Anda di halaman 1dari 49

UNIVERSITAS

PGRI ADI BUANA


SURABAYA

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN


PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH PADA
PERUSAHAAN SUB SEKTOR MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2018 – 2021.

MUHAMMAD FARHAN ADIYATMA PUTRA


191600233

Dosen Pembimbing :
Dr. Mohammad Afrizal Miradji, SE., Ak., MSA., CA., ACPA
Bayu Adi, SE., M.SA., Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022
1
1
PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PENJUALAN
TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN SUB
SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
PERIODE 2018 – 2021

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

MUHAMMAD FARHAN ADIYATMA PUTRA


191600233

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Laba Bersih Pada Perusahaan Makanan Dan


Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2018 – 2021 (Dalam Jutaan Rupiah)....................................................8
Tabel 3.1 Daftar Nama Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di BEI Sebagai Sampel.........................34
Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Sampel...........................................35

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual....................................................30


Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai tujuan atau
sasaran yang ingin dicapai, salah satu tujuan tersebut adalah
memperoleh laba yang tinggi dengan tetap meminimalkan biaya
yang terjadi dalam proses produksi, laba atau rugi sering
dijadikan tolak ukur untuk menilai kinerja suatu perusahaan,
unsur-unsur yang bagian dari pembentukan laba adalah
pendapatan dan biaya, seiring dengan semakin dekatnya era
globalisasi maka persaingan memperebutkan konsumen akan
semakin ketat, tidak terkecuali industri di Indonesia persaingan
selalu semakin agresif (Satar & Dalli, 2020). Dengan keuntungan
yang diperolehnya memungkinkan perusahaan untuk tumbuh
dan berkembang serta perusahaan dapat meningkatkan
kemampuan yang lebih besar guna untuk masa yang akan
datang, sekaligus memberikan tingkat kepuasan konsumen yang
tinggi, dan perusahaan mampu memperkuat kondisi ekonomi
secara keseluruhan (Priatna & Aisyah, 2018).
Untuk memperkuat kondisi perekonomian perusahaan,
faktor utama yang menjadi tujuan dari semua perusahaan yaitu
mendapatkan laba. (Harahap, 2015) Laba adalah nilai yang
sangat diperlukan dalam laporan keuangan karena berbagai
alasan, antara lain laba menjadi dasar penghitungan pajak,
peraturan yang menjamin cadangan investasi, dan pengambilan
keputusan mendasar untuk penekanan laba ataupun keadaan
ekonomi perusahaan dimasa depan. Laba bersih merupakan laba
awal atas penerimaan pajak penghasilan, kemudian dikurangi
dengan pendapatan setelah pajak penghasilan, setelah itu akan
mengetahui apakah perusahaan itu laba atau rugi bersih (Hery,
2015). Faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan adalah

1
perusahaan yang dipengaruhi oleh banyaknya jumlah biaya,
pendapatan dan volume penjualan (Ammy. B, 2021).
Laba perusahaan dipengaruhi oleh banyaknya jumlah biaya
salah satunya dengan melihat dari kondisi biaya produksi
perusahaan. Industri manapun pasti menggunakan biaya
produksi agar pengeluaran pengolahan bahan baku lebih
optimal. Biaya produksi adalah beban-beban yang sedang terjadi
untuk mengikhtisarkan bahan mentah yang perlu diselesaikan
hingga membentuk produk jadi yang siap untuk diperjualbelikan
(Mulyadi, 2016). Tingginya biaya produksi berdampak pada
tingkat penjualan, secara kuantitas suatu perusahaan sudah
membatasi hasil produksinya dengan menyesuaikan pada biaya
produksi yang dikeluarkan, ketika hasil dari biaya produksi
secara kuantitas berkurang tentunya akan berdampak juga pada
laba yang diperoleh (Satwika dkk, 2018).
Selain biaya produksi ada juga penjualan yang dapat
mempengaruhi laba. Penjualan dalam bisnis mengukur tingkat
hasil yang diharapkan perusahaan dari produk yang dibuat, dari
barang atau jasa yang diterima dengan baik oleh masyarakat,
tingkat penjualan akan meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah permintaan, bagi perusahaan penjualan merupakan hal
yang penting dan memberikan sumber keuntungan yang paling
berharga dibandingkan dengan kegiatan operasional perusahaan
lainnya (Widyawati dkk, 2020). Kegiatan ini bertujuan untuk
mencari dan mengedukasi pembeli agar pembeli dapat
menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan
perusahaan. Penjualan merupakan pendapatan yang diperlukan
untuk menutupi biaya dengan harapan mendapatkan laba,
semakin tinggi tingkat penjualan maka semakin tinggi pula laba
yang dihasilkan perusahaan, begitupun sebaliknya (Susilawati &
Mulyana, 2018).

2
Tabel 1.1 Data Laba Bersih Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2018 – 2021 (Dalam Jutaan Rupiah)

Laba Bersih
Kode Rata Rata
2018 2019 2020 2021
ADES 52.958 83.885 135.789 265.758 538.390
BUDI 50.467 64.021 67.093 91.723 273.304
DMND 318.113 366.863 205.589 351.470 1.242.035
ICBP 4.658.781 5.360.029 7.418.574 7.900.282 25.337.666
11.203.58
INDF 4.961.851 5.902.729 8.752.066 5 30.820.231
MLBI 1.224.807 1.206.059 285.617 665.850 3.382.333
TBLA 764.380 661.034 680.730 791.916 2.898.060
ULTJ 701.607 1.035.865 1.109.666 1.276.793 4.123.931
Sumber : Bursa Efek Indonesia (Data Diolah)

Berdasarkan data tabel diatas bahwa perusahaan makanan


dan minuman dari tahun 2018 – 2021 terus mengalami kenaikan
di setiap tahunnya, tetapi ada juga beberapa perusahaan yang
mengalami penurunan laba, seperti pada PT Diamond Food
Indonesia Tbk (DMND) mengalami penurunan laba di tahun
2020 sebesar -43,96% dan di tahun 2021 mengalami kenaikan
pada laba bersihnya sebesar 70,96%, PT Multi Bintang Indonesia
Tbk (MLBI) mengalami penurunan secara drastis di tahun 2020
sebesar -76,32% dan tahun 2021 mengalami kenaikan kembali
sebesar 133,13%, serta PT Tunas Baru Lampung (TBLA) juga
mengalami penurunan laba di tahun 2019 sebesar -13,52%
kemudian tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 2,98%.
Penelitian yang dilakukan (Ika Noviani & Handra Tipa,
2019) “pengaruh biaya produksi, biaya promosi, dan volume
penjualan terhadap laba bersih perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2013-2017”, dari hasil penelitian

3
menunjukan secara parsial bahwa biaya produksi berpengaruh
tidak signifikan terhadap laba bersih. Sedangkan penjualan
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba
bersih, hal ini dikarenakan jika suatu perusahaan memiliki
tingkat penjualan yang tinggi maka akan mendapatkan laba yang
tinggi pula. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan (Marismiati & Agung Azhar, 2022) “Pengaruh Biaya
Produksi Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2019-2020”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Sedangkan penelitian (Ani Zahara & Rachma Zannati, 2018)
“Pengaruh Total Hutang, Modal Kerja, dan Penjualan Terhadap
Laba Bersih Pada Perusahaan Sub Sektor Batu Bara Terdaftar Di
BEI” menunjukkan bahwa penjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih.
Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian terdahulu
di atas, dengan penelitian tersebut tentunya memiliki perbedaan
dengan penelitian selanjutnya, yakni tempat perusahaan yang
ada di Bursa Efek Indonesia, kemudian variabel penelitiannya,
dan yang terakhir perbedaannya terletak pada periode penelitian,
hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang biaya produksi dan penjualan pada laba bersih
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah biaya produksi berpengaruh terhadap laba bersih
pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 – 2021?

4
2. Apakah penjualan berpengaruh terhadap laba bersih pada
perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 – 2021?
3. Apakah biaya produksi dan penjualan berpengaruh
terhadap laba bersih pada perusahaan sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2018 – 2021?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan umum yang
ditetapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai realisasi pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi khususnya bidang penelitian.
2. Sebagai salah satu syarat untuk menyandang gelar Sarjana
Akuntansi (S.Ak) pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
3. Guna menerapkan ilmu yang didapat dari teori maupun
praktik selama mengikuti kegiatan perkuliahan.

1.3.2 Tujuan Khusus


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan umum yang
ditetapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh biaya produksi
terhadap laba bersih pada perusahaan sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2018 – 2021.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya produksi
terhadap laba bersih pada perusahaan sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2018 – 2021.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya produksi
dan penjualan terhadap laba bersih pada perusahaan sub

5
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode
2018 – 2021.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis


Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengembangan ilmu pengetahuan tentang
pengaruh biaya produksi dan penjualan berpengaruh terhadap
laba bersih pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman
yang ada di Indonesia melalui analisis yang dijelaskan dalam
penelitian ini.

1.4.2 Manfaat Praktis


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Untuk Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang biaya produksi dan penjualan yang
mempengaruhi laba bersih serta sebagai sarana penerapan
ilmu yang didapatkan selama kegiatan perkuliahan.
2. Untuk Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan mahasiswa
yang unggul dalam bidangnya sebelum masuk dunia kerja,
sehingga menjadi bekal bagi mahasiswa dalam persaingan
dunia kerja yang akan dihadapi dikemudian hari.
3. Untuk Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai
pengaruh biaya produksi dan penjualan terhadap laba
bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan
dan minuman.

6
4. Untuk Pembaca dan Pihak – Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai pengaruh
biaya produksi dan penjualan terhadap laba bersih
perusahaan.

7
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Pada penelitian terdahulu merupakan bentuk usaha peneliti
dalam mencari perbandingan hasil penelitian sekarang dengan
penelitian terdahulu (Afkar dkk, 2022). Adapun beberapa
penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai pengaruh
biaya produksi dan penjualan terhadap laba bersih, yaitu :
1. (Retno Dwiayu W & Teguh Purwanto, 2022) “Pengaruh
Biaya Produksi dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih
Pada Industri Rokok Di BEI”. Populasi ditetapkan dalam
penelitian ini meliputi informasi laporan keuangan PT.
Gudang Garam Tbk serta PT. Handjaya Mandala Sampoerna
Tbk, serta Sampel yang digunakan merupakan informasi
laporan neraca serta laporan laba rugi PT. Gudamg Garam
Tbk serta PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk selama 4
tahun ialah tahun 2016- 2019, yang diambil dari tahun
triwulan I 2016 hingga dengan triwulan IV 2019. Hasil
daripada penelitian ini dalam Uji- t, diperoleh nilai
signifikan sebesar 0, 020< 0, 05 sehingga biaya produksi
mempengaruhi positif terhadap laba bersih. Hasil penelitian
Uji - t, diperoleh nilai signifikan sebesar 0,767 dan lt; 0,05
sehingga biaya operasional mempengaruhi negatif terhadap
laba bersih. Hasil penelitian Uji- F, diperoleh nilai signifikan
0, 000< 0, 05 sehingga biaya produksi dan biaya
operasional mempengaruhi simultan dan positif pada laba.
2. (Agusniar Eka Noor Franitasari & Sugijanto, 2022)
“Pengaruh Penjualan, Biaya Produksi dan Perputaran
Piutang Terhadap Laba Bersih”. Populasi pada observasi
saat ini yakni perusahaan manufaktur sektor industri dasar
dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di
rentang waktu 2015 hingga 2019, dan sampel yang dipakai

8
yakni catatan keuangan pertahunan dari perusahaan sektor
industri dasar dan kimia semasa 5 tahun yaitu tahun 2015-
2019 sejumlah 9 perusahaan. Hasil observasi membuktikan
bahwa berdasarkan uji t penjualan berpengaruh signifikan
sehubungan dengan laba bersih yang nilai signifikannya
sebanyak 0,001 < 0,05. Hasil observasi melalui uji t
memperoleh nilai signifikan sebanyak 0,011 < 0,05 sehingga
biaya produksi memiliki pengaruh signifikan terhadap laba
bersih. Selanjutnya diperoleh pula hasil uji t sebesar 0,000
sehingga perputaran piutang memiliki pengaruh signifikan
terhadap laba bersih. Sementara itu secara simultan uji F
variabel penjualan, biaya produksi dan perputaran piutang
memiliki pengaruh terhadap laba bersih atas nilai
signifikansi sejumlah 0,000 < 0,05.
3. (Dea Ratna Puspita, Fazhar Sumantri & Maulidia Hilmiar,
2022) “Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi Dan
Volume Penjualan Terhadap Laba Pada PT. Unilever Tbk
Periode 2017 - 2021”. Populasi pada penelitian ini adalah
laporan keuangan perusahaan manufaktur PT. Unilever Tbk
pada periode tahun 2017-2021. Sampel dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan triwulan yang berupa biaya
produksi, biaya promosi, volume penjualan dan laba dari
tahun 2017-2021. Dalam penelitian ini dijelaskan seberapa
besar pengaruh biaya produksi, biaya promosi dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang akan dicapai.
Terdapat uji f yang menunjukkan bahwa variabel biaya
produksi, biaya promosi dan volume penjualan berpengaruh
signifikan terhadap laba. Hasil penelitian bahwa variabel
produksi, promosi, dan volume penjualan memiliki
pengaruh bersama sebesar 89,2% terhadap variabel laba
perusahaan dan sisanya sebesar 10,8% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini.

9
4. (Masta Sembiring, 2022) “Pengaruh Perputaran Piutang Dan
Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan
Manufaktur”. Populasi pada penelitian ini perusahaan
makanan yang terdaftar di BEI periode 2017-2020.
Sedangkan sampel yang digunakan penelitian ini sebanyak
14 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh perputaran piutang terhadap laba bersih secara
parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran
piutang terhadap laba bersih. Dengan peningkatan
perputaran piutang tersebut diikuti dengan peningkatan
laba bersih perusahaan makanan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan tingkat kepercayaan 95%. Dan
pengaruh penjualan terhadap laba bersih menunjukkan
bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
antara penjualan terhadap laba bersih. Dengan peningkatan
penjualan tersebut diikuti dengan peningkatan laba bersih
perusahaan makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan tingkat kepercayaan 95%. Serta piutang dan
perputaran penjualan secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih perusahaan Makanan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2020.
5. (Y. Casmadi SE., MM & Fransiska Sri Rejeki, 2018)
“Pengaruh Biaya Produksi dan Penjualan Terhadap Laba
Bersih (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI Sub Sektor Kabel Periode 2013-2017”. Yang
menjadi populasi adalah Laporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sub
Sektor kabel periode 2013 - 2017. Pengambilan sampel ini
adalah Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sub Sektor kabel periode
2013-2017. Berdasarkan hasil analisis, hasil uji t statistik
pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih dari

10
perhitungan -thitung > -ttabel yaitu - 1,445 > -2,0738 yang
artinya terdapat pengaruh negatif yang tidak signifikan
antara biaya produksi terhadap laba bersih. Pengaruh
penjualan terhadap laba bersih dari perhitungan thitung >
ttabel yaitu 4,504 > 2,0738, yang artinya terdapat pengaruh
positif yang signifikan antara penjualan terhadap laba. Hasil
uji determinasi sebesar 51,5%. Hasil uji F pengaruh biaya
produksi dan penjualan terhadap laba bersih dengan nilai
Fhitung sebesar 11,675 > Ftabel sebesar 3,44 maka yang
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya
produksi dan penjualan terhadap laba bersih.
6. (Taradiva Lisna & Denny Hambali, S.E., M.Acc.Ak, 2020)
“Pengaruh Biaya Produksi, Harga Jual, dan Volume
Penjualan Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus Perusahaan
Pertambangan Batubara Yang Terdaftar di BEI Periode 2014-
2017”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014–2017. Sedangkan jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 17 perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial biaya produksi, harga
jual dan volume penjualan memiliki pengaruh dengan arah
positif terhadap laba bersih. Dan secara simultan, biaya
produksi, harga jual dan volume penjualan memiliki
pengaruh terhadap laba bersih sebesar 53.3773.%.
7. (I Made Ari Yuda & I Ketut Puja Wirya Sanjaya, 2020)
“Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi dan Volume
Penjualan Terhadap Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2017”. Populasi pada
penelitian ini sebanyak 144 perusahaan. Sedangkan sampel
yang dihasilkan berjumlah sebanyak 35 perusahaan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa secara parsial (uji t) variabel
biaya produksi dengan nilai signifikani 0,016 lebih kecil dari
0,05 yang berarti bahwa biaya produksi berpengaruh positif

11
signifikan terhadap laba perusahaan. Variabel biaya promosi
dengan tingkat signifikansi 0,015 lebih kecil dari 0,05 yang
berarti bahwa biaya promosi berpengaruh positif signifikan
terhadap laba perusahaan. Serta variable volume penjualan
dengan nilai signifikansi 0,041 lebih kecil dari 0,05 yang
berarti bahwa variabel volume penjulan berpengaruh positif
signifikan terhadap laba perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan
dan persamaan dengan penelitian penulis, perbedaannya yaitu
terletak pada lokasi penelitian, periode penelitian, serta terdapat
beberapa variabel bebas (Independen) yang berbeda. Penelitian
ini berlokasi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2018-2021, sedangkan
peneliti terdahulu beberapa penelitian menggunakan perusahaan
manufaktur, perusahaan pertambangan batu baru, dan
perusahaan farmasi. Sedangkan persamaan dari peneliti
terdahulu dengan penelitian penulis yaitu terletak pada variabel
terikatnya (Dependen) menggunakan variabel laba bersih.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal merupakan suatu dorongan perusahaan untuk
mengungkapkan informasi kepada pihak eksternal, dorongan
tersebut dikarenakan terjadinya asimetri informasi antara pihak
manajemen dengan pihak eksternal. Oleh karena itu, informasi
keuangan maupun non keuangan harus diungkapkan oleh suatu
perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi apabila manajemen
tidak menyampaikan semua informasi yang diperoleh secara
penuh sehingga mempengaruhi nilai perusahaan yang terefleksi
pada perubahan harga saham karena pasar akan merespon
informasi yang ada sebagai sinyal. Salah satu informasi yang
wajib adalah informasi tentang tanggung nilai perusahaan
(Jogiyanto, 2015:125).

12
Menguraikan mengapa entitas mempunyai dukungan
untuk menyampaikan informasi laporan keuangan untuk pihak
eksternal. Dukungan itu muncul disebabkan karena informasi
asimetris antara pihak luar serta manajemen, dimana manajemen
memahami informasi internal entitas relatif dalam serta cepat
daripada pihak luar misalnya kreditor serta investor. Teori signal
dipakai pada penelitian ini sebab teori signal memberikan suatu
informasi berdasarkan dengan laporan keuangan baik dari tahun
sebelumnya maupun di masa depan kepada calon investor
(Agusta dkk, 2021).
Teori sinyal yang digunakan dalam penelitian berkaitan
langsung dengan teori dasar yang digunakan untuk menguji
variabel kinerja perusahaan terhadap variabel yang digunakan
peneliti yaitu biaya produksi dan penjualan serta laba bersih.
Teori sinyal sangat memudahkan peneliti dalam memecahkan
masalah dan memberikan solusi dalam memperkuat temuan
penelitian yang sedang diteliti.

2.2.2 Biaya Produksi


2.2.2.1 Pengertian Biaya
(Mulyadi, 2015:8) Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau
yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu, ada 4
unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas :
1. Biaya merupakan pengorbanan ekonomi.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu
pengorbanan atas sumber ekonomi yang dapat diukur dalam
satuan uang dan berhubungan terhadap produksi suatu barang
atau jasa untuk mencapai suatu tujuan.

13
2.2.2.2 Klasifikasi Biaya
Biaya digolongkan dalam berbagai cara, umumnya
penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang
hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. (Mulyadi,
2015:13) biaya dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran.
Dalam penggolongan ini, nama objek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran
yang berhubungan dengan bahan bakar disebut "biaya
bahan bakar".
2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam
Perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok
yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi
administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan
manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok :
a) Biaya Produksi
Biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk yang siap dijual.
b) Biaya Pemasaran
Biaya yang terjadi saat melakukan kegiatan pemasaran
produk.

c) Biaya Administrasi dan Umum


Biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan
pemasaran produk.
3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan biaya dengan
sesuatu yang dibiayai atau objek biaya.

14
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau
departemen. Dalam hubungan dengan suatu yang dibiayai,
biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
a) Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya yang secara langsung dibebankan kepada
objek biaya atau produk, seperti : upah karyawan, iklan,
biaya angkut.
b) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya yang tidak bisa dibebankan secara langsung
dengan unit yang di produksi, contohnya: listrik,
penjualan, distribusi, dan pemeliharaan gedung.
4. Penggolongan Biaya Menurut Perilaku biaya dalam
hubungannya dengan perubahan volume Aktivitas.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :
a) Biaya Variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya
variabel adalah biaya bahan baku, dan biaya tenaga
kerja langsung.
b) Biaya Semi Variabel
Biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya
variabel.
c) Biaya semi fixed Biaya
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan
pada volume produksi tertentu.
d) Biaya Tetap
Biaya yang jumlah total dalam kisar volume
kegiatan tertentu.

15
5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya .
Berdasarkan penggolongan tersebut biaya dapat dibagi
menjadi dua, sebagai berikut :
a) Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)
Biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntan (periode akuntansi biasanya satu
tahun kalender).
b) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures)
Biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam
periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Saat
terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan
kepada biaya yang diperoleh dari pengeluaran biaya
tersebut.
Berdasarkan uraian mengenai klasifikasi biaya tersebut,
dapat disimpulkan bahwa klasifikasi biaya ditujukan untuk
mempermudah manajemen dalam melakukan pengendalian
terhadap biaya biaya produksi. Pengklasifikasian biaya dapat
memberikan informasi biaya yang berguna untuk menentukan
baik harga pokok produksi maupun harga pokok penjualan
suatu produk.

2.2.2.3 Pengertian Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dianggap
melekat pada produk, baik biaya langsung maupun biaya tidak
langsung dapat didefinisikan dengan kegiatan pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi (Harnanto, 2017:28).
(Agus Purwaji dkk, 2016:15) berpendapat bahwa biaya
produksi yakni biaya yang terkait dengan fungsi produksi, yaitu
biaya yang timbul dalam pengolahan bahan menjadi produk jadi
sampai akhirnya produk tersebut siap untuk dijual, biaya
produksi memiliki tiga unsur elemen yaitu :

16
1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Merupakan biaya perolehan semua bahan yang pada
akhirnya akan menjadi bagian objek biaya (barang dalam
proses dan kemudian barang jadi) dan dapat ditelusuri ke
objek biaya dengan cara ekonomis. Misalnya pemakaian
bahan berupa kulit, benang, paku, lem dan cat pada
perusahaan sepatu yang menjadi komponen utama produk,
dapat ditelusuri secara langsung tanpa perlu alokasi dan
bersifat variabel.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Merupakan komponen biaya atau pengorbanan atas kinerja
karyawan bagian produksi yang manfaatnya dapat
diidentifikasi atau ditelusuri jejaknya serta dapat
dibebankan secara layak pada suatu produk. Biaya gaji
bagian produksi, upah lembur, bonus dan kompensasi.
Contohnya yaitu karyawan jahit obras pada perusahaan
garmen.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai
biaya bahan tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya
yang tidak dapat dapat secara nyata diidentifikasikan
dengan atau dibebankan langsung ke pesanann produk atau
objek lainnya yang spesifik.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi
adalah suatu biaya pengeluaran atau pengorbanan yang wajib
dikeluarkan dan tidak bisa dihindari dalam suatu proses
produksi. Biaya produksi ini akan selalu ada dalam sebuah
perusahaan sebab biaya ini sangat berpengaruh untuk
memproduksi barang atau jasa yang nantinya akan dipasarkan.

17
2.2.3 Penjualan
2.2.3.1 Pengertian Penjualan
Kegiatan penjualan itu sebagai aktivitas yang wajib
dilakukan oleh semua perusahaan dengan memperdagangkan
hasil produksinya baik jasa maupun barang dilakukan aktivitas
penjualan oleh perusahaan untuk memperoleh volume penjualan
yang diinginkan serta berguna untuk memperoleh keuntungan
yang maksimum, perusahaan harus mempertimbangkan faktor -
faktor yang bisa berdampak pada penjualan produk dalam
rangka melaksanakan kegiatan penjualan yang bisa menaikkan
volume penjualan serta memperoleh laba yang diinginkan setiap
perusahaan, faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan yaitu
“Faktor yang mempengaruhi penjualan yakni kemampuan serta
kondisi penjual, kondisi organisasi perusahaan, kondisi pasar,
modal, serta faktor lain”(Agusta dkk, 2021).
Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
penjual dalam menjual barang dan jasa dengan harapan akan
mendapatkan laba dari adanya transaksi transaksi tersebut dan
penjualan bisa diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan
hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke
pembeli (Mulyadi, 2016:160).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan
merupakan suatu kegiatan atau proses yang dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, serta dapat menguntungkan
bagi kedua belah pihak dari hasil penjualan tersebut.

2.2.3.2 Tujuan Penjulan


Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya
menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam mencari

18
keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka
perusahaan akan mengalami kerugian. Tujuan umum dari
penjualan (Basu Swastha, 2015) dalam bukunya Manajemen
Pemasaran yaitu:
1. Tujuan yang dirancang untuk meningkatkan volume
penjualan total atau meningkatkan penjualan produk –
produk yang lebih menguntungkan.
2. Tujuan yang dirancang untuk mempertahankan posisi
penjualan yang efektif melalui kunjungan penjualan
regular dalam rangka menyediakan informasi mengenai
produk baru.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan tujuan tersebut
dapat tercapai apabila penjualan dapat dilaksanakan.
Sehingga, tujuan utama dari penjualan yaitu untuk
memperoleh laba atau keuntungan dari produk yang dihasilkan
produsen dengan pengelolaan yang baik. Dalam
pelaksanaannya, penjualan tidak akan berhasil tanpa adanya
bantuan dari agen, pedagang dan tenaga pemasaran.

2.2.3.3 Jenis dan Bentuk Penjualan


(Swasta, 2015:11) mengelompokkan jenis - jenis penjualan
sebagai berikut :
1. Trade selling, penjualan yang dapat terjadi bilamana
produsen dan pedagang besar mempersilakan pengecer
untuk berusaha memperbaiki distribusi produk mereka.
Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan
promosi, peragaan, persediaan dan produk baru.
2. Missionary selling, penjualan berusaha ditingkatkan
dengan mendorong pembeli untuk membeli barang -
barang dari penyalur perusahaan.

19
3. Technical selling, berusaha meningkatkan penjualan
dengan pemberian saran dan nasihat kepada pembeli akhir
dari barang dan jasa.
4. New business selling, berusaha membuka transaksi baru
dengan membuat calon pembeli seperti halnya yang
dilakukan perusahaan asuransi.
5. Responsive selling, setiap tenaga kerja penjual dapat
memberikan reaksi terhadap permintaan pembeli melalui
route driving and retailing. Jenis penjualan ini tidak akan
menciptakan penjualan yang besar, namun terjalinnya
hubungan pelanggan yang baik yang menjurus pada
pembelian ulang.

2.2.3.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan


Kegiatan perusahaan banyak dipengaruhi oleh faktor
yang dapat meningkatkan perusahaan, karena itu manajer
penjualan harus memperhatikan faktor - faktor yang dapat
mempengaruhi penjualan. Faktor yang bisa mempengaruhi
penjualan menurut (Basu Swastha, 2015:129) yaitu :
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara
komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya
melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama
dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus
dapat meyakinkan kepada pembelinya, agar dapat berhasil
mencapai sasaran penjualan yang diharapkan, untuk
maksud tersebut harus memahami beberapa masalah
penting yang sangat berkaitan, yakni: Jenis dan
karakteristik yang ditawarkan, Harga pokok produk,
Syarat penjualan seperti pembayaran, pengiriman,
pelayanan purma jual, garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar

20
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang
menjadi sasaran dalam penjualan dapat mempengaruhi
kegiatan penjualannya. Adapun faktor – faktor kondisi
pasar yang perlu diperhatikan adalah :
a. Jenis pasar, seperti pasar konsumen, pasar industri,
pasar penjual, pasar pemerintah atau pasar
internasional.
b. Kelompok pembeli atau segmen pasar.
c. Daya beli
d. Frekuensi pembelinya.
e. Keinginan dan kebutuhannya.
3. Modal
Untuk memperkenalkan barangnya kepada pembeli
atau konsumen diperlukan adanya usaha promosi, alat
transportasi, tempat peragaan baik dalam perusahaan
maupun diluar perusahaan dan sebagainya. Semua ini
hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah
modal yang cukup diperlukan untuk itu.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan yang besar, biasanya masalah ini
ditangani oleh staf perusahaan di bidang penjualan.
Lainnya halnya seperti UMKM dimana bagian yang
menangani masalah penjualan ditaangani oleh orang yang
juga melakukan fungsi lain, hal ini diakibatkan oleh tenaga
kerja yang terbatas.

5. Faktor – Faktor Lain


Faktor-faktor lain yang dimaksud yaitu periklanan,
peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah. Dengan

21
melakukan hal tersebut diharapkan pembeli akan datang
kembali membeli barang yang sama.
Maka dalam melakukan kegiatan pasar terdapat lima
faktor yang dapat mempengaruhi penjualan, dengan
terpenuhinya keinginan konsumen dalam suatu produksi atau
dijual oleh produsen. Sehingga kondisi pada perusahaan harus
senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi-
kondisi tersebut agar memperjualbelikan produk sesuai dengan
keinginan konsumen.

2.2.4. Laba Bersih


2.2.4.1 Pengertian Laba
Laba merupakan angka yang penting dalam laporan
keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan
dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan
kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam
peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di
masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penelitian
efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar
dalam penilaian prestasi maupun kinerja suatu perusahaan
(Sembiring, 2022).
(Harahap, 2015) laba merupakan nilai yang sangat
diperlukan dalam catatan laporan keuangan karena berbagai
macam sebab diantaranya yaitu laba ialah landasan dalam
menghitung pajak, peraturan pada saat memastikan ketentuan
penanaman modal serta mengambil keputusan dasar ketika
penekanan laba ataupun keadaan ekonomi perusahaan lain pada
masa mendatang.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa laba merupakan
elemen penting dan menjadi salah satu tujuan utama
didirikannya suatu perusahaan. Terjadinya peningkatan ekonomi

22
selama periode akuntansi dalam bentuk kas masuk atau
peningkatan aset atau penurunan kewajiban (utang) yang
menghasilkan peningkatan ekuitas.

2.2.4.2 Pengertian Laba Bersih


Laba bersih atau Net Profit adalah laba yang diperoleh
dari pengurangan laba operasional dengan biaya lain-lain atau
penambahan laba operasional dengan pendapatan lain-lain
(Syaifullah, 2016).
(Kasmir, 2015:303) Laba bersih merupakan laba yang
telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan
dalam suatu periode tertentu, termasuk pajak, unsur-unsur
utama laporan laba rugi adalah sebagai berikut: pendapatan,
beban atau biaya, keuntungan, dan kerugian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa laba bersih adalah
kelebihan pendapatan yang diperoleh perusahan dari hasil
penjualan setelah dikurangi dengan beban penjualan dan pajak
penghasilan. Dari kelebihan pendapatan tersebut akan
meningkatkan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
menyebabkan kenaikan ekuitas.

2.2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Laba Bersih


Berdasarkan unsur-unsur pembentuk laba bersih
tersebut, maka dalam memperoleh suatu laba bersih tentu
terdapat beberapa faktor yang memengaruhi, salah satu yang
dapat memengaruhi laba yaitu biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk melakukan kegiatan usahanya. (Mulyadi,
2015:513) bahwa faktor yang memengaruhi laba bersih yaitu :
1. Biaya

23
Biaya merupakan suatu pengorbanan yang diukur dengan
satuan uang yang digunakan untuk menjalankan suatu
kegiatan usaha perusahaan. Biaya yang timbul dari
perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan
memengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
2. Harga Jual
Harga jual merupakan jumlah tertentu yang dibayarkan
oleh konsumen terhadap barang atau jasa yang diterima,
dalam penentuan harga jual tersebut harus
dipertimbangkan dengan sangat baik agar tidak terjadinya
suatu kesalahan. Harga jual produk atau jasa akan
memengaruhi besar kecilnya suatu volume penjualan
produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume Penjualan
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume
produksi produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume
penjualan akan memengaruhi besar kecilnya biaya
produksi. Semakin besar volume penjualan suatu barang,
biasanya akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh
juga semakin besar.
Sehingga dalam beberapa faktor di atas, yang dapat
memengaruhi laba yaitu biaya, harga jual, serta volume
penjualan. Ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap
laba bersih perusahaan, misalnya pada suatu biaya semakin kecil
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maka semakin besar
keuntungan atau laba yang akan dihasilkan suatu perusahaan
begitu sebaliknya.

24
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini bertujuan untuk memudahkan arah
penelitian ini sehingga secara teoritis menghubungkan antara
variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut kerangka
konseptual dalam penelitian ini tentang hubungan antara
variabel dependen dan independen, sebagai berikut :

Biaya Produksi
(X 1) H1

Laba Bersih
(Y)
Penjualan
H2
(X 2) H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Menunjukan Pengaruh Simultan


: Menunjukan Pengaruh Parsial

2.4 Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan dugaan atau jawaban
sementara permasalahan yang diteliti, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan
(Sugiyono, 2017:63). Jawaban sementara atas rumusan masalah
dari penelitian ini yang nantinya akan diuji kebenarannya
dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian ini.

2.4.1 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih

25
Meningkatnya biaya produksi maka akan meningkatkan
laba perusahaan dengan ketentuan marginal tambahan biaya
lebih kecil dibandingkan dengan marginal tambahan volume.
Biaya produksi merupakan biaya - biaya yang dikeluarkan dalam
pengelolaan bahan baku menjadi produk, yang digunakan untuk
menghitung biaya produk jadi dan biaya produk yang pada akhir
periode akuntansi masih dalam proses (Yuda dan Sanjaya, 2020).
Pada penelitian Yuda dan Sanjaya (2020) menyatakan biaya
produksi berpengaruh terhadap laba perusahaan hasil tersebut
sejalan dengan penelitian Rahma (2019) dan penelitiam Felicia,
Gultom (2018) adanya pengaruh biaya produk terhadap laba
perusahaan, sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Perusahaan


Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2018 – 2021.

2.4.2 Pengaruh Penjualan Terhadap Laba Bersih


Faktor yang menjadi pengaruh besar dari laba bersih yaitu
dengan melihat dari kondisi penjualan perusahaan. Penjualan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang pedagang ketika
memasarkan barang dan jasa yang ditujukan untuk mendapatkan
profit dari sebuah transaksi tercatat dan selanjutnya penjualan
dapat diterangkan sebagai pemindahan maupun pengalihan
tentang hak kepemilikan atas dasar barang atau jasa dari pihak
pedagang kepada penawar (Mulyadi, 2016). Jika suatu
perusahaan dengan volume penjualan yang tinggi, maka akan
mendapatkan laba bersih yang tinggi pula. Ini karena laba
dipengaruhi oleh pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan
(Noviani dan Tipa, 2018). Semakin tinggi jumlah penjualan, maka
laba yang diperoleh akan tinggi karena perusahaan akan lebih
memperhatikan volume penjualannya untuk meningkatkan laba
bersih perusahaan (Felicia dan Gultom, 2018). Pernyataan

26
tersebut sejalan dengan hasil penellitian Noviani, Tipa (2018) dan
peneliti Yuda, Sanjaya (2020) Pengaruh penjualan signifikan
terhadap laba, sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H2 : Pengaruh Penjualan Terhadap Laba Bersih Perusahaan


Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2018 – 2021.

2.4.3 Pengaruh Biaya Produksi Dan Penjualan Terhadap Laba


Bersih
Laba merupakan tujuan tujuan perusahaan, dimana
dengan laba perusahaan dapat memperluas usahanya, untuk
mencapai laba yang tinggi perusahaan harus memperoleh
pendapatan sebesar mungkin dan menekan biaya sekecil
mungkin (Mulyana, 2017). (Agusniar Eka dan Sugijanto, 2022)
biaya produksi dan penjualan secara simultan atau bersama –
sama berpengaruh signifikan terhadap variabel laba. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa biaya produksi dan penjualan
mempengaruhi nilai laba pada perusahaan dimana setiap biaya
produksi yang dikeluarkan untuk mengelola bahan baku dan
melakukan penjualan sehingga dapat memberikan pendapatan
yang nantinya akan mempengaruhi fluktuasi dari nilai laba pada
perusahaan. Hasil penelitian terdahulu dan penjelasan para ahli,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H3 : Pengaruh Biaya Produksi Dan Penjualan Terhadap Laba


Bersih Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2018 – 2021.

27
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan Penelitian ini menggunakan penelitian jenis
kuantitatif. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada
gambar berikut :

Biaya Produksi Penjualan Laba Bersih


X1 X2 Y

Populasi: Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di


Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel: 8 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI dari periode tahun 2018 – 2021, maka sampel yang
digunakan adalah 32 sampel.

Metode Pengumpulan Data: Dokumentasi

Analisis Data:
Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Hipotesis

Hasil Penelitian

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

28
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan
kemudian ditarik kesimpulan (Dzikra, 2021).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2.2 Sampel
(Sekaran & Bougie, 2017:81) menjelaskan bahwa sampel
adalah sebagian atau sub - sub kelompok dari populasi yang
dipilih oleh peneliti, pada penelitian ini sampel yang digunakan
oleh peneliti yaitu 8 perusahaan makanan dan minuman dari
periode tahun 2018 – 2021, maka sampel yang digunakan adalah
32 sampel.

Tabel 3.1 Daftar Nama Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan


Minuman Yang Terdaftar Di BEI Sebagai Sampel

No Kode Saham Nama Perusahaan


1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk
2 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk
3 DMND PT Diamond Food Indonesia Tbk
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
7 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
8 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia 2018 - 2021 (Data Diolah)

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

29
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik Sampling Purposive. (Sugiyono, 2017:67) sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam
penelitian ini yaitu :

Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Sampel

No Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah

1 Perusahaan makanan dan minuman 40


yang terdaftar di BEI periode 2018 –
2021.
2 Perusahaan makanan dan minuman (9)
yang tidak menerbitkan laporan
keuangan tahunan lengkap periode
2018 – 2021.
3 Perusahaan makanan dan minuman (1)
yang mempublikasikan laporan
keuangan tahunan berupa mata uang
asing.
4 Perusahaan makanan dan minuman (9)
yang mengalami kerugian selama
periode 2018 – 2021.
5 Perusahaan makanan dan minuman (13)
yang tidak mempublikasikan laporan
keuangan dalam satuan jutaan rupiah.
Sampel Yang Terpilih 8
Periode Tahun 4 × 8 32
Sumber : Bursa Efek Indonesia 2018 - 2021 (Data Diolah)

3.3 Jenis dan Sumber Data

30
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang didapatkan secara tidak langsung melalui media
perantara. (Gunawan & Dewi, 2021) Data sekunder merupakan
data yang telah diolah, disimpan, serta disajikan dalam berbagai
bentuk oleh suatu pihak.

3.3.2 Sumber Data


Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian
itu diperoleh (Dzikra, 2021). Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


(Creswell, 2016:157) menyatakan bahwa teknik
pengumpulan data adalah langkah yang paling stategis dalam
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan dokumentasi. (Sugiyono, 2017:329)
Dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, film
dokumenter, arsip, dokumen, serta keterangan yang dapat
mendukung penelitian.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


3.5.1 Variabel Penelitian
(Sujarweni, 2019) mengatakan variabel penelitian suatu
hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipahami sehingga memperoleh informasi terkait
penelitiannya dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam variabel
yaitu :

31
3.5.1.1 Variabel Independen
(Djaali, 2020) Variabel Bebas (Independent Variable)
merupakan variabel yang diduga berpengaruh terhadap
variabel terikat dan pengaruhnya tersebut akan diselidiki dan
diuji. Variabel independen diberi simbol (X) dalam penelitian
ini terdiri dari :
1. Biaya Produksi (X1)
2. Penjualan (X2)

3.5.1.2 Variabel Dependen


(Djaali, 2020) Variabel Terikat (Dependen Variable)
merupakan variabel terpengaruh dalam hubungan antara dua
variabel atau variabel akibat yang diperkirakan terjadi saat
setelah terjadinya variabel bebas. Variabel dependen diberi
simbol (Y) dalam penelitian ini adalah Laba Bersih.

3.5.2 Definisi Operasional Variabel


3.5.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
a. Biaya Produksi (X1)
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap
untuk dijual (Harnanto, 2017). Dalam Biaya Produksi
terdiri dari beberapa indikator sebagai berikut :
1. Biaya perolehan bahan baku yang dibebankan ke
produk yang terjual.
2. Biaya tenaga kerja terhadap produk atau jasa
tertentu yang terjual.
3. Biaya overhead pabrik pada produk atau jasa tertentu
yang terjual.
4. Biaya persediaan awal ditambahkan pada biaya
periode yang baru.

32
Biaya Produksi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus, sebagai berikut :

Biaya Produksi = Bahan Baku + Tenaga


Kerja Langsung + Biaya
Overhead Pabrik
Sumber : (Harnanto, 2017)

b. Penjualan (X2)
Penjualan adalah pendapatan yang berasal dari penjualan
produk perusahaan, disajikan setelah dikurangi potongan
penjualan dan retur penjualan (Sari dkk, 2017). Dalam
Penjualan terdiri dari beberapa indikator sebagai berikut :
1. Penjualan produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan.
2. Besarnya potongan harga produk.
3. Pengembalian produk atas produk yang terjual.
Penjualan dapat dihitung dengan menggunakan rumus,
sebagai berikut :

Penjualan = Penjualan Produk – Potongan


penjualan – Retur Penjualan
Sumber : (Sari dkk, 2017)

3.5.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)


Laba Bersih adalah keuntungan yang dapat diperoleh
perusahaan secara bersih jika pendapatan yang diperoleh
melebihi beban yang dikeluarkan ketika menghasilkan suatu
produk (Hery, 2017). Pengukuran variabel laba terdiri dari 2
indikator yaitu sebagai berikut :
1. Laba yang dihasilkan dari operasional perusahaan.
2. Penghasilan pajak tangguhan.

33
Laba bersih dapat dihitung degan menggunakan rumus, sebagai
berikut :
Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Beban
Pajak Penghasilan
Sumber : (Hery, 2017)

3.6 Teknik Analisis Data


(Paramita dkk, 2021) analisis data merupakan suatu
bentuk analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan data
keseluruhan variabel yang dipilih dengan cara mengkalkulasi
data sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Analisis data dalam penelitian ini berkaitan dengan
variabel independent dan variabel dependent yang
menggunakan teknik analisis linier sederhana dan analisis
linier berganda (multiple linier regression) dengan memasukkan
data ke statistic program SPSS (Statistic Program For Social
Science). Adapun langkah yang dilakukan adalah :

3.6.1 Uji Asumsi Klasik


Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk memperoleh hasil yang
lebih akurat pada analisis regresi linier berganda (Widayanti &
Colline, 2017). Untuk mendapat hasil yang lebih akurat pada
analisis regresi linier berganda maka dilakukan pengujian asumsi
klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi
yang memiliki sifat yang valid dan dapat dipercaya. Sebelum
estimasi terhadap nilai koefisien regresi, perlu dilakukan
beberapa uji asumsi klasik, antara lain :

3.6.1.1 Uji Normalitas


Uji Normalitas adalah pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel independen maupun dependen
mempunyai distribusi yang normal atau tidak, model regresi
yang baik adalah regresi yang distribusi normal atau mendekati

34
normal (Ghozali, 2018). Menurut Central Limit Theory, data
penelitian yang berjumlah > 30 termasuk kategori jumlah data
besar, sehingga dapat dianggap memenuhi syarat normalitas.

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas


Uji Multikolinieritas adalah pengujian yang memiliki tujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
yang kuat antara variabel independen dan variabel dependen
(Sriningsih dkk, 2018). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel bebas atau tidak terjadi gejala
multikolinieritas.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas


Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada
ketidaksamaan varian dari residual untuk suatu pengamatan
pada model regresi linier (Juliandi dkk, 2015). Apabila untuk
asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi
dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan. Uji
heteroskedastisitas dilakukan bertujuan mengetahui adanya
penyimpangan syarat-syarat asumsi klasik pada regresi linier,
dimana dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya
heteroskedastisitas.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi


Uji Autokorelasi adalah analisis statistik yang dilakukan untuk
mengetahui adanya korelasi variabel yang ada di dalam model
prediksi dengan perubahan waktu (Ghozali, 2018). Oleh karena
itu, apabila asumsi autokorelasi terjadi pada sebuah model
prediksi, maka nilai disturbance tidak lagi berpasangan secara
bebas, melainkan berpasangan secara autokorelasi. Uji
autokorelasi dilakukan apabila data merupakan data time series
atau runtut waktu. Sebab yang dimaksud dengan autokorelasi
sebenarnya adalah sebuah nilai pada sampel atau observasi

35
tertentu sangat dipengaruhi oleh nilai observasi sebelumnya.

3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda


Regresi linier berganda merupakan regresi yang memiliki
satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen
(Sujarweni, 2016:208). Analisis regresi berganda dapat dihitung
dengan rumus berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Sumber : (Sujarweni, 2016)

Dimana :
Y = Laba Bersih
a = Bilangan Berkonstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi dan Variabel Bebas
X1 = Biaya Produksi
X2 = Penjualan
e = Error

3.6.3 Uji Hipotesis


Uji hipotesis yaitu bagian yang sangat penting dalam
penelitian, maka dari itu peneliti harus menentukan sampel,
mengukur instrumen dan gambaran serta mengikuti prosedur
yang akan menuntun dalam pencarian data yang diperlukan
(Paramita dkk, 2021). Untuk pengujian hipotesis meliputi :

3.6.3.1 Uji Signifikan Parsial (Uji T)


Uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

36
r √ n−1
t Hitung =
√1−r 2
Sumber : (Mulyono, 2018)

Keterangan :
t = Uji Koefisien Korelasi
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
Kriteria pengambilan keputusan dengan taraf signifikan α =
5% adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai t hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Jika nilai t hitung < tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Sedangkan kriteria dalam pengambilan keputusan dalam uji t
dengan menggunakan SPSS (Statistic Program For Social Science).

3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)


Uji F Statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari
seluruh variabel independen secara (simultan) terhadap variabel
dependen. Rumus Uji F Sebagai berikut :

2
R
(k −1)
F Hitung=
¿¿¿
Sumber : (Mulyono, 2018)

Keterangan :
R = Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Bebas
n = Jumlah Anggota Sampel

37
Kriteria pengambilan keputusan dengan taraf signifikan α =
5% adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikan Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak, yang
berarti variabel independen secara simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika signifikan Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti
varibel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Sedangkan kriteria dalam pengambilan keputusan dalam uji F
dengan menggunakan SPSS (Statistic Program for Social Science)
adalah:
a. Jika Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak.
b. Jika Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Willy, & Jogiyanto. (2015). Partial Lot Scenare (PLS)


Alternat Structural Equation Modeling (SEM) dalam
penelitian bisnis.
Afkar dkk. (2022). Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program
Studi Akuntansi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. (Edisi XV Tahun
2022).
Agusta, T., Miradji, M. A., & Kurniawan, W. O. (2021). Pengaruh
Biaya Produksi dan Biaya Pemasaran Terhadap Volume
Penjualan PT. Cipta Karya Buana. Journal of Sustainability
Bussiness Research (JSBR), 2(4), 320-326.
Ammy, B. (2021). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih
Perusahaan Dengan Volume Penjualan Sebagai Variabel
Moderating. Jurnal AKMAMI (Akuntansi Manajemen
Ekonomi), 2(2), 314-325.
Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id (Diakses Pada Tanggal 25
September 2022, Pukul 23.59 WIB).
https://www.idx.co.id/id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/
Casmadi, Y. (2018). Pengaruh Biaya Produksi Dan Penjualan
Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Sub Sektor Kabel
Periode 2013-2017). Jurnal Akuntansi, 10(2), 11-20.
Creswell, J. W. (2016). Reasearch Design: Pendekatan Merode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Edisi Empat.
Yogyakarta: Pustaka belajar.
Djaali, P. D. H (2020) Metodologi Penelitian Kuantitatif. Cetakan
Pertama. Jakarta : Bumi Aksara, 2020.
Dzikra, F. M. (2021). Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin
Kerja Karyawan Pada Pt. Joey Sasmita Lencana Cabang

39
Pekanbaru. Eko Dan Bisnis: Riau Economic and Business
Review, 12(1), 23–31.
Franitasari, A. E. N. (2022). Pengaruh Penjualan, Biaya Produksi
dan Perputaran Piutang Terhadap Laba Bersih. Journal of
Sustainability Bussiness Research (JSBR), 3(2), 152-158.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan
Program IBM SPSS 25 Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gunawan, E. G., & Dewi, L. (2021). Capital and Market:
Bagaimana Meningkatkan Produksi “Bihun Kuntul.” Jurnal
Bisnis Terapan, 5(2), 185–202.
Harahap, S. S. (2015). Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Harnanto. (2017). Akuntansi Biaya - Sistem Biaya Historis. C.V
Andi Offset.
Hery. (2017). Teori Akuntansi Pendekatan Konsep dan Analisis.
PT. Grasindo.
Juliandi A, Irfan, & Manurung S. (2015). Metodologi Penelitian
Bisnis: Konsep dan Aplikasi. Medan: UMSU Press.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Lisna, T., & Hambali, D. (2020). Pengaruh Biaya Produksi, Harga
Jual dan Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih: Studi
Kasus Perusahaan Pertambangan Batubara yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014–2017.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 5(2), 41-49.
Marismiati, M., & Azhar, A. (2022). Pengaruh Biaya Produksi
Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI
Periode 2019-2020. LAND JOURNAL, 3(1), 30-36.
Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya. Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat.

40
Mulyono. (2018). Berprestasi Melalui JFP ayo kumpulkan angka
kreditmu. Yogyakarta: Deepublish.
Noviani, I., & Tipa, H. (2019). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya
Promosi Dan Volume Penjualan Terhadap Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. SCIENTIA JOURNAL: Jurnal Ilmiah Mahasiswa,
1(2).
Nursalma, N. (2022). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba
Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2017-2020. Jurnal Akuntansi, 15(1), 14-27.
Paramita, R. W. D, Rizal, N, & Sulistyan, R. B. (2021). Metode
Penelitian Kuantitatif. Edisi 3. Lumajang: Widyagama
Press.
Priatna, H., & Aisyah, E. F. N. (2018). Pengaruh Biaya Promosi
dan Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada PT. Sindang
Reret Tahun 2015. AKURAT| Jurnal Ilmiah Akuntansi FE
UNIBBA, 9(3), 48-64.
Purwanto, T. (2022). Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya
Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Industri Rokok
di BEI. Journal of Sustainability Bussiness Research (JSBR),
3(2), 321-328.
Puspita, D. R., Sumantri, F., Hilmiar, M., Nganus, I., Anggraeni,
M., & Shalihah, D. D. (2022). Pengaruh Biaya Produksi,
Biaya Promosi Dan Volume Penjualan Terhadap Laba
Pada PT. Unilever Tbk Periode 2017-2021. Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan, 8(9), 194-205.
Sari, Ati Retna, dkk. (2017). Akuntansi Keuangan Berbasis PSAK.
Jakarta : Mitra Wacana Media.
Satar, M. (2020). Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan
Terhadap Laba Bersih Pada PT. Sunson Textile

41
Manufacture. AKURAT|Jurnal Ilmiah Akuntansi FE
UNIBBA, 11(1), 31-42.
Satwika, F., Hendratno, H., & Zultilisna, D. (2018). Pengaruh
Harga Pokok Produksi, Biaya Operasional, Dan
Penjualan Bersih Terhadap Laba Bersih (studi Pada
Perusahaan Tekstil & Garmen Yang Terdapat Di Bei
2011-2016). eProceedings of Management, 5(2).
Sekaran, U. & Bougie, R. (2017). Metode Penelitian Untuk Bisnis:
Pendekatan Pengembangan-Keahlian. EDISI 6. Salemba
Empat, Jakarta Selatan.
Sembiring, M. (2022). Pengaruh Perputaran Piutang Dan
Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan
Manufaktur. JRAK (Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis),
8(1), 1-10.
Sriningsih M, Hatidja D, & Prang J D. (2018). Penanganan
Multikolinearitas Dengan Menggunakan Analisis Regresi
Komponen Utama Pada Kasus Impor Beras di Provinsi
Sulut. Jurnal Ilmiah Sains. 18(1): 19-20.
Sugiyono, D. (2019). Metode penelitian pendidikan pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Sugiyono, P. D. (2017). Metode penelitian bisnis: pendekatan
kuantitatif, kualitatif, kombinasi, dan R&D. Penerbit CV.
Alfabeta: Bandung, 255.
Sujarweni, V. Wiratna. (2016). Kupas Tuntas Penelitian dengan
SPSS. Yogayakarta: Pustaka Baru Press.
Sujarweni, V. Wiratna. (2019). Metodologi Penelitian Bisnis dan
Ekonomi. Yogayakarta: Pustaka Baru Press.
Susilawati, E. (2019). Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya
Promosi Terhadap Laba Bersih (Studi Perusahaan Rokok
PT Gudang Garam Tbk Yang Terdaftar di BEI Periode
2011-2017). Manners, 2(1), 25-39.

42
Susilawati, E., & Mulyana, A. (2018). Pengaruh Penjualan dan
Biaya Operasional terhadap Laba Bersih pada PT
Indocement Tunggal Prakarsa (Persero) Tbk Periode
Tahun 2010-2017. Organum: Jurnal Saintifik Manajemen dan
Akuntansi, 1(2), 74-87.
Swastha, Basu. (2015). Manajemen Pemasaran, analisa dan
perilaku konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Syaifullah, H. (2016). Buku Praktis Akuntansi Biaya dan
Keuangan. Jakarta: Laskar Aksara.
Triwibowo, E., & Jumiatun, J. (2019). Pengaruh Biaya Produksi,
Biaya Promosi, dan Biaya Distribusi Terhadap Volume
Penjualan. Jurnal Akuntansi Bisnis Pelita Bangsa, 4(01), 1-
11.
Widyawati, N., Dina, M. P., & Prasetyorini, J. (2020). Analisis
Biaya Produksi dan Biaya Pemasaran Terhadap Volume
Penjualan di Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Spirit Pro
Patria, 6(1), 25-35.
Yuda, I. M. A., & Sanjaya, I. K. P. W. (2020). Pengaruh Biaya
Produksi, Biaya Promosi dan Volume Penjulan terhadap
Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2017. Wacana
Ekonomi (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi), 19(1), 35-
42.
Zahara, A., & Zannati, R. (2018). Pengaruh Total Hutang, Modal
Kerja, Dan Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada
Perusahaan Sub Sektor Batu Bara Terdaftar Di BEI. Jurnal
Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi Uniat,
3(2), 155-164.

43

Anda mungkin juga menyukai