Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor pertambangan dalam perusahaan industri merupakan salah satu

penopang pembangunan ekonomi, karena perannya sebagai penyedia sumber

energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Potensi

yang kaya akan sumber daya alam dapat menumbuhkan terbukanya peluang bagi

banyak perusahaan untuk melakukan eksplorasi berbentuk usaha terpadu yang

berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi, pengembangan dari

konstruksi, produksi, dan pengolahan sebagai satu kesatuan usaha atau berbentuk

usaha-usaha terpisah yang masing-masing berdiri sendiri. Perusahaan sektor

pertambangan dinilai penting bagi perkembangan dan pertumbuhan perekonomian

di Indonesia, industri pertambangan merupakan salah satu industri besar yang

memanfaatkan bahan galian tambang, hasil dari pertambangan itulah yang diolah

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti : minyak bumi yang merupakan

salah satu pertambangan utama di Indonesia. Sebagian besar masyarakat

Indonesia menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar kendaraan, dan bahan

bakar mesin industri. Lalu timah termasuk salah satu bahan tambang yang

digunakan sebagai bahan baku industri dan jika sudah diolah dapat digunakan

sebagai kaleng makanan, pelapis besi agar tidak berkarat dan dalam bentuk

lembaran timah digunakan sebagai pembungkus permen, coklat hingga rokok.

Selanjutnya yaitu biji besi yang berupa batu atau mineral yang diproses melalui

1
2

ekstrasi dapat dihasilkannya logam besi, yang dapat digunakan sebagai bahan

baku industri logam, jembatan, bangunan, dan alat rumah tangga. Selanjutnya

yaitu tembaga yang banyak sekali dimanfaatkan sebagai bahan dasar penghantar

listrik seperti kabel dan peralatan industri konstruksi. Kemudian terdapat bauksit

yang merupakan material dasar untuk memproduksi alumunium. Alumunium

dapat digunakan untuk bahan membuat alat masak dan lemari. Terakhir adalah

batubara, yang memiliki peran cukup penting bagi kehidupan, yaitu sebagai bahan

bakar untuk produksi baja dan besi, sebagai bahan bakar pembangkit listrik,

sebagai bahan bakar cair atau bisa dikenal dengan bahan bakar minyak (BBM),

sebagai bahan bakar untuk industri semen, sebagai bahan pembuatan karbon aktif.

Selain untuk kehidupan masyarakat, batu bara juga memiliki manfaat yang cukup

besar bagi negara yaitu menjaga kestabilan ekonomi, karena semua industri yang

ada sekarang menggunakan bahan bakar atau alat yang berasal dari batu bara.

Perkembangan industri pertambangan yang dahulu dan sampai sekarang menjadi

primadona di beberapa daerah Indonesia yang merupakan salah satu pilar

pembangunan ekonomi nasional.

Dampak setelah pandemi yang mengakibatkan penurunan hampir semua

sektor termasuk sektor bisnis. Perusahaan yang berskala kecil maupun skala besar

mempunyai tujuan yang telah ditetapkan. Kondisi perusahaan yang baik

merupakan kekuatan untuk perusahaan bertahan dan berkembang demi

tercapainya tujuan perusahaan. Produktivitas suatu perusahaan merupakan output

yang dihasilkan dari serangkaian proses konversi berbagai sumber daya yang
3

dimiliki, Salah satu parameter yang produktivitas tersebut adalah laba yang

dihasilkan.

Perekonomian triwulan I 2022 tercatat tetap tumbuh tinggi meskipun

sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tercatat 7,32%,

sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 7,61%.

Pada sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja ekspor yang

semakin baik seiring ekspor batu bara dan bauksit yang masih tumbuh tinggi.

Sejalan dengan itu, di sisi penawaran, sektor pertambangan tumbuh signifikan

sebesar 26,80% dan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi. Sementara itu,

konsumsi rumah tangga juga mencatatkan pertumbuhan meski melambat, seiring

berakhirnya momen Natal dan Tahun Baru begitu juga konsumsi pemerintah yang

melambat seiring pola siklikal perlambatan realisasi belanja pemerintah di awal

tahun.

Sedangkan dari sisi pertambangan, menurut Toto Pranoto selaku pengamat

BUMN sekaligus Kepala Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Indonesia mengatakan target perolehan laba fantastis bisa dipenuhi,

bila strategi restrukturisasi BUMN melalui klasterisasi berhasil. Saat ini, tingkat

perofitabilitas perusahaan BUMN masih tergolong rendah. Dari total aset Rp

8.000 triliun, seluruh BUMN hanya menghasilkan laba Rp 186 triliun pada tahun

2018. Kemampuan menghasilkan ROA (Return On Asset) sekitar 2,3% yang

berarti produktivitas aset rendah.


4

PNBP sektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar penerimaan

negara dengan persentase diatas 25%. PNBP pertambangan berasal dari

perusahaan batu bara dan perusahaan mineral (emas, nikel, timah, bauksit,

mangan dan lainnya). Setoran pajak dari sektor pertambangan pada mei 2022

melesat 1.317% dibandingkan tahun lalu., seiring masih berlanjutanya tren harga

tinggi pada komoditas. Pertumbuhan yang cukup kuat serta diikuti sektor usaha

lainnya mengindikasikan pemulihan ekonomi. Kenaikan setoran pajak

pertambangan pada mei ini melanjutkan kenaikan signifikan pada April mencapai

374% secara kumulatif setoran pajak dari januari – mei 2022 ini tumbuh 296%

pembalikan kuat setelah tahun lalu terkontraksi 9,6%

Menteri Keuangan menyebut industri pengolahan menjadi kontributor

terbesar dalam penerimaan pajak April 2022 sebesar 30,2%. kinerja industri

pengolahan tumbuh 50,6% pada Januari hingga April 2022 lebih tinggi dibanding

periode yang sama tahun lalu yang minus 0,3%. Sementara sektor pertambangan
5

tercatat mengalami pertumbuhan hingga 259,5% pada Januari hingga April 2022

didorong adanya peningkatan harga komoditas tambang. Capaian tersebut

meningkat tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 yang

mengalami kontraksi minus 0,83%. Pertambangan memberikan kontribusi 10,9%

pada penerimaan pajak April 2022.

Kemampuan menghasilkan Laba (Profitabilitas) pada sektor pertambangan

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam penelitian ini antara lain faktor

likuiditas, solvabilitas dan aktivitas yang menjadi pokok pembahasan. Oleh

karena itu, dalam menjalankan bisnis terutama di sektor pertambangan

mendapatkan keuntungan merupakan suatu hal utama bagi kelangsungan hidup

dan masa depan suatu perusahaan. Sehingga perusahaan harus meningkatkan

kinerjanya dengan bertindak profesional di segala bidang salah satunya adalah

profitabilitas.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba atau keuntungan dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki

perusahaan seperti aset, ekuitas dan penjualan perusahaan. Tingkat tinggi dan

rendahnya profitabilitas perusahaan juga dipengaruhi oleh bagaimana manajemen

perusahaan mampu mengelola modal kerja dengan efektif dan efisien. Lalu agar

perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan kompetitor lainnya, perusahan

harus meningkatkan kinerja karyawan dengan selalu mencoba melakukan inovasi

terhadap produk yang dihasilkan, dan juga melakukan perluasan usaha. Dalam hal
6

ini, prakteknya seluruh komponen pendukung dalam perusahaan dituntut untuk

dapat memenuhi target laba yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Menurut Sartono, (2010:122) “bagi perusahaan masalah profitabilitas

sangat penting bagi pimpinan perusahaan, profitabilitas digunakan sebagai tolak

ukur berhasil atau tidak perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi karyawan

perusahaan semakin tinggi profitabilitas yang diperoleh oleh perusahaan, maka

ada peluang untuk meningkatkan gaji karyawan”.

Selain itu, kinerja keuangan perusahaan yang baik dan efisien akan

berpengaruh pada peningkatkan profitabilitas pada perusahaan. Dengan

meningkatnya profitabilitas perusahaan akan mampu mendukung kegiatan

operasional secara maksimal dan menjadi daya tarik bagi investor untuk dapat

berinvestasi atau menanamkan modalnya pada perusahaan. Sebaliknya apabila

kinerja keuangan perusahaan buruk akan berpengaruh terhadap menurunnya

tingkat profitabilitas perusahaan dan menyebabkan para investor menarik kembali

dana yang sudah di investasikannya. Oleh karena itu, kinerja keuangan

perusahaan dapat dievaluasi melalui analisis laporan keuangan, dimana analisis

laporan keuangan bermanfaat untuk mengevaluasi sehat atau tidaknya suatu

perusahaan dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih

dengan menunjukkan perubahan baik dalam jumlah ataupun persentase.

Evaluasi kinerja perusahaan dilakukan dengan melakukan analisis laporan

keuangan menggunakan rasio keuangan seperti : rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Rasio keuangan merupakan


7

alat yang sangat bermanfaat dalam memahami dan mengevaluasi posisi dan

kinerja perusahaan. Oleh karna itu dengan adanya banyak perusahaan yang berani

bersaing di dunia bisnis ini peneliti memilih untuk melihat persentase perusahaan

dari sektor pertambangan yang telah terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).

Ada beberapa alat ukur rasio keuangan yang dipergunakan untuk

mengukur tingkat profitabilitas, antara lain : Return on Asset ( ROA ), Return On

Investment (ROI) dan Return on Equity ( ROE). Didalam penelitian ini tingkat

profitabilitas akan diukur dengan menggunakan Return on Asses (ROA).

Dalam hal ini peneliti juga menggunakan teori signaling yang

berhubungan dengan ROA atau profitabilitas. ROA adalah informasi mengenai

laba perusahaan yang di hitung berdasarkan tingkat pengembalian aset

perusahaan. Jika ROA menunjukkan angka yang tinggi maka akan menjadi sinyal

yang baik bagi para investor atau good news, karena dengan angka ROA yang

menunjukkan angka tinggi maka menginterpretasikan bahwa kinerja keuangan

perusahaan tersebut baik, kemudian investor akan tertarik untuk menginvestasikan

dananya atau menanam saham kepada perusahaan. Profitabilitas yang tinggi akan

menjadi sebuah sinyal yang baik atau good news bagi invetor untuk menanam

sahamnya kepada perusahaan sehingga nilai investasinya akan naik.

Atmaja (2008:14) Manajer pada umumnya termotivasi untuk

menyampaikan informasi yang baik mengenai perusahaan ke publik secepat

mungkin, misalnya melalui jumpa pers. Namun pihak diluar perusahaan tidak tahu

kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer dapat meberi
8

sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksikan

pada harga sekuritas. Jadi dapat disimpulkan karena adanya asymetric-

informations, pemberian sinyal kepada investor atau publik melalui keputusan-

keputusan manajemen menjadi sangat penting.

Menurut Kariyoto, (2017:43) “Return On Assets merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan asetnya

untuk memperoleh keuntungan. Rasio ini digunakan oleh perusahaan untuk

mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan dengan menggunakan

seluruh dana (aset) yang dimilikinya”.

Nilai Return On Asset yang semakin tinggi, diikuti semakin tinggi juga

tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan. Hal ini menunjukkan dari segi

penggunaan aset, perusahaan tersebut menunjukkan posisi yang semakin baik.

Pada penelitian ini dilakukan berbagai pengujian terhadap variabel-variabel yang

akan diteliti. Return On Asset (ROA) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak

untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki oleh

perusahaan. ROA yang negatif disebabkan oleh laba perusahaan dalam kondisi

negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang

diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba.

Berikut data Return On Asset yang ada di perusahaan sektor pertambangan

mengalami perubahan yang signifikan. Bisa dilihat dari grafik di bawah ini :
9

Gambar 1.1
Return On Asset pada Perusahaan Sektor Pertambangan
Periode 31 Desember Tahun 2017 – 2020

Return On Asset
0.05 0.10
1.00 0.01 0.05 0.01 -0.03 0.17
0.15 0.03
0.05 0.04 0.05 0.03 0.21 -0.02 0.20 0.16 0.03 0.02
0.21 0.04
0.00 0.00 0.02 0.02 -0.10
-0.46
0.06
-1.00
0.15
-1.54
-2.00

-3.00 -2.85
-0.02
-4.00
-1.38
-5.00
ANTM ELSA PTBA TINS CKRA CITA RUIS MITI

2017 2018 2019 2020

Sumber : www.idx.co.id, www.antam.com, www.elnusa.co.id, www.ptba.co.id,


www.timah.com, www.ckra.co.id, www.citamineral.com, www.radiant.co.id,
www.mitra-investindo.com

Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat dilihat grafik Return On Asset bahwa

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada tahun 2017 ke 2018 mengalami

peningkatan sebesar 5% . Pada tahun 2018 ke 2019 mengalami penurunan sebesar

1%. Pada tahun 2019 ke 2020 mengalami kenaikan sebesar 4%.

PT Elnusa Tbk (ELSA) pada tahun 2017 ke 2018 mengalami penurunan

sebesar 5 %. Pada tahun 2018 ke 2019 mengalami kenaikan sebesar 5%. Pada

tahun 2019 ke 2020 mengalami penurunan sebesar 3%.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada tahun 2017 ke 2018 mengalami

kenaikan sebesar 21%. Pada tahun 2018 ke 2019 mengalami penurunan sebesar

15%. Pada tahun 2019 ke 2020 mengalami penurunan sebesar 10%.


10

PT Timah Tbk (TINS) pada tahun 2017 ke 2018 mengalami penurunan

sebesar 1%. Pada tahun 2018 ke 2019 mengalami penurunan sebesar -3%. Pada

tahun 2019 ke 2020 mengalami kenaikan sebesar -2%.

PT Cakra Mineral Tbk (CKRA) pada tahun 2017 ke 2018 mengalami

penurunan sebesar -285%. Pada tahun 2018 ke 2019 mengalami kenaikan sebesar

-2%. Pada tahun 2019 ke 2020 mengalami penurunan sebesar -138%.

PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) pada tahun 2017 ke 2018

mengalami kenaikan sebesar 20%. Pada tahun 2018 ke 2019 mengalami

penurunan sebesar 17%. Pada tahun 2019 ke 2020 mengalami penurunan sebesar

16%.

PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) pada tahun 2017 ke 2018

mengalami kenaikan sebesar 3%. Pada tahun 2018 ke 2019 mengalami penurunan

sebesar 3%. Pada tahun 2019 ke 2020 mengalami penurunan sebesar 2%.

PT Mitra Investindo Tbk (MITI) pada tahun 2017 ke 2018 mengalami

kenaikan sebesar 6%. Pada tahun 2018 ke 2019 mengalami penurunan sebesar -

154%. Pada tahun 2019 ke 2020 mengalami kenaikan sebesar 15%.

Penelitian mengenai Pengaruh Current Ratio Terhadap Return On Asset

yang dilakukan oleh (Dessi Herliana,2021) dengan hasil bahwa current ratio

mempunyai pengaruh Positif dan signifikan terhadap return on asset. Namun

dalam penelitian (Suwandi dkk,2019) memiliki hasil penelitian yang berbeda

yaitu variabel current ratio mempunyai pengaruh Negatif dan tidak signifikan

terhadap return on asset.


11

Penelitian mengenai Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Return On

Asset yang dilakukan oleh (Viviyanti Sukoco,2021) dengan hasil bahwa debt to

equity ratio mempunyai pengaruh Negatif dan tidak signifikan terhadap return on

asset. Namun dalam penelitian (Doni Satriyo,2020) memiliki hasil penelitian yang

berbeda yaitu variabel debt to equity ratio mempunyai pengaruh Positif dan

signifikan terhadap return on asset.

Penelitian mengenai Pengaruh Total Assets Turnover Terhadap Return On

Asset yang dilakukan oleh (Dirvi dan Januar,2019) dengan hasil bahwa total

assets turnover mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return on

asset. Namun dalam penelitian (Halimah,dkk, 2018) memiliki hasil penelitian

yaitu variabel total assets turnover mempunyai pengaruh Negatif dan tidak

berpengaruh signifikan terhadap return on asset.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas, penulis

mencoba menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi Return On Aset (ROA)

pada perusahaan sektor pertambangan yang ada di Bursa Efek Indonesia dengan

mengukur Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Asset

Turnover (TATO). Dapat disimpulkan bahwa masalah dari penelitian ini adalah

terjadinya penurunan Return on Asset sehingga perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut yang berkaitan dengan masalah tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt To

Equity Ratio dan Total Assets Turnover Terhadap Return On Asset Pada

Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.


12

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang terjadi, adapun rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penilitian ini sebagai berikut yaitu :

1. Apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Assets Turnover secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sektor

Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Current Ratio secara parsial mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah Debt to Equity Ratio secara parsial mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah Total Assets Turnover secara parsial mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total

Assets Turnover secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?


13

2. Untuk mengetahui apakah Current Ratio secara parsial berpengaruh negatif

signifikan terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sektor Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Untuk mengetahui apakah Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sektor

Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Untuk mengetahui apakah Total Assets Turnover secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sektor

Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Penulis

Untuk dapat membantu mengembangkan pengetahuan serta pemahaman

tentang laporan keuangan yang telah diteliti serta dapat mengaplikasikan

dan mengimplementasikan pemahaman tersebut di tempat kerja.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan

sebagai masukan yang berharga kepada perusahaan pembiayaan yang

terdapat di BEI.
14

3. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi dan tambahan informasi dalam

melakukan investasi terhadap perusahaan yang memiliki laporan keuangan

yang baik.

4. Bagi Akademik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan nantinya dapat dijadikan refrensi

serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.

Dokumen ini juga dapat berguna sebagai pelengkap studi-studi terkait,

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan proposal ini, agar dapat memberikan gambaran yang

jelas untuk untuk pembahasan, penyusunan proposal skripsi ini terdiri dari 3 bab

yang penulis uraikan secara sistematis dan terperinci yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Dalam bab ini menguraikan teori-teori yang mendasari

pembahasan secara terperinci yang memuat tentang penelitian

terdahulu, landasan teori, kerangka berpikir, hipotesis, dan definisi

konsepsional.
15

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang pengembangan metodologi

yang terdiri dari definisi operasional variabel, populasi dan sampel,

lokasi penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data,

metode analisis data dan pengujian hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai