html
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
NIM : C1B106072
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
TAHUN 2010
BAB I
PENDAHULUAN
perusahaan baik kecil maupun besar sudah merupakan fenomena yang biasa. Fenomena
Persaingan bagi perusahaan dapat berpengaruh positif yaitu dorongan untuk selalu
meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, akan tetapi persaingan juga menimbulkan
dampak negatif bagi perusahaan, yaitu produk mereka akan tergusur dari pasar apabila
Selain itu penguasaan teknologi dan kemampuan komunikasi juga sangat dibutuhkan
untuk terus dapat bertahan dalam dunia bisnis saat ini maupun di masa depan. Dengan
semakin ketatnya persaingan di era globalisasi ini, Perusahaan dituntut untuk dapat
usahanya.
tidaknya perusahaan tersebut. Fungsi dari pengukuran kinerja adalah sebagai alat bantu
kredibilitas yang baik, maka hal itu akan mendorong investor untuk menanamkan
modalnya.
Untuk dapat mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek non
keuangan dan aspek keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui
dengan cara mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam
Namun penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan ini relatif lebih sulit
dilakukan, karena penilaian tersebut tergantung dari pihak penilaian, dimana penilaian
dari satu orang akan berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian
kinerja kebanyakan menggunakan aspek keuangan, dan pada umumnya banyak yang
sebuah perusahaan.
kelemahannya adalah metode tersebut tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara
akurat. Hal ini disebabkan karena data yang digunakan adalah data akuntansi yang tidak
terlepas dari penafsiran atau estimasi yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai
macam distorsi sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara tepat dan
akurat.
penganalisa menyadari bahwa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk yang didirikan pada tahun 1973 merupakan
dan kerajinan tangan terutama alat-alat dapur serta alat-alat rumah tangga yang
dioperasikan secara elektronik serta anak perusahaan (PT. Kedawung Setia Corrugated
Carton Box Industrial) yang memproduksi kotak karton bergelombang. PT. Kedawung
Setia Industrial Tbk merupakan salah satu pemain besar perusahaan Indonesia yang
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk sebagai salah satu pemain besar produsen
industri alat rumah tangga enamel di Indonesia, sudah tentu mempunyai laporan
keadaan perusahaan di masa akan datang, laporan keuangan diharapkan dapat memberi
informasi tentang keadaan perusahaan dari hasil-hasil usaha yang telah dicapai secara
kuantitatif pada semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan itu. Informasi
akan menjadi komoditi yang sangat penting saat ini, sebab setiap pengambilan keputusan
Tabel 1.1
Sumber : Laporan Keuangan PT. Kedawung Setia Industrial Tbk Tahun 2004-2008 dari situs
www.idx.co.id
Dilihat dari data perusahaan PT. Kedawung Setia Industrial Tbk bahwa penjualan
bersih dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Walaupun pada tahun 2004
dan 2005 perusahaan mengalami kerugian, dan pada tahun 2008 perusahaan mengalami
penurunan laba bersih dari Rp. 14,5 milyar pada tahun 2007 menjadi Rp. 5,7 milyar pada
tahun 2008. Hal ini yang menjadi alasan peneliti tertarik untuk meneliti PT. Kedawung
Setia Industrial Tbk karena latar belakang perusahaan sebagai salah satu produsen
penjualan setiap tahunnya dilihat dari rasio likuiditas dan rasio rentabilitasnya. Dengan
menggunakan rasio keuangan tersebut dari sisi likuiditasnya apakah perusahaan mampu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dan dari sisi rentabilitasnya ingin melihat
seberapa besar potensi dari laba bersih yang dihasilkan dari penjualan serta ingin melihat
potensi keuntungan bagi pemegang saham yang dihasilkan oleh laba bersih.
bergelombang, yaitu 85% dari total penjualan perusahaan, sedangkan 15% sisanya
dihasilkan dari penjualan alat rumah tangga enamel. Penjualan kotak karton
bergelombang dan alat rumah tangga enamel merupakan segmen bisnis utama PT.
Kedawung Setia Industrial Tbk yang juga merupakan penyumbang pendapatan terbesar
perseroan. Selain produk utama yaitu alat rumah tangga enamel dan kotak karton
bergelombang, Kedawung Setia Industrial juga memasarkan segmen bisnis lainnya
diyakini industri alat rumah tangga, sebagai produk utama perseroan, tetap akan
tumbuh. Jumlah penduduk yang mencapai 200 juta jiwa, dengan lebih dari 50 juta
yakni PT. Kedawung Setia Corrugated Carton Box Industrial (CCB) sebagai penyumbang
terbesar pendapatan perusahaan merupakan market leader untuk daerah Jawa Timur
yakni sebesar 35%, dengan konsumen terbesar bergerak dalam industri rokok dan
tembakau. Sedangkan untuk skala nasional, CCB memiliki pangsa pasar yang cukup
signifikan yakni sebesar 19%. Dengan kapasitas terpasang 15.000 ton/bulan, CCB tidak
dapat memenuhi semua permintaan yang ada. Oleh karena itu, untuk saat ini CCB
Analisis terhadap laporan keuangan memerlukan suatu ukuran dan cara, di mana
dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi
perkembangan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, dengan melakukan
analisis terhadap rasio keuangan pihak manajemen dapat mengambil tindakan dan
diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kinerja keuangan perusahaan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT.
Kedawung Setia Industrial Tbk selama tahun 2004-2008 berdasarkan analisis likuiditas
dan rentabilitas?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT.
Kedawung Setia Industrial Tbk selama tahun 2004-2008 berdasarkan analisis likuiditas
dan rentabilitas.
1. Manfaat Teoritis
rentabilitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-
pihak yang berkepentingan apabila dianalisa lebih lanjut, sehingga diperoleh informasi
Munawir (2007 : 5) dalam Analisa laporan Keuangan yang dikutip dari Myer
adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan
atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar
Ada beberapa definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
2. Harahap (2007 : 105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis
laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi, atau hasil
3. Mamduh (2003 : 12) laporan keuangan pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-
penilaian atas keadaan keuangan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat dan
berikut:
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
2. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atas sumber
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-
masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan
Dwi Prastowo, Rifka Juliaty (2002 : 16) ada dua bentuk laporan keuangan (utama)
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan
2. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
tertentu.
dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan
baginya.
Harahap (2007 : 120 124) para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya
1. Pemegang Saham
Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, aset, utang, modal,
hasil, biaya, dan laba. Pemegang saham ingin melihat prestasi perusahaan dalam
yang diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba yang ditahan, dan ingin
2. Investor
Investor ingin melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari
Analis pasar modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan
perusahaan.
4. Manajer
manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan
cepat dan setiap saat. Untuk sampai pada keputusan yang tepat, ia harus mengetahui
laba/rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even, laba kotor, dan sebagainya.
masih terus bekerja atau pindah dan untuk bisa menilai apakah penghasilan yang
6. Instansi Pajak
Instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar untuk menentukan
Sama dengan pemegang saham, investor, lender seperti bank, investment fund,
perusahaan leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi
perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman .
8. Supplier
Laporan keuangan bisa menjadi informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak
untuk diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana
Pemerintah ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah
ditetapkan.
Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat diuntungkan.
kondisi ini konsumen terlindungi dari kemungkinan praktik yang merugikan baik dari
Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai data primer
dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan
keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai
yang diambil akan menjadi lebih baik (Dwi Prastowo, Rifka Juliaty, 2002 : 24).
Munawir (2007 : 36) ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
penganalisa laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis
Metode horizontal ini disebut pula sebagai metode analisis dinamis. Analisis vertikal
yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu atau satu saat saja,
yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam
laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil
operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang
statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa
mengetahui perkembangannya.
Bernstein (1983) dalam Harahap (2007 : 18) analisis laporan keuangan dilakukan
1. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari
2. Understanding
3. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan
datang.
4. Diagnosis
baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
5. Evaluation
Harahap (2007 : 209) kegiatan yang selalu lazim dilakukan dalam analisis laporan
keuangan dari berbagai teknik yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung rasio, indeks, perbedaan, kenaikan, penurunan, atau persentase.
indeks, membuat angka asli. Angka ini dibandingkan dengan : periode sebelumnya,
lainnya.
5. Menghubungkan antara satu data dengan data lain baik antara data kuantitatif dengan
data kualitatif misalnya antara kenaikan penjualan dengan kenaikan biaya. Antara
data kuantitatif dengan data kualitatif misalnya antara angka penjualan dengan
dengan menggunakan berbagai metode dan standarisasi. Begitu juga untuk penilaian
suatu perusahaan, kita dapat melakukan penilaian dengan berbagai metode, salah satu
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya
dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat
hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita
Sugiono (2009 : 64) yang dimaksud dengan analisis rasio adalah suatu angka yang
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari
2. Rasio-rasio laba/rugi (income statement ratio), yaitu rasio-rasio yang datanya berasal
3. Rasio-rasio antarlaporan (inter statement ratio), yaitu gabungan dari pos-pos yang
keuangannya. Banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisnya
cocok untuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah :
rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas. Namun sebenarnya banyak lagi rasio yang dapat
dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi bagi analis, misalnya
rasio leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan sebagainya.
dana.
industri.
rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan
datang.
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan
pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost)
d. Metode pencatatan yang tergambar pada dalam standar akuntansi bisa diterapkan
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio.
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai
kesalahan.
pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa
dikarenakan perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa
mungkin saja perusahaan memiliki dana, saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki
dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk
mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga atau
pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga
tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi perusahaan sudah dalam keadaan tidak
mampu lagi karena nilai utangnya lebih tinggi dari harta lancarnya. Seandainya
perusahaan dapat mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi perusahaan sebenarnya.
keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau
sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.
2. Dwi Prastowo, Rifka Juliaty (2002 : 78) rasio likuiditas menggambarkan kemampuan
jangka pendek.
3. Kasmir (2009 : 130) rasio likuiditas atau rasio modal kerja merupakan rasio yang
dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar
kewajiban jangka pendeknya atau yang akan jatuh tempo melalui sumber informasi
tentang modal kerja. Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas,
tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perhitungan rasio
likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat banyak manfaat atau tujuan analisis rasio likuiditas yang
antara lain untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih, mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang, melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari
waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode, dan untuk melihat
kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva
Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah untuk menilai
rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik yang juga masih berkaitan
suatu alat ukur. Dalam hal ini alat ukur yang digunakan penulis untuk menilai tingkat
aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
Kasmir (2009 : 134) menyatakan bahwa rasio lancar atau (current ratio)
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban
jangka pendek yang segera jatuh tempo. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara
atau 2 : 1 yang artinya satu rupiah utang lancar harus dijamin dengan dua rupiah aktiva
lancar terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi
suatu perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa
berada di titik aman dalam jangka pendek. Namun, sekali lagi untuk mengukur kinerja
manajemen, ukuran yang terpenting adalah rata-rata industri untuk perusahaan yang
sejenis.
Sugiono (2009 : 69) menyatakan bahwa pos persediaan tidak dihitung dalam rasio
ini karena persediaan merupakan pos yang paling tidak likuid dalam aktiva lancar. Hal
ini disebabkan oleh panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas.
Acid Test atau Quick Ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan
dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada
bukanlah sumber kas yang bisa diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada
kondisi ekonomi yang lesu (Dwi Prastowo, Rifka Juliaty, 2002 : 80 -81).
adalah 100% atau 1 : 1, kurang dari ukuran tersebut dianggap kurang baik. Rasio ini lebih
tajam dari pada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid
(mudah dicairkan atau diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current ratio tinggi tapi
quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, manajemen
perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah
diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu
perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang juga dikenal
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan
tersebut.
rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan
merupakan rasio yang mengukur sejauh mana usaha yang dilakukan suatu perusahaan
mampu menciptakan hasil kembali dari sejumlah modal dalam jangka waktu tertentu.
berbagai komponen yang ada di laporan keuangan. Pengukuran dapat dilakukan untuk
beberapa periode operasi dengan tujuan agar terlihat perkembangan perusahaan dalam
rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab
perubahan tersebut.
apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang
telah ditentukan, mereka dikatakan telah berhasil untuk beberapa periode atau beberapa
periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah
ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan.
Seperti rasio-rasio lain, rasio rentabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat yang
tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga pihak di luar
perusahaan. Tujuan penggunaan rasio rentabilitas antara lain untuk mengukur atau
menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, menilai posisi
laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, dan untuk menilai
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio
untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu
atau untuk beberapa periode. Menurut Harahap (2007: 304-305) beberapa jenis rasio
Margin laba (Profit margin) menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena
yang digunakan :
Pendapatan Bersih
Margin Laba (Profit Margin) =
Penjualan
Rasio ini menunjukan seberapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur
Laba Bersih
Return On Asset (ROA) =
Total Asset
Rasio ini menunjukan berapa perrsen diperoleh laba bersih diukur dari modal
pemilik. Semakin besar semakin bagus. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya
utang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah
laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan denga total aktiva. Semakin
Rasio ini menunjukan kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dari aktiva-aktiva
perusahaan, sebelum ada pengaruh dari pajak dan bunga, dan angka ini bermanfaat
tanggal 28 Juni 1989 bahwa yang dimaksud kinerja keuangan adalah prestasi yang
dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan
Kinerja keuangan merupakan prestasi yang dicapai oleh perusahaan pada saat
tertentu dengan menggunakan perhitungan berdasarkan tolak ukur analisis rasio yang
didasarkan pada laporan keuangan. Pengukuran kinerja sangat penting dilakukan
Kinerja keuangan merupakan hasil nyata yang dicapai suatu badan usaha dalam
suatu periode tertentu yang dapat mencerminkan tingkat kesehatan keuangan badan
usaha tertentu dan dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan cara
keadaan dan perkembangan finansial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan dapat diketahui, baik di waktu lampau maupun di waktu yang sedang
tempo(liquidity).
melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang
sering digunakan selama pemeriksaan tersebut adalah rasio keuangan (financial ratio)
atau indeks, yang menghubungkan data angka akuntansi dan didapat dengan membagi
satu angka dengan angka lainnya. Agar rasio keuangan ada gunanya, maka diperlukan
membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan pola rasio untuk industri atau lini
Masih dalam bukunya Horne dan Wachowicz (2005 : 202) analisis rasio keuangan
1. Perbandingan Internal
Analis dapat membandingkan rasio sekarang dengan rasio dahulu dan perkiraan di masa
mendatang untuk perusahaan yang sama. Misalnya rasio lancar (current ratio) untuk
tahun sekarang dapat dibandingkan dengan rasio lancar akhir tahun sebelumnya.
Metode ini membandingkan antara rasio suatu perusahaan dengan berbagai perusahaan
lainnya yang hampir sama atau dengan rata-rata industri pada suatu periode.
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada PT. Dok dan Perkapalan
Kodja Bahari Persero Cabang Banjarbaru. Variabel dalam penelitian ini adalah rasio
Dari hasil penelitian ini didapat Likuiditas dinyatakan Current Ratio rata-rata
mendekati ketentuan rasio yang baik, Quick Ratio rata-rata sudah melebihi ketentuan
rasio yang baik, namun Cash Rationya cenderung mengalami penurunan dan
rasionya yang berada di bawah ketentuan rasio yang baik yaitu 50-75%. Sedangkan
2. Judul : Analisis Likuiditas dan Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Meubel UD.
Beda Furniture
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada Perusahaan Meubel UD. Beda
Furniture. Variabel dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang meliputi
lancarnya dengan neraca tahun 2002 sebagai dasar analisa, dan untuk meningkatkan
dan usaha untuk mempertinggi Turnover Operating Asset yang menambah modal
tambahan penjualan dan pendapatan yang jauh lebih besar dari tambahan modal
usaha tersebut.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT.
Kedawung Setia Industrial Tbk yang berupa neraca dan laporan laba rugi periode 2004-
2008, dari data laporan keuangan tersebut akan dihitung menggunakan analisis rasio
mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis
besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan, modal sendiri dan
investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan mengalami kerugian pada tahun
2004 dan 2005, dan pada tahun 2006 perusahaan berhasil menghasilkan laba. Profit
perusahaan mengalami peningkatan pada tahun 2006 dan 2007, sedangkan pada tahun
perusahaan.
Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Rentabilitas
Laporan Keuangan
Periode 2004-2008
PT. Kedawung Setia Industrial,
Tbk.
KERANGKA PIKIR
Kinerja Keuangan
METODE PENELITIAN
penelitian ini berkaitan dengan objek penelitian yaitu pada perusahaan dengan kurun
waktu tertentu dengan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi yaitu
data dari laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang dikeluarkan oleh
situs idx.co.id. Data yang dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan perusahaan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, data yang
(Neraca/Laba Rugi) perusahan industri alat rumah tangga Kedawung Setia Industrial
tahun 2004-2008.
secara tidak langsung dari pihak ketiga atau melalui dokumen (Sugiyono, 2004:129).
Sumber data penelitian ini diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id, berupa
neraca dan laporan laba/rugi perusahan industri alat rumah tangga Kedawung Setia
Variabel yang akan digunakan dalam peneltian kali ini adalah rasio keuangan yaitu
3.5.1. Likuiditas
Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek. Perusahaan dikatakan dalam keadaan likuid apabila
perusahaan mampu memenuhi kewajibannya. Ada beberapa macam rasio likuiditas yang
digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Kedawung Setia Industria Tbk :
1. Rasio Lancar (Current Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
2. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva
3.5.2 Rentabilitas
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Ada beberapa
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik
2. ROA (Return On Asset), rasio ini menunjukan seberapa besar laba bersih diperoleh
3. ROE (Return On Equity), rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih
diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan
Penelitian kali ini menggunakan teknik analisis deskriptif, artinya data yang
sistematis, faktual dan akurat mengenai permasalahan yang diteliti. Teknik analisis
1. Menghitung rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat
(quick ratio).
2. Menghitung rasio rentabilitas yang terdiri dari margin laba (profit margin), ROA
Pendapatan Bersih
Margin Laba (Profit Margin) =
Penjualan
Laba Bersih
Return On Asset (ROA) =
Total Asset
Laba Bersih
Return On Equity (ROE) =
Ekuitas (Equity)
3. Membandingkan hasil perhitungan kedua rasio dengan metode cross section untuk
perusahaan dengan perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik
yang sama. Metode lintas seksi/industri (Cross Section) yang secara sistematis dapat
Keterangan :
Perhitungan rata-rata industri pada analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan
penelitian ini adalah metode rasio keuangan rata-rata aritmetika industri, yang dapat
AM =
RkI
i=I
Keterangan :
i = perusahaan ke 1, 2, 3,J
IP = P1 P0
Dimana :
P1 = Tahun Analisis
P2 = Tahun Dasar
Keterangan :
DAFTAR PUSTAKA
Andri Priyono. 2002. Analisis Likuiditas dan Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan
Meubel UD. Beda Furniture. Skripsi.
Bringham, E.F. & Houston, J.F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Erlangga.
Jakarta
Harahap, Sofyan S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Horne, J.C.V. & Wachowicz, J.M. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12
(diterjemahkan oleh Fitriasari, D & Kwary, D.A ). Salemba Empat. Jakarta
http://www.idx.co.id
http://www.pefindo.com
Jeny Romlah. 2002. Analisis Likuiditas dan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari Persero Cabang Banjarbaru. Skripsi.
Mamduh, M. Hanafi. 2003. Analisa Laporan Keuangan. UPP MPP YKPN. Yogyakarta.
Prastowo, Dwi, Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan-Konsep dan Aplikasi.
Cetakan Kedua. AMP YKPN. Yogyakarta.