


penghargaan tentang Role Model Nasional Pelayanan Publik Kategori Sangat Baik,
dimana hal ini juga bisa dijadikan gambaran bahwa kinerja dari pekerja di Pemerintahan
Kabupaten Badung sangat baik. Hal ini ditunjukkan juga pada evaluasi internal yang
dilakukan oleh BPKAD yang menunjukkan angka hampir didominasi 100%. Analisis ini
dilakukan dengan membandingkan antara realisasi atau kinerja nyata dengan yang
direncanakan (target sasaran). Pemda kabupaten Badung juga diberi beberapa
penghargaan terkait tercapai nya dan sukses dalam menangani Covid-19 dan juga
transparan dalam mengalokasikan dana untuk bantuan Covid-19 yang terjadi.

10
IV. HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Secara geografis, Kabupaten Badung merupakan salah satu dari sembilan wilayah
yang ada di Bali. Luasnya 418,52 km2 atau 7,43% dari luas pulau Bali, menguasai laut
seluas 466,20 km2, dengan garis pantai sepanjang 81,3 km dari Pantai Mengening di
Kecamatan Mengwi hingga Pantai Tanjung Benoa di Kecamatan Kuta Selatan.
Kabupaten ini memiliki iklim tropis dengan musim kemarau, musim hujan dan masa
peralihan. Kabupaten ini terletak antara garis lintang 8°14"20"-8°50"48" selatan dan
garis bujur 115°05"00" sampai 115°26"16" timur. Kabupaten Badung ini berada pada
posisi paling selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Batas Utara: Kabupaten Buleleng


2. Batas Selatan: Samudera Indonesia
3. Batas Timur: Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, dan Kota Denpasar
4. Batas Barat: Kabupaten Tabanan

Secara fisik, wilayah Kabupaten Badung mempunyai bentuk yang unik menyerupai
keris. Keunikan dan kekhasan bentuk inilah yang kemudian ditetapkan sebagai lambang
daerah Kabupaten Badung. Pedang Melayu melambangkan kesatriaan dan erat kaitannya
dengan perjalanan sejarah daerah tersebut, yaitu peristiwa Puputan Badung.

Potensi kawasan Badung Utara sebagai agrowisata masa depan di Bali yang menjadi
pilihan untuk menjaga dan melestarikan kawasan pertanian di Desa Pelaga dan Desa
Bilok sebagai cagar alam di kawasan Petang. Pengembangan hutan yang diterapkan
dijadikan sebagai kawasan penyangga yang harus diperkuat untuk strategi pembangunan
di Badung Utara agar dapat melindungi dan kelangsungan hidup masyarakat: (1)
Pengendalian dan pemanfaatan daerah resapan air hujan, (2) Pengelolaan pertanian yang
baik terkait pengolahan hasil pertanian harus dikembangkan dengan menyediakan sarana
produksi, (3) Dukungan lembaga keuangan dan lembaga pemasaran, (4) Menjalin
kerjasama dengan perguruan tinggi melalui penelitian dan konsultasi, (5) Kemandirian
dan pelatihan dalam pengelolaan sumber daya alam dan masyarakat yang tersedia untuk
meningkatkan kapasitas.

Badung Selatan didukung oleh (1) Pecatu yang menghadap ke Laut Cina Selatan
yang eksotis dan Pura Uluwatu di puncak tebing, (2) Pantai Kuta dan Jimbaran dengan
udaranya yang panas dan pantainya yang menurun, Anda dapat menikmati indahnya
matahari terbenam di senja hari semua daya tarik wisata, (3) Pantai Dreamland didukung
oleh Taman Budaya Condor dan Taman Wisata Tanjung Benoa, dan merupakan pantai
yang populer bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Seluas 101,13 km2 (24,16%),
kawasan Kuta Selatan menjadi incaran investasi besar-besaran, banyak pihak melalui
pembangunan hotel berkelas internasional seperti Ayana, Alila Villas Uluwatu, Bulgari
Resort, Investor, The Edge Bali, Semara Luxury Villa Resorts dan lebih dari 30 hotel
mewah lainnya sebagai sumber penerimaan pajak. Pesatnya perkembangan pariwisata di
Kuta Selatan juga menyumbang sebagian besar PDB Badung dan ketersediaan hampir
semua layanan pariwisata telah memperkuat Badung Selatan sebagai pusat investasi bagi
investor pariwisata internasional.

11
Untuk mencegah degradasi lingkungan dan keindahan alam Kabupaten Badung,
pemerintah menyusun strategi optimalisasi pemanfaatan ruang di wilayah tersebut,
misalnya dengan pengendalian pembangunan di kawasan rawan bencana. Sementara itu,
untuk menjaga pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, pemerintah menyiapkan:

1. Sistem jaringan transportasi terpadu untuk memudahkan arus pengguna ke pusat-


pusat wisata.
2. Pengembangan infrastruktur wisata untuk memudahkan akses wisatawan ke pusat-
pusat komersial.
3. Peningkatan infrastruktur dan destinasi wisata sesuai dengan standar internasional.
4. Memperindah fasilitas yang tidak sesuai dengan kawasan wisata sehingga
menciptakan nilai tambah bagi wisatawan.

4.2 Potensi Ketiadaan Kas Akibat Penurunan PAD Pariwisata Pemda Badung
Menurut Muam (2018), selama ini pelaksanaan pengelolaan uang daerah belum
sepenuhnya dapat memenuhi prinsip pengelolaan uang sebagaimana mestinya, sehingga
adakalanya suatu belanja harus segera dibiayai, mengalami hambatan karena ketiadaan
uang kas untuk membiayainya. Hal tersebut diakibatkan perencanaan dan penganggaran
kas belum dilakukan secara memadai.

4.3 Prosedur Rasionalisasi Anggaran Pemda Badung Saat Pandemi Covid-19

Berikut kami lampirkan pertanyaan wawancara terhadap pemateri saat berada di


kabupaten Badung:

No Pertanyaan Jawaban
1 Terjadi penurunan PAD pariwisata dari 8,5 Pemda Badung melakukan
Triliun Rupiah menjadi 1,5 Triliun Rupiah, rasionalisasi anggaran sehingga
akibatnya terdapat potensi ketiadaan kas hanya ada satu program saja
dalam membiayai program pemerintah daerah yang dapat dilaksanakan yakni
badung, bagaimana cara Pemda Badung pembayaran gaji atau tunjangan
dalam menangani hal tersebut?
2 Dijelaskan terdapat mekanisme tender dalam Dalam pengadaan barang dan
pengadaan barang dan jasa, apakah ada jasa Pemda Badung tunduk
mekanisme pengadaan barang dan jasa selain dengan aturan yang ada
tender? diatasnya yakni peraturan
Undang-Undang No.16 Tahun
2018 tentang pengadaan barang
atau jasa pemerintah, selain
mekanisme tender Pemda
Badung menggunakan sistem
elektronik dalam pengadaan
barang dan jasa diatur dalam
Undang-Undang tersebut,
sehingga potensi terjadinya
fraud menjadi berkurang karena
antara Pemda dengan penyedia
barang dan jasa tidak bertemu
langsung.

12
Rasionalisasi ditingkat badan anggaran dilaksanakan sebelum pelaksanaan APBD
perubahan, sehingga rasionalisasi dimulai dari belanja modal, belanja barang dan jasa,
serta belanja pegawai, selanjutnya hal tersebut melibatkan DPRD dan ditandatangani
berita acara rasionalisasi oleh DPRD (Putra et al., 2019). Untuk prosedur rasionalisasi
anggaran atas pandemi COVID-19 di daerah mengikuti Siaran Pers SP-II/DJPK/2020
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia
tentang Pemantauan dan Evaluasi atas Realokasi dan Refocusing APBD untuk
pencegahan atau penanganan C0VID-19 di Daerah dengan rincian sebagai berikut :

1. Rasionalisasi belanja barang atau jasa dan belanja modal masing-masing minimal
sebesar 50%, serta adanya rasionalisasi belanja pegawai dan belanja lainnya, dengan
memperhitungkan perkiraan penurunan pendapatan daerah.
2. Adanya upaya Pemda untuk melakukan rasionalisasi belanja daerah dengan
memperhatikan :
a. Kemampuan keuangan daerah, dengan memberikan toleransi total rasionalisasi
belanja barang atau jasa dan belanja modal sekurang-kurangnya 35%.
b. Penurunan pendapatan asli daerah yang ekstrim sebagai dampak dari menurunnya
aktivitas masyarakat dan perekonomian.
c. Perkembangan tingkat pandemic COVID-19 di masing-masing yang perlu segera
mendapatkan penanganan dengan anggaran yang memadai.
3. Penggunaan hasil rasionalisasi belanja daerah untuk dialokasikan bagi pencegahan
atau penanganan COVID-19, jaring pengaman sosial dan menggerakkan atau
memulihkan perekonomian daerah.

Selain itu diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah Bab 1 Pengelola
Keuangan Daerah Ayat 1-4 (Permendagri, 2020) dengan rincian sebagai berikut:

1. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan


mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan
2. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mempunyai kewenangan:
a. Menyusun rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan
APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
b. Mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan
APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
kepada DPRD untuk dibahas Bersama.
c. Menetapkan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD,
dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah
mendapat persetujuan bersama DPRD.
d. Menetapkan kebijakan terkait Pengelolaan Keuangan Daerah.
e. Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak terkait Pengelolaan
Keuangan Daerah yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat.
f. Menetapkan kebijakan pengelolaan APBD.
g. Menetapkan KPA.
h. Menetapkan Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran.
i. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan pajak daerah dan
retribusi daerah.
j. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan Utang dan Piutang
Daerah.

13
k. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atau tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
l. Menetapkan pejabat lainnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
m. Melaksanakan kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Selain kewenangan di atas, terdapat kewenangan lain yaitu paling sedikit menetapkan
bendahara penerimaan pembantu, bendahara pengeluaran pembantu, bendahara
bantuan operasional sekolah, bendahara BLUD, bendahara unit organisasi bersifat
khusus dan/atau bendahara khusus lainnya yang diamanatkan peraturan perundang-
undangan.
4. Dalam melaksanakan kekuasaan Kepala Daerah melimpahkan sebagian atau seluruh
kekuasaannya yang berupa perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan Keuangan Daerah kepada
Pejabat Perangkat Daerah dengan memperhatikan sistem pengendalian internal yang
didasarkan pada prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan,
menguji, dan menerima atau mengeluarkan uang. Pelimpahan kekuasaan ditetapkan
dengan keputusan Kepala Daerah.

Ketentuan terkait belanja tidak terduga dalam PMDN Republik Indonesia No.77
Tahun 2020 juga dapat dijadikan acuan Pemda Badung untuk melakukan rasionalisasi
anggaran dengan tata cara penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai keadaan
darurat dilakukan dengan tahapan:

1. Kepala daerah menetapkan status tanggap darurat untuk bencana alam, bencana non-
alam, bencana sosial termasuk konflik sosial, kejadian luar biasa sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Berdasarkan penetapan status kepala daerah dan/atau dokumen lain sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan, Kepala SKPD yang membutuhkan sesuai dengan
tugas dan fungsi mengajukan rencana kebutuhan belanja kepada PPKD selaku BUD.
3. Berdasarkan rencana kebutuhan belanja, PPKD selaku BUD mencairkan dana
kebutuhan belanja kepada Kepala SKPD yang membutuhkan sesuai dengan tugas dan
fungsi, paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya rencana
kebutuhan belanja.

Berikut adalah dokumen ilustrasi nota kesepahaman yang dibuat oleh SKPD dan
disetujui oleh DPRD untuk melakukan rasionalisasi anggaran pada masa COVID-19
(Puspasari, 2020):

14
15
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah Bab 6 Laporan Realisasi Semester
Pertama APBD dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di bagian
prasyarat: Mengacu pada Pasal 161 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019,
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini membuat ketentuan terkait perubahan APBD
sebagai berikut:

1. Laporan realisasi semester pertama APBD menjadi dasar perubahan APBD.


2. Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:
a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar
organisasi, antar unit organisasi, antar program, antar kegiatan, antar sub kegiatan
dan antar jenis belanja;
c. Keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun anggaran sebelumnya harus digunakan
dalam tahun anggaran berjalan;
d. Keadaan darurat; dan/atau
e. Keadaan luar biasa.

Untuk dokumen ilustrasi perubahan APBD diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah bagian dokumen terkait diantaranya:

a. Perubahan KUA
b. Perubahan PPAS
c. Nota Kesepakatan Perubahan KUA dan Perubahan PPAS
d. Susunan Nota Keuangan Perubahan APBD
e. Perubahan DPA-SKPD
f. Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta lampiran
g. Rancangan Perda tentang perubahan APBD
h. Rancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBD beserta lampiran
i. Rancangan Perkada tentang perubahan penjabaran APBD

Untuk ilustrasi dokumen dapat melihat bagian lampiran.

16
V. KESIMPULAN

Sejarah pemerintah daerah Badung merupakan perjalanan sejarah yang panjang kurang
lebih selama 7 abad (mulai abad ke-14 sampai abad ke-21). Dalam perjalanan sejarahnya
periode terakhir adalah yang paling penting yaitu pada masa kemerdekaan karena
memberikan arti perubahan besar dalam politik dan nilai-nilai dan pada masa terakhir inilah
yang membawa Badung dari status kerajaan ke bentuk negara demokrasi modern. Pada
akhirnya perubahan sistem politik dan nilai-nilai kemasyarakatan terjadi perubahan besar-
besaran pada abad ke-20 sampai ke-21. Sesuai perkembangan sejarah, Mengwi adalah titik
tujuan Badung dan Mangupura dinilai nama yang cocok untuk nama ibu kota Badung yang
Baru dan diresmikan pada tanggal 16 November 2009. Dilihat dari geografis Kabupaten
Badung adalah salah satu dari sembilan Kabupaten dan Kota Provinsi Bali dan secara fisik
memiliki keunikan yaitu menyerupai sebilah keris yang kemudian dijadikan lambang Daerah
Kabupaten Badung. Lambang keris ini menyimbolkan semangat jiwa ksatria dan
berhubungan erat dengan perjalan historis peristiwa Puputan Badung.

Penurunan PAD pariwisata pemda Badung menyebabkan adanya potensi ketiadaan


kas, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaannya pengelolaan uang daerah saat ini belum
sepenuhnya dapat memenuhi prinsip pengelolaan uang sebagaimana mestinya, sehingga suatu
belanja ada saatnya harus segera dibiayai, mengalami hambatan dikarenakan tidak adanya
uang kas untuk membiayainya dan hal ini diakibatkan oleh belum memadainya perencanaan
dan penganggaran kas (Mathematics, 2016). Prosedur rasionalisasi anggaran atas pandemi
Covid-19 mengenai pemantauan dan evaluasi atas realokasi dan refocusing APBD yang
terdapat di siaran Pers SP-II/DJPK/2020 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Adapun pencegahan atau penanganan covid-19
di daerah sebagai berikut yaitu rasionalisasi belanja barang atau jasa masing-masing minimal
sebesar 50%, dan adanya rasionalisasi belanja pegawai dengan mempertimbangkan perkiraan
penurunan pendapatan daerah. upaya yang dilakukan pemda untuk melakukan rasionalisasi
belanja daerah juga memperhatikan kemampuan keuangan daerah, menurunnya aktivitas
masyarakat dan perekonomian akan menyebabkan penurunan pendapatan asli daerah yang
ekstrim, harus adanya penanganan anggaran yang memadai dalam perkembangan tingkat
pandemi covid-19, dan adanya penggunaan rasionalisasi belanja yang nantinya dialokasikan
bagi pencegahan atau penanganan covid-19 dan untuk memulihkan perekonomian suatu
daerah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mathematics, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title.

Permendagri. (2020). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun
2020 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah. 1–445.
Puspasari, R. (2020). Pemantauan dan Evaluasi atas Realokasi dan Refocusing APBD untuk
Penanganan COVID-19 di Daerah. Www.Kemenkeu.Go.Id, 2020(10), 1–2.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-pers-pemantauan-dan-
evaluasi-atas-realokasi-dan-refocusing-apbd-untuk-penanganan-covid-19-di-daerah/
Putra, I. M. S. D., Mahardika, I. K. A., Krisnayanti, K., Kunti, N. M. S., & Chiva, K. (2019).
Analisis Rasionalisasi Anggaran Dan Dampak Adanya Rasionalisasi Anggaran
Terhadap Pelaksanaan Program Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 7(1), 16–21.
https://doi.org/10.23887/jinah.v7i1.19834

https://badungkab.go.id/kab/mangupura

https://setda.badungkab.go.id/struktur-organisasi-100

https://bpkad.baliprov.go.id/ringkasan-rka-skpd/

https://bapenda.badungkab.go.id/storage/files/Laporan%20Kinerja%20Instansi
%20Pemerintah%20(LKJIP)%20Bapenda%20Badung%20Tahun%202022.pdf

https://123dok.com/article/kondisi-geografis-kabupaten-badung-hasil-dan-
pembahasan.zpn9w47y

https://badungkab.go.id/kab/berita/38901-apbd-badung-2022-dirancang-rp2-9-triliun

https://www.kajianpustaka.com/2019/11/pengertian-fungsi-jenis-dan-metode-penyusunan-
anggaran.html

https://www.suaradewata.com/read/202110260005/apbd-tahun-anggaran-2022-dipasang-
diangka-2-9-triliun.html

https://www.kompasiana.com/ark/5ad7175acbe5235ec851f7f2/rasionalisasi-anggaran-harus-
transparan#:~:text=Dia%20menjelaskan%2C%20proses%20rasionaliasi%20di%20tingkat
%20Badan%20Anggaran,melibatkan%20DPRD%2C%20karena%20berita%20acara
%20rasionalisasi%20ditandatangani%20DPRD [Diakses pada 08 Juni 2023, Kompasiana]

18
LAMPIRAN

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai