Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT. VALE INDONESIA TBK

Mata Kuliah: Analisis Keuangan

Dosen Pengampu: Oktaviani Ari Wardhaningrum, S.E., M.sc.

Diusun oleh:

Reval Dwi Septiansyah (210810301127)

S1AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BINIS

UNIVERSITAS JEMBER 2023


A. Profil PT Vale Indonesia Tbk
PT Vale Indonesia Tbk, sebelumnya dikenal sebagai PT International Nickel
Indonesia Tbk, adalah perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan
ini berfokus pada penambangan, produksi, dan penjualan nikel. Vale Indonesia
didirikan pada tahun 1968 dengan nama PT Aneka Tambang (Antam) Tbk dan pada
tahun 1977, perusahaan ini berganti nama menjadi PT International Nickel Indonesia
Tbk setelah divestasi saham oleh pemerintah Indonesia.
Vale Indonesia memiliki tambang nikel yang terletak di Sulawesi Tenggara,
yaitu tambang Sorowako dan tambang Pomalaa. Kedua tambang ini memiliki
cadangan nikel yang besar dan merupakan tambang terbesar di Indonesia. Selain
nikel, Vale Indonesia juga memproduksi produk turunan nikel seperti feronikel dan
matte nikel. Produk-produk tersebut dijual ke berbagai negara di seluruh dunia,
terutama ke negara-negara Asia seperti Jepang, Korea, dan Tiongkok.
Vale Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mempromosikan pembangunan
berkelanjutan di wilayah sekitar tambang. Perusahaan ini memiliki program tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) yang luas, seperti pembangunan infrastruktur,
pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Vale Indonesia juga memprioritaskan
penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien dalam kegiatan
operasionalnya. Vale Indonesia juga memperhatikan kesejahteraan karyawan dan
keluarga mereka, dengan menyediakan berbagai fasilitas dan program kesejahteraan,
termasuk program kesehatan, pendidikan, dan rekreasi.
Vale Indonesia merupakan bagian dari Vale Group, sebuah perusahaan
pertambangan global yang berkantor pusat di Brasil. Vale Group merupakan salah
satu produsen nikel terbesar di dunia dan memiliki operasi tambang dan produksi di
seluruh dunia, termasuk di Amerika Selatan, Kanada, dan Australia. Vale Indonesia
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham INCO. Perusahaan ini
juga terdaftar di Bursa Efek Toronto (TSX) dan Bursa Efek New York (NYSE)
dengan kode saham VALE.

B. Analisis Lingkungan Makro


Indonesia dengan kasus pertama diduga berasal dari warga negara Indonesia
(WNI) yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021. Meski demikian,
penyebaran varian COVID-19 baru yaitu Omicron masih perlu diwaspadai ke depan.
Perkembangan dinamika global juga menjadi perhatian karena bisa berdampak
terhadap pemulihan ekonomi nasional. Sampai dengan 7 Desember 2021 sebanyak
100 juta orang telah menerima vaksinasi COVID-19 dosis 1 dan dosis 2, artinya sudah
49% dari total sasaran 208,2 juta orang yang harus divaksinasi COVID-19. Selain itu,
berdasarkan rangkuman dari Our World in Data pada 6 Desember 2021 menunjukkan
Indonesia menduduki peringkat ke-5 negara dengan jumlah terbanyak vaksinasi
COVID-19 dosis lengkap setelah Cina, India, Amerika Serikat dan Brazil.
Nikel dalam negeri berpotensi menjadi salah satu komoditas masa depan
ditengah upaya dunia menekan emisi karbon dari bahan bakar fosil. Permintaan nikel
dunia akan mengalami peningkatan seiring dengan mulai gencarnya pengembangan
kendaraan listrik. Berdasarkan Booklet Tambang Nikel 2020 Kementerian ESDM,
cadangan nikel Indonesia mencapai 72 juta ton dari cadangan nikel dunia berjumlah
139,4 juta ton, dengan kata lain 52% cadangan nikel berada di Indonesia. Tak hanya
itu, Indonesia juga menjadi produsen nikel terbesar di dunia sebesar 800.000 ton dari
total produksi nikel dunia sebanyak 2,68 juta ton. Setelah Indonesia, ada Australia
dengan cadangan nikel mencapai 15%, lalu Brazil 8%, Rusia 5%, dan gabungan
sejumlah negara lainnya seperti Filiphina, Cina, Kanada, dan lainnya 20%.5.
Sejak tahun 2014, Indonesia melarang ekspor bijih nikel untuk mendorong
hilirisasi industri nikel domestik yang akan berdampak positif bagi perekonomian.
Sejak diterapkannya kebijakan tersebut, investasi pabrik pengolahan bijih nikel di
Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tajam. Pada tahun 2021, sekitar 37% dari
total kapasitas produksi smelter nikel dunia adalah dari Indonesia. Dari keseluruhan
kapasitas produksi yang ada di Indonesia, sebagian besar menghasilkan produk
FeroNickel (“FeNi”) dan Nickel Pig Iron (“NPI”) yang merupakan bahan baku utama
pembuatan baja nirkarat. Maraknya investasi smelter nikel di Indonesia tentu saja
patut disyukuri. Disamping selaras dengan upaya hilirisasi industri nikel yang
digaungkan oleh pemerintah, efek pengganda yang ditimbulkan untuk kemajuan
ekonomi di wilayah proyek pengembangan nikel juga sangat dirasakan oleh
masyarakat. Dilain sisi, kenaikan pasokan produk olahan nikel dari Indonesia,
terutama dalam bentuk FeNi dan NPI, dikhawatirkan bisa menyebabkan pasar dalam
kondisi surplus dan memberikan tekanan pada harga jual nikel.

C. Analisis
Alat analisis yang digunakan terdiri dari:
1. Analisis Komparatif
Ananlisis Komparatif merupakan salah satu teknik dalam analisis laporan
keuangan dengan membandingkan nilai item-item/tahun di dalam laporan keuangan
dengan nilai item-item/tahun yang sama di laporan keuangan sebelumnya. Analisis ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang arah dan kecenderungan (tendensi)
tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di
masa yang akan datang.
2. Analisis Cammon Size
Analisis Cammon Size merupakan suatu cara menganalisis laporan keuangan
dalam bentuk persentase untuk satu periode tertentu lalu kemudian membandingkan
pos yang satu dengan pos lainnya. Laporan keuangan yang digunakan untuk
menganalisis dengan menggunakan metode common size adalah neraca dan laporan
laba rugi.
3. Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio keuangan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mengidentifikasi, menilai, mengolah hingga membandingkan informasi yang terdapat
dalam sebuah laporan keuangan seperti laoran neraca, laba rugi, dan arus kas dalam
satu perioe tertentu. Analisis ini juga sering disebut sebagai analisis fundamental.
A. Analisis Laporan Laba Rugi Komprehensif
 PENDAPATAN
Pendapatan tahun 2020 tercatat sebesar $114,5 juta mengalami kenaikan
4% jika dibandingkan dengan pendapatan di 2019 yaitu sebesar $110,5 juta
Kenaikan pendapatan tahun 2020 disebabkan oleh Ketika konsumen yang
menginginkan produk dengan harga terjangkau menjadi lebih peka terhadap
harga, terlihat dari total volume penjualan rokok nasional yang mengalami
penurunan hingga 15,1%.
 BEBAN pokok penjualan dan pendapatan
Biaya pokok penjualan meningkat dari 87,8 % menjadi Rp 97,1 triliun
disebabkan oleh kenaikan cukai, PPN, dan pajak rokok sebesar 15,3%
menjadi Rp 78,7 triliun. Kenaikan cukai disertai dengan penurunan volume
penjualan menyebabkan marjin laba bruto turun dari 227% pada tahun 2019
menjadi 209% pada tahun 2020. Cukai (termasuk PPN dan pajak rokok)
merupakan 81,0% dari biaya pokok penjualan. Biaya bahan baku turun
6,1% yang terutama disebabkan oleh penurunan volume dan harga
tembakau/cengkeh yang tidak mengalami kenaikan pada tahun 2020. Laba
bruto untuk tahun 2020 sebesar Rp 17,4 triliun, turun 24% dibanding tahun
sebelumnya.
 LABA USAHA
Laba dan Jumlah Penghasilan Komprehensif Turunnya biaya promosi,
perjalanan dinas serta perbaikan dan pemeliharaan menyebabkan beban
usaha turun sebesar 5,2% menjadi Rp 7,6 triliun. Beban penjualan turun
14,6% menjadi Rp 4,2 triliun, sementara beban umum dan administrasi naik
10,1% menjadi Rp 3,4 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu yang
terutama disebabkan oleh beban lain-lain terkait COVID-19.
Beban bunga turun 34,6% menjadi Rp 382,7 miliar terutama disebabkan
penurunan saldo rata-rata pinjaman bank sebesar 27,0% dari tahun
sebelumnya dan penurunan biaya pinjaman bank rata-rata sebesar 0,8%
dibandingkan tahun 2019. Laba untuk tahun 2020 sebesar Rp 7,6 triliun
atau
laba per saham sebesar Rp 3.975, lebih rendah 29,7% adalah akibat dari
penurunan yang terjadi pada marjin laba bruto yang disebabkan oleh
kenaikan cukai yang tidak diikuti dengan kenaikan harga jual,
penurunan volume penjualan sebesar 6,5% serta beban usaha dan beban
bunga yang lebih rendah. Setelah memperhitungkan rugi komprehensif lain
sebesar Rp 56,0 miliar yang timbul dari perubahan pengukuran kembali
liabilitas imbalan pasti, jumlah penghasilan komprehensif untuk tahun 2020
turun 29,7% menjadi Rp 7,6 triliun dibandingkan dengan Rp 10,8 triliun
pada tahun 2019.
 BEBAN POKOK PENDAPATAN
Beban pokok pendapatan perseroan pada tahun 2021 megalami kenaikan
sebesar 12,09% atau setara $77,45 juta dibandingkan dengan Beban Pokok
Pendapatan di tahun 2020 yaitu sebesar $640,73 juta. Adapun beberapa
akun yang mempengaruhi kenaikan beban pokok pendapatan yaitu
diantaranya:
 Jasa kantraktor
Biaya Jasa Kontraktor mencakup 17,48% dari total Bahan Pokok
Produksi tahun 2021. Presentase tersebut lebih tingi dibanding tahun
2020. Kenaikan sebesar $21,11 juta di tahun ini disebabkan oleh lebih
tingginya biaya pemeliharaan peralatan pabrik dan tambang.
 Batubara
Batubara digunakan untuk proses pembakaran di tanur pengering dan
tanur pereduksi. Biaya batubara tahun 2021 lebih tinggi sebesar
42,11% bila dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini disebabkan
harga batubara yang lebih tinggi disbanding tahun 2020.
 Bahan Pembantu
Meskipun biaya Bahan Pembantu mengalami penurunan sebesar 7,05%
dari total Beban Pokok Produksi tahun 2021, hal tersebut tidak terlalu
mempengaruhi total dari kenaikan Beban Pokok Produksi secara
keseluruhan di tahun ini.

Anda mungkin juga menyukai